Legenda Futian

Sikap dari Semua orang



Sikap dari Semua orang

0Negeri Nandou, istana kekaisaran.     
0

Beberapa tahun yang lalu, tampaknya terdapat tekanan yang menyelimuti istana kekaisaran. Saat ini terdapat banyak kaisar yang tinggal di Kerajaan Cangye dan juga semua kaisar itu bersedia untuk bersekutu dengan Kerajaan Cangye. Ye Futian juga telah diperebutkan oleh berbagai pasukan besar di Wilayah Barren Timur. Semua peristiwa ini menyebabkan semua orang di istana Nandou merasa sangat tertekan.     

Kaisar Luo merasa sangat tertekan dan karena itu, dia menghabiskan beberapa tahun terakhir hampir seluruhnya untuk berkultivasi. Dia sedang menunggu sebuah kesempatan. Ketika peristiwa yang terjadi beberapa tahun terakhir ini perlahan berlalu dan ketika dia semakin kuat, Kaisar Luo akan menuju ke pusat Wilayah Barren Timur. Disana, dia akan menyingkirkan Ye Futian untuk selamanya. Dia bersedia menunggu— menunggu waktu yang tepat. Dia tidak akan memberikan Ye Futian kesempatan untuk berkembang.     

Saat itu, sekelompok kultivator kuat muncul di langit di atas istana kekaisaran. Kehadiran mereka ini mendapat perhatian dari banyak orang di istana, membuat mereka semua mendongak ke atas langit. Ketika sosok dari seorang pemuda yang memimpin kelompok itu terlihat dengan jelas, semua orang menjadi bersemangat.     

"Putra Mahkota telah kembali."     

"Junlin telah kembali bersama para Noble."     

Semakin banyak orang yang mendongak ke atas langit. Inilah saat dimana mereka merasa bahwa beban berat di pundak mereka telah terangkat.     

Sang Putra Mahkota Luo Junlin telah kembali dan dia datang bersama para Noble. Apa artinya ini? Tak lama kemudian, orang-orang datang berlarian dari seluruh penjuru istana kekaisaran. Seluruh tempat itu mulai ramai dan begitu meriah, berbeda dari keheningan yang sebelumnya.     

Satu sosok melangkah ke udara. Dia adalah Kaisar Luo. Dia melihat ke arah Luo Junlin dan para Noble itu. "Junlin, kau telah kembali."     

"Ayah," seru Luo Junlin. "Beliau adalah guruku, dan mereka semua adalah para Tetua dari Kuil Royal Xuan." Sang penguasa kelima di Kuil Royal Xuan, He Yulu. Dia datang secara langsung untuk melihat Luo Junlin membunuh Ye Futian. Jika Luo Junlin tidak bisa membunuh Ye Futian, maka dia akan menyaksikan Luo Junlin terbunuh di hadapannya.     

Jantung Kaisar Luo berdegup kencang. Dia telah mendengar dari Luo Junlin satu tahun yang lalu bahwa gurunya adalah sang penguasa kelima dari Kuil Royal Xuan, seorang tokoh terkemuka di Wilayah Barren Timur. Dan sekarang, dia telah datang ke Negeri Nandou secara pribadi.     

"Salam, penguasa kelima." Kaisar Luo bersikap sangat sopan. Dia menempatkan dirinya berada di bawah mereka. Meskipun dia adalah seorang kaisar, gelar tersebut tidak akan ada artinya di depan seseorang dengan status tinggi dari Wilayah Barren Timur.     

He Yulu hanya meliriknya sekilas. "Ayo kita turun."     

"Baik, guru," Luo Junlin mengangguk. Dia sedang tidak dalam suasana hati yang baik saat ini. Dia telah diawasi selama berhari-hari, sehingga ia tidak mungkin bisa lolos dari pertarungan ini.     

Kedua mata Kaisar Luo bercahaya. Ekspresi dari guru Luo Junlin sepertinya tidak terlalu senang.     

"Dimana Nona Xirou?" Kaisar Luo bertanya kepada putranya. Dia tahu bahwa He Xirou adalah putri dari sang penguasa kelima sekaligus kekasih dari Luo Junlin. Dia bersikap sangat sopan kepadanya ketika mereka bertemu terakhir kali. Dia sangat menyukai menantunya di masa depan ini.     

