Legenda Futian

Mengubah Dunia



Mengubah Dunia

0Sambil menggendong Yu Sheng, Ye Futian mendaki ke puncak gunung, melangkah melewati lapisan salju yang tebal. Dia tersenyum kecut dan berjalan dengan susah payah. Dibandingkan dengan tekanan yang menimpa tubuhnya, kekuatan jahat ini sebenarnya tidak terlalu mempengaruhinya. Dia belum pulih sepenuhnya tetapi Aura Kaisar masih ada di dalam tubuhnya, tak tergoyahkan. Kekuatan jahat tidak akan membuatnya menyerah begitu saja.     
0

Yu Sheng sedang tidur pulas. Dia telah membawa Ye Wuchen dan Ye Futian selama berhari-hari dengan kondisi iblisnya lalu ia bertarung dengan sang Arhat. Dia benar-benar menguras habis tenaganya sendiri dan sekarang ia tidak sadarkan diri. Hal ini sebenarnya cukup menguntungkan bagi Yu Sheng. Dia tidak akan merasakan kekuatan jahat itu dan ia bisa beristirahat di punggung Ye Futian.     

"Kita hampir sampai." Ye Futian melihat ke atas. Puncak Gunung Langit seperti berada tepat di hadapannya. Dia merasa puncak gunung sudah sangat dekat, seolah-olah dia bisa sampai disana dengan mengambil satu langkah ke depan. Namun, tempat ini adalah Gunung Langit.     

Dia mengambil satu langkah lagi, meninggalkan sebuah jejak kaki yang dalam di tanah bersalju. Salju terus turun dari langit tetapi dia tidak merasa kedinginan. Dia membiarkan salju itu jatuh di tubuh dan kepalanya. Dia terus berjalan ke depan. Setiap langkah yang dia buat terasa sangat berat dan pergerakannya menjadi sangat lambat, tetapi dia tidak menyerah. Hal ini juga tekad yang dimiliki oleh Yu Sheng. Sebelumnya, dia telah membawa Ye Futian mendaki melewati rute pendakian bahkan dalam kondisi dikendalikan oleh iblis.     

Hua Qingqing masih mengikuti mereka dari belakang. Ketika melihat hal ini, Hua Qingqing merasa cukup terkesan. Dia tahu seberapa kuat tekanan yang diterima olehnya. Bagaimana Ye Futian bisa melanjutkan pendakian dengan membawa seseorang di punggungnya? Seperti apakah aura yang dimilikinya?     

Keduanya melanjutkan pendakian secara berurutan. Seperti siput, mereka merangkak ke puncak gunung, melupakan waktu dan kelelahan yang mereka alami.     

Tubuh Ye Futian seperti mati rasa. Dia tidak tahu berapa lama dia sudah berjalan. Ketika dia membuat langkahnya yang terakhir dan berjalan ke puncak gunung, dia merasa bingung. Sambil mengangkat kepalanya, dia menatap ke arah langit. Puncak gunung masih jauh di atas sana. Salju yang berwarna putih jatuh dari puncak itu. Dia mengulurkan tangannya dan butiran salju jatuh ke telapak tangannya. Senyuman lebar muncul di wajah Ye Futian seolah-olah semua kekhawatirannya telah menghilang.     

Tekanan tak terlihat itu telah menghilang. Sekarang, tubuhnya terasa sangat ringan. Dia sekarang berada di perbatasan dari puncak gunung. Ketika ia melihat ke belakang, dia bisa melihat seluruh dunia di bawahnya. Perasaan lega ketika ia berhasil mencapai puncak gunung menyelimuti dirinya. Rumor mengatakan bahwa terdapat sebuah medan kekuatan tak terlihat di daerah sekitar puncak gunung. Tidak ada seorang-pun yang bisa langsung masuk ke area puncak.     

Sambil menutup matanya, Ye Futian menghela napas. Kemudian dia berbalik dan menatap ke arah pemandangan di tempat ini. Lapisan salju yang tebal menutupi puncak gunung. Sambil menggendong Yu Sheng, dia berjalan ke depan. Tampaknya terdapat dua manusia salju disana. Mereka duduk dengan membawa guqin di pangkuan mereka. Mereka terlihat fokus bermain guqin.     

Meskipun mereka hanya manusia salju dan Ye Futian tidak bisa melihat wajah mereka, dia masih bisa merasakan aura yang luar biasa dipancarkan dari dua manusia salju tersebut. Manusia salju yang berada di sebelah kiri memiliki rambut panjang yang terbuat dari salju dan terurai hingga mencapai bahunya. Gerakannya terlihat sangat anggun. Ye Futian bisa membayangkan temperamen yang luar biasa, ketika memainkan guqin disini. Ye Futian sepertinya bisa mengenali sosok di sebelahnya secara langsung begitu melihatnya sekilas.     

Sosok itu adalah Kaisar Ye Qing.     

