Legenda Futian

Kematian Enam Kaisar



Kematian Enam Kaisar

0Semua kaisar merasa sangat kedinginan. Perlahan-lahan mereka mulai menyadari bahwa mereka mungkin telah ditipu oleh Kaisar Luo. Sekarang setelah mereka memikirkannya dengan seksama, selama ini Kaisar Luo memang dengan sengaja mengumumkan berita tersebut. Pada kenyataannya, setelah orang-orang dari Kuil Royal Xuan tiba di Negeri Nandou, mereka hanya tinggal di dalam Istana Kekaisaran dan tidak benar-benar muncul di depan publik.     
0

Mereka tidak datang kemari untuk menghancurkan Kerajaan Cangye.     

Tetapi apakah Kaisar Luo satu-satunya orang yang bertanggung jawab akan hal ini? Ketika mendengar berita bahwa orang-orang dari Kuil Royal Xuan telah tiba di istana kekaisaran, berbagai kaisar datang kemari untuk mengunjungi mereka secara langsung, mereka sendiri yang bertindak sembrono. Namun ada juga banyak kaisar lainnya yang memilih untuk tidak datang berkunjung. Mengapa mereka pada akhirnya bertindak sembrono? Karena mereka ingin mendapatkan keuntungan dari situasi tersebut.     

Orang-orang penting dari Kuil Royal Xuan telah tiba di Negeri Nandou, dan sang pangeran dari Negeri Nandou juga telah kembali. Dalam kondisi seperti itu, Kaisar Luo mengobrol dengan mereka dan berkata dengan santai bahwa dia akan menghancurkan Kerajaan Cangye. Apakah mereka akan mencurigai sesuatu?     

Tidak, mereka dengan mudah mempercayai ucapannya. Karena itu, rumor tersebut terus menyebar.     

Sampai pada saat ini, ketika Ye Futian mengendarai Kunpeng dan menerobos ke dalam Istana Kekaisaran Nandou dengan paksa, mereka merasa ada sesuatu yang tampak janggal.     

Hati Nandou Yue berdebar. Jika Ye Futian mampu membunuh Luo Junlin, lalu bagaimana dengan Klan Nandou?     

Dia memandang ke arah Ye Futian dan Hua Jieyu yang berada di sampingnya. Pasangan yang tak tertandingi ini nyaris hancur berkeping-keping pada saat itu, karena Hua Jieyu hampir dikirim ke Istana Kekaisaran. Mereka bertaruh nyawa untuk terus melawan Kaisar Luo. Karena hal ini, Hua Jieyu hampir saja mati.     

Ketika memikirkan hal ini, ketakutan dan hawa dingin mulai memenuhi pikiran Nandou Yue.     

Dominasi Ye Futian telah mematahkan fantasi dari semua orang yang hadir saat ini.     

"Kau benar-benar sombong," seseorang dari Kuil Royal Xuan berkata dengan nada dingin. Ye Futian secara terang-terangan mengancam akan membunuh Luo Junlin dan sama sekali tidak peduli tentang Kuil Royal Xuan.     

"Ini adalah konflik antara aku dan mereka. Ini bukan urusanmu." Ye Futian melirik ke arah orang-orang dari Kuil Royal Xuan. Mereka mendengus, tetapi pada akhirnya tidak mengatakan apa-apa. Memang, mereka tidak punya alasan untuk ikut campur dalam konflik antara Ye Futian dan para kaisar ini. Jika orang-orang dari Kuil Royal Xuan ikut campur, mereka tidak akan berhadapan dengan Ye Futian sendirian, melainkan melawan seluruh anggota dari Pondok.     

Sangat lucu melihat tingkah para idiot ini dengan menculik teman-teman Ye Futian dan pergi ke Negeri Nandou. Para Noble rendahan yang menyedihkan.     

Kata-kata Ye Futian menyebabkan Kaisar Chu dan lima kaisar lainnya merinding ketakutan. Tubuh mereka gemetar dan benar-benar merasa ketakutan. Ye Futian berkata kepada para Noble dari Kuil Royal Xuan bahwa mereka tidak berhak untuk ikut campur dalam masalah ini. Apa artinya ini?     

"Aku akan bertanya padamu untuk terakhir kalinya. Dimana mereka?" Suara Ye Futian terdengar sangat dingin. Kali ini, dia benar-benar marah.     