"Ayah," panggil Luo Junlin. Dia menyaksikan ketika He Yulu tiba-tiba berhenti dan menatap ke arah Kaisar Luo dengan dingin. Hal ini menyebabkan duo ayah-anak ini gemetar ketakutan. Mereka mempunyai firasat buruk. Mungkinkah Luo Junlin kembali karena ada sesuatu yang terjadi di Wilayah Barren Timur?     

He Yulu turun ke atas tanah dan berjalan memasuki istana kekaisaran dengan anggota keluarga Luo yang mengikuti di belakangnya. Saat ini suasana menjadi sangat tegang. Luo Junlin duduk di samping ayahnya, "Ayah, Ye Futian telah menantangku untuk bertarung di Negeri Nandou."     

Tatapan mata Kaisar Luo langsung menjadi serius. Ye Futian telah menantang Luo Junlin untuk bertarung? Satu tahun telah berlalu. Apakah kini Ye Futian mampu bertarung melawan Luo Junlin? Selain itu, dia adalah pihak yang mengajukan tantangan tersebut. Apakah ini berarti Luo Junlin adalah pihak pasif?     

"Dimana Xirou?" Kaisar Luo menggunakan energi spiritual untuk memproyeksikan pesannya pada Luo Junlin. Dia bisa merasakan ada sesuatu yang salah.     

"Xirou." Luo Junlin bergumam. "Xirou telah melawan Ye Futian untukku. Dia telah mati karena ulah dari klan Ye Futian. Aku akan membalaskan dendamnya."     

Kaisar Luo tiba-tiba berhenti, jantungnya berdegup kencang. Wajahnya menjadi pucat.     

He Xirou sudah mati! Dan ayahnya, sosok terkemuka di Kuil Royal Xuan, telah datang kemari bersama Luo Junlin yang merupakan pihak pasif dalam tantangan yang diberikan oleh Ye Futian.     

Tentu saja, dia tahu apa arti dari semua ini.     

Apakah Ye Futian sekarang telah mampu menyebabkan kematian dari putri seorang penguasa di Kuil Royal Xuan? Terlebih lagi, Ye Futian memilih pertarungan itu diadakan di Negeri Nandou. Kenapa?     

Kaisar Luo saat ini sedang memikirkan banyak hal. Dia teringat ketika Luo Junlin dan Menteri Hua melaporkan tentang Ye Futian kepadanya. Dia kemudian dengan santainya menulis surat perintah kaisar dan langsung mengirimnya ke Kota Donghai. Dia mengatakan bahwa segala hal yang berada di bawah langit adalah miliknya.     

Di Negeri Nandou, kehendaknya adalah kehendak dari langit.     

Dia sebelumnya ingin mengangkat Ye Futian sebagai asisten pembelajaran bagi Junlin, yang pada dasarnya sama seperti seorang pelayan, dan Hua Jieyu sebagai sang Putri Mahkota. Sekarang, hanya dalam kurun waktu dua tahun, dia langsung merinding begitu mendengar nama Ye Futian lagi.     

Orang-orang di istana kekaisaran tidak mengetahui alasan dari kembalinya Luo Junlin ke Negeri Nandou. Mereka masih terus membicarakan tentang topik ini. Semua orang tampak sangat penasaran. Berita ini terus menyebar hingga keluar dari wilayah istana kekaisaran.     

Tidak lama kemudian, Menteri Hua memasuki istana kekaisaran. Dia tampak terburu-buru dan memiliki aura yang mengintimidasi. Tatapan matanya sangat tajam dan senyuman muncul di wajahnya. Apakah sang Putra Mahkota telah kembali dengan para Noble?     

Ini adalah sebuah berita yang menarik.     

Pada saat yang sama, terdapat sebuah halaman terpencil yang terletak di perbatasan, tepatnya di istana bagian dalam. Tempat itu sangat kumuh dan sepertinya belum pernah dibersihkan dalam waktu yang lama. Sulit dibayangkan bahwa tempat seperti itu berada di dalam sebuah istana yang mewah.     

Saat itu, seorang wanita yang sangat cantik berjalan ke halaman tersebut. Para penjaga di luar membungkuk hormat dan menyapa, "Puteri."     

Wanita itu adalah sang puteri dari Negeri Nandou. Dia bukan lagi gadis kecil yang dulu. Dia telah tumbuh menjadi seorang wanita cantik yang menawan dengan sedikit sikap sombong dan penuh keanggunan.     

