Legenda Futian

Kemarahan



Kemarahan

0*Brak* Terdengar suara keras saat Yu Sheng mendarat di atas tanah dan berdiri dengan tegak di depan Ye Futian. Bahkan tanah pun tampak bergetar. Sayapnya yang seperti iblis mengepak dan kapak emas di tangannya belum menghilang. Dia melirik ke arah orang-orang dari Klan Donghua dengan pandangan menghina.     
0

Para kultivator dari Klan Donghua berjalan ke depan satu demi satu. Noda darah yang muncul pada orang yang bertarung dengan Yu Sheng sebelumnya begitu mengejutkan, seolah-olah dia akan dipotong menjadi dua bagian oleh kapak milik Yu Sheng seandainya dia terlambat untuk menghindar. Namun, tingkat Plane Yu Sheng hanya berada di Dharma Plane Tingkat Keempat, sementara kultivator dari Klan Donghua itu berada di Dharma Plane Tingkat Keenam.     

"Siapa dia?" Beberapa orang merasa sangat terkejut, setelah itu mereka perlahan mulai mengingat-ingat seseorang. Mereka mengingat seorang jenius yang mengikuti Ye Futian dan berhasil membuat empat sosok Noble muncul di Dinding Batu Gunung Cermin di Dunia Barren Kuno. Namanya adalah Yu Sheng.     

Hanya para jenius terbaik yang bisa menampilkan empat sosok Noble di Dunia Barren Kuno. Namun, keberadaan Yu Sheng hampir tidak dapat diingat, karena Ye Futian juga ada disana saat itu. Dia telah merusak Dinding Batu Gunung Cermin, dan kemudian bergabung dengan Pondok sebagai seorang murid. Karena itu, Yu Sheng malah diabaikan oleh yang lainnya. Namun, pada saat ini, semua orang sepertinya mulai menyadari bahwa selain Ye Futian, ada orang lainnya di Pondok yang bernama Yu Sheng.     

Pemuda yang bernama Yu Sheng ini hampir membunuh seorang kultivator Dharma Plane Tingkat Keenam dari Klan Donghua dengan mengayunkan kapaknya secara membabi buta.     

"Aku hanyalah seorang pemotong kayu di Pondok. Kau bahkan tidak bisa menang melawanku. Apakah kau masih punya nyali untuk menantang seorang murid dari Pondok?" Yu Sheng melirik ke arah pihak lawannya dengan tatapan mengerikan dan berkata dengan nada dingin, "Aku tidak mempermasalahkan tantangan tersebut. Tetapi sekarang begitu kau tidak bisa menang, kau ingin mengeroyok kami?"     

Semua orang di sekitarnya tidak bisa berkata apa-apa. Yu Sheng mengaku bahwa dia adalah seorang pemotong kayu dari Pondok. Kalau begitu seorang jenius dari Klan Donghua yang dilawannya barusan bahkan lebih rendah dari seorang pemotong kayu. Ditambah lagi, cara Yu Sheng menggunakan kapaknya tadi memang tidak menggunakan teknik apa-pun; dia jelas terlihat seperti sedang memotong kayu, seolah-olah dia benar-benar hanya memotong kayu selama di Pondok.     

Di sisi lain dari medan pertarungan itu, Gu Ming yang sedang berjuang keras sangat tidak ingin dikalahkan. Dia menggunakan auranya yang kuat untuk melawan tekanan sihir musik dari Ye Futian, tetapi roh kehidupannya tidak lama lagi akan lenyap. Diiringi dengan suara 'hemph' yang tertahan, dia memuntahkan banyak darah, dan wajahnya menjadi sangat pucat.     

Dia ingin mengakui kekalahannya, tetapi setelah kehilangan momentumnya, auranya langsung dihancurkan. Tekanan aura kaisar dalam musik itu menyebabkan auranya memilih untuk menyerah dan dia langsung berlutut tanpa berniat mengakui kekalahannya. Meskipun suara ketika dia berlutut tidak terdengar dengan keras, hati semua orang berdebar karenanya.     

Pada hari ini, Klan Donghua benar-benar telah dipermalukan.     

Dalam kedua pertempuran tersebut, perwakilan dari Klan Donghua berada di tingkat Plane yang lebih tinggi. Namun, satu orang terluka oleh serangan kapak yang membabi buta, sementara yang lainnya kini berlutut dan tunduk pada lawannya.     

"Berdiri." Sebuah suara tampaknya telah mengganggu semua alunan musik dan langsung meledak di telinga Gu Ming, menyebabkan tubuhnya gemetar dengan kuat. Sambil melihat ke arah tanah dan menyadari bahwa dia sedang berlutut, Gu Ming hanya bisa merasakan wajahnya memerah saat perasaan penghinaan yang tak berbatas muncul di benaknya.     

Sebagai seorang jenius dari Klan Donghua, dia benar-benar telah berlutut selama pertunjukkan guqin berlangsung di depan begitu banyak orang dari berbagai pasukan besar. Ini berarti bahwa sejak saat itu, dia tidak akan pernah bisa menghilangkan rasa malu akibat peristiwa ini.     

