Legenda Futian

Konspirasi



Konspirasi

0Saat ini, mereka yang terjebak di Gunung Penyu dan mereka yang telah mendaki ke puncak gunung, semuanya telah kembali ke kaki gunung dengan selamat. Qin Yuan, Qin Li, dan Chu Yaoyao sedang berkumpul bersama. Banyak orang yang memandang ke arah mereka.     
0

Qin Yuan telah gagal mendaki ke puncak Gunung Penyu. Di sisi lain, Ye Wuchen berhasil melakukannya. Menurut perkataan dari Kaisar Liu, Ye Wuchen berhak menikah dengan sang puteri dari Kerajaan Liu. Hal ini berarti Dinasti Qin harus kembali dengan tangan kosong.     

"Apakah pangeran Qin berencana untuk menyerah?" tanya seseorang diantara kerumunan orang. Akankah Dinasti Qin membiarkan semuanya berakhir seperti ini?     

Qin Li memandang ke arah kerumunan orang tersebut. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Liu Feiyang, sang pangeran dari Kerajaan Liu, adalah teman baik Ye Wuchen. Dia telah menemani Ye Wuchen mendaki gunung itu, jadi tentu saja, Ye Wuchen mampu mencapai puncak Gunung Penyu. Gunung ini adalah sebuah tempat suci bagi keluarga Kerajaan Liu. Karena itu tidak ada yang mengejutkan mengenai hasil ini."     

Mata semua orang berbinar. Qin Li tidak mau mengakui kegagalan dari Qin Yuan.     

Qin Yuan menatap ke semua orang dengan wajahnya yang tampan. Sambil tersenyum, dia berkata, "Aku benar-benar mengagumi Puteri Chenyu. Bagaimana aku bisa menyerah begitu saja?" Ekspresi aneh muncul di wajah semua orang. Apakah Dinasti Qin bertekad untuk memenangkan kompetisi ini?     

Qin Li mengangkat kakinya, dan kelompok itu meninggalkan tempat tersebut. Chu Yaoyao mengikuti di samping Qin Li dan melirik ke arah Gunung Penyu. Kelompok Ye Futian belum turun dari puncak gunung. 'Aku ingin mengetahui dimana mereka sekarang.' Ketika memikirkan kembali halusinasi yang dia alami di Gunung Penyu, dia merasa sangat gelisah.     

Qin Li dan kelompoknya kembali ke Istana Kekaisaran. Orang-orang dari berbagai pasukan lainnya juga mengikuti mereka dengan penasaran dan kembali ke istana kekaisaran. Mereka ingin melihat bagaimana perkembangan dari peristiwa ini berlanjut nantinya. Namun, Kaisar Liu tidak berada di istana saat ini.     

Di puncak Gunung Penyu, terdapat sebuah cekungan lainnya di belakang istana batu tersebut. Di atas cekungan tersebut, terdapat sebuah batu berukuran besar, dimana Pertapa Penyu itu sedang berbaring saat ini. Kaisar Liu juga muncul di dalam cekungan tersebut. Gunung Penyu adalah sebuah tempat suci dari Kerajaan Liu, jadi hanya para kaisar yang bisa mendakinya dengan bebas.     

"Senior, bagaimana perkembangannya?" Kaisar Liu bertanya. Dia adalah seorang Kaisar dari Kerajaan Liu, tetapi Pertapa Penyu telah hidup selama bertahun-tahun lamanya, jadi wajar saja baginya untuk memanggil Pertapa Penyu itu sebagai "senior." Ketika sang Kaisar masih muda, Pertapa Penyu itu sudah menjadi sang "Pertapa Penyu".     

"Apakah kau pernah berpikir untuk membawa wargamu pergi meninggalkan Kerajaan Liu?" Pertapa Penyu itu memandang ke arah Kaisar Liu.     

Ekspresi Kaisar Liu berubah menjadi serius. Apakah situasinya benar-benar seburuk ini?     

"Kerajaan ini adalah hasil kerja keras dari leluhur kami. Bahkan jika saya ingin pergi, apa yang harus saya katakan pada warga dari Kerajaan Liu?" Kaisar Liu menghela napas. "Bisakah saya memberi tahu mereka bahwa kerajaan mereka sedang melarikan diri dari sebuah ancaman yang tidak dikenal?"     

"Bagaimana kalau menyerah?" Pertapa Penyu itu kembali berbicara.     

Kaisar Liu menggelengkan kepalanya. Dia bisa merasakan hawa dingin menjalar di hatinya. Pertapa Penyu itu terdiam dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Kaisar Liu dapat memahami maksud dari sikap yang ditunjukkan oleh Pertapa Penyu tersebut.     

Peristiwa ini akan menjadi sebuah bencana bagi Kerajaan Liu.     

