Legenda Futian

Mata Iblis



Mata Iblis

0Di kaki Gunung Langit, orang-orang dari berbagai pasukan tampak tercengang ketika mereka mendengar berita bahwa Qin Li dan Qin Mengruo telah tewas terbunuh di Gunung Langit.     
0

Qin Yu hanya berdiri di tempatnya dan aura yang sangat mengerikan terpancar dari tubuhnya. Butiran-butiran salju yang jatuh ke atas tubuhnya langsung hancur menjadi abu. Banyak orang merasakan bahwa sebuah badai akan segera datang.     

Qin Li dan Qin Mengruo tewas dalam waktu yang berdekatan. Apa artinya ini?     

Jika mereka tewas karena kondisi dari Gunung Langit, Dinasti Qin tidak bisa berbuat apa-apa selain mengakui nasib mereka yang tragis. Namun, bagaimana jika mereka dibunuh oleh seseorang? Lebih penting lagi, sangat mungkin bahwa mereka memang dibunuh.     

Di Wilayah Barren Timur, siapa yang berani membunuh orang-orang dari Dinasti Qin?     

Mungkin hanya mereka dari Perguruan Tinggi Barren Timur dan Pondok yang berani melakukannya. Kedua pasukan ini sedang berperang. Oleh karena itu, sangat normal bagi orang-orang dari kedua pasukan ini untuk bertarung satu sama lain bahkan di Gunung Langit.     

Zhuge Hui dan Gu Dongliu juga berada di kaki Gunung Langit. Mereka juga mendengar berita itu, tetapi mereka tidak terlalu terkejut akan berita tersebut. Mereka menebak-nebak bahwa Qin Li dan Qin Mengruo pasti dibunuh oleh Ye Futian dan teman-temannya. Qin Li membawa banyak anggota dari Dinasti Qin ke Gunung Langit, dan dia pasti ingin membunuh Ye Futian.     

Jika Ye Futian dan teman-temannya benar-benar membunuh Qin Li dan Qin Mengruo, Zhuge Hui dan Gu Dongliu tidak akan terkejut atau merasa terganggu. Karena mereka sedang berperang, salah satu pihak pada akhirnya akan mati.     

Karena itu, tentu saja, orang-orang dari Dinasti Qin lebih baik mati. Mereka tidak ingin hal buruk terjadi pada adik junior mereka.     

Perwakilan dari Dinasti Qin itu melanjutkan laporannya. Ketika mendengar kata-katanya, semua orang menyadari bahwa selain Qin Li dan Qin Mengruo, dua kultivator Arcana Plane tingkat atas dari keluarga kerajaan juga ikut terbunuh. Berita ini membingungkan banyak orang. Apa sebenarnya yang mereka alami di Gunung Langit? Apakah peristiwa ini benar-benar dilakukan oleh murid-murid dari Pondok?     

Dinasti Qin dan Klan Donghua telah mengirim perwakilan mereka ke Gunung Langit, begitu pula sekutu mereka yaitu Klan Pedang Fuyun dan Kuil Royal Xuan. Jika sebuah pertarungan antara hidup dan mati benar-benar terjadi di atas sana, sudah jelas bahwa orang-orang yang tewas tidak hanya mereka yang berasal dari Dinasti Qin.     

Qin Yu berdiri untuk waktu yang lama seolah-olah dia secara perlahan-lahan memahami semua berita ini. Sambil mengangkat kepalanya, dia menatap ke atas langit. Dia mengepalkan tangannya dan keinginan membunuh yang mengerikan terlihat di kedua matanya.     

"Putraku, jika kau dibunuh oleh seseorang, tidak peduli siapa-pun dia, aku pasti akan menghancurkannya hingga berkeping-keping." Suara Qin Yu terdengar serius dan suram. Pada saat ini, dia juga tidak yakin apakah kematian Qin Li disebabkan oleh orang-orang dari Pondok. Namun, jika benar-benar terjadi pertarungan di Gunung Langit, beberapa orang dari Perguruan Tinggi Barren Timur atau pasukan lainnya juga akan terbunuh. Tentunya, seseorang akan datang dan menyampaikan berita terkait hal itu.     

Banyak orang di kaki gunung bisa melihat tekad Qin Yu yang berapi-api.     

Qin Yu pada akhirnya tidak melihat seorang-pun utusan dari Perguruan Tinggi Barren Timur, tetapi Klan Pedang Fuyun menerima seorang utusan. Berita yang dibawanya adalah tentang Qi Ao dan dua Swordmaster lainnya dari Klan Pedang Fuyun telah tewas di Gunung Langit. Tidak lama kemudian, aura dari Pedang Qi menyelimuti seluruh tempat tersebut.     

