Legenda Futian

Kematian He Xirou



Kematian He Xirou

0Sekelompok orang berjalan di atas langit dari penginapan tempat Perguruan Tinggi Barren Timur menginap lalu perlahan-lahan turun ke atas tanah. Para kultivator yang pergi ke Kota Royal Xuan untuk menyelidiki masalah ini juga telah kembali. Mereka telah membawa hasil penyelidikan mereka.     
0

Di Kota Royal Xuan, Xirou telah melakukan kontak dengan seseorang bernama Hu Tong. Menurut seseorang yang mengenalnya, Hu Tong berada di Arcana Plane tingkat atas dan mahir menggunakan kekuatan elemen tanah. Xirou telah membantu keluarga Hu Tong sebelumnya. Kemudian Hu Tong menghilang tanpa jejak.     

Orang-orang dari Perguruan Tinggi Barren Timur bergegas pergi untuk menemui keluarga Hu Tong tetapi mendapatkan informasi bahwa semua anggota keluarga Hu Tong telah menghilang beberapa hari sebelum mereka pergi ke Kota Royal Xuan. Sebagai penguasa dari kota itu, Kuil Royal Xuan pasti bisa membuat seseorang menghilang tanpa jejak.     

Ketika mereka membawa berita itu kemari, kini semuanya menjadi jelas. Namun, pembunuh itu sudah mati dan keluarganya telah menghilang. Mereka tidak memiliki bukti untuk menangkap He Xirou.     

Sementara itu di kelompok dari Pondok, Zhuge Hui dan yang lainnya duduk bersama. Mendengar berita ini, Zhuge Hui menyeringai. Tidak ada bukti?     

"Adik Junior, ayo kita pergi," ujarnya pada Ye Futian sambil tersenyum. Semuanya sudah jelas. Apakah mereka masih memerlukan bukti? Semuanya akan bergantung pada keputusan mereka nantinya. Apakah bukti itu telah dihancurkan atau tidak, hal itu tidak penting baginya.     

"Baik." Setelah mendengar berita tersebut, Ye Futian juga memahaminya. Dapat dipastikan bahwa Xirou adalah pelakunya.     

Hari itu, wanita ini telah pergi ke Kerajaan Cangye untuk menindas teman-teman dan keluarganya demi Luo Junlin, dia juga mengancam Kerajaan Cangye dan membawa pergi kerabatnya. Sekarang, dia telah membunuh seseorang demi Luo Junlin.     

He Xirou tidak bisa dimaafkan.     

Saat itu, dia belum bergabung dengan Pondok dan baru saja kembali ke Kerajaan Cangye untuk menunggu undangan dari semua pasukan besar. Dia tidak memiliki kemampuan untuk berurusan dengan seorang puteri dari Kuil Royal Xuan.     

Sekarang, Perguruan Tinggi Barren Timur dan Pondok akan membelanya dalam masalah seperti ini. Kakak kedua bahkan secara pribadi akan pergi membantunya. Dia tidak menyelesaikan masalah ini seorang sendiri tetapi perasaan ini tetap saja membuatnya senang.     

Kelompok itu berjalan menuju ke tempat kelompok Kuil Royal Xuan menginap. Orang-orang terus berkumpul di sekitar mereka kemana-pun mereka pergi, sehingga menciptakan kerumunan orang dengan jumlah besar yang mengikuti Perguruan Tinggi Barren Timur.     

Masalah ini telah menyebabkan sebuah keributan besar di Kota Chaoge beberapa hari terakhir. Penginapan tempat Perguruan Tinggi Barren Timur tinggal selalu dikelilingi oleh orang-orang yang menunggu untuk mendengar perkembangan penyelidikan. Sekarang, kelompok penyelidik dari Perguruan Tinggi Barren Timur telah kembali dan mereka berjalan keluar dari penginapan. Orang-orang tahu bahwa masalah ini akan segera terselesaikan.     

