Legenda Futian

Mengguncang Langit



Mengguncang Langit

0Tombak Qin Yu diarahkan ke Matriks Xuanwu yang berada tepat di bawahnya. Naga-naga di sekelilingnya meraung, dan naga emas raksasa yang sedang dikendarai olehnya, bergegas turun, langsung menerjang ke arah istana Liu yang berada di bawah mereka.     
0

Qin Yu tampak bermandikan cahaya berwarna emas. Sinar-sinar cahaya berwarna keemasan menembus deretan awan di atas langit seperti kilatan petir. Tombak naga tersebut menghantam Matriks Xuanwu yang berukuran besar, dan dalam sepersekian detik, naga-naga itu sepertinya menyerang Matriks Xuanwu tanpa henti. Sementara itu, ujung tombak yang tajam menembus ke dalam matriks tersebut inci demi inci. Pada saat yang sama, baris-baris matriks muncul untuk menutupi area istana kekaisaran yang sangat luas.     

Cakar seekor naga emas yang berukuran besar menancap ke dalam Matriks Xuanwu yang menyilaukan sehingga menyebabkan munculnya retakan pada formasi matriks tersebut. Orang-orang di dalam istana kekaisaran memandang ke atas untuk menyaksikan pemandangan ini sambil gemetar ketakutan. Di langit di atas kepala mereka, gambaran seekor naga emas raksasa muncul dari tombak panjang yang menusuk Matrik Xuanwu.     

"Permaisuri Liu, Matriks Xuanwu diciptakan oleh Pertapa Penyu dan hanya bisa dihancurkan oleh serangan dengan tingkat melebihi Noble Plane. Qin Yu tidak jauh berbeda dengan Lu Nantian. Dia telah tercerahkan dengan kemampuan seorang Sage dan dapat menggunakan peralatan ritual tingkat Sage," seru seorang Noble di samping sang Permaisuri. "Permaisuri, saat ini Kerajaan Liu berada dalam bahaya besar."     

Pada tingkat Sage, Qin Yu tidak bisa dikalahkan oleh jumlah pasukan yang besar.     

Semakin banyak suara retakan yang dapat terdengar saat celah-celah pada permukaan Matriks Xuanwu terus menyebar. Sampai akhirnya, dengan satu suara retakan yang keras, matriks tersebut hancur.     

"Permaisuri Liu, apakah kau ingin aku melanjutkan serangan?" Kedua mata Qin Yu berbinar saat dia melihat ke arah sang Permaisuri.     

"Mengapa Dinasti Qin harus mengambil tindakan sejauh ini?" terdengar sebuah suara. Di kejauhan, seekor kura-kura tua mendekat. Gerakannya tampak sangat lambat tetapi di detik berikutnya, dia sudah berada di depan Qin Yu.     

"Kaisar Liu sudah membiarkan orang-orang dari Dinasti Qin pergi dengan selamat. Jadi, mengapa kalian harus melakukan hal ini padanya?" Pertapa Penyu mengucapkan kata-kata layaknya manusia pada Qin Yu. Dia sudah memperkirakan akhir dari konflik ini. Dinasti Qin datang kemari dengan maksud untuk menghancurkan Kerajaan Liu dan semuanya telah berkembang hingga ke titik ini.     

"Saya mendengar bahwa meskipun bakat dari sang Pertapa Penyu tidak cukup untuk menjadi seorang Sage, dengan hidup selama bertahun-tahun lamanya telah memungkinkan anda untuk tercerahkan dengan Aura Sage. Hari ini adalah kesempatan yang sempurna untuk melihatnya secara langsung," ujar Qin Yu dengan tatapan mata tertuju pada Pertapa Penyu. Tentu saja, Qin Yu telah memikirkan kehadiran monster iblis ini, yang merupakan totem dari Kerajaan Liu dalam rencananya. Tapi sekarang, bukan hanya Qin Yu telah tercerahkan dengan Aura Sage, tapi dia juga telah mampu mengendalikan peralatan ritual tingkat Sage. Apa lagi yang harus dia takuti?     

