Legenda Futian

Menang atau Kalah



Menang atau Kalah

0Semua orang terkejut dengan perubahan yang ditunjukkan oleh Gu Dongliu. Apakah ini Realisasi Dharma miliknya?     
0

Sebuah sosok yang mengerikan muncul di belakangnya. Sembilan kata-kata kuno itu berputar-putar di sekitarnya. Pada saat itu, Spiritual Qi beresonansi dengan tubuh Gu Dongliu. Sebuah kekuatan yang mengerikan terpancar dari tubuhnya. Semua sihir api yang menerjang ke arahnya langsung dihancurkan.     

Jelas, dia telah menyatukan roh kehidupannya dengan Realisasi Dharma miliknya, tetapi seperti apakah roh kehidupannya? Apakah itu sosok di belakangnya atau kata-kata kuno itu?     

Kobaran api yang mengerikan menuju ke arahnya, tetapi sembilan kata-kata kuno itu bercahaya. Sebuah perisai cahaya yang dibentuk dari sembilan kata-kata kuno itu muncul di sekitar Gu Dongliu. Mereka berputar-putar di sekelilingnya dan kobaran api itu tidak mampu menembusnya. Pada saat yang sama, Spiritual Qi tampak bergejolak, ikut beresonansi dengan sembilan kata-kata kuno tersebut.     

Di atas Lu Nantian, aura sage memenuhi langit. Berbagai macam Gagak Emas muncul dengan membawa pedang Dewa Matahari. Mereka menerjang ke arah Gu Dongliu secara bersamaan. Serangan ini jauh lebih kuat daripada sihir Sunset River yang telah dikeluarkan Lu Nantian sebelumnya. Setiap serangan ini mengandung sedikit aura sage.     

Gu Dongliu seperti tidak melihatnya. Dia melangkah maju di udara. Area di sekitarnya bergetar. Ribuan kata-kata kuno mengelilinginya dan berubah menjadi sebuah telapak tangan berukuran besar. Telapak tangan itu terus menangkis semua serangan yang ditujukan pada Gu Dongliu.     

Dalam sekejap, sebuah arus kekuatan yang mengejutkan meledak dan menyebar di sekitar panggung seni bela diri. Banyak kultivator kuat berjalan ke depan, sambil mengeluarkan aura yang kuat. Mereka berdiri di bagian depan untuk menangkis efek serangan-serangan dari panggung pertarungan.     

Zhu Qing dari Perguruan Tinggi Barren Timur juga melangkah keluar. Sebuah sihir air tanpa bentuk dikeluarkan dan berubah menjadi sebuah perisai yang menyerupai cermin. Perisai itu menangkis kekuatan ganas yang terhempas hingga keluar panggung. Namun, kedua matanya tetap terpaku pada panggung di depannya.     

Bahkan sebagai seorang Tetua Gunung, dia masih terkejut ketika melihat pertarungan ini. Baik Lu Nantian maupun Gu Dongliu sangat kuat.     

Saat ini, Lu Nantian bisa membuat sebuah sihir hanya dengan menggunakan pikirannya. Semua sihirnya telah memenuhi langit dan menghancurkan segalanya.     

Ribuan kata-kata kuno mengelilingi Gu Dongliu dan beresonansi dengan dunia ini. Dia seperti memiliki sebuah kekuatan yang tak terhentikan. Kata-kata kuno itu berputar-putar dan sosok di belakang Gu Dongliu terlihat seperti sebuah roh. Sembilan kata-kata kuno itu berubah menjadi sembilan sinar cahaya. Diselimuti dalam cahaya suci, temperamen Gu Dongliu menjadi semakin luar biasa. Jubahnya yang berwarna putih berkibar dengan megah. Dia melangkah maju. Semua sihir yang menghalangi jalannya telah hancur. Tidak ada sihir yang bisa mendekatinya.     

Memangnya kenapa jika Lu Nantian memiliki kekuatan seorang Sage? Dia akan tetap melawannya!     

Kedua tangan Gu Dongliu bergerak bersama-sama. Seketika, kata-kata kuno yang tak ada habisnya melesat melewatinya dan secara bertahap membentuk sebuah segel. Setelah itu, seluruh dunia tampak bergetar. Gu Dongliu saat ini tampak seperti seorang penguasa dunia. Di belakangnya, berbagai gambaran terbang ke arah segel itu, membuatnya semakin kuat.     

"Segel Junlin," ujar Gu Dongliu. Segel itu terbang keluar, menghancurkan semua yang ada di jalurnya menuju ke arah Lu Nantian.     

Ketika Lu Nantian melihat hal ini, tatapan matanya yang sebelumnya terlihat tenang akhirnya tampak sangat serius. Dia tahu bahwa pertarungan terakhir telah tiba. Lawan di depannya sekarang adalah Gu Dongliu yang sangat kuat.     

Dunia api bergejolak. Kobaran api tak berbatas bergerak menuju Lu Nantian. Spiritual Qi elemen logam dan angin juga berkumpul di tubuhnya. Saat ini, Lu Nantian tampaknya benar-benar terbakar. Kekuatannya meningkat tajam, sepertinya hampir melampaui tingkat Noble Plane. Aura yang dikeluarkan dari kedua matanya sudah cukup untuk membunuh seorang Noble.     