Para kultivator kuat telah berkumpul di penginapan Kuil Royal Xuan. Sudah terdapat banyak orang yang menunggu disana, termasuk orang-orang dari pasukan besar. Mereka semua ingin melihat akhir dari masalah ini.     

Suasana di penginapan itu sangat tegang. Para kultivator kuat dari Kuil Royal Xuan berjalan keluar dan menyaksikan perwakilan dari Perguruan Tinggi Barren Timur yang berjalan mendekat dengan ekspresi yang dingin. Kerumunan orang membukakan jalan. He Yulu, sang penguasa kelima di Kuil Royal Xuan berjalan keluar dari penginapan itu, kemudian ia melihat ke arah perwakilan dari Perguruan Tinggi Barren Timur.     

"Apa maksud dari semua ini?" dia bertanya, ekspresinya terlihat dingin dan acuh tak acuh.     

Zhuge Hui menatapnya dan tersenyum. "Aku yakin Kuil Royal Xuan sudah mengetahui siapa sebenarnya pelaku yang mengatur semua ini. Aku tidak perlu menjelaskan siapa itu Hu Tong. Kau telah menyembunyikan keluarganya untuk menghancurkan segalanya, dan aku bisa mengabaikan hal itu. Namun, jika ada yang berani menghalangiku untuk mengambil orang itu, aku akan menganggap bahwa ini bukan hanya tindakan Xirou semata. Sebaliknya, semua ini adalah kehendak dari semua anggota Kuil Royal Xuan yang berada di Kota Chaoge." Suara Zhuge Hui terdengar dingin saat dia berbicara. "Jika itu memang benar adanya, tidak ada satu-pun dari kalian yang bisa pergi dari kota ini."     

Dia tidak ingin berdebat dengan Kuil Royal Xuan. Pondok memiliki aturan mereka sendiri: keluarga dari target mereka tidak akan tersentuh. Untuk sekarang, Xirou tampaknya menjadi satu-satunya yang bertanggung jawab, bukan seluruh anggota Kuil Royal Xuan. Karena itu, Xirou harus bertanggung jawab untuk semuanya. Namun, jika Kuil Royal Xuan ingin melindunginya, tindakan itu akan menunjukkan bahwa mereka telah menyetujui Xirou untuk membunuh Ye Futian. Jika itu benar, mereka juga harus bertanggung jawab.     

Ketika Gu Dongliu pergi meninggalkan gunung, dia hanya ingin menghukum pelakunya. Namun, berbagai pasukan besar berusaha melindungi pria itu, yang berujung pada sebuah bencana. Ketika memikirkan hal ini, orang-orang dari Kuil Royal Xuan menjadi tidak nyaman. Mereka merasa malu dengan ancaman Zhuge Hui dan juga merasa marah karena mereka jadi ikut terlibat karena tindakan bodoh Xirou.     

Jika bukan karena wanita bodoh itu, apakah hal ini akan terjadi? Sekarang setelah sang penguasa kelima hadir disini. Apakah dia berencana untuk melindungi putrinya? Jika demikian, mereka yakin bahwa murid kedua dari Pondok akan benar-benar menepati ucapannya. Bukan berarti Pondok belum pernah melakukan hal yang sama sebelumnya.     

Bahkan para kultivator kuat itu ikut menatap ke arah He Yulu. Apakah dia masih tidak rela melepaskan He Xirou? Apakah dia akan membuat semua orang dari Kuil Royal Xuan menanggung akibat dari kebodohan He Xirou?     

Semua orang di sekitar mereka tertegun. Mereka memandang ke arah wanita yang terlihat seperti seorang peri itu. Murid kedua dari Pondok itu begitu kuat. Jika ada yang berusaha menghalanginya, tidak ada seorang-pun dari Kuil Royal Xuan yang diizinkan pergi dari kota ini. Dia bahkan tidak peduli jika sang penguasa kelima berada di depannya.     

He Yulu tidak tahu harus berbuat apa dan tidak menjawabnya. Dia tahu bahwa putrinya telah melakukan sebuah kesalahan besar. He Xirou bisa saja bersikap keras kepala sesuka hatinya, tetapi dia semestinya tidak mencoba untuk membunuh seorang murid dari Pondok.     