"Baiklah," Pertapa Penyu itu mengangguk. Tiba-tiba tubuhnya membesar sampai akhirnya, monster suci itu berukuran sekitar dua kali lipat dari naga emas raksasa. Tubuhnya membentang di atas langit istana kekaisaran. Sambil mengangkat cakar depannya, Pertapa Penyu mengarahkan cakarnya pada Qin Yu.     

Tentu saja, Qin Yu tidak takut pada serangan tersebut. Dengan tombak emas di tangannya, dia mengayunkan tombak itu ke arah lawannya. Pada saat ini, dia bisa merasakan bahwa cakar berselaput dari Pertapa Penyu yang diarahkan padanya itu bukan hanya cakar biasa, tekanan dari serangan itu sangat berat. Rasanya seolah-olah langit telah runtuh dan menimpa tubuh Qin Yu. Di sekeliling istana kekaisaran, semua orang merasakan kekuatan dari serangan tersebut dan sedikit menerima tekanan meskipun serangan itu tidak ditujukan untuk mereka.     

*Boom* Serangan dari keduanya saling bertabrakan. Tubuh Qin Yu terhempas ke belakang hingga benar-benar menghantam tanah, yang menghancurkan bagian bangunan di sekitarnya dan juga menyebabkan debu dan pasir terbang ke udara. Dan di bagian tengah dari kaki Pertapa Penyu itu muncul luka berbentuk garis lurus yang mengeluarkan darah.     

Dengan satu kilatan petir berwarna emas, Qin Yu kembali ke udara. Sambil menatap ke arah Pertapa Penyu, dia tertawa, "Kau memang seekor monster dari totem milik Kerajaan Liu, tetapi hari ini totem tersebut akan dihancurkan dan Kerajaan Liu akan lenyap."     

"Bunuh mereka!" Begitu Qin Yu memberikan perintah, pasukan Flood Dragon, serta naga emas raksasa yang dikendarainya, menerjang ke bawah sementara dia sendiri menerjang ke arah Pertapa Penyu.     

Sebuah pertempuran yang sengit terjadi di istana kekaisaran dan dalam sekejap, istana Liu telah dipenuhi oleh sosok-sosok yang bertarung satu sama lain. Satu demi satu, bangunan-bangunan emas yang megah itu runtuh, begitu pula para kultivator kuat dari istana Liu. Banyak di antara para pasukan yang mengendarai Flood Dragon yang memiliki peralatan ritual tingkat Noble yang sangat kuat. Semua peralatan ritual itu terlihat kuno dan memiliki aura yang suci. Mereka terlihat seperti pasukan prajurit kuno yang membawa peralatan ritual dengan sejarah yang luar biasa.     

Orang-orang dari Kerajaan Liu menyaksikan pertempuran yang sangat dahsyat itu dari kejauhan. Permaisuri Liu memiliki kekuatan yang benar-benar mengesankan dan kemampuannya tidak dapat dilihat. Dia berhasil membunuh beberapa Noble yang kuat, tetapi naga emas itu berhasil menangkapnya. Pada saat yang sama, semakin banyak Noble yang mengepungnya. Perlahan-lahan, dia telah mencapai batas kekuatannya dan wajahnya yang cantik berubah menjadi pucat, menyerupai warna pakaiannya yang seputih salju.     

Kemampuan Pertapa Penyu memang tidak perlu diragukan lagi. Namun, Qin Yu tidak melawannya secara langsung. Dia mengitari tubuh besar dari Pertapa Penyu dan menyerangnya tanpa henti. Secara bertahap, tubuh dari Pertapa Penyu dipenuhi oleh luka. Tubuhnya berukuran sangat besar dan gerakannya lambat. Dua hal ini adalah kelemahan dari Pertapa Penyu. Qin Yu memanfaatkan kelemahan dari Pertapa Penyu ini dan menyerang tanpa henti layaknya orang gila.     

