Legenda Futian

Pengkhianatan



Pengkhianatan

0Mengapa Ye Futian memerintahkan para kaisar dari semua negara ini untuk tinggal di Kerajaan Cangye? Tentu saja, itu adalah strategi pertahanan untuk menghadapi Kaisar Luo. Saat ini Luo Junlin telah kembali ke Negeri Nandou dengan sekelompok kultivator yang kuat, banyak orang yang berpikir bahwa mereka akan mengincar Kerajaan Cangye. Jadi, sekarang Kaisar Chu dan yang lainnya malah ingin pergi meninggalkan Kerajaan Cangye?     
0

"Kakak Ye, kau telah melihat situasi saat ini. Jika orang-orang yang dibawa oleh Luo Junlin benar-benar akan menyerang Kerajaan Cangye, maka kami hanya akan menunggu kematian disini. Kami lebih baik pergi dan mengamati dari jauh, dan kemudian, jika diperlukan, kami akan membantumu. Kau harus memahami hal ini," ujar Kaisar Yan. Sudah jelas bahwa tidak ada dari mereka yang mau mengambil resiko dalam situasi seperti ini. Ketika Luo Junlin menyerang Kerajaan Cangye bersama para Noble tersebut, saat itu akan menjadi akhir bagi Kerajaan Cangye.     

"Dan bagaimana kalau aku mengatakan bahwa aku tidak bisa menyetujui alasan kalian?" ujar Kaisar Ye sambil tersenyum.     

"Benar-benar mengecewakan jika kau akan bersikap tidak masuk akal seperti itu," jawab Kaisar Chu. "Jika Kakak Ye tidak mau memikirkan keselamatan kami, maka aku tidak mengerti maksud dari persahabatan kita ini."     

"Persahabatan?" Kaisar Ye tertawa sinis. "Kalian jangan melupakan alasan mengapa kalian semua tinggal disini. Kalian sendiri yang memohon-mohon pada Ye Futian. Kalian memilih tunduk pada Kerajaan Cangye sebagai syarat pengampunan kalian."     

Saat itu, keenam kaisar tersebut telah bersekutu dengan He Xirou dan Luo Junlin, mereka menuntut agar teman-teman dan keluarga Ye Futian menyerahkan diri. Mereka ingin membunuh Ye Futian. Kemudian, Ye Futian kembali dengan mengendarai Kunpeng dan para kaisar itu datang menghadap Ye Futian untuk meminta maaf atas keinginan mereka sendiri. Dan saat ini mereka ingin berbicara tentang "persahabatan"?     

Ketika mereka baru saja menyerahkan diri untuk mematuhi perintah dari Kerajaan Cangye, mereka bertindak dengan sangat hormat. Mereka menyetujui apa-pun yang dikatakan oleh Ye Futian dan juga bersikap sangat sopan terhadap Kaisar Ye, mereka menyebutnya sebagai "Yang Mulia". Tetapi setelah beberapa pertimbangan dan seiring berjalannya waktu, Kaisar Ye merasa bahwa mereka tidak perlu untuk memanggilnya seperti itu dan kembali memanggil satu sama lain sebagai "Kaisar". Dia telah berhubungan baik dengan sesama kaisar itu. Tapi sekarang…     

Ketika memikirkan hal ini, Kaisar Ye berbicara lagi dengan sikap yang dingin, "Kalian sendiri yang memilih untuk menyerahkan kekuasaan kalian. Itulah satu-satunya alasan mengapa Ye Futian membiarkan kalian semua lolos. Sepertinya kalian telah melupakan hal ini hanya dalam waktu satu tahun. Kalau begitu, maka lakukan sesuka hati kalian. Lalu, kalian lebih baik berdoa agar Luo Junlin dan orang-orangnya benar-benar yakin mereka bisa menghadapi Futian dan yang lainnya. Kalau tidak, jika Ye Futian dan teman-temannya mampu menghadapi mereka, aku akan menjadi orang yang berdoa untuk keselamatan kalian. Aku akan berdoa bahwa ketika kalian datang ke depan pintu kami dan kembali memohon pengampunan, Futian akan membiarkan kalian semua lolos untuk kedua kalinya."     

Apakah mereka ingin bersikap netral? Semua orang tahu bagaimana cara melakukan hal itu. Tapi masalah ini tidak sesederhana itu. Mereka telah mengancam keluarga Ye Futian. Dia hanya memutuskan untuk menahan mereka untuk tinggal di Kerajaan Cangye karena dia merasa khawatir tidak akan ada orang yang melindungi negara ini begitu dia pergi ke Wilayah Barren Timur. Tetapi saat ini mereka malah ingin pergi, tidak lama setelah Luo Junlin kembali ke Negeri Nandou?     