Dinasti Qin mengatakan bahwa pihak mereka akan membuat Qin Yuan tetap tinggal di Kerajaan Liu untuk menjadi menantu dari Kaisar Liu. Namun, dia tidak akan percaya pada kata-kata seperti itu dengan begitu mudah. Masalahnya adalah, apa yang bisa dia lakukan bahkan jika dia tidak percaya pada kata-kata dari Dinasti Qin?     

"Bagaimana dengan Ye Wuchen?" Kaisar Liu tiba-tiba bertanya.     

"Pemuda yang sangat keras kepala. Dia pasti akan terlibat dalam hal ini," ujar Pertapa Penyu tersebut. "Meskipun bakatnya tidak sehebat beberapa orang di Gunung Penyu, kemurnian hatinya untuk ilmu pedang hampir tak tertandingi. Dia pasti akan jauh lebih hebat darimu di masa depan."     

"Tidak mengherankan bahwa orang-orang di gunung ketujuh memberinya gelar Swordmaster begitu cepat," ujar Kaisar Liu. "Bagaimana dengan beberapa orang lainnya dari Pondok?"     

"Potensi mereka tidak terbatas. Wilayah Barren Timur pasti akan mengalami perubahan besar pada generasi ini." Pertapa Penyu itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Sayangnya, Dinasti Qin datang terlalu cepat."     

"Aku akan pergi mengunjungi mereka," ujar Kaisar Liu. Dia tidak bertanya tentang hal lainnya. Pertapa Penyu itu dapat memprediksi banyak hal, tetapi dia bukan seorang nabi. Sikapnya sudah mengungkapkan bahwa Kerajaan Liu akan menghadapi sebuah krisis.     

Hasil dari prediksi dari Pertapa Penyu adalah bahwa, entah Kaisar Liu akan menyetujui pernikahan yang diusulkan oleh Dinasti Qin atau tidak, Kerajaan Liu tetap menghadapi krisis tersebut. Dengan kata lain, tujuan dari Dinasti Qin kali ini mungkin lebih dari sekedar melamar untuk sebuah pernikahan.     

"Baiklah," Pertapa Penyu itu mengangguk pelan. Kemudian, dia mulai menuruni cekungan tersebut. Gerakannya sangat lambat, dan Kaisar Liu menunggunya dengan sangat sabar.     

…     

Saat ini, Ye Futian, Ye Wuchen, Yu Sheng, Loulan Xue, dan Liu Feiyang berada di dalam istana batu. Pertapa Penyu itu telah mengabulkan keinginan Ye Futian.     

Kelompok itu perlahan-lahan mulai merasakan kekuatan misterius di istana batu tersebut. Dalam sebuah ruangan yang menggambarkan dunia, sebuah ranting dari pohon willow bergerak dengan pelan dan berputar-putar karena tertiup oleh angin. Namun, ranting itu benar-benar memotong pegunungan menjadi dua bagian dan membelah sungai lebar-lebar. Tiba-tiba muncul jejak dari kobaran api, tetapi kobaran api itu tidak bisa dipadamkan sampai seluruh langit ikut terbakar.     

Ye Wuchen dapat merasakan gambaran-gambaran dan aura pedang ini memasuki tubuhnya. Bahkan ranting pohon willow itu dapat memotong pegunungan. Lalu bagaimana dengan sebilah pedang? Dia memiliki teknik Sword Body dan karena itu ia sangat sensitif terhadap pedang. Dia begitu terbawa dalam pemandangan di depannya seolah-olah dia telah berubah menjadi sebilah pedang, atau jejak aura pedang itu sendiri. Di masa lalu, gurunya telah memberitahunya bahwa aura pedang dari seseorang yang sangat kuat mampu melintasi jarak ribuan mil jauhnya dan membunuh musuhnya. Inilah yang disebut sebagai "membunuh seseorang dari ribuan mil jauhnya dan tidak akan meninggalkan jejak."     

Ye Futian juga mencoba merasakan area di sekitarnya. Disini, semua hukum yang mengatur berbagai macam elemen sedang mengelilingi mereka. Ketika dia mengaktifkan Meditasi Kebebasan, dia bisa melihat semuanya lebih jelas dari sebelumnya. Dia mengingat kembali pertarungan antara kakak ketiga dan Lu Nantian dari Klan Donghua di Kota Chaoge. Kekuatan yang dikeluarkan oleh Lu Nantian pada waktu itu memberinya perasaan yang serupa seperti saat ini.     

Mungkinkah kemampuan untuk mengendalikan berbagai hukum adalah kemampuan dari seorang sage? Apakah Pertapa Penyu itu berhasil memahami rahasia dari Sage Plane?     

