Legenda Futian

Pertarungan Puncak



Pertarungan Puncak

0Dinasti Qin dan Klan Donghua melihat pemandangan ini dan menyadari bahwa Gu Dongliu tidak mengeluarkan seluruh kekuatannya ketika dia berkunjung ke istana Qin waktu itu. Tidak heran hanya sebuah gertakan darinya akan menakut-nakuti Klan Donghua hingga tunduk pada perintahnya.     
0

Sekarang, Gu Dongliu akhirnya menunjukkan kemampuannya. Serangan spiritual yang mengerikan dan rangkaian pedang menyerang Lu Nantian secara bersamaan, kombinasi kedua serangan itu hendak menaklukan Lu Nantian. Namun, kekuatan Lu Nantian setara dengan Gu Dongliu. Dia tidak akan dikalahkan dengan mudah.     

Roh kehidupan burung Gagak Emas berkaki tiga membentuk Realisasi Dharma dan sembilan matahari kembali memenuhi langit. Setelah itu, tubuhnya juga secara bertahap memasuki Realisasi Dharma miliknya, menjadi satu kesatuan.     

Sembilan matahari tersebut bergabung menjadi satu, dan Gagak Emas bersinar dengan sangat indah di dalam matahari itu. Lu Nantian telah menyatu dengan sosok seorang Dewa Matahari. Sementara itu Gagak Emas miliknya berubah menjadi sebuah cahaya ilusi yang menyinari tubuhnya. Kobaran api dari matahari itu masuk ke dalam tubuhnya.     

Saat ini, Lu Nantian seperti seorang Dewa Matahari.     

Setelah itu, Lu Nantian mengangkat tangannya. Tiba-tiba muncul bayangan seekor burung Gagak Emas yang berukuran sangat besar. Kobaran api matahari menyatu dengan tubuh gagak tersebut. Gagak itu membuka mulutnya dan mengeluarkan pedang matahari yang tak ada habisnya. Serangan itu bertabrakan dengan teknik pedang yang menerjangnya. Pada saat itu, sebuah aura pedang melesat di panggung seni bela diri. Matriks di sekitar panggung kini bergetar. Kekuatan yang luar biasa itu seperti penanda bahwa ini pertarungan antara para dewa dan bukan para Noble.     

Teknik pedang itu hancur oleh serangan dari Gagak Emas. Gu Dongliu kembali menghilang. Dia berpindah tempat, dan kemudian semua orang melihat berbagai bayangan dari Gu Dongliu. Dengan Lu Nantian sebagai titik pusatnya, teknik pedangnya meledak dan sebuah jejak telapak tangan menutupi langit. Sebuah kekuatan tanpa batas mencoba membunuh Lu Nantian.     

Lu Nantian sangat cerdas seperti seorang dewa tetapi dia tidak mampu menangkis serangan spiritual tersebut. Dia seperti jatuh ke dunia Sihir Mata milik Gu Dongliu. Dia tampak seperti seorang dewa bagi orang-orang yang menyaksikannya, tetapi hanya dia yang tahu seperti apa keadaannya saat ini.     

Berbagai macam sihir dan teknik seni bela diri melesat dengan huruf-huruf kuno. Lu Nantian menggunakan semua kekuatannya untuk melawan tetapi serangan Gu Dongliu masih mengenai matahari miliknya. Matahari itu bergetar hebat dan seperti akan hancur.     

*Boom* Kobaran api membakar langit dan bumi. Lu Nantian akhirnya bergerak. Dia seperti berubah menjadi seekor burung suci dan benar-benar mengubah posisinya sambil menghindari serangan yang datang. Dia muncul tepat di depan bayangan Gu Dongliu. Sebuah serangan yang mengerikan terbentuk di tangannya dan berubah menjadi seekor Gagak Emas yang bisa menghancurkan segalanya.     