Para kaisar ini benar-benar mahir merubah kesetiaan mereka demi keuntungan mereka sendiri.     

Kelompok dari Kaisar Chu saling memandang satu sama lain dan menyadari pemikiran yang sama dari tatapan mata mereka. Tentu saja, mereka memahami apa yang dimaksud oleh Kaisar Ye, tetapi masalahnya adalah, mereka sudah terancam oleh bahaya yang akan segera terjadi sementara Ye Futian bahkan belum kembali dari Wilayah Barren Timur. Bagaimana sebaiknya mereka membuat keputusan saat ini?     

Tentu saja, keputusan itu untuk mengatasi bahaya yang segera terjadi. Pilihan lainnya adalah tetap disini bersama orang-orang dari Kerajaan Cangye dan menerima kekalahan dalam kesempatan bertarung mereka yang terakhir ketika Luo Junlin menyerang.     

Sejujurnya, mereka juga ingin menunggu dan mendapatkan pemahaman yang jelas tentang situasi saat ini atau mereka dapat menempuh perjalanan jauh ke pusat Wilayah Barren Timur dan menyelidiki apa yang terjadi disana.     

Namun, bahaya yang mengancam terlalu dekat. Rumor mengatakan bahwa para kaisar dari negara-negara lainnya telah tiba di Negeri Nandou dan berusaha menjalin hubungan baik dengan Kaisar Luo. Hundred Lands sudah dibuat heboh oleh situasi ini dan semua orang terus menerus membicarakannya. Rumor lainnya mengatakan bahwa Negeri Nandou sudah bersiap-siap untuk mengerahkan pasukannya kapan saja. Ditambah lagi, tidak akan butuh waktu lama bagi para Noble itu untuk tiba di Kerajaan Cangye karena kedua negara itu cukup berdekatan. Tidak ada waktu untuk melarikan diri.     

Mereka akan memilih pilihan yang menguntungkan bagi keselamatan mereka. Pilihan ini sebenarnya cukup sederhana.     

Kata-kata Kaisar Ye membuat para kaisar berpikir kembali mengenai pilihannya. Jika mereka memilih untuk pergi dan Luo Junlin tidak mampu menyingkirkan Ye Futian, mereka masih dalam situasi yang berbahaya.     

Hanya ada satu jalan keluar. Mereka harus memilih satu pihak.     

Mereka sudah memutuskan untuk pergi ke Negeri Nandou. Begitu mereka tiba di sana, para kaisar akan meminta maaf dan memohon pengampunan. Mereka dipaksa untuk tinggal di Kerajaan Cangye, diluar kemauan mereka. Apakah Kaisar Luo akan memaklumi kondisi mereka? Dalam situasi seperti ini, haruskah mereka melakukan sesuatu untuk membuktikan ketulusan mereka?     

Para kaisar saling memandang satu sama lain dan mengirim sebuah pesan rahasia melalui telepati. Kaisar Ye mengangkat alisnya, ia sepertinya menyadari ada sesuatu yang salah. Dia berbalik ke arah Ye Danchen dan Ye Lingxi, "Kalian berdua sebaiknya keluar."     

"Baik." Keduanya juga merasakan suasana yang aneh itu dan bersiap-siap untuk pergi.     

Tepat setelah Kaisar Ye berbicara, keenam kaisar itu tiba-tiba bergerak. Ye Danchen dan Ye Lingxi sangat terkejut dan mereka berusaha untuk melarikan diri. Tapi mereka adalah para Noble, tidak mudah untuk melarikan diri dari mereka. Sepasang kakak-adik itu berhasil ditangkap dalam sekejap mata.     

"Lancang!" Kaisar Ye berteriak dengan penuh amarah. Pedang qi memenuhi udara dan menutupi seluruh area itu dalam hitungan detik. Namun, sang kaisar Yunchu dan kaisar Yan berdiri di depan anak-anak dari Kaisar Ye. Mereka mengeluarkan sebuah ledakan energi mengerikan yang serupa dengan Kaisar Ye. Kaisar Chu berkata, "Maafkan kami, Kakak Ye. Kami tidak punya pilihan lain. Kami akan meminjam sang pangeran dan puteri."     

Kaisar Ye menggerakkan kedua tangannya dan pedang-pedang qi menyelimuti langit. Keenam kaisar itu terdiam di tempatnya. Kaisar Chu berkata, "Kakak Ye, jangan memaksa kami untuk bertarung. Apakah istana ini akan mampu menahannya jika kita bertarung?"     

Enam lawan satu. Hasilnya sudah dapat ditebak dan banyak orang di dalam istana ini akan mati.     

"Ayah," seru Ye Danchen, "Kami akan pergi bersama mereka." Dia jelas mengetahui situasi mereka saat ini. Jika ada yang berani bergerak, istana Cangye akan dalam bahaya.     

