Legenda Futian

Surat



Surat

0Tang Wan memiliki sifat yang menyenangkan dan lembut seperti air. Sangat wajar baginya apabila ada beberapa pria yang mengejar-ngejarnya. Jika dia bisa menemukan seseorang yang cocok, Ye Futian tentu saja akan ikut bahagia untuknya. Adapun nama Nangong Jiao yang disebutkan oleh pemuda itu, sepertinya dia pernah mendengar tentang nama itu sebelumnya. Seorang gadis yang mendaki tangga bersamanya di Gunung Buku bernama Nangong Jiao, bukan? Dia tidak meninggalkan kesan yang mendalam. Ye Futian hanya ingat bahwa gadis itu tampak sedikit sombong.     
0

"Tidak, aku tidak cocok untuk pergi ke sebuah pertemuan keluarga," ujar Tang Wan dengan lembut. Dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dia sepertinya tidak tertarik pada pemuda ini.     

"Jangan khawatir. Qingxuan juga bisa pergi bersamamu," lanjut pemuda itu. "Kita semua berada di klan yang sama dan Nangong Jiao juga telah membawa teman-temannya dari Perguruan Tinggi Barren Timur untuk merayakan acara itu bersama-sama. Ini adalah kesempatan yang sangat langka. Kau tidak hanya akan melihat para jenius, kau juga akan melihat beberapa Noble."     

"Aku tidak akan pergi," ujar Yi Qingxuan dan bersandar ke tubuh Yu Sheng. Apa hubungannya hal ini dengan dia?     

"Klan yang sama?" Ye Futian merasa bingung dan melirik ke arah Hua Fengliu dan Tang Lan.     

Tang Lan memelototinya. Dia sama sekali belum memberinya tatapan yang bagus, sehingga membuat Ye Futian merasa frustrasi. Kenapa dia begitu membencinya? Apa yang telah dia lakukan?     

"Ibukota Divine memiliki banyak akademi. Kami sekarang mengajar di Akademi Zhen Wu. Tang Wan dan Qingxuan juga belajar disana," ujar Tang Lan kepada Ye Futian. "Kakak Nangong juga seorang guru disana."     

"Aku mengerti sekarang." Ye Futian mengangguk. Gurunya jelas tidak akan tinggal di rumah sepanjang waktu. Ibukota Divine adalah salah satu dari tiga kota besar di Wilayah Baren Timur. Kota itu sangat sibuk dan tentu saja memiliki banyak akademi di dalamnya. Meskipun mereka tidak bisa dibandingkan dengan pasukan besar, mereka tetap saja cukup terampil. Guru-nya dapat mengajar disana tanpa ada masalah. Saat mengajar, dia juga bisa ikut belajar.     

"Kakak Fengliu, kenapa aku tidak pernah melihat dua orang ini sebelumnya?" Nangong Cheng bertanya.     

"Ini muridku. Itu murid Yi Xiang," Hua Fengliu menjawabnya sambil tersenyum. "Karena Wan'er tidak ingin pergi, maka dia tidak akan pergi kesana. Terima kasih atas undanganmu."     

Kedua mata pemuda itu bercahaya. Dia mengamati Ye Futian, tatapan mata pemuda itu mulai dipenuhi kebencian.     

Hubungan Yi Qingxuan dan Yu Sheng sudah jelas baginya. Murid Yi Xiang adalah kekasih dari putrinya. Lalu jika Tang Wan adalah murid Tang Lan dan Ye Futian adalah murid Hua Fengliu, apakah mungkin...     

Ye Futian juga sangat tampan.     

"Baiklah." Nangong Cheng tersenyum dan mengangguk. Dia tidak keberatan. Kemampuan kultivasi Hua Fengliu begitu luar biasa sementara mereka yang belajar di Akademi Zhen Wu sebagian besar memiliki kultivasi lebih rendah. Muridnya juga tidak akan sepenting itu, meskipun penampilan luarnya cukup menarik. Dia tampak seperti seorang pria yang sudah memiliki kekasih, sama seperti Hua Fengliu.     

Dua wanita cantik di sebelah Hua Fengliu sangat cantik, terutama Nandou Wenyin.     

"Kakak Fengliu, kau tidak harus menolakku secepat ini," ujar Nangong Cheng dengan riang. "Kau bisa membawa keluargamu ke pertemuan Keluarga Nangong dan mendapatkan beberapa pengalaman. Kau bisa melihat seperti apa keluarga kami sementara yang lebih muda bisa belajar mengenai beberapa hal."     

Nada bicara Nangong Cheng terdengar cukup tenang tetapi ada sedikit nada superioritas di balik kata-katanya. Bagaimanapun juga, dia berasal dari Keluarga Nangong. Bahkan jika dia bukan dari garis keturunan pewaris takhta, dia masih lebih baik dari Hua Fengliu. Jika bukan karena sebuah fakta bahwa Hua Fengliu tampaknya memiliki sebuah harta, Nangong Cheng tidak akan berusaha sekeras ini.     