Tidak peduli kemana Gu Ming akan pergi di masa depan, orang-orang akan mengingatnya berlutut pada hari ini. Klan Donghua mungkin juga akan berhenti melatihnya sejak saat ini. Bagi Klan Donghua yang ingin menjadi klan terhebat di Wilayah Barren Timur, tujuan mereka adalah untuk melampaui Perguruan Tinggi Barren Timur dan Pondok. Oleh karena itu, mereka tidak akan membiarkan seseorang yang berlutut di depan seorang murid dari Pondok untuk mewakili Klan Donghua.     

Badai musik itu perlahan mulai berhenti dan akhirnya menghilang dalam sekejap, sementara itu Roh Guqin milik Ye Futian juga ikut lenyap. Qian Shanmu mengatakan bahwa dia tidak tahu apa-pun tentang musik, tetapi pada saat ini, bagaimana perasaan Qian Shanmu?     

Ye Futian mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Qian Shanmu yang berseberangan dengannya. Qian Shanmu tidak akan bisa mengambil kembali kata-katanya sebelumnya.     

Dengan identitas Qian Shanmu—musisi terbaik di antara generasi muda di Wilayah Barren Timur—ketika ia telah melecehkan seseorang karena tidak mengetahui apa-pun mengenai musik, maka orang itu tentu saja tidak tahu banyak tentang musik. Namun, Ye Futian sengaja menggunakan musik dan dengan mudah mengalahkan jenius lainnya dari Klan Donghua.     

Qian Shanmu juga menatap ke arah Ye Futian. Bahkan pada saat ini, tetap saja, tidak banyak emosi yang bisa dilihat di matanya. Qian Shanmu bisa tetap terlihat tenang, tetapi Gu Ming tidak bisa. Diikuti dengan sebuah ledakan keras, sambaran petir menghiasi langit, dan pedang-pedang aurora bergejolak penuh amarah. Pergerakan Gu Ming sangat cepat dan dia melesat seperti kilat. Pada saat itu, bahkan kedua matanya berubah warna menjadi ungu, dan di dalamnya dipenuhi dengan rasa penghinaan dan kebencian yang tak terkira.     

Pertarungan ini sangat mungkin menyebabkan Gu Ming kehilangan semua yang dia miliki.     

Saat mengangkat kepalanya, Ye Futian melihat tatapan mata yang penuh kebencian, dan dia bisa memahami hal itu. Dia juga tahu betapa pentingnya pertarungan ini untuk Gu Ming, tetapi ketika Gu Ming berani melangkah keluar, dan ingin menjadi terkenal dengan cara mengalahkan seorang murid dari Pondok, apakah dia tidak bersiap untuk menerima hasil seperti ini?     

*Blar* Terdengar sebuah suara keras dan kekuatan yang sangat mengerikan meledak. Semua orang melihat Gu Ming menerjang ke arah Ye Futian dan menyerangnya dengan kekuatan petir yang sangat kuat.     

Pada saat ini, seolah-olah Ye Futian tidak bisa bereaksi pada waktu yang tepat, atau ia tidak menyangka bahwa Gu Ming akan menyerang secara tiba-tiba. Petir itu mengenai tubuh Ye Futian dan pedang petir ditusukkan ke arahnya. Seolah-olah pedang tajam dengan kekuatan petir itu akan membunuh Ye Futian.     

Pada saat ini, hati semua orang berdebar, termasuk orang-orang yang menyaksikan dari berbagai pasukan. Tidak masalah untuk bertarung seperti ini dan belajar dari satu sama lain. Bahkan jika Gu Ming telah dipermalukan, itu juga karena dia kurang terampil daripada lawannya. Namun, jika dia benar-benar berhasil membunuh seorang murid dari Pondok, itu akan menjadi sebuah masalah yang jauh lebih serius.     

Gu Ming, tentu saja, tidak berhasil membunuh Ye Futian. Bahkan, saat dia bergerak, Ye Futian sudah menyadari akan hal itu. Ketika serangan Gu Ming mendarat di tubuhnya, tubuh Ye Futian tampaknya tidak lagi terbuat dari darah dan daging, tetapi sebaliknya, dia terlihat seperti seekor kera suci yang benar-benar nyata.     

Ye Futian terampil dalam banyak kemampuan, tetapi selain dari teknik Meditasi Kebebasan dan Roh Kehidupan multi-elemen, kemampuannya yang paling mendasar adalah teknik peningkatan tubuh yang diberikan Kaisar Ye Qing kepadanya. Teknik peningkatan tubuh dimaksudkan untuk membentuk tubuh yang sangat kuat.     

Seberapa kuat tubuh Ye Futian saat ini? Serangan Gu Ming bahkan tidak akan bisa melukai tubuhnya.     

Di mata orang lain, petir ungu yang menyambar ke arah Ye Futian, dan pedang yang tajam itu akan menembus tubuhnya. Namun, pada saat ini, Gu Ming, yang berada sangat dekat dengan Ye Futian, mengangkat kepalanya dengan ketakutan, seolah-olah dia tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya. Selain rasa kebencian, matanya juga dipenuhi oleh rasa takut yang kuat.     