Dinasti Qin dan Klan Pedang Fuyun menderita kekalahan yang sangat menyedihkan. Apa artinya ini? Kedua pasukan ini bersekutu. Tampaknya memang terjadi sebuah pertarungan di atas sana. Namun, mereka tidak mengerti mengapa tidak ada seorang-pun dari Perguruan Tinggi Barren Timur maupun Gunung Sword Saint yang tewas.     

"Kirim seseorang ke atas gunung untuk menyelidiki hal ini." Meskipun orang-orang dari Dinasti Qin dan Klan Pedang Fuyun bisa tinggal disini dan menunggu, mereka tidak ingin melakukannya. Karena itu, mereka terus mengirimkan anggotanya ke atas Gunung Langit. Entah kematian dari murid-murid mereka disebabkan oleh orang-orang dari Perguruan Tinggi Barren Timur dan Gunung Sword Saint atau tidak, mereka harus tahu apa yang sedang terjadi di atas sana.     

Banyak orang menebak-nebak tentang apa yang akan terjadi di kaki Gunung Langit jika pembantaian itu benar-benar disebabkan oleh orang-orang dari Pondok. Para kultivator paling kuat dari setiap pasukan sedang berkumpul disini. Jika pertempuran akan terjadi di kaki Gunung Langit, pertempuran itu pasti akan sangat mengerikan.     

…     

Di Gunung Langit, semakin tinggi mereka mendaki badai salju akan semakin tebal. Di rute pendakian, Yu Sheng sedang menggendong dua orang di tangannya. Di sampingnya, terdapat Elang Angin Hitam. Kelompok itu terlihat kesepian. Mereka sudah berjalan sangat lama. Yu Sheng, yang telah berubah seperti iblis, tampaknya tidak bisa merasa lelah dan terus mendaki. Di dunia ini, Yu Sheng tidak diragukan lagi adalah orang yang paling mengerti Ye Futian. Mereka tumbuh besar bersama-sama, dan Yu Sheng juga mengetahui semua rahasia milik Ye Futian, termasuk apa yang dia warisi dari Kaisar Ye Qing.     

Menurut rumor yang beredar, kedua kaisar itu telah meninggalkan sesuatu di puncak Gunung Langit. Suara lonceng dari gunung tersebut adalah panggilan dari kedua kaisar agung. Yu Sheng sangat yakin bahwa jika rumor itu benar, suara lonceg dari Gunung Langit itu pasti ditujukan untuk Ye Futian. Dia harus membawa Ye Futian ke puncak gunung. Hal ini adalah salah satu dari keyakinannya yang tidak bisa dipengaruhi oleh apa-pun, termasuk kekuatan jahat dari Gunung Langit.     

Elang Angin Hitam berada di sebelah Yu Sheng. Saat ini, mata dari elang itu tidak hanya memancarkan cahaya berwarna merah, tetapi matanya juga terlihat seperti iblis. Saat elang itu berjalan selangkah demi selangkah, kekuatan jahat terus menerus masuk ke dalam tubuhnya. Beberapa hari terakhir, pikiran dari elang itu dipenuhi oleh gambaran dari satu sosok, sosok itu adalah seekor monster iblis berukuran besar yang mengerikan dan tubuhnya menutupi seluruh langit.     

Tubuh iblis itu diselimuti dengan cahaya berwarna emas kegelapan. Kegelapan yang sangat pekat menyebabkan elang itu merasa ketakutan, sementara cahaya emas dari iblis tersebut tampak sangat tajam. Kedua mata dari iblis itu tampak sangat jahat seolah-olah iblis tersebut telah menumpahkan banyak darah di dunia ini.     

Monster iblis itu adalah seekor Burung Iblis, Burung Iblis Kegelapan. Bentuk aslinya adalah seekor roc yang telah mengalami mutasi sehingga sayapnya menjadi sangat tajam. Tatapan matanya seperti merendahkan semua kehidupan yang ada di dunia ini.     

Elang Angin Hitam dapat merasakan bahwa aura Burung Iblis itu memenuhi setiap sudut dari dinding gunung dan gambaran Burung Iblis terus menerus muncul dalam pikirannya. Jika Ye Futian tidak menanamkan jejak Aura Kaisar dalam pikirannya, elang itu tidak akan bisa menahan aura dari Burung Iblis.     