"Muridku jarang datang berkunjung jadi kami ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Kami tidak akan mengganggu Keluarga Nangong." Hua Fengliu menggelengkan kepalanya. Muridnya tidak perlu pergi ke Keluarga Nangong untuk belajar. Pemuda ini telah membuat kekacauan di Dinasti Qin sebelumnya. Sangat jarang bagi seseorang di Wilayah Barren Timur yang tidak mengenalnya.     

"Kakak Fengliu, kau benar-benar membuatku malu." Nangong Cheng jelas merasa tidak senang. Hua Fengliu membuatnya tidak nyaman. Putranya jatuh hati pada Tang Wan dan dia berencana untuk menikahkan putranya dengan Tang Wan setelah menghadiri acara ini. Jika Tang Wan mendapat kehormatan untuk menikah dengan Keluarga Nangong, Hua Fengliu dan yang lainnya tentu saja akan menggantungkan hidupnya pada mereka. Pada saat itu, akan jauh lebih mudah untuk mendapatkan harta milik Hua Fengliu.     

Hal itu memang akan memakan waktu tetapi tidak ada cara lain. Dia bisa mendapatkan dua keinginannya sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Namun, Hua Fengliu dan Tang Wan sepertinya sudah tidak tahu diri.     

Ye Futian mengerutkan kening. Sikap mereka benar-benar berubah begitu undangan mereka ditolak. "Apakah kalian benar-benar sepenting itu?" Ye Futian melirik ke arah Nangong Cheng.     

Nangong Cheng mengamatinya dan tersenyum kecil. "Aku sedang berbicara dengan gurumu. Ini bukan tempatmu untuk berbicara. Dimana sopan santunmu?"     

"Kau tidak pantas untuk berbicara tentang sopan santun." Ekspresi Nandou Wenyin juga berubah menjadi dingin.     

Nangong Cheng melirik ke arah Nandou Wenyin dan menyeringai. Mereka sangatlah sombong. "Karena kita berkultivasi di tempat yang sama, aku tidak akan tersinggung dalam masalah ini. Tang Wan sudah sangat beruntung karena putraku tertarik dengannya. Kalian dapat memutuskan apa yang harus dilakukan. Selamat tinggal," ujar Nangong Cheng acuh tak acuh. Lalu dia berbalik dan berjalan pergi. Kedua matanya berbinar.     

Jika mereka begitu sombong, mereka harus menunggu dan melihat apa yang terjadi nantinya.     

Ye Futian menyaksikan kedua sosok yang mulai menjauh itu. Tatapan matanya menjadi dingin. Apakah Keluarga Nangong memang sesombong itu? Bahkan Pondok tidak akan bertingkah seperti ini di dunia luar.     

"Guru, mengapa anda berteman dengan orang-orang ini?" Ye Futian bertanya.     

"Kau pikir semua orang seperti dirimu, berkultivasi dengan santai di Pondok dan tidak perlu peduli tentang apa-pun di dunia luar?" ujar Tang Lan. "Keluarga Nangong adalah keluarga bangsawan di Ibukota Divine. Mereka sangat kuat. Bahkan jika kita tidak ingin menjadi teman mereka, kita juga tidak bisa menyinggung perasaan mereka."     

"Bibi Tang, kau bisa memberi tahu mereka bahwa aku murid dari Guru. Maka mereka tidak akan mengganggu kalian semua," ujar Ye Futian.     

"Apakah kau tidak tahu bahwa Gurumu menyukai sikap hormat yang ditunjukkan pria itu?" Tang Lan melirik ke arah Hua Fengliu dan Ye Futian merasa malu. Dia jelas tahu seperti apa kepribadian Guru-nya.     

Membanggakan ketenaran gurumu memang terdengar cukup wajar. Namun, membanggakan tentang ketenaran muridmu... Hua Fengliu mungkin merasa bahwa hal itu sangat memalukan. Ditambah lagi, Ye Futian sekarang telah menjadi orang terkenal di Wilayah Barren Timur. Jika Guru-nya membanggakan tentang ketenarannya di dunia luar, hal itu bisa menyebabkan munculnya komentar yang buruk. Ketika memikirkan hal ini, Ye Futian merasa tidak enak. Sepertinya dia bukan seorang murid yang baik bagi Guru-nya.     

"Kita harus menyelesaikan masalah ini," ujar Yi Xiang. "Nangong Cheng terus menerus mengganggu kita karena dia menemukan secara tidak sengaja bahwa gurumu memiliki sebuah harta karun. Itu adalah patung batu yang kau berikan padanya. Nangong Cheng telah bertanya tentang hal itu dengan penasaran dan bertindak seolah-olah dia sudah cukup akrab dengan kita. Dia juga menyuruh putranya mengejar-ngejar Tang Wan karena hal ini. Kau sudah melihatnya barusan. Dia akan mencoba taktik lainnya."     

Kedua mata Ye Futian bercahaya. Dia melihat bahwa mereka tidak memiliki niat baik tetapi masalah ini sebenarnya mudah untuk diselesaikan.     