Tapi dia tetap saja putri kandungnya. Siapa-pun bisa membayangkan bagaimana rasanya menyerahkan putrinya sendiri. Saat ini, dia dipenuhi dengan amarah dan kebencian terhadap Pondok.     

Saat itu, orang-orang dari Kuil Royal Xuan secara sukarela membukakan jalan. Dua sosok lainnya berjalan mendekat. Pada saat itu, tatapan mata semua orang tertuju pada sosok yang berada di depan. Dia adalah He Xirou.     

Saat ini, dia terlihat lemah. Namun, tatapan matanya masih terlihat tegas dan penuh amarah ketika dia menatap ke arah orang-orang dari pondok dengan dingin. Orang-orang ini datang kemari untuk memaksanya mati.     

"Aku yang telah mengirim orang itu," ujar Xirou, kemudian berhenti sejenak. Dia telah mengakuinya.     

Dengan situasi saat ini, apakah Pondok akan menyerah begitu saja jika dia menyangkalnya? Tentu saja tidak.     

Xirou memandang ke arah Zhuge Hui dengan tatapan dingin. Jadi dia murid kedua dari Pondok. Dia begitu mengintimidasi dengan melihat bagaimana cara dia menindas Xirou.     

"Berbulan-bulan yang lalu, aku telah menyelamatkan keluarga Hu Tong, membuatnya berutang nyawa kepadaku. Aku sudah mulai memiliki pemikiran ini. Belakangan, Hu Tong telah bergabung dan bekerja untukku sampai dia akhirnya gagal membunuh Ye Futian," Xirou menceritakan semuanya dengan tenang. "Aku-lah satu-satunya yang harus bertanggung jawab atas semua ini."     

"Apa yang telah kulakukan padamu?" Ye Futian bertanya. Apakah dia sudah merencanakan pembunuhan ini sejak berbulan-bulan yang lalu? Apakah dia begitu ingin membunuhnya?     

"Karena kau sangat berbakat. Aku yakin bukan hanya aku saja. Banyak pasukan di Wilayah Barren Timur menginginkanmu, dan juga Pondok, untuk mati. Mereka hanya tidak berani melakukan apa-apa." Xirou tiba-tiba tertawa. Semua orang tahu bahwa dia mengatakan hal yang sebenarnya.     

Dinasti Qin, Klan Donghua, dan Klan Pedang Fuyun semuanya ingin agar Pondok itu lenyap. Murid-murid dari Pondok terlalu berbakat dan terampil. Satu-satunya kejahatan mereka adalah mereka terlalu sukses. Bagi banyak orang, bakat dari para murid Pondok adalah sebuah dosa besar. Tentu saja, bakat yang dimiliki Ye Futian bukanlah satu-satunya alasan Xirou. Lebih penting lagi, bakatnya telah mengancam nyawa Luo Junlin.     

"Aku akan bertanggung jawab atas tindakanku sendiri. Aku mengakui semuanya," Xirou berbicara lagi. Dia sudah siap menghadapi kematian.     

"Tutup mulutmu," perintah He Yulu dengan nada dingin. Dia menatap ke arah Zhuge Hui. "Putriku telah membuat kesalahan karena aku telah gagal membimbingnya. Syukurlah, tidak terjadi hal yang buruk. Ye Futian masih hidup dan terlihat baik-baik saja. Aku bersedia untuk meminta maaf dan memberikan apa-pun yang kau minta." Saat ini, He Yulu masih berusaha untuk menyelamatkan nyawa putrinya.     

"Tidak terjadi hal yang buruk?" Zhuge Hui tersenyum sinis.     

Efek dari percobaan pembunuhan itu tidak hanya berakhir pada pembunuhan itu saja. Jika dia mengampuninya hanya karena Ye Futian tidak terbunuh atau hanya karena menginginkan imbalan tertentu, bukankah pasukan lainnya juga bisa mencoba untuk membunuh Ye Futian?     