"Apakah kalian akan pergi?" Pertapa Penyu menundukkan kepalanya, sambil bertanya pada Permaisuri Liu dan pasukannya.     

Di depan sang Permaisuri, terdapat seekor naga emas dan para Noble mengitarinya. Dengan gaun panjangnya yang tertiup angin, dia menggelengkan kepalanya. "Sebagai seorang permaisuri dari Kerajaan Liu, aku lebih baik mati dalam pertempuran daripada melarikan diri." Dan setelah itu, dia pergi untuk melanjutkan pertarungannya, sosoknya bercahaya dan melintas melewati Pertapa Penyu. Dia menghela napas dalam-dalam.     

Serangan yang kuat menimpa tubuh permaisuri Liu tanpa henti. Tidak lama kemudian, dia kembali ke atas tanah. Pakaiannya yang berwarna putih sekarang diwarnai dengan warna merah dari darah. Bercak darah bisa dilihat di sudut mulutnya, namun dia tetap terlihat perkasa.     

"Aku menginginkannya hidup-hidup," ujar Qin Yu sambil menatap ke arah Permaisuri Liu.     

Sambil mengumpulkan Spiritual Qi, Permaisuri Liu membentuknya menjadi sebilah pedang yang panjang, pedang itu berwarna merah seperti bercak darah di pakaiannya. Tanpa ragu-ragu, Permaisuri Liu menyayat lehernya sendiri dengan bilah pedang tersebut.     

Darah menyebar kemana-mana. Permaisuri Liu menatap ke atas langit dan kembali mengingat masa mudanya. Kemudian, dengan senyuman menghiasi wajahnya, dia menutup kedua matanya. Dia tidak merasa menyesal telah menjadi seorang permaisuri dari kerajaan ini.     

…     

Di Dunia Barren Kuno, Kaisar Liu tiba-tiba berhenti dalam perjalanannya kembali ke Kerajaan Liu. Dia mengulurkan tangannya. Cincin batu giok di jarinya perlahan-lahan kehilangan cahayanya, warna aslinya perlahan-lahan pudar. Matanya menjadi berkaca-kaca. Sambil mengangkat kepalanya ke atas langit, hatinya terasa sangat sakit.     

'Secepat ini?' Kedatangan pasukan dari Dinasti Qin terjadi begitu cepat, dia tidak akan sampai disana tepat waktu. Dia telah membiarkan Qin Li pergi dengan membawa secercah harapan. Jika Dinasti Qin masih memiliki sedikit pertimbangan dan simpati, mereka tidak akan membuat situasi menjadi seburuk ini. Namun, Dinasti Qin hanya peduli dengan tujuan mereka sendiri dan akan mengorbankan apa-pun untuk meraih tujuan mereka.     

Kaisar Liu tidak melanjutkan perjalanannya. Dia tidak akan kembali ke Kerajaan Liu. Dengan tekad yang kuat, dia berbalik. "Ikuti aku," ujarnya. Para kultivator kuat di sampingnya mengikuti Kaisar Liu dari belakang. Kelompok itu melakukan perjalanan dengan kecepatan yang luar biasa seolah-olah mereka berlari menembus langit dari Dunia Barren Kuno.     

Orang-orang yang melihat mereka tampak terkejut. Arah yang dituju oleh Kaisar Liu bukanlah Kerajaan Liu, melainkan wilayah kekuasaan Dinasti Qin.     

Dinasti Qin sama seperti pasukan besar lainnya. Mereka masing-masing memiliki kendali atas satu pintu masuk menuju Dunia Barren Kuno. Jalan keluar yang pasti berada di area istana kekaisaran mereka.     

Pada saat ini, orang-orang sedang bercakap-cakap dengan penuh semangat di istana Qin. Mereka semua tampak sangat bersemangat. Perang secara resmi telah diumumkan di Kerajaan Liu. Perang ini akan menjadi keruntuhan dari Kerajaan Liu. Dinasti Qin akan mengguncang Wilayah Barren Timur dan membuat pasukan lainnya tunduk pada mereka. Kemudian, mereka akan menguasai seluruh Wilayah Barren Timur, kembali memulihkan kejayaan dari leluhur mereka.     