"Ayah, kirim seseorang ke Wilayah Barren Timur. Tidak ada yang akan terjadi pada kami," ujar Ye Lingxi. Mereka berdua juga kesal terhadap tindakan para kaisar ini. Para baj*ngan ini berani untuk mengkhianati Kerajaan Cangye. Ye Futian adalah satu-satunya orang yang bisa mereka percayai sekarang. Dia tidak akan membiarkan masalah ini begitu saja.     

Ye Futian, Yu Sheng, dan dua orang lainnya adalah teman mereka. Keduanya telah melihat sendiri seberapa hebatnya kelompok itu di Dunia Barren Kuno. Meskipun Luo Junlin berada di atas angin sekarang, selama Ye Futian tidak mati, keduanya akan baik-baik saja.     

"Danchen, Lingxi." Ekspresi Kaisar Ye berubah menjadi gelisah sementara tatapan matanya dipenuhi dengan amarah.     

"Kakak Ye, kami tidak punya pilihan lain. Sampai jumpa." Keenam kaisar itu pergi dalam sekejap dan segera berjalan keluar dari istana tersebut. Kemudian, mereka pergi untuk menjemput keluarga mereka. Ketika mereka menyerah pada Kerajaan Cangye, salah satu syarat yang diajukan Ye Futian adalah mengharuskan anggota keluarga kerajaan dari negara-negara ini untuk pindah ke Kerajaan Cangye. Tetapi sekarang karena keenam kaisar itu memilih untuk berkhianat, keluarga mereka jelas sedang terancam.     

Seketika Istana Cangye gempar. Kaisar Chu dan yang lainnya benar-benar mengkhianati mereka. Mereka juga menawan Ye Danchen dan Ye Lingxi. Apakah mereka melakukan hal itu agar mereka bisa pergi berlindung ke Negeri Nandou?     

Kaisar Ye berdiri di tempatnya dengan ekspresi kesal. Aura pedang berputar-putar di sekelilingnya. Tentu saja dia tahu mengapa Kaisar Chu menawan Ye Danchen dan Ye Lingxi—sebagai hadiah bagi Negeri Nandou, untuk menebus kesalahan mereka.     

Para kaisar mengerti bahwa karena mereka telah memilih untuk mengkhianati Kerajaan Cangye, mereka akan kembali ke pihak Luo Junlin. Tidak ada waktu untuk menyesal. Mereka harus memperbaiki hubungan mereka dengan Negeri Nandou.     

Ketika berita itu menyebar, kota kekaisaran Cangye dilanda kepanikan. Reaksinya seperti kota itu sedang dilanda gempa bumi. Awan-awan gelap bergeser dan menyebar di atas langit kota kekaisaran. Mungkinkah rumor itu benar? Luo Junlin akan membawa pasukannya untuk menyerang Kerajaan Cangye?     

Di kota kekaisaran, keluarga Lin adalah salah satu keluarga yang terkemuka. Wanita tercantik di Kerajaan Cangye, Lin Yueyao, mengangkat kepalanya ke atas langit. Berita yang menyebar dari istana telah menghebohkan kota tersebut. Wajar bila Lin Yueyao mengetahuinya. Satu sosok pemuda yang tampan muncul di benaknya. Luo Junlin telah kembali dengan begitu gagah. Bagaimana dengan 'dia'? Dimana 'dia' saat ini? Lin Yueyao berharap bahwa tidak ada hal buruk yang terjadi padanya di Wilayah Barren Timur. Dia merasa khawatir.     

Saat ini, tidak ada yang tahu bagaimana kelanjutan dari masalah ini nantinya.     

Negeri Nandou terlihat begitu ramai. Para kaisar dari seluruh penjuru Hundred Lands telah tiba disana. Sementara itu, Kerajaan Cangye memiliki situasi yang berkebalikan. Sepertinya dalam kurun waktu satu malam, kedua negara ini telah bertukar posisi. Lalu, bagaimana dengan nasib mereka?     

…     

Ye Futian sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi di Kerajaan Cangye dan tidak seorang-pun yang mengetahui bahwa kembalinya Luo Junlin dengan para Noble akan menyebabkan begitu banyak keributan di Hundred Lands.     

Ketika dia membuat enam kaisar itu berjanji setia pada Kerajaan Cangye, hal itu memang bertujuan untuk melindungi negara tersebut. Ye Futian berharap dengan bergabungnya enam negara itu akan mengukuhkan Kerajaan Cangye sebagai kerajaan terkuat di Hundred Lands. Dia tidak pernah mengantisipasi kejadian seperti saat ini ketika dia membuat janji dengan keenam kaisar tersebut. Keenam kaisar itu telah mengkhianati Kerajaan Cangye dan keputusan yang dibuat Ye Futian di masa lalu telah membuat negara itu terancam.     