Sage Plane adalah tingkat Plane yang legendaris.     

Tiba-tiba, dua sosok berjalan ke dalam istana batu. Ketika melihat keduanya mendekat, Ye Futian dan kelompoknya menghentikan kultivasi mereka.     

"Yang Mulia." Kedua mata Ye Futian berbinar. Dia terkejut bahwa Kaisar Liu benar-benar datang kemari bersama dengan Pertapa Penyu.     

Kaisar Liu tersenyum dan sama sekali tidak mengeluarkan auranya. Sebaliknya, dia terlihat sangat ramah. Sambil tersenyum, dia berkata, "Bagaimana perasaan kalian?"     

"Kami telah belajar banyak hal," ujar Ye Wuchen, sambil menatap ke arah Kaisar Liu.     

"Bagus. Kau harus meluangkan waktu untuk berkultivasi disini. Jangan khawatir tentang hal-hal lainnya di luar gunung ini." Kaisar Liu berjalan mendekati Ye Wuchen dan menepuk pundaknya dengan pelan. Ye Wuchen berdiri di tempatnya, merasa agak bingung. Apa arti dari sikap Kaisar Liu saat ini? Apakah dia akan menyetujui pernikahan antara Ye Wuchen dan Liu Chenyu? Lalu mengapa Pertapa Penyu itu mengatakan bahwa Ye Wuchen harus pergi dari Kerajaan Liu, atau dia akan menghadapi nasib buruk nantinya?     

Kaisar Liu berjalan melewati Ye Wuchen dan mendekati Ye Futian. Lalu, dia menatap ke arah Ye Futian.     

"Yang Mulia," ujar Ye Futian.     

"Kau tidak perlu bersikap sesopan itu." Kaisar Liu tersenyum dan berkata, "Ye Futian, aku membutuhkan bantuanmu."     

Ekspresi Ye Futian dipenuhi dengan keraguan. Sambil melihat sang Kaisar, dia berkata, "Yang Mulia, katakan saja pada saya."     

"Tolong jaga Feiyang dan Chenyu di masa depan," ujar Kaisar Liu. Ye Futian menatap ke arahnya. Kerajaan Liu adalah salah satu dari pasukan besar di Wilayah Barren Timur, dan Kaisar Liu adalah pemimpin dari kerajaan ini. Kenapa dia berkata seperti itu? Pasti Kaisar Liu telah mengetahui bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.     

"Saya pasti akan melakukan yang terbaik." Ye Futian mengangguk dengan sungguh-sungguh.     

"Terima kasih," ujar Kaisar Liu, sambil tersenyum. Dia juga menepuk bahu Ye Futian. "Berkultivasilah dengan giat. Masa depan dari Wilayah Barren Timur adalah milik kalian semua." Setelah itu, dia memandang ke arah putranya, Liu Feiyang. Kemudian, dia berbalik dan meninggalkan istana batu. Pertapa Penyu juga pergi bersama Kaisar Liu.     

Ye Wuchen mengerutkan keningnya dan terus berdiri di tempatnya. Setelah mengantarkan Kaisar Liu keluar dari istana batu, Pertapa Penyu kembali dan berkata, "Jangan khawatirkan apa-pun dan teruslah berkonsentrasi pada kultivasi kalian. Karena Kaisar Liu telah berjanji kepada kalian, tidak ada yang akan terjadi di Istana Kekaisaran." Jelas, dia merujuk pada Liu Chenyu.     

Ye Wuchen mengangguk dan melanjutkan berkultivasi.     

…     

Di Istana Kekaisaran dari Kerajaan Liu, Qin Yuan pergi ke Paviliun Puteri tempat Liu Chenyu berada.     

"Pangeran Qin, ada apa?" Liu Chenyu bertanya dengan lembut. Nada suaranya terdengar datar tapi suaranya itu memberi kesan bahwa dia tidak akrab dengan Qin Yuan.     

"Baru saja, aku pergi ke Gunung Penyu dan mengalami sebuah halusinasi disana. Selama ujian tersebut, aku benar-benar melihatmu dalam halusinasiku. Karena itu setelah aku kembali ke istana kekaisaran, aku hanya ingin datang dan menemuimu." Wajah tampan Qin Yuan dipenuhi dengan senyuman yang lembut. Kemarahan dan keganasan yang muncul di wajahnya selama mendaki Gunung Penyu kini telah menghilang. Selain itu, senyuman Qin Yuan tampaknya mengandung sebuah pesona magis yang akan membuat orang lain memiliki prasangka baik tentang dirinya.     

Meskipun Liu Chenyu tidak menyukainya, dia masih tidak bisa benar-benar membencinya setelah melihat wajahnya secara langsung. Bukan karena wajahnya yang tampan, tetapi ia seperti memiliki suatu kekuatan khusus.     