"Mereka sedang bersamaku," tiba-tiba seseorang berbicara. Luo Mengyan telah tiba disini beberapa saat yang lalu. Ketika melihat sikap Ye Futian yang sangat mengintimidasi, dia juga ikut terkejut. Dia berjalan ke depan, sambil menatap ke arah Ye Futian. Pria ini, yang telah memukulnya ketika mereka pertama kali bertemu, tidak lagi memiliki sikap kekanakan yang dimilikinya ketika remaja saat itu. Saat ini, temperamen Ye Futian jauh lebih elegan dan wajahnya terlihat lebih tampan. Dia telah mengendarai Kunpeng ke tempat ini dan membawa banyak kultivator kuat bersamanya. Namun, dia datang kemari untuk mengambil kembali hutang budi mereka.     

Ye Futian tentu saja bisa mengenali Luo Mengyan. Dia berusia sekitar 18 atau 19 tahun, usia dimana seorang wanita terlihat paling cantik. Seorang puteri yang sebelumnya sering bersikap plin-plan kini tampak lebih pengertian dan menawan. Dia berdiri dengan anggun di tempatnya dan postur tubuhnya yang tinggi hampir menyempurnakan penampilannya. Dia masih mengenakan pakaian berwarna merah seperti kobaran api dan terlihat sangat mencolok, tetapi sosok dirinya yang sebelumnya masih bisa terlihat dengan samar di kedua matanya.     

"Serahkan mereka padaku." Ye Futian, bagaimanapun juga, tetap bersikap tidak sopan saat dia melirik ke arah Luo Mengyan tanpa ekspresi di wajahnya.     

Luo Mengyan menatapnya dan berkata dengan angkuh, "Bagaimana bisa kau berbicara seperti ini padaku?"     

Ye Futian mengerutkan keningnya. Sepertinya Luo Mengyan sama sekali tidak berubah.     

Sambil melangkah ke depan, hawa dingin menyebar dari tubuh Ye Futian.     

"Apakah kau ingin memukulku lagi?" Luo Mengyan menatap ke arah Ye Futian dengan mata berkaca-kaca. Tatapan matanya yang seperti merasa bersalah menyebabkan ekspresi aneh muncul di wajah semua orang. Mengapa mereka merasa bahwa sang puteri dari Negeri Nandou pernah dipermainkan oleh Ye Futian?     

Ye Futian memang telah mengalahkan Luo Mengyan beberapa kali. Pertama, ketika pertarungan persahabatan yang diadakan di Akademi Donghai, sedangkan yang kedua terjadi di Qingzhou. Waktu itu, Luo Mengyan ingin menjadikan Qin Yi sebagai pelayannya, dan dia kembali dipukul oleh Ye Futian. Dia bahkan mengadu pada Menteri Zuo.     

Ketika melihat penampilan Luo Mengyan, Ye Futian juga merasa agak aneh. Meskipun Luo Mengyan bersikap plin-plan, dia tidak memiliki kesan buruk tentangnya. Meskipun demikian, dia adalah putri dari Kaisar Luo dan ia telah ditakdirkan memiliki posisi sebagai seorang puteri.     

"Futian." Tiba-tiba, terdengar suara yang lembut datang dari kejauhan. Suara itu berasal dari Ye Lingxi. Dia dan Ye Danchen bergegas menuju ke arah Ye Futian dan Ye Lingxi berkata, "Futian, sang puteri tidak ikut terlibat dalam masalah ini. Dia telah menyelamatkan kami."     

"Lingxi, Danchen." Ketika menyadari bahwa keduanya dalam kondisi aman dan baik-baik saja, Ye Futian akhirnya dapat bernapas lega. Dia mendekati keduanya dan berkata, "Apakah kalian terluka?"     

"Tidak. Hanya saja seseorang dengan nama keluarga 'Chu' telah menampar wajahku," Ye Danchen mencibir, sambil menatap ke arah Kaisar Chu. Dia dan Ye Lingxi selalu percaya bahwa Ye Futian akan menyelamatkan mereka, tetapi mereka masih tidak menyangka Ye Futian akan tiba begitu cepat. Dia ingin melihat sendiri bagaimana Kaisar Chu bisa lolos kali ini.     

Ye Futian melirik ke arah Kaisar Chu dengan tatapan mata yang dingin. Tatapan matanya benar-benar menyebabkan Kaisar Chu merasa membeku, karena dia telah melihat keinginan membunuh yang dikeluarkan oleh Ye Futian.     

"Dia menyelamatkanmu?" Ye Futian bertanya, sambil menatap ke arah Luo Mengyan.     