Saat itu, cukup banyak orang yang berada di pintu masuk menuju Dunia Barren Kuno, mereka bersiap-siap untuk menyusul pasukan lainnya yang terlebih dahulu tiba di Kerajaan Liu. Namun, perhatian mereka beralih pada satu sosok yang keluar dari pintu menuju Dunia Barren Kuno. Semua orang yang hadir disana tertegun ketika mereka menyadari identitas dari sosok tersebut. Dia adalah seorang Noble dari Dinasti Qin yang ditakuti oleh orang-orang di Dunia Barren Kuno. Tapi kali ini dia berada disini, berlumuran darah.     

"Segera laporkan hal ini pada Raja Qin!" dia berteriak. Teriakannya mengejutkan banyak orang. Pada saat berikutnya, satu sosok yang agung muncul melalui pintu tersebut dan area itu langsung dipenuhi dengan keinginan membunuh. Di belakang sosok itu, semakin banyak orang yang muncul dan masing-masing dari mereka membawa satu jasad yang segera mereka lemparkan ke arah samping.     

Kaisar Liu. Tubuh mereka gemetar ketakutan. Kaisar Liu tidak berada di Kerajaan Liu. Dia telah menerobos masuk ke Dinasti Qin. Apakah dia sudah gila?     

"Ayo kita pergi." Orang-orang segera bereaksi, berusaha untuk melarikan diri. Namun, angin bertiup kencang saat Kaisar Liu melintasi mereka. Hawa kehadirannya sangat mengerikan. Sebuah kaki berukuran raksasa muncul dan langsung menghantam mereka. Para kultivator dari Dinasti Qin mendongak dan ekspresi terkejut muncul di wajah mereka.     

"Tidak!" beberapa orang berteriak. Diikuti dengan suara ledakan yang keras, kaki raksasa dari Kaisar Liu kembali menghantam tanah dan orang-orang itu seketika menjadi abu. Kekuatan yang tak berbatas dari keinginan membunuh Kaisar Liu terpancar dari setiap bagian tubuh Kaisar Liu saat ia terus melangkah menuju istana Qin. Karena dengan membiarkan Qin Li pergi bahkan tidak mampu menghentikan ambisi Dinasti Qin untuk memusnahkan Kerajaan Liu, maka sudah waktunya untuk pembantaian besar-besaran. Jika mereka menginginkan Kaisar Liu mati dan Kerajaan Liu lenyap, maka mereka harus menanggung amarahnya.     

Kaisar Liu membunuh setiap orang yang berada di jalurnya menuju istana Qin. Tidak ada siapa-pun yang bertahan hidup di jalur yang dilalui oleh Kaisar Liu. Dia telah membunuh semua orang yang berada di jalurnya, tidak ada pengecualian. Kematian sang permaisuri Liu adalah penyulut kemarahannya ini.     

Dia tidak ingin memikirkan hal lainnya.     

Hari ini telah ditakdirkan bahwa tidak ada perdamaian bagi Dinasti Qin. Bagi Wilayah Barren Timur, peristiwa ini sungguh tidak terduga.     

Qin Yu saat ini memegang sebuah peralata ritual tingkat Sage di tangannya dan telah tercerahkan oleh Aura Sage. Dia telah tiba di Kerajaan Liu dan bertarung dengan sang monster iblis yang merupakan totem dari Kerajaan Liu, yaitu Pertapa Penyu, selama berjam-jam. Dia mampu mengatasi kekuatan penghancur dari Pertapa Penyu dan bahkan dia sendiri menderita beberapa cedera pada tubuhnya. Namun, pasukan yang dipimpin oleh Qin Yu telah melenyapkan Kerajaan Liu yang sudah mulai runtuh dari dalam. Mereka benar-benar telah memusnahkan istana kekaisaran dari Kerajaan Liu.     