Gu Dongliu sama sekali tidak takut. Keduanya mulai mengeluarkan serangan demi serangan. Disaksikan oleh tatapan mata semua orang yang terkejut, keduanya bertarung dalam jarak dekat. Seni bela diri yang mereka tampilkan sangat luar biasa dan seluruh panggung bergetar. Matriksnya menjadi tidak stabil.     

Mereka tidak memiliki kelemahan. Setiap orang yang menyaksikan pertarungan ini merasa ketakutan di dalam hati. Baik seni bela diri maupun ilmu sihir mereka adalah yang terbaik dari yang terbaik. Mereka bahkan mampu menggabungkan keduanya dengan baik dan kemampuan serangan maupun pertahanan mereka sempurna. Akan sulit untuk menandingi pertarungan ini di masa depan.     

"Gu Dongliu lebih unggul." Para Noble memiliki mata yang jeli dan dapat melihat situasi dengan jelas. Gu Dongliu memang memiliki tingkat Plane yang lebih rendah tetapi dia terampil dalam menggunakan sihir spiritual. Selama pertarungan, Lu Nantian harus menahan serangan yang ditujukan ke pikirannya dan kini berada pada posisi yang kurang menguntungkan. Ritme bertarungnya tidak semulus Gu Dongliu. Dia harus bertahan saat menyerang; sementara Gu Dongliu hanya perlu menyerang.     

*Boom* Saat itu, terdengar sebuah suara keras. Panggung seni bela diri bergetar dan tatapan mata semua orang terpaku disana.     

Gu Dongliu berhasil mendaratkan serangan di tubuh Lu Nantian.     

Beberapa saat yang lalu, Gu Dongliu telah menembus pertahanan dan serangannya menerobos ke sinar matahari Lu Nantian. Dia berhasil mendaratkan serangan di tubuh Lu Nantian, memaksanya kembali.     

"Ini..." Tatapan mata Klan Donghua terpaku pada pemandangan di depannya. Beberapa dari mereka seolah tidak percaya bahwa orang yang mereka percayai, bakat yang muncul hanya sekali dalam seabad, akan kalah. Dinasti Qin juga mengerutkan kening. Klan Donghua telah memberi tahu sang Raja Qin bahwa mereka pasti akan menang. Tapi sekarang, Lu Nantian sama sekali tidak dalam kondisi yang menguntungkan sama sekali.     

Lu Nantian memandang ke bagian dadanya. Darah merembes dari lukanya. Tatapan mata semua orang tertuju pada titik itu. Rembesan darah itu seperti mendidih dalam kobaran api, seketika menghilang seperti asap.     

Pada saat itu, satu sosok muncul secara diam-diam di kerumunan orang-orang yang menyaksikan. Dia terlihat begitu cantik dan tanpa cela sehingga dia tampaknya tidak berasal dari dunia ini. Namun terlepas dari kecantikannya, tidak ada yang memperhatikannya saat ini. Semua orang sedang menatap ke arah medan pertarungan.     

Namun, Lu Nantian melihatnya. Ketika melihat sosok yang tampak sempurna dan begitu tenang, ia menjadi ikut tenang. Seolah-olah memperhatikan tatapan mata Lu Nantian, banyak orang mengikuti pandangannya dan melihat sosok yang tenang namun cantik tersebut. Mereka dapat menebak identitasnya.     

Dia adalah Hua Qingqing, putri dari pemimpin Klan Donghua. Dia juga merupakan tunangan dari Lu Nantian. Dia memiliki tipe kecantikan yang berbeda dari Qin Mengruo dan Chu Yaoyao. Dia begitu murni dan polos. Dia tidak seanggun Qin Mengruo atau mempesona seperti Chu Yaoyao. Dia benar-benar cantik seakan kecantikannya tidak ternodai oleh dunia. Memandang orang seperti dia sungguh memanjakan mata.     

Apakah dia datang kemari untuk mendukung Lu Nantian?     