"Ya. Setelah kami dibawa ke tempat ini, Kaisar Luo meminta mereka untuk menyelesaikan masalah ini secara pribadi. Dia ingin membunuh kami, tetapi puteri Luo menghentikan mereka," ujar Ye Lingxi dengan lembut. Beberapa saat yang lalu, mereka sudah putus asa dan hampir saja mati, dan Luo Mengyan telah menyelamatkan mereka. Meskipun dia berada di pihak musuh, Ye Lingxi masih berterima kasih kepada Luo Mengyan.     

Ye Futian mengangguk pelan, setelah itu dia berkata kepada Luo Mengyan, "Sepertinya aku telah salah menilaimu. Terima kasih."     

Luo Mengyan tersenyum, tetapi senyumnya tampak suram dan seolah-olah sedang mengejek. Apakah Ye Futian hanya mengatakan bahwa ini adalah kesalahpahaman? Dari tampilan dan nada suara Ye Futian, dia bisa merasakan jarak yang ada diantara mereka berdua.     

Ye Futian, seorang pria yang ingin dibunuh oleh ayahnya tetapi dihormati oleh gurunya, benar-benar telah kembali dengan cara yang begitu mengintimidasi, seperti apa yang diramalkan oleh gurunya. Apakah benar-benar akan ada sebuah bencana yang menimpa Negeri Nandou?     

"Baiklah." Ye Futian menoleh dan melihat ke arah keenam kaisar dari Negeri Yunchu dan negara lainnya. Tatapan dingin bisa terlihat di kedua matanya.     

Ketika melihat tatapan mata Ye Futian, wajah keenam kaisar itu langsung berubah menjadi pucat.     

"Kakak Luo." Kaisar Chu memandang ke arah Kaisar Luo, ingin meminta bantuan darinya. Saat ini, hanya Kaisar Luo dan orang-orang dari Kuil Royal Xuan yang bisa menyelamatkan mereka.     

Melihat pemandangan itu, Ye Futian mencibir. Apakah mereka masih ingin mengandalkan Kaisar Luo sekarang?     

"Ye Futian, pergilah dari istanaku untuk menyelesaikan konflik kalian," ujar Kaisar Luo dengan nada dingin.     

"Diam." Ye Futian melirik ke arah Kaisar Luo. Keenam kaisar itu telah diizinkan untuk memasuki istana, namun Kaisar Luo malah memintanya untuk menyelesaikan masalah ini di luar istana.     

Ekspresi Kaisar Luo berubah menjadi kesal. Dia adalah sang kaisar dari Negeri Nandou, dan ini adalah Istana Kekaisarannya. Pada saat ini, Ye Futian telah membentak dan mengancamnya beberapa kali di tempat ini, serta meremehkannya.     

Sambil mendengarkan percakapan antara keduanya, keenam kaisar itu menjadi benar-benar putus asa. Mereka tahu bahwa tidak ada siapa-pun yang bisa menyelamatkan mereka; baik itu Kaisar Luo maupun Kuil Royal Xuan.     

Dominasi Ye Futian jauh melampaui harapan semua orang. Kuil Royal Xuan tidak berani berurusan dengannya. Sangat lucu bagaimana mereka mengira Luo Junlin telah kembali untuk membunuh Ye Futian dan menghancurkan Kerajaan Cangye. Kaisar Luo juga mengatakan hal yang sama. Tapi apa kenyataannya?     

Sungguh menggelikan.     

"Ini semua salahnya. Kami semua dihasut oleh Kaisar Chu. Tuan Ye, tolong maafkan kami," ujar seorang kaisar, sambil menunjuk ke arah Kaisar Chu.     

"Baj*ngan," Kaisar Chu berteriak penuh amarah. Dia memandang ke arah Ye Futian dan berkata, "Tuan Ye, saya mengaku salah. Saya bersumpah mulai sekarang, saya hanya akan mendengarkan perintah anda."     

"Apakah kau pikir kau masih pantas untuk dihargai?" Ye Futian melirik ke arah Kaisar Chu dengan dingin. Apakah dia masih ingin hidup?     

Waktu itu, Ye Futian masih memaafkan mereka. Namun pengkhianatan kedua ini tidak bisa dimaafkan.     

Kaisar Chu memandang ke arah para Noble yang berada di belakang Kunpeng dan merasa putus asa. Saat itu, Ye Futian membutuhkan mereka untuk melindungi Kerajaan Cangye, dan karena itu Ye Futian memilih untuk memaafkan mereka. Bagaimana dengan sekarang? Setelah kembalinya Ye Futian kali ini, apakah ada yang berani untuk berurusan dengan Kerajaan Cangye lagi?     

Tidak akan ada yang berani.     