Di tengah rute pendakian, mereka bertemu dengan sang Warlock Gu Zhiqiu dari Klan Penyihir. Gu Zhiqiu berjalan sangat pelan dan kedua matanya juga memancarkan cahaya berwarna merah. Dia melirik ke arah Yu Sheng yang berjalan melewatinya dan ekspresi aneh muncul di wajahnya. Kemudian, Hua Qingqing juga datang dan berjalan melewatinya.     

Gu Zhiqiu mengangkat kepalanya dan melirik ke arah rute pendakian tak berujung itu dengan pasrah. Apakah dia benar-benar belum mencapai puncak gunung?     

Yu Sheng terus berjalan seolah-olah dia tidak akan pernah kelelahan.     

Hua Qingqing telah mengikuti mereka dari jarak dekat. Dia menatap ke sosok yang berada di depannya itu. Yu Sheng yang telah memasuki kondisi iblis sedang menempa kekuatannya. Bagaimana dia bisa bertahan selama beberapa hari dalam tekanan sekuat ini?     

Beberapa hari terakhir, kejutan yang diberikan oleh Yu Sheng padanya sangat tidak terduga meskipun faktanya Yu Sheng telah membunuh banyak orang, termasuk Qin Mengruo.     

Seseorang sedang duduk di atas sebuah batu berukuran besar di sepanjang rute pendakian. Dia adalah sang Arhat dari Kuil Qianqiu. Kekuatan dari penganut Buddha itu sangat misterius dan mampu melawan segala jenis kekuatan jahat. Kuil Qianqiu adalah pasukan yang terletak paling dekat dengan Gunung Langit. Para anggotanya seringkali menggunakan tekanan dari Gunung Langit untuk melatih aura mereka. Karena itu, sang Arhat selalu berada di urutan pertama ketika mendaki Gunung Langit. Namun, saat ini dia juga sedang duduk dan beristirahat.     

Tiba-tiba, sang Arhat membuka matanya dan menatap ke arah Yu Sheng yang berjalan mendekatinya di antara badai salju. Dia tentu saja melihat kondisi mata Yu Sheng dan Elang Angin Hitam. Mereka sepertinya telah berubah menjadi iblis. Lalu, dia menyadari kehadiran Hua Qingqing yang berada di belakang mereka.     

Yu Sheng perlahan-lahan berjalan ke arahnya dengan kecepatan yang stabil. Sang Arhat mengerutkan keningnya dan berkata dengan nada serius, "Pendosa."     

Yu Sheng mengabaikannya, sementara Elang Angin Hitam melirik sang Arhat dengan kedua mata iblisnya.     

"Saat itu aku telah mengatakan bahwa kau pasti akan berubah menjadi seorang iblis dan akan membawa nasib buruk pada dunia ini. Sepertinya prediksiku menjadi kenyataan," lanjut sang Arhat dengan nada serius. "Pendosa, berhenti."     

Yu Sheng dan Elang Angin Hitam masih terus bergerak ke depan dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.     

"Kalau begitu, aku harus membunuh iblis di dalam dirimu." Setelah sang Arhat selesai berbicara, cahaya berwarna emas memenuhi tempat itu. Di atas langit, banyak simbol swastika bermunculan dan mulai berputar-putar tak terkendali. Kemudian, mereka terbang ke arah bawah dan menerjang ke arah Yu Sheng dan Elang Angin Hitam. Sihir Buddha ini sangat kuat dan bisa menekan segala macam aura.     

Yu Sheng tiba-tiba berhenti dan mengeluarkan teriakan iblis yang penuh amarah. Bayangan-bayangan iblis keluar dari tubuhnya dan langsung menghantam huruf-huruf kuno yang menerjang ke arah Yu Sheng, akhirnya kedua serangan itu hancur di udara.     

Sang Arhat berdiri dan memandang ke arah Yu Sheng dari atas. Kedua matanya dipenuhi dengan rasa simpati.     

"Yu Sheng, turunkan kami," ujar Ye Futian. Yu Sheng menempatkan Ye Futian dan Ye Wuchen di permukaan tanah. Keduanya sudah bangun dari tidur nyenyak mereka, tetapi karena Ye Futian telah menghabiskan banyak kekuatannya dan Ye Wuchen juga sedang terluka parah, ditambah dengan kondisi buruk dari Gunung Langit, mereka belum mendapatkan kembali kemampuan untuk bertarung.     

Ye Futian melirik sang Arhat dengan serius. Dia tidak menyangka bahwa sang Arhat akan menghalangi jalan mereka disini.     