Liu Chenyu tidak membalas kata-katanya. Apa yang bisa dia katakan?     

"Aku tidak punya maksud lain. Aku hanya ingin datang kemari dan menemuimu. Sampai jumpa." Qin Yuan bersikap sangat sopan. Kemudian, dia berbalik dan pergi dengan cara yang sangat sopan.     

Disamping Liu Chenyu, pelayannya berkata, "Puteri, pangeran Qin benar-benar tampan. Sepertinya dia terlahir dengan pesona seperti itu. Saya yakin semua orang ingin mendekatinya." Pelayan itu mengatakan hal tersebut hanya karena Liu Chenyu memiliki sifat yang baik. Kalau tidak, dia tidak akan berani mengatakan hal ini.     

Ekspresi aneh muncul di wajah Liu Chenyu; dia tahu bahwa kata-kata dari pelayannya itu memang benar. Namun, pada saat itu dia tiba-tiba memikirkan satu sosok lainnya dan senyuman lembut muncul di wajahnya. Dia benar-benar berhasil mencapai puncak Gunung Penyu.     

Setelah Qin Yuan pergi, mereka menunggu Kaisar Liu kembali. Kemudian, mereka mengunjungi sang Kaisar, tetapi Kaisar Liu tidak memberi mereka jawaban. Dia hanya mengundang semua tamu untuk datang ke perjamuan dan mengatakan bahwa dia akan mengumumkan keputusannya setelah Ye Wuchen dan yang lainnya kembali dari Gunung Penyu.     

Orang-orang dari Kota Kekaisaran Kerajaan Liu juga menunggu berita itu. Ye Wuchen telah berhasil mendaki Gunung Penyu, dan mereka semua bertanya-tanya apakah Kaisar Liu benar-benar akan memilihnya.     

Dalam beberapa hari berikutnya, Qin Yuan terus mengunjungi Paviliun Puteri tempat Liu Chenyu berada setiap hari. Setiap kali datang, ia hanya berkunjung sebentar dimana tindakannya itu cukup sopan.     

Bahkan Kaisar Liu mengetahui tentang hal ini. Namun, dia juga tidak punya alasan untuk membuat Qin Yuan berhenti mengunjungi putrinya. Setelah Ye Wuchen kembali dalam waktu beberapa hari ke depan, dia akan mengumumkan keputusannya. Pada saat itu, alasan apa lagi yang bisa disampaikan oleh Dinasti Qin?     

Suatu hari, di paviliun tempat Qin Li tinggal, disana hanya ada Qin Li dan Qin Yuan.     

"Kau masih belum bisa merebut hati Liu Chenyu?" Qin Li mengerutkan keningnya dan memandang ke arah Qin Yuan dengan tatapan yang tajam.     

"Tingkat Plane dari Liu Chenyu hanya sedikit lebih rendah dari tingkat Plane-ku. Aku butuh waktu," ujar Qin Yuan.     

"Tapi kita tidak punya waktu. Kau sendiri sudah melihat sikap dari kaisar tua itu. Setelah Ye Wuchen kembali, dia akan mengumumkan keputusannya. Pada saat itu, rencana kita akan gagal," ujar Qin Li dengan nada serius. "Rencana ini gagal karena kau. Aku akan memberimu waktu dua hari lagi, dan kau harus merebut hati Liu Chenyu sepenuhnya. Apakah kau tidak menyukai wanita cantik seperti Liu Chenyu?"     

Tatapan mata Qin Yuan terlihat suram. Dia lebih tertarik pada Chu Yaoyao, sang Virgin dari Klan Bulan yang cantik. Jika dia punya kesempatan, dia pasti akan membuat Chu Yaoyao tunduk di depannya.     

"Bukankah hal itu terlalu beresiko?" Tanya Qin Yuan.     

"Bahkan jika rencana kita ketahuan, Kerajaan Liu tidak akan berani membunuhmu karena identitas yang kau miliki. Jika Kerajaan Liu benar-benar menyerangmu, kau yang akan bertanggung jawab pada keberhasilan rencana ini," ujar Qin Li tanpa ekspresi. "Jika rencana dari ayah terpengaruh, kau yang akan bertanggung jawab."     

"Aku mengerti." Qin Yuan mengangguk. Kemudian, dia berbalik dan pergi.     

Sambil melihat punggung Qin Yuan, hawa dingin terlintas di kedua mata Qin Li. Tentu saja, dia mengetahui bahwa Qin Yuan dengan senang hati membunuhnya. Berani-beraninya idiot yang tidak berharga seperti dia bermimpi untuk mendapatkan takhta, tetapi dia memang tampan. Dia memang anak dari pelacur itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.