Kali ini, dia tidak hanya dihormati oleh berbagai pasukan besar. Sebaliknya, dia sendiri yang memimpin semua Noble itu ke tempat ini.     

"Mulai hari ini dan seterusnya, keenam kerajaan kalian akan lenyap," ujar Ye Futian dengan nada dingin. "Bunuh mereka."     

"Baik." Sembilan Pengawal Salju Perak Loulan melangkah maju. Mereka menerjang ke depan dan langsung mengepung keenam kaisar itu, masing-masing dari mereka memegang sebuah tombak perak. Tidak lama kemudian, salju mulai turun di sekitar mereka dan sebuah aura yang sangat dingin menyelimuti seluruh tempat tersebut. Semua orang dengan tingkat Plane di bawah Noble Plane mulai menggigil tanpa henti.     

Keenam kaisar itu tampak putus asa. Masing-masing dari sembilan Noble yang berada di depan mereka jauh lebih kuat dari mereka.     

Kaisar Chu tampaknya tidak ingin menyerah pada nasibnya. Spiritual Qi yang sangat mengerikan mulai mengamuk, dan cabang-cabang pohon willow tumbuh dan berputar-putar di udara, menerjang ke arah Ye Futian dengan sebuah aura yang sangat tajam. Kaisar Chu masih berusaha melawan Ye Futian.     

Namun, disamping Ye Wuchen, seorang kultivator melangkah maju. Dalam sekejap, pedang qi memenuhi udara dan berubah menjadi sebuah perisai pedang yang mengerikan, langsung melindungi Ye Futian dan yang lainnya. Cabang-cabang pohon willow yang tajam itu bergerak perlahan ke arah perisai pedang tersebut, dan tiba-tiba terdengar sebuah suara yang memekakkan telinga, tetapi serangan itu sama sekali tidak mampu menembus perisai pedang tersebut.     

Pada saat yang sama, para Pengawal Salju Perak bergerak. Badai salju berputar-putar di langit dan tombak mereka menerjang ke depan seperti seekor naga. Badai salju yang mengerikan itu mencoba untuk mengubur keenam kaisar tersebut sementara hawa dingin yang intens keluar dari tombak perak yang dipegang oleh para Pengawal Salju Perak.     

Sembilan tombak itu, bersama-sama dengan badai salju, akhirnya menerjang dan sebuah cahaya berwarna keperakan menyelimuti seluruh area di sekitar enam kaisar tersebut. Kemudian, semua orang dapat melihat sebuah cahaya berwarna keperakan yang sangat menyilaukan.     

"Tidak..." Terdengar beberapa jeritan yang menyedihkan. Dengan perbedaan kekuatan yang begitu jauh, Kaisar Chu dan lima kaisar lainnya bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menunjukkan kekuatan mereka. Cahaya berwarna keperakan itu menembus tubuh mereka seperti salju, dan tombak perak itu menusuk hingga melewati tenggorokan mereka, tetapi tidak ada darah dari luka tusuk itu. Darah dan tubuh mereka langsung membeku. Mereka tidak bergerak seolah-olah mereka telah berubah menjadi sebuah patung.     

Sembilan Noble itu bercahaya dan kembali ke posisi mereka di belakang Ye Futian dengan tenang seolah-olah mereka tidak melakukan apa-apa.     

Para kultivator dari Kuil Royal Xuan memandang ke arah sembilan Noble itu. Siapa mereka sebenarnya? Jelas, mereka bukan dari Perguruan Tinggi Barren Timur. Lalu mengapa mereka berada di samping Ye Futian?     

Namun, Kaisar Luo, serta para kaisar lainnya, tidak peduli tentang identitas dari sembilan Noble itu. Dia hanya fokus pada kematian dari enam kaisar itu. Mereka terbunuh layaknya semut. Saat ini, dia merasa sedih karena kematian dari sesama kaisar di Hundred Lands. Akankah dia berakhir seperti ini nantinya?     

Adapun Menteri Hua dan Nandou Yue, wajah mereka menjadi sangat pucat, dan bahkan tubuh mereka sedikit gemetar, baik karena dinginnya udara saat ini atau dinginnya hati mereka.     

Mereka adalah para kaisar, penguasa di negara masing-masing. Di Hundred Lands, mereka adalah seorang pemimpin. Namun, hanya karena satu kalimat yang diucapkan oleh Ye Futian, keenam kaisar itu telah mati, seketika berubah menjadi patung-patung es.     

Tiba-tiba, Nandou Yue memikirkan Nandou Tai yang telah memasuki Nobles Plane belum lama ini. Hatinya kini dipenuhi oleh ketakutan yang luar biasa!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.