Di dalam halaman yang sangat berantakan itu, seseorang duduk dengan tenang di sebuah kursi goyang. Dia tampak begitu santai dan linglung saat dia menatap ke atas langit. Sepertinya dia tidak menyadari kedatangan sang puteri.     

"Guru, aku datang kemari untuk menemuimu," serunya. Sosok yang duduk di depannya adalah Menteri Zuo. Dia ditempatkan di sebuah rumah tahanan di dalam istana kekaisaran.     

"Nak, sudah kubilang jangan sering-sering datang berkunjung kemari. Aku tidak ingin membuat Yang Mulia marah," ujar Menteri Zuo.     

"Kakakku telah kembali dari Kuil Royal Xuan dengan sekelompok Noble," ujarnya.     

"Aku sudah melihatnya." Nada suaranya masih terdengar sangat tenang. Dia sepertinya tidak terganggu akan berita tersebut.     

"Guru, apakah kau masih percaya pada ramalanmu?" dia bertanya. "Jika kau meminta maaf pada ayahku, aku juga akan berusaha untuk meyakinkannya agar memaafkanmu."     

Menteri Zuo terkekeh dan menggelengkan kepalanya. "Gadis bodoh. Ini bukan pertanda baik bagi Negeri Nandou. Lihat saja ke atas langit." Sambil mengatakan hal ini, dia mengulurkan tangannya untuk menunjuk ke atas langit. "Sangat merah, merah seperti darah."     

Dia melihatnya dan mendesah dalam hati. "Jaga dirimu, Guru." Kemudian, dia berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu. Sang puteri telah mencoba yang terbaik tetapi ia tidak pernah berhasil membujuknya.     

Menteri Zuo masih tersenyum ke atas langit. Kejahatan yang kita lakukan adalah hal yang paling sulit untuk ditanggung oleh diri kita sendiri.     

Berita itu dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru Hundred Lands. Pada hari kedua setelah kembalinya Luo Junlin, banyak kaisar dari negara-negara tetangga datang berkunjung ke Negeri Nandou. Bahkan ketika He Xirou datang sebelumnya, banyak dari mereka yang datang untuk melihatnya. Sekarang, para Noble dari Kuil Royal Xuan telah datang kemari dan ada rumor yang mengatakan bahwa salah satu dari mereka adalah seorang penguasa dari Kuil Royal Xuan.     

Beberapa tahun yang lalu, banyak kaisar menjadi begitu dekat dengan Kerajaan Cangye. Mereka takut bahwa Kaisar Luo akan menaruh dendam terhadap mereka karena tindakan mereka itu. Para kaisar dari Hundred Lands ini tidak mungkin mengetahui apa yang sedang terjadi di pusat Wilayah Barren Timur. Mereka juga tidak tahu mengapa Luo Junlin kembali dengan para Noble ke Negeri Nandou.     

Sejak Luo Junlin bergabung dengan Kuil Royal Xuan dan pintu menuju Dunia Barren Kuno dibuka, Hundred Lands menjadi sangat kacau. Tidak ada yang ingin terjebak dalam badai yang sedang terjadi dan berpotensi kehilangan nyawa mereka. Semua orang ingin terus berkembang dalam hidup mereka.     

Dalam situasi seperti ini, bagaimana mungkin mereka tidak datang berkunjung ke Negeri Nandou ketika sosok terkemuka dari Kuil Royal Xuan telah datang kemari? Oleh karena itu, seluruh istana Nandou—tidak, seluruh kota kekaisaran—dipenuhi dengan suasana perayaan. Seolah-olah Negeri Nandou menyambut masa kejayaan dari negara mereka. Reputasi dari Negeri Nandou hancur selama Perjamuan Tingfeng yang terjadi lebih dari satu tahun yang lalu. Sekarang, sang Putra Mahkota telah kembali. Apakah pada akhirnya dia bisa membuat negaranya bangga?     

Kaisar Luo menyambut para kaisar yang berkunjung itu seolah-olah tidak ada sesuatu yang salah. Mereka minum-minum dan saling mengobrol. Melalui informasi dari Luo Junlin, Kaisar Luo telah memahami situasi saat ini. Namun, dia tidak memberitahukannya kepada siapa-pun. Bahkan tidak ada banyak orang di istana kekaisaran yang mengetahuinya.     