Dengan mengendarai Gagak Emas, Lu Nantian tampak seperti seorang Dewa Matahari. Dia mencengkeram pedang Dewa Matahari dan menghancurkan kata-kata kuno yang menerjangnya. Kemudian muncul sebuah ledakan besar dan segel kuno itu bergetar. Segel itu terlihat retak dan seperti akan menghilang.     

"Segel Pertarungan." Kata-kata kuno yang tak ada habisnya berkumpul, dan berubah menjadi sebuah segel yang sangat mengerikan. Segel itu dipenuhi dengan kekuatan dan langsung menerjang ke arah Lu Nantian. Dia menatap lurus ke depan. Tubuhnya sangat kuat. Gagak itu menerjang ke depan dan bertabrakan dengan segel kuno tersebut, dunia seketika bergetar.     

"Segel Penghancur." Para prajurit langit berteriak dan berubah menjadi sebuah segel yang tidak bisa dihancurkan.     

"Segel Besi."     

"Segel Pembunuh."     

Gu Dongliu terus berbicara. Sembilan segel muncul di atas langit. Kata-kata kuno tak ada habisnya melayang di udara, bertarung melawan kemampuan dari seorang Sage. Sembilan segel kuno berukuran besar itu terbentuk dari udara dan langsung menerjang ke arah Lu Nantian.     

Orang-orang hanya bisa melihat Lu Nantian sedang bertarung melawan segel-segel tersebut. Sembilan Segel melayang di sekitarnya. Ribuan kata-kata kuno terus menerus bermunculan.     

"Ini..." Para penonton saat ini tampaknya telah berhenti bernapas. Mereka tidak pernah menduga bahwa pertarungan ini akan menjadi begitu sengit, meskipun Lu Nantian dan Gu Dongliu yang saling bertarung. Mereka terlalu kuat. Pertarungan antara Sword Saint dan Klan Pedang Fuyun mungkin juga tidak jauh berbeda.     

Lu Nantian telah mengeluarkan aura sage. Semua orang mengira dia pasti akan menang dan tidak akan ada kejutan yang berarti. Tapi kemudian Gu Dongliu sepertinya tidak mau membiarkan legenda yang dimiliki Pondok musnah begitu saja. Kemampuannya berevolusi lagi dan dia telah berubah menjadi seorang raja yang tak terkalahkan.     

Siapa yang bisa mengalahkan Gu Dongliu dalam situasi seperti ini?     

Klan Donghua tidak lagi begitu percaya diri. Saat ini, kekuatan yang ditampilkan Gu Dongliu terlalu luar biasa.     

Dia telah mendarat di depan Lu Nantian. Sembilan kata-kata kuno itu mengelilingi tubuhnya dan Realisasi Dharma yang terlihat seperti seorang dewa di belakangnya tidak terkalahkan. Ketika dia mendarat, kata-kata kuno itu menjadi semakin kuat. Mereka sepertinya telah berubah menjadi sebuah matriks dan semua segel itu mengalir tanpa henti ke arah Lu Nantian.     

*Boom, boom, boom* Lu Nantian hanya berdiri disana saat segel yang tak ada habisnya itu menerjang ke arahnya. Kekuatan yang mengerikan terus menerus bergetar di sekelilingnya. Matahari yang menyelimutinya juga bergetar. Sambil menatap ke arah Gu Dongliu, tatapan matanya terlihat tidak ingin menyerah.     

Ini bukan hanya pertarungannya. Pertarungan ini mewakili seluruh anggota Klan Donghua.     

Kobaran api turun dari langit yang luas. Burung-burung yang tak ada habisnya menyatu ke dalam tubuhnya saat ia mengeluarkan auranya. Dia langsung memasuki kondisi fokus. Tubuhnya tiba-tiba menghilang dan menjadi sebuah ilusi. Pada saat yang sama, sosoknya muncul di area lainnya. Kata-kata kuno di sekitarnya mulai terbakar.     

Kemudian, beberapa bayangan dirinya muncul di atas langit. Setiap bayangan memiliki kekuatan untuk menghancurkan segalanya. Mereka hanya memiliki satu target: Gu Dongliu.     

Rambut panjang Gu Dongliu berkibar. Dia merasakan ancaman yang ada dimana-mana dan ekspresinya tetap terlihat serius. Realisasi Dharma di belakangnya mengeluarkan sebuah kekuatan yang mengerikan dan sembilan kata-kata kuno itu berputar-putar tak terkendali. Dia menciptakan sebuah segel dan mengucapkan, "Sembilan Segel bersatulah. Bunuh."     

Kemudian, semua orang melihat sebuah pemandangan yang sulit dipercaya. Bayangan dari Lu Nantian yang tak ada habisnya muncul dan menerjang ke arah Gu Dongliu secara bersamaan. Pada saat yang sama, kata-kata kuno dan segel yang tak terhitung jumlahnya berkumpul di sekitar Gu Dongliu.     