Karena manusia salju ini adalah Kaisar Ye Qing, maka identitas dari manusia salju lainnya sudah jelas. Dia adalah Donghuang Agung, sang penguasa dari timur.     

Legenda itu memang benar adanya. Rumor mengatakan bahwa kedua kaisar telah datang ke gunung ini dan meninggalkan tanda mereka disini. Saat ini, semua patung Kaisar Ye Qing telah dihancurkan. Sangat melegakan bahwa keberadaannya terjaga dengan baik disini.     

Berabad-abad yang lalu, Donghuang Agung dan Kaisar Ye Qing telah memainkan guqin mereka disini. Mereka minum-minum dan bernyanyi, menyegel Burung Iblis itu bersama-sama. Namun kemudian, Donghuang Agung menguasai dunia sementara Kaisar Ye Qing menghilang. Apa yang terjadi setelah keduanya menguasai dunia?     

Sambil membaringkan Yu Sheng di dekatnya, Ye Futian membungkuk hormat pada patung salju dari Kaisar Ye Qing. Dia tidak tahu apa hubungan yang mereka miliki, tetapi jelas ada sesuatu diantara mereka berdua.     

Ketika dia membungkuk hormat, tatapan matanya tertuju di suatu tempat. Dia berjalan ke depan dan menyingkirkan lapisan salju yang menutupinya. Dia melihat sebuah termos. Termos itu belum terkubur terlalu dalam di lapisan salju. Apakah ada seseorang yang datang kemari untuk minum-minum saat mereka mendaki gunung ini?     

Ye Futian merasa terkejut. Dia melihat sekeliling tetapi ia hanya melihat lapisan salju yang tebal di area yang luas ini. Tidak ada siapa-pun disini.     

Lalu siapa yang meminum anggur disini? Jika seseorang memang berada disini, tingkat Plane apa yang dimilikinya? Dia juga tidak melihat satu-pun lonceng di Gunung Langit. Lalu darimana suara lonceng itu berasal?     

Ye Futian melihat ke arah dua patung salju di depannya, sepertinya dia merasakan sesuatu. Dia mengaktifkan Meditasi Kebebasan. Pada saat itu, dia bisa melihat dua sosok yang tampak hidup. Donghuang Agung dan Kaisar Ye Qing telah hidup kembali dan memasuki pikirannya.     

"Senior," Ye Futian menyapa ke arah patung dari Kaisar Ye Qing. Berabad-abad yang lalu, Kaisar Ye Qing belum menjadi seorang kaisar. Dia terlihat lebih muda jika dibandingkan ketika Ye Futian melihatnya di Gunung Tianyao. Dia tampak bebas.     

Donghuang Agung memiliki mata yang sangat cerah. Rambutnya yang berwarna hitam terurai hingga mencapai bahunya dan dia memiliki wajah yang sangat tampan. Dia memiliki aura yang begitu menonjol. Ye Futian tahu bahwa dia tidak benar-benar melihat mereka. Ini hanya perwujudan dari aura mereka. Mereka tidak ada lagi di dunia ini.     

Alunan musik memasuki pikirannya. Guqin di pangkuan mereka bergetar. Setiap not musik tercetak di pikiran Ye Futian dan berubah menjadi alunan musik. Saat ini, dia sedang berhalusinasi. Ye Futian tampaknya telah berpindah tempat dan kini mendengarkan permainan guqin dari dua kaisar di hadapannya.     

Ye Futian menutup matanya dan pemandangan itu menjadi terlihat lebih jelas. Dia seperti bepergian melewati waktu ke berabad-abad yang lalu. Kedua kaisar masih terlihat muda dan memainkan musik ini bersama-sama di puncak gunung. Mereka bersatu dan bersumpah untuk hidup dan mati bersama-sama.     

Keduanya sangat jenius dan telah mencapai posisi puncak di Prefektur Ilahi. Apa sebab dari peristiwa yang menimpa mereka? Apakah karena perebutan kekuasaan?     

Ye Futian merasa sedih. Dia membuka matanya dan menatap ke arah langit yang dipenuhi oleh butiran-butiran salju. Lalu dia duduk di atas tanah. Roh guqinnya muncul dan dia mulai memainkan guqin.     

Alunan musik yang anggun mulai terdengar saat not musik dimainkan. Musik itu sangat indah. Lagu itu mengelilingi dunia, mengatasi semua persaingan yang ada dan memberikan rasa syukur. Dari musik tersebut, samar-samar seseorang bisa merasakan bagaimana sang pemain musik telah melakukan perjalanan ke seluruh dunia dengan membawa sebilah pedang di masa mudanya. Dia hidup dengan bebas tetapi ia mengikuti kata hatinya sendiri. Dia ingin membalas dendam tanpa diganggu oleh hal-hal duniawi.     

Saat Ye Futian bermain guqin, musik tiba-tiba terdengar dari patung salju Kaisar Ye Qing dan Donghuang Agung.     