Pada hari ini, Kaisar Liu melupakan tentang kehidupan dan kematian dengan menerobos masuk ke istana Qin tanpa memperdulikan konsekuensinya. Dia membunuh semua orang yang dilihatnya, ia benar-benar telah dibutakan oleh amarah. Banyak anggota keluarga kerajaan dari Dinasti Qin kehilangan nyawa mereka, termasuk beberapa pangeran dan selir. Bahkan ketika Kaisar Qin turun tangan, Kaisar Liu terus melakukan pembantaian ini. Hanya ada keinginan untuk membunuh di pikirannya saat ini.     

Akhirnya, Kaisar Liu tewas di istana Qin.     

Seorang pemimpin yang luar biasa telah pergi dari dunia ini.     

Peta kekuatan di Wilayah Barren Timur sedang mengalami perubahan yang drastis.     

Wilayah Barren Timur telah terguncang, sama halnya dengan langit.     

Kekuatan Dinasti Qin telah mengejutkan Wilayah Barren Timur. Namun, kesombongan Raja Qin dan kebiasaannya untuk meremehkan lawan-lawannya menyebabkan konsekuensi yang berat dan tidak menguntungkan bagi negaranya sendiri.     

Lord Kang untuk sementara waktu ditempatkan untuk mengendalikan penyelesaian masalah di Kerajaan Liu dan memburu para keturunan keluarga kerajaan yang masih melarikan diri. Tapi semua orang tahu, bahwa Lord Kang dan yang semua orang yang memilih untuk tunduk pada Dinasti Qin hanyalah pion-pion yang tidak berguna. Kerajaan Liu kini hanya menjadi sebuah nama.     

Pada saat yang sama, pangeran ketiga dari Dinasti Qin, Qin Ge, telah tiba di Gunung Buku dengan sekelompok orang bersamanya.     

Di langit di luar Gunung Buku.     

Qin Ge dan pasukannya berdiri di udara. Mereka datang kemari untuk membuat Pondok menyerahkan buronan mereka. Liu Chenyu dan Liu Feiyang adalah keturunan dari Kaisar Liu dan Ye Wuchen adalah orang yang membunuh Qin Yuan. Jelas, mereka harus menangkap ketiganya. Meskipun tindakan mereka untuk membuat Pondok menyerahkan ketiganya akan sia-sia, mereka setidaknya harus menunjukkan sikap mereka pada Pondok.     

Alasan apa yang dimiliki oleh Pondok untuk melindungi orang-orang ini?     

Saat itu, Zhuge Hui mendengar keributan yang dibuat oleh pasukan dari Dinasti Qin di atas langit dari Pondok. Sambil melihat ke arah Luo Fan, seseorang berkata, "Apakah kalian idiot?"     

"Mungkin." Luo Fan mengangkat bahunya. "Atau mungkin kalian berpikir bahwa meskipun kalian tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk membuat kami menyerahkan mereka, dengan 'logika' yang kalian miliki, sekarang kalian memiliki sebuah alasan untuk membuat masalah dengan Pondok."     

"Cara yang sama seperti bagaimana kalian memulai peperangan dengan Kerajaan Liu?" Nada suara Zhuge Hui terdengar kasar dan serius. Pondok telah mengetahui apa yang terjadi pada Kerajaan Liu. Sama seperti yang diprediksi oleh Zhuge Hui.     

"Mungkin," Luo Fan mengangguk.     

"Sampaikan pesan itu ke kakak ketigamu. Mereka sudah mengganggu waktu berkultivasiku," ujar Zhuge Hui dengan lembut.     

Luo Fan mengedipkan matanya beberapa kali.     

"Jadi, segara lumpuhkan kekuatan mereka secara permanen." Zhuge Hui mengatakan hal ini dengan acuh tak acuh. Kedua mata Luo Fan berbinar. Ini memang ciri khas dari Kakak kedua!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.