Seketika, langit maupun bumi bergetar dan bergemuruh tanpa akhir. Semua orang melihat berbagai bayangan dari Lu Nantian telah dihancurkan. Mereka juga melihat Gu Dongliu terkena sebuah serangan yang mengerikan tetapi dia masih berdiri di sana seperti sosok yang abadi. Tubuhnya mengeluarkan sebuah aura yang mengerikan. Seperti seorang dewa, semua kekuatan di dunia ini seolah-olah menjadi miliknya. Setelah itu, mereka melihat sebuah matahari dengan Gu Dongliu sebagai titik pusatnya. Matahari itu terus menerus menyebar dan langit tampak hampir terbakar.     

"Hati-hati." Tetua dari setiap pasukan besar merasakan kekuatan yang luar biasa. Banyak Noble tingkat tinggi berjalan ke depan bersama-sama untuk mengeluarkan energi mereka dan menciptakan sebuah sihir pertahanan. Perisai cahaya yang tak terhitung jumlahnya muncul di sekitar panggung seni bela diri, menghentikan gelombang kejut yang mengerikan itu. Suara retakan terus menerus terdengar bersamaan dengan rusaknya sihir pertahanan tersebut. Dan ini hanya gelombang kejut sebagai efek dari serangan Lu Nantian dan Gu Dongliu.     

Tekanan macam apa yang diterima oleh keduanya?     

Semua orang menatap ke depan. Mereka tidak bisa lagi melihat Lu Nantian dan Gu Dongliu karena mereka berada di titik pusat badai. Gelombang kejut itu berlangsung beberapa saat sebelum kekuatan penghancur itu menghilang. Pada saat yang sama, banyak orang secara samar melihat keduanya di antara kobaran api dan cahaya yang bersinar. Mereka berdiri disana, saling memandang. Waktu seperti telah berhenti. Semua orang menarik kembali sihirnya saat mereka menatap keduanya. Siapa yang menang?     

Banyak orang yang menahan napas, terutama mereka yang berasal dari Klan Donghua dan Perguruan Tinggi Barren Timur. Akhirnya, sambil disaksikan oleh semua orang, Lu Nantian terjatuh.     

"Kakak Senior!"     

"Nantian!"     

Hati Klan Donghua berdegup kencang seolah-olah keyakinan mereka telah hancur. Banyak orang bergegas menuju ke atas panggung seni bela diri untuk membantu Lu Nantian berdiri. Tetapi dia mengangkat tangannya dan menghentikan mereka. Darah terus mengalir dari mulutnya. Sosok terkemuka ini tampak sangat menyedihkan. Namun, dia masih mencoba untuk berdiri sendiri. Tidak ada yang menopangnya. Sambil melirik ke arah Gu Dongliu, dia berbalik dengan susah payah dan berjalan pergi sambil sempoyongan. Saat ini, badannya membungkuk dan langkahnya tidak stabil. Dia jelas terluka parah.     

Lu Nantian telah kalah. Tetapi adakah yang mengatakan bahwa dia tidak kuat? Bisakah Klan Donghua menyalahkannya?     

Melihat sosok yang sempoyongan itu, semua orang merasa terharu. Di dunia kultivasi, kekalahan selalu memalukan, tetapi tidak ada yang berpikir bahwa kekalahan Lu Nantian memalukan. Dia memang kalah, tetapi dia tetap seorang pahlawan. Kemampuannya sudah cukup untuk berada di tingkat paling atas di Wilayah Barren Timur. Tidak ada yang berhak untuk mengejeknya. Berapa banyak orang yang bisa mengalahkannya? Mereka hanya bisa menyesali mengapa tempat seperti Pondok itu ada ketika ada seseorang seperti Lu Nantian di dunia ini.     

Pondok memiliki Gu Dongliu.     

Banyak tatapan mata tertuju padanya. Masa lalu adalah masa lalu dan Gu Dongliu sekarang telah menjadi yang terkuat di Wilayah Barren Timur.     

Membuat lumpuh seorang Noble dari Klan Donghua di luar istana Qin telah memberitahu semua orang betapa sombongnya dia. Hari ini, mereka akhirnya benar-benar mengerti bahwa murid ketiga dari Pondok berada pada tingkat yang sama dengan tokoh-tokoh besar di Wilayah Barren Timur.     

Dia juga seseorang yang kini berada di puncak kekuatan.     

Lu Nantian adalah kultivator yang paling berbakat dalam beberapa abad terakhir di Wilayah Barren Timur. Dia begitu kuat sehingga dia bahkan memiliki beberapa kemampuan dari seorang Sage. Namun meski begitu, dia tetap saja kalah.     

Pemenang pertarungan antara Klan Donghua dan Pondok adalah Pondok. Mitos itu tidak terbukti salah dan mereka tetap menjadi legenda. Dinasti Qin dan Klan Donghua ingin membunuh legenda itu tetapi bahkan dengan kekuatan luar biasa milik Lu Nantian, mereka tetap saja gagal.     

Tempat seperti apa sebenarnya Pondok itu?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.