Di sisi lain, suasana di Kerajaan Cangye benar-benar berkebalikan dari suasana di Negeri Nandou. Setelah mendapat berita tersebut, suasana menjadi sangat tegang. Terutama di sekitar istana Cangye. Banyak orang merasa sedikit khawatir akan situasi saat ini.     

Luo Junlin telah kembali dengan para Noble. Jelas dia telah bersiap-siap. Semua Noble itu pasti tidak akan datang ke Hundred Lands untuk sekedar berkunjung ke Negeri Nandou. Jadi, mengapa mereka datang ke Hundred Lands? Untuk menghancurkan Kerajaan Cangye?     

Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Ye Futian di Wilayah Barren Timur? Beberapa orang memiliki pemikiran seperti itu. Sementara yang lainnya berpikir mungkin saja Ye Futian, Ye Wuchen, dan mereka yang pergi ke Wilayah Barren Timur tidak disukai oleh para Tetua dari klan mereka. Jadi, mungkin mereka tidak mempunyai keistimewaan, tidak seperti Luo Junlin, yang bisa membuat para Noble itu berpihak padanya dan membuat mereka datang ke Negeri Nandou bersamanya.     

Pemikiran ini sangat mungkin terjadi. Lagipula, Ye Futian dan yang lainnya masih berada di tingkat kultivasi yang rendah. Luo Junlin berada satu tingkat di atas mereka dan bahkan mendapatkan seorang putri dari sosok terkemuka di Kuil Royal Xuan untuk menjadi kekasihnya.     

Saat ini, di istana Cangye, Kaisar Ye mengerutkan keningnya ketika mendengar berita yang diterimanya.     

"Ayah, setelah diselidiki, sosok terkemuka itu adalah seorang penguasa dari Kuil Royal Xuan. Dia adalah ayah dari kekasih Luo Junlin. Dia juga guru dari Luo Junlin," ujar Ye Danchen.     

"Apakah Luo Junlin telah memiliki kemampuan untuk mengendalikan kekuatan seperti itu?" Kaisar Ye merasa khawatir.     

Jika orang-orang ini bergerak menuju Kerajaan Cangye, mereka tidak akan bisa melawannya.     

"Ayah, haruskah kita segera mengirim seseorang untuk menyelidiki situasi di pusat Wilayah Barren Timur?" Ye Lingxi bertanya dengan lembut.     

"Jika mereka benar-benar ingin menyerang kita, maka semuanya sudah terlambat. Kuharap Futian dan yang lainnya baik-baik saja." Kaisar Ye sedang memikirkan Ye Futian dan yang lainnya, mereka adalah para kultivator yang luar biasa, jadi mereka seharusnya baik-baik saja.     

"Kakak Ye." Tiba-tiba terdengar sebuah suara. Sekelompok orang masuk ke dalam ruangan tersebut. Mereka adalah sang kaisar Yunchu, Yan, dan berbagai negara lainnya. Mereka telah berjanji pada Ye Futian bahwa mereka akan tinggal di Kerajaan Cangye dan mematuhi perintah dari Kaisar Ye.     

Kaisar Ye mengerutkan kening saat melihat mereka. Beraninya mereka menerobos masuk ke ruangannya. Mereka biasanya tidak bertingkah seperti ini.     

"Kakak Ye, aku mendengar bahwa Luo Junlin telah kembali ke Negeri Nandou bersama dengan sekelompok Noble dari Kuil Royal Xuan," ujar Kaisar Chu.     

"Lalu?" Kaisar Ye mengangkat alis ke arahnya.     

"Kakak Ye, dalam situasi seperti ini, kami ingin meninggalkan Kerajaan Cangye untuk sementara waktu. Kau tidak keberatan, bukan?" tanya Kaisar Chu. Dalam situasi seperti ini, jika Kuil Royal Xuan menyerang Kerajaan Cangye, kemungkinan besar mereka akan ikut hancur dengan negara ini.     

Tatapan Kaisar Ye langsung menjadi tajam dan ia berkata dengan nada dingin, "Ketika Ye Futian membuat kalian tetap tinggal disini, itu tidak berarti kalian sedang berlibur disini. Ye Futian melakukan hal itu untuk bersiap-siap dalam menghadapi bahaya apa-pun yang mengancam Kerajaan Cangye. Sekarang, ketika sudah tiba waktunya, kalian malah ingin pergi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.