Tatapan mata Lu Nantian kembali ke Gu Dongliu. Dia tidak menyerang lagi setelah memaksa Lu Nantian kembali ke tempatnya semula. Mereka berdua yakin bahwa jika Lu Nantian hanya berada di tingkat seperti ini, pemenangnya sudah dapat ditentukan. Tidak perlu bertarung lebih jauh.     

Tentu saja, Gu Dongliu tidak akan meremehkan lawannya, terutama seseorang yang dikenal sebagai bakat yang hanya muncul sekali dalam satu abad di Klan Donghua.     

Tatapan mata Lu Nantian terlihat sangat tenang. Lalu sinar matahari bersinar dari tubuhnya. Sebuah lingkaran cahaya teru menerus mengembang dan kobaran api yang mampu membakar dunia telah tiba. Dengan Lu Nantian sebagai titik pusatnya, dunia ini akan berubah menjadi dunia yang dipenuhi oleh sinar matahari dan terbakar habis.     

Kobaran api muncul di tengah medan pertarungan yang luas di panggung seni bela diri. Medan pertarungan membara ketika kobaran api itu menyebar. Akhirnya, seluruh bagian panggung mulai terbakar.     

Terdengar sebuah suara siulan dari dunia api tersebut. Semua orang menatap pemandangan ini dengan kaget. Apa yang telah terjadi?     

Lingkaran cahaya dari sinar matahari yang menyilaukan muncul di sekitar Lu Nantian. Dia menjadi perwujudan matahari—seorang dewa sejati. Setiap serpihan cahaya dan aura pada dirinya bisa berubah menjadi kobaran api yang membakar dunia ini.     

Kobaran api itu juga membakar matriks pelindung. Kemudian kobaran api itu menjangkau tirai cahaya yang berada di panggung. Matriks yang begitu luas itu tersulut oleh kobaran api.     

Ini...     

Penampilan Lu Nantian sangat mengesankan.     

Hati semua orang berdegup kencang. Matriks yang melindungi panggung telah dibakar. Kobaran api Lu Nantian begitu kuat sehingga melampaui pertahanan dari matriks tersebut. Matriks itu telah dibuat bersama oleh para Noble dari dua pasukan besar. Bagaimana bisa matriks itu dihancurkan?     

Kobaran api itu telah melepaskan diri dari pertahanan matriks tersebut. Spiritual Qi elemen api yang tak ada habisnya berkumpul di tubuh Lu Nantian. Gu Dongliu tampak sangat kesepian di dunia api ini. Kobaran api itu akhirnya berhenti menyebar tetapi matriksnya telah rusak. Orang-orang yang menyaksikan bisa merasakan hawa panas yang ditimbulkan oleh kobaran api tersebut. Kini kobaran api itu berputar-putar dengan ganas dan saat ini, Lu Nantian adalah seorang dewa.     

Hati para Noble tingkat atas berdebar ketika mereka merasakan hawa panas yang mulai menyebar. Kekuatan dari hawa panas ini membuat jantung mereka berdegup kencang. Apakah ini kekuatan aura yang legendaris?     

Tatapan mata dari sang Putra Mahkota Qin Yu terlihat sangat serius saat dia melihat ke arah medan pertarungan. Apakah ini sebabnya pemimpin Klan Donghua begitu percaya diri? Tidak heran dia berpikir bahwa Lu Nantian pasti akan menang.     

"Lu Nantian dikenal sebagai bakat yang hanya muncul sekali dalam seabad di Klan Donghua. Sekarang, tampaknya bukan hanya di Klan Donghua. Tidak ada seorang-pun di seluruh Wilayah Barren Timur yang akan sebanding dengannya dalam beberapa abad ke depan," Sang pemimpin Klan Bulan mengeluh. Para muridnya merasa ketakutan dalam hati.     

Virgin Chu Yaoyao melihat ke arah sang Tetua. "Paman-Guru, kekuatan macam apa ini?"     

"Wilayah Barren Timur kini telah menjadi milik generasi muda. Kekuatan Lu Nantian dan Gu Dongliu sudah cukup untuk mengalahkan para pemimpin dari pasukan besar," ujar Tetua itu. Selain Klan Bulan, semua orang yang hadir mengerti apa arti dari pertarungan puncak ini.     