Di arah lainnya, satu sosok yang cantik berhasil mencapai puncak. Hua Qingqing akhirnya tiba di puncak gunung. Dia memandang ke arah Ye Futian dan menyadari bahwa ia sedang memainkan guqin. Hua Qingqing menyukai musik dan terobsesi dengan guqin. Dia tentu saja memahami misteri dari sebuah musik. Musik yang sedang dimainkan oleh Ye Futian itu sangat indah dan sempurna. Konsepsi artistik yang muncul begitu murni dan suci. Dia berjalan menuju Ye Futian dan Yu Sheng, meninggalkan jejak kaki di atas salju yang berwarna putih.     

Tidak lama kemudian, dia sudah berada di hadapan keduanya. Dia menatap ke arah Ye Futian dengan tegas tetapi ia tidak melakukan apa-apa. Dia tidak ingin mengganggu musik yang sedang dimainkan.     

Ye Futian menyadari kehadiran Hua Qingqing, tapi dia juga tidak ingin segera mengakhiri musiknya. Not-not musik terus muncul di benaknya. Jari-jarinya memetik senar-senar guqin dan merasakan pikiran dari Donghuang Agung dan Kaisar Ye Qing pada saat itu.     

Alunan musik yang indah itu berangsur-angsur berubah, menjadi lebih suram dan mengandung kesedihan. Sebuah bayangan muncul dengan perasaan yang tak terkendali. Siapa-pun dapat merasakan kegelisahan dalam hatinya. Hati yang murni itu telah terganggu dan tidak mampu mempertahankan kesuciannya. Mereka berjuang untuk membebaskan diri. Mereka merasa kesakitan, sedih, dan penuh amarah. Salju ikut turun lebih deras seolah-olah mereka juga bisa merasakan kesedihan dalam musik ini.     

Gambaran dari dua kaisar yang sedang memainkan guqin juga muncul dalam pikiran Hua Qingqing. Ketika musik itu memasuki telinganya, jiwanya terkejut dan benar-benar terbawa ke dalam konsepsi artistik yang muncul.     

Dia juga telah berjuang dan berpikir keras saat mendaki gunung ini.     

Musik kembali berubah. Setelah menempuh perjuangan dan rasa sakit, semuanya kembali normal. Hati mereka setenang aliran air dan tetap mempertahankan kesucian mereka. Salju menari-nari di udara.     

Hua Qingqing mendongak ke atas. Dia jelas tidak asing dengan guqin tetapi ia belum pernah mendengar karya musik yang begitu sempurna. Sambil melihat not-not musik melompat-lompat di depannya, dia juga duduk di atas tanah dan mengeluarkan roh guqinnya. Jari-jarinya yang ramping dan indah memetik senar-senar guqin, ia memainkan guqinnya bersama-sama dengan Ye Futian. Terdapat harmoni dan resonansi dari permainan guqin mereka. Kedua kaisar telah memainkan lagu ini. Dengan permainan guqin dari Ye Futian dan Hua Qingqing, konsepsi artistik yang muncul menjadi semakin kuat.     

Di puncak Gunung Langit, alunan musik yang melintasi waktu terdengar di antara salju yang turun dari langit. Pemandangan itu sangat indah.     

Dari alunan musik yang menenangkan, mereka bisa merasakan kebangkitan dari dua kaisar tersebut. Hati mereka tetap murni seperti sebelumnya. Namun, alunan musik perlahan-lahan terdengar semakin cepat. Musik tersebut ingin menembus ke atas langit.     

Ye Futian dan Hua Qingqing tanpa sadar memasukkan semua energi spiritual mereka ke dalam musik tersebut. Salju menari-nari di udara saat Spiritual Qi berkumpul tanpa henti. Saat itu, keduanya bisa merasakan bahwa Gunung Langit telah berubah. Cahaya yang tak berbatas bersinar ke bawah. Setiap butiran salju yang turun dari langit adalah bagian dari sebuah konsepsi artistik.     

Mereka seperti bisa melihat dua kaisar itu sedang bermain musik di atas tanah yang bersalju. Cahaya tanpa batas bersinar dari atas langit, menyinari seluruh gunung tersebut. Yang lebih menakutkan daripada konsepsi artistik ini adalah tekad untuk mencapai puncak gunung.     

Alunan musik yang nyaring ini berisi tekad dari dua kaisar tersebut. Cahaya kaisar itu bersinar dengan samar di sekitar Ye Futian. Dia benar-benar terbawa dalam konsepsi artistik dari musik ini.     

Pada saat itu, Ye Futian mengerti bahwa berabad-abad yang lalu, kedua kaisar telah membulatkan tekad mereka untuk mencapai puncak Gunung Langit. Mereka telah memutuskan di puncak Gunung Langit dengan musik ini bahwa mereka akan menguasai dunia!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.