"Kita tidak memiliki masalah satu sama lain bukan?" Ye Futian berkata tanpa ekspresi. Dia baru satu kali bertemu dengan sang Arhat di Menara Tripod milik Keluarga Yin di Kota Chaoge. Meskipun mereka saling tidak menyukai satu sama lain, tidak ada konflik serius diantara mereka.     

"Ajaran Buddha berada di pihak yang berlawanan dengan para iblis. Karena dia adalah seorang iblis, aku harus membunuhnya. Namun, jika kau mau turun gunung dengan kemauanmu sendiri, aku akan memberimu kesempatan," ujar sang Arhat tanpa ekspresi. Cahaya Buddha yang menyilaukan terpancar dari tubuhnya dan dia tampak bermartabat dan agung.     

Ye Futian menoleh dan melirik ke arah Hua Qingqing yang berada di belakang mereka. Sang Arhat pasti melakukan hal ini dengan sengaja.     

Aura iblis yang mengerikan mulai mengalir di sekitar tubuh Yu Sheng. Bayangan-bayangan iblis terus bermunculan di sekelilingnya dan bergabung menjadi satu dengan tubuhnya. Sambil mengepakkan sayap iblisnya, Yu Sheng berubah menjadi sambaran petir berwarna hitam dan langsung menerjang ke arah sang Arhat. Aura Iblis yang berputar-putar di sekeliling tubuhnya berubah menjadi Tombak Iblis yang diarahkan menuju sang Arhat.     

Sang Arhat mengatupkan tangannya dan suara-suara misterius datang dari mulutnya. Seberkas cahaya yang menyilaukan dipancarkan dari manik-manik di lehernya dan seketika muncul sebuah tubuh berwarna emas. Kemudian, sebuah jejak telapak tangan berukuran besar muncul dan diarahkan menuju Yu Sheng.     

Meskipun Yu Sheng telah mendaki gunung secara terus menerus, dia jelas merasa lelah dan auranya jauh lebih lemah dari sebelumnya. Selain itu, sang Arhat mengkultivasi teknik-teknik Buddha dan ia merupakan jenius dari Kuil Qianqiu. Jelas, dia tidak takut dengan serangan yang dikeluarkan oleh Yu Sheng.     

Dua kekuatan yang berlawanan itu saling bertabrakan dan hancur secara bersamaan. Sang Arhat berdiri dengan tegak di tempatnya. Cahaya yang menyilaukan dipancarkan dari tubuhnya dan dia tampak tak tergoyahkan. Dia juga tidak menyerang secara sembarangan, seolah-olah tujuannya bukan untuk benar-benar membunuh Yu Sheng.     

Di belakang mereka, Hua Qingqing mendekati kelompok tersebut. Roh Guqin miliknya telah muncul di depannya. Ye Futian berjalan menuju Hua Qingqing. Meskipun dia belum mendapatkan kembali kekuatannya, dia tidak bisa menyaksikan Yu Sheng bertarung melawan Hua Qingqing dan sang Arhat seorang diri. Dia tahu betul bahwa Yu Sheng tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi.     

Holy Sound kembali dimainkan. Namun, tiba-tiba, Elang Angin Hitam muncul di hadapan Ye Futian. Elang itu mengepakkan sayapnya dan menatap ke arah Hua Qingqing dengan kedua matanya yang seperti iblis.     

Elang Angin Hitam tampaknya tidak memberikan perlawanan apa-pun dan membiarkan kekuatan jahat itu menyerang pikirannya. Elang itu menutup matanya dan Burung Iblis raksasa itu kembali muncul di pikirannya. Pada saat ini, elang itu dapat merasakan kekuatan jahat dari setiap sudut Gunung Langit mengalir ke dalam pikirannya, mencoba untuk mengendalikannya.     

Ye Futian jelas mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh Elang Angin Hitam. Dia menatap elang itu dengan tajam hingga tubuh elang itu mulai bergetar seolah-olah ia sedang menderita rasa sakit yang luar biasa. Kegelapan memenuhi pikiran elang tersebut. Pada saat ini, pusaran kegelapan terbentuk di atas langit dan menerjang dengan ganas ke pikiran dari Elang Angin Hitam. Kemudian, Spiritual Qi di atas langit juga memasuki tubuh Elang Angin Hitam. Ye Futian ingin mengendalikannya lagi, tetapi dia dengan cepat menyadari bahwa dia tidak bisa lagi melakukannya.     

Ketika Elang Angin Hitam membuka matanya lagi, semua orang hanya bisa melihat sepasang mata iblis yang memandang rendah mereka. Seolah-olah elang itu telah berubah, menjadi sang penguasa takdir, sang raja langit!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.