"Bagaimana kalau aku kembali ke Pondok dan bertanya apakah kalian semua boleh berkultivasi di Gunung Buku," ujarnya kepada Hua Fengliu.     

"Omong kosong," ujar Hua Fengliu. Sambil memandangnya, dia berkata, "Kau hanya punya satu orang guru di Pondok itu. Apa yang akan kita lakukan disana?"     

Tempat seperti apakah Pondok itu? Tempat itu adalah sebuah tanah suci untuk berkultivasi. Bahkan saat ini tidak ada sepuluh orang di dalamnya, tetapi Ye Futian ingin mereka semua pergi kesana? Untuk apa? Dia tidak akan pergi bahkan jika pihak Pondok menyetujui permintaan tersebut.     

"Meskipun anda memiliki temperamen yang buruk, anda tetap saja guru saya. Tidak peduli berapa banyak orang yang akan mengajari saya, status anda tidak akan pernah berubah." Melihat Hua Fengliu menatapnya, Ye Futian terkekeh. "Apakah anda merasa terharu?"     

"Tidak ada yang membuatku terharu," ujar Hua Fengliu. "Bahkan jika aku bukan gurumu, aku tetap saja seorang ayah mertua bagimu."     

Setelah itu, Hua Fengliu menatap Ye Futian dengan tatapan yang aneh. Status? Status sebagai ayah mertua cukup tinggi, bukan?     

Ye Futian menatap ke arah Hua Fengliu. Dia harus mengakui kekalahan. Namun, dia tersenyum lebar dan pergi untuk memijat bahu Hua Fengliu. "Ayah mertua, anda benar. Kapan saya bisa menikah dengan Jieyu?"     

"Tergantung suasana hatiku," ujar Hua Fengliu sambil menikmati pijatan dari muridnya. Mari kita lihat apakah pemuda ini berani bersikap sombong didepanku.     

"Lalu bagaimana suasana hati anda sekarang?"     

"Tidak terlalu bagus," Hua Fengliu menjawabnya dengan malas. Ye Futian merasa tertekan. Orang-orang mengatakan bahwa ibu mertua seringkali menyulitkan mereka, tetapi Tuan Putri-nya begitu mencintainya. Guru-sekaligus-ayah-mertuanya ini sangat menyebalkan.     

Ye Futian tidak segera pergi meninggalkan Taman Guqin. Dia berencana menghabiskan beberapa hari dengan Guru dan Tuan Putri. Jieyu tidak ada disini sementara dia selalu berada di Pondok. Dia tidak melakukan tugasnya sebagai seorang murid.     

Yu Sheng juga sudah lama tidak bertemu dengan Qingxuan.     

…     

Hari berikutnya adalah perayaan ulang tahun seorang Tetua dari Keluarga Nangong. Banyak tamu yang hadir dalam perayaan tersebut. Banyak orang datang untuk memberikan selamat padanya. Sebagai keluarga bangsawan, Keluarga Nangong memiliki latar belakang yang luar biasa dan banyak relasi dari berbagai tempat.     

Banyak orang ingin ikut serta dalam perayaan ulang tahun tersebut. Selain itu, mereka mendengar bahwa putri dari keluarga itu telah kembali. Sepertinya itu adalah ulang tahun kakeknya. Banyak orang ingin melihat betapa berbakatnya dia sehingga mampu bergabung dengan Perguruan Tinggi Barren Timur.     

Rupanya, Nangong Jiao bukan hanya berbakat, dia juga sangat cantik. Banyak laki-laki yang tidak sabar untuk melihatnya secara langsung.     

Orang-orang berada di luar kediaman mereka, sibuk menyambut para tamu. Saat itu, Elang Angin Hitam terbang ke bawah dan mendarat di luar kediaman tersebut. Elang itu berjalan menuju seorang gadis yang sedang menyambut para tamu.     

"Tuan, siapa nama anda?" pelayan itu bertanya sambil tersenyum. Para tamu harus menyebutkan gelar mereka. Tidak semua orang bisa masuk ke Keluarga Nangong.     

"Tolong sampaikan surat ini kepada Nangong Jiao." Pemuda itu adalah Ye Futian. Dia mengeluarkan sepucuk surat dan memberikannya kepada pelayan itu.     

Kedua mata pelayan itu bercahaya dan menatap ke arah Ye Futian. "Eh..."     

Nangong Jiao memiliki status yang begitu tinggi sehingga pelayan itu sangat jarang melihatnya, apalagi memberikan sepucuk surat dari orang asing.     

"Surat ini dari Gunung Buku. Lakukan saja apa yang kukatakan," ujar Ye Futian dengan acuh tak acuh. Setelah memberikan surat itu, dia terbang dengan Elang Angin Hitam.     

Dia tidak ingin membuang-buang waktu dengan seseorang dari Keluarga Nangong. Sepucuk surat saja sudah cukup.     

Pelayan itu memperhatikan sosok Ye Futian dengan mata yang berbinar. Pria itu sangat tampan dan sepertinya tidak sedang bercanda. Sambil memikirkan hal ini, dia berbalik dan memasuki kediaman Keluarga Nangong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.