"Kau ingin melakukannya sendiri?" Zhuge Hui bertanya pada Xirou, ia memilih untuk mengabaikan He Yulu.     

He Xirou menunduk, tangannya dikepalkan dengan lemah. Meskipun dia sudah siap, dia tetap saja tidak ingin mati.     

"Apakah ini sikap sombong yang dimiliki pondok?" He Yulu bertanya dengan nada dingin. "Ye Futian masih hidup tetapi kau tidak akan mengakhiri masalah ini sampai putriku mati?"     

"Ya." Zhuge Hui hanya memberi He Yulu satu kata. Karena kau telah berkata bahwa sikapku sombong, terimalah akibatnya.     

*Krek* He Yulu mengepalkan tangan dan buku-buku jarinya mengeluarkan suara retakan. Sebuah aura yang mengerikan menyebar dari tubuhnya. Zhuge Hui menatapnya. Gaunnya yang berwarna putih berkibar tetapi ia tidak mengeluarkan auranya. Namun, semakin tenang penampilannya, semakin membuat takut yang lainnya.     

Jika He Yulu benar-benar berani melawan balik, apa akibatnya? Orang-orang dari Perguruan Tinggi Barren Timur berjalan ke depan. Pembunuhan itu telah gagal dan sekarang Kuil Royal Xuan menyebut mereka sombong? Benar-benar konyol.     

Orang-orang dari Kuil Royal Xuan memandang ke arah He Yulu dengan gelisah. Jika dia benar-benar melawan balik, apa yang akan terjadi pada mereka semua?     

"Ayah," panggil Xirou. He Yulu memandang ke arah putrinya dan melihatnya menggelengkan kepalanya. "Aku telah melakukan hal ini sendiri sehingga aku akan menanggungnya sendiri." Matanya berkaca-kaca. Dia kembali menatap ke arah Luo Junlin, kerinduan terlihat di kedua matanya. Luo Junlin menatapnya dengan tatapan mata yang lembut dan ia tetap tidak rela melepaskannya.     

"Ayah, maafkan aku." Begitu dia selesai berbicara, Spiritual Qi menjadi bergejolak di sekitarnya dan membentuk pedang-pedang tajam di depan tubuhnya. Lalu dia menutup kedua matanya.     

"Xirou!" Ekspresi He Yulu begitu pilu. Dia mengulurkan tangan untuk menghentikannya.     

"Ayah, jangan lupa apa yang telah ayah janjikan padaku." Ketika dia berbicara, dia menggunakan pikirannya untuk mengarahkan pedang-pedang itu tepat ke arah jantungnya dan menenangkan pikirannya.     

Terdengar suara pelan dan pedang-pedang itu menusuknya, membuat noda merah muncul di pakaiannya. Tubuh Xirou menjadi lemas dan terjatuh. He Yulu segera menangkap tubuhnya. Xirou membuka kedua matanya dan menatap ayahnya. Air mata mengalir di pipinya ketika tubuhnya berjuang melawan rasa sakit. Dia sebenarnya tidak ingin mati tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.     

Akhirnya, dia menutup kedua matanya dan auranya menghilang. He Yulu mengamati orang-orang di depannya dengan mata berkaca-kaca.     

"Pondok telah memaksa putriku untuk mati. Aku, He Yulu, akan mengingat hal ini," ujarnya dengan nada dingin.     

"Pondok tidak memaksa putrimu untuk mati. Ini semua karena kebodohan murid dan putrimu sendiri," ujar Ye Futian dengan nada dingin.     

Pemandangan itu sangat tragis dan membuat orang ingin mengasihani mereka. Namun, apakah mereka membutuhkan belas kasihan? He Xirou sendiri yang telah melakukan semua ini dan kemudian berbalik menyerang Pondok, membuat Pondok tampak seperti sebuah pasukan penindas?     

Ye Futian tidak bisa membiarkannya.     

Namun, semua ini belum berakhir!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.