Sebelumnya, murid pertama dari Pondok pergi dari Gunung Buku untuk menantang pemimpin Klan Pedang Fuyun. Sekarang, apakah murid ketiga dari Pondok itu dan Lu Nantian dari Klan Donghua memiliki kemampuan yang sama?     

Ye Futian tentu saja dapat merasakan kekuatan aura di dalam hawa panas tersebut. Sepertinya ia tidak asing dengan aura ini.     

"Kakak Senior, apakah ini aura Sage?" Ye Futian bertanya, sambil menatap ke arah medan pertarungan.     

"Ya." Luo Fan mengangguk.     

Itu memang aura Sage. Sage Plane berada di atas Noble Plane. Saat ini Lu Nantian telah menerima sedikit kemampuan dari seorang Sage.     

Berapa banyak Sage yang berada di Wilayah Barren Timur? Beberapa rumor mengatakan bahwa tidak ada sama sekali. Yang lainnya berpikir bahwa beberapa orang memilih untuk menyembunyikan kemampuan mereka. Mungkin memang ada seorang Sage di luar sana. Tapi tidak peduli apa-pun alasannya, para Sage adalah kekuatan yang tidak dapat disangkal di Wilayah Barren Timur.     

Sekarang, Lu Nantian telah mengeluarkan sedikit aura Sage. Tentu saja hal itu akan membuat banyak orang terkejut. Inilah sebabnya mengapa Klan Bulan mengatakan bahwa bahkan di seluruh Wilayah Barren Timur, tidak ada yang bisa mengalahkan Lu Nantian dalam beberapa abad ke depan. Seorang Sage dapat membuat sebuah sihir hanya dengan menggunakan pikiran. Lu Nantian bukan seorang Sage tetapi dia sudah memiliki beberapa kemampuannya.     

Pada saat ini, Lu Nantian tampil begitu luar biasa. Spiritual Qi beresonansi dengannya dan kobaran api yang tak berbatas membakar ke arah Gu Dongliu. Kobaran api itu berubah menjadi bayangan Gagak Emas, hujan pedang matahari, dan kobaran api yang membakar dunia.     

Tubuh Gu Dongliu bercahaya. Dia berpindah tempat dengan sangat cepat. Namun, hukum yang berlaku di dunia itu memang ada. Tidak peduli seberapa cepat dia, dia tidak bisa lebih cepat dari pikiran Lu Nantian.     

*Boom, boom* Gu Dongliu terkena serangan dan dipaksa mundur. Tubuhnya mulai terbakar. Pakaian serba putihnya bermandikan kobaran api. Apakah seorang murid dari Pondok yang kuat akan kalah seperti ini?     

Sebuah legenda akan berakhir di Perguruan Tinggi Dongqin. Apakah Lu Nantian akan menggantikan Pondok dan menjadi seorang legenda yang tak terkalahkan?     

Gu Dongliu menatap ke arah Lu Nantian. Kobaran api berputar-putar dengan ganas di jubahnya. Tiba-tiba, sebuah cahaya terang yang luar biasa meledak dari tubuhnya.     

"Lin," ujarnya. Segera setelah dia berbicara, sebuah huruf kuno yang berukuran besar berubah menjadi cahaya dan mendarat di belakangnya.     

Bin.     

Dou.     

Zhe.     

Jie.     

Zhen.     

Lie.     

Qian.     

Xing.     

Dia mengucapkan Kuji-In, Sembilan Segel Kekuatan Spiritual. Dunia ini beresonansi dengannya dan sebuah cahaya yang luar biasa meledak dari tubuhnya.     

Setelah itu, sebuah penampakan yang sangat luar biasa muncul di belakangnya. Penampakan itu seperti bayangannya. Sembilan kata-kata kuno berputar-putar seperti sesuatu yang sakral.     

Bayangan itu turun seperti seorang dewa!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.