Saat ini, Ye Futian masih dalam perjalanan kembali menuju Kerajaan Cangye. Dia harus menempuh perjalanan panjang untuk kembali ke Hundred Lands. Mereka telah melewati banyak daerah terpencil. Perjalanan ini membutuhkan waktu yang lama, bahkan untuk para Noble.     

Di atas langit dari sebuah wilayah yang tandus, seekor Kunpeng terbang dengan sayap yang tampak seperti deretan awan di langit. Itu adalah seekor Kunpeng dari Kerajaan Liu.     

Ye Futian tidak memilih untuk pergi melalui Dunia Barren Kuno. Hua Jieyu, Yu Sheng, dan dirinya sendiri berada di Dharma Plane sementara gurunya, Hua Fengliu, dan yang lainnya berada di Arcana Plane. Terdapat pula sembilan orang Noble. Jika mereka pergi melalui Dunia Barren Kuno, mereka tidak akan bisa pergi bersama-sama. Karena itu, mereka memutuskan untuk menempuh jarak yang jauh untuk bertemu satu sama lain terlebih dahulu.     

Dalam perjalanan, mereka melewati bagian timur dari Wilayah Barren Timur. Disitulah tempat Kerajaan Liu dan Klan Pedang Fuyun berada. Liu Feiyang, Liu Chenyu, dan Ye Wuchen membawa banyak orang untuk pergi bersama mereka.     

Di depan mereka, tepatnya wilayah di bawah mereka, terdapat sebuah kota kuno yang sangat besar dan megah. Dengan melihatnya dari atas langit, kota kuno itu didominasi dengan bangunan-bangunan berwarna putih seolah-olah semuanya dipahat dari batu giok berwarna putih.     

"Tuan, tempat ini adalah Kota Loulan." Di punggung Kunpeng itu, seorang Noble dari Loulan menunjukkan hal ini pada Ye Futian.     

"Ya, tapi saat ini kita sedang terburu-buru, jadi kita tidak akan berhenti di kota ini. Kita akan datang lagi di lain waktu." Ye Futian mengangguk pada Noble itu. Liu Feiyang tersenyum pada Ye Futian. Mereka semua tahu bagaimana Ye Futian tiba-tiba menjadi sang Putra Loulan. Sang Putra Loulan macam apa dia, dengan mudahnya melewati Kota Loulan begitu saja.     

"Baiklah," Noble itu balas mengangguk. Mereka mematuhi perintah sang Permaisuri dan kini mengikuti Ye Futian. Jelas, mereka akan melakukan semua perintah Ye Futian. Selama perintahnya tidak membahayakan Kerajaan Loulan, setiap kata Ye Futian adalah sebuah perintah bagi mereka.     

Kunpeng itu terus melaju dalam perjalanan mereka ke Hundred Lands, langsung melewati Kota Loulan yang berada di bawah mereka.     

Di Istana Loulan di bawah mereka, sang Permaisuri sedang duduk di aula pertemuan kuno.     

Saat itu, seorang wanita yang terlihat anggun berjalan mendekat. Dia membungkuk hormat dan menyapa, "Permaisuri."     

"Lan, ada sesuatu yang perlu kau urus. Kau harus melakukan sebuah perjalanan," ujar sang Permaisuri.     

"Baik," wanita itu mengangguk.     

"Sang Putra Loulan, Ye Futian, akan segera tiba di Negeri Nandou untuk menghadapi sebuah pertarungan. Bawalah sekelompok Noble dari Loulan yang paling kuat untuk menyambut Sang Putra Loulan. Selain itu, jika dia menang, kalian tidak perlu melakukan apa-apa. Tetapi jika dia kalah, aku tidak ingin sesuatu yang buruk menimpanya," ujar sang Permaisuri.     

"Saya mengerti." Wanita ini adalah seorang anak buah dari sang permaisuri yang paling tepercaya. Dia telah mengabdi pada sang Permaisuri selama bertahun-tahun, melalui segala halangan dan rintangan. Dia dikenal sebagai orang kepercayaan dari sang permaisuri.     

Lan meninggalkan aula itu dan sang Permaisuri kembali duduk di kursinya. Tatapan matanya tertuju ke arah luar. Mereka akan melewati Kota Loulan dalam perjalanannya ke Hundred Lands dari Wilayah Barren Timur, tetapi baj*ngan itu, Ye Futian, memiliki kesan buruk terhadapnya. Dia pasti tidak akan mampir ke Kota Loulan. Namun, dia tidak peduli. Baginya, tidak masalah apa yang dipikirkan oleh Ye Futian tentangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.