Tatapan mata Ye Futian masih tanpa emosi, seolah-olah dia tidak peduli dengan segalanya. Tatapan matanya itu menyebabkan Gu Ming merasakan hawa dingin di seluruh tubuhnya. Hanya pada saat ini, dia benar-benar menyadari bahwa Ye Futian tidak pernah melihatnya sebagai seorang lawan; di mata Ye Futian, Gu Ming sama sekali tidak pernah ada. Kebencian dan penghinaannya hanya datang dari kepercayaan dirinya sendiri dan ia terlalu berambisi meraih sesuatu yang tidak mampu dia dapatkan.     

Dia memang sangat kuat dalam kemampuan menyerangnya. Namun, ketika serangannya mendarat langsung ke tubuh Ye Futian, serangan itu bahkan tidak bisa menghancurkan pertahanan Ye Futian. Perasaan Gu Ming dapat ditebak dengan mudah.     

Gelombang hawa dingin menyerang tubuh Gu Ming saat dia baru menyadari apa yang telah dia lakukan—dia mencoba untuk melancarkan serangan tiba-tiba dan membunuh seorang murid dari Pondok. Kalah dalam pertarungan itu mungkin akan menyebabkan Gu Ming kehilangan banyak hal, tetapi jika dia benar-benar membunuh seorang murid dari Pondok, apa yang akan dia dapatkan?     

Akankah pihak Pondok akan melepaskannya begitu saja?     

Mungkin, dia tidak akan bisa menunggu sampai Pondok menemukannya.     

Sebuah aura yang sangat kuat menyelimuti Ye Futian. Gu Ming saat ini mulai mundur secara perlahan, tapi Ye Futian sudah mengerahkan tinjunya. *Braak* Diiringi dengan suara keras, Gu Ming berbaring di atas tanah dan ia mengeluarkan darah.     

Melihat pemandangan itu, semua orang merasa terkejut. Ye Futian benar-benar tidak terluka sama sekali? Serangan yang kuat dari Gu Ming telah mendarat di tubuhnya dalam jarak dekat. Dia tidak menerima efek apa-pun dari serangan itu? Sihir atau kemampuan pertahanan apa yang dikultivasi oleh Ye Futian?     

Sekarang, ini adalah sebuah tragedi bagi Gu Ming.     

Gu Ming dengan mudah dikalahkan oleh sihir musik dan telah berlutut di atas tanah untuk menyerah pada Ye Futian. Kemudian, dia mencoba taktik serangan tiba-tiba, yang pada akhirnya sama sekali tidak berguna. Dia sudah kalah telak oleh Ye Futian.     

*Brak* Pada saat itu, Yu Sheng melangkah maju dengan langkah-langkah yang besar. Penampilannya begitu mengerikan dan sangat dingin saat dia menatap ke arah Gu Ming yang sedang berbaring di atas tanah. Beberapa saat yang lalu, pedang petir milik Gu Ming mencoba untuk menusuk dada Ye Futian di mana jantungnya berada. Apakah dia ingin secara tiba-tiba menyerang Ye Futian dan membunuhnya?     

Meskipun Gu Ming telah gagal, serangannya sudah cukup untuk membuat Yu Sheng marah. Saat ini, dia seperti seekor binatang buas yang kejam, dan hembusan napas yang tak terkendali keluar dengan ganas dari tubuhnya. Semua orang di sekitarnya bisa merasakan seberapa kuat amarah Yu Sheng.     

Tak lama kemudian, Yu Sheng muncul di depan Gu Ming. Sebuah cahaya berwarna keemasan yang mengerikan muncul di tangannya, seolah-olah pada saat berikutnya, kekuatan penghancur itu akan siap menyerang Gu Ming.     

"Apa yang ingin kau lakukan?" Gu Ming mengangkat kepalanya. Dia tampaknya telah merasakan kemarahan dalam mata Yu Sheng saat ini dan terlihat ketakutan.     

Apa yang ingin dilakukan Yu Sheng kepadanya?     

Orang-orang dari Klan Donghua juga terpana. Mereka mengerutkan kening dan menatap ke arah Yu Sheng. Kemudian, seseorang berkata dengan nada dingin, "Apa yang ingin kau lakukan?"     

Yu Sheng mengabaikan ucapan orang itu dan mengangkat tangannya sendiri.     

"Hentikan."     

"Beraninya kau."     

Orang-orang dari Klan Donghua berteriak marah. Dengan kekuatan Yu Sheng, jika dia mendaratkan sebuah pukulan pada Gu Ming, nasib akhir Gu Ming sudah dapat ditebak.     

Yu Sheng tampaknya tidak dapat mendengar mereka dan mendaratkan tinjunya, menghantam bagian dada Gu Ming. Diikuti dengan sebuah ledakan keras, terdengar jeritan menyedihkan dari Gu Ming, serta suara tulang-belulang yang patah berantakan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.