Legenda Futian

Sepuluh Mahakarya Musik



Sepuluh Mahakarya Musik

0Ye Futian dan Hua Qingqing terbawa dalam alunan musik yang memasuki telinga mereka. Mereka samar-samar bisa merasakan bahwa mereka juga sedang memainkan lagu yang sama tetapi dalam konsepsi artistik yang berbeda atau tingkat keterampilan yang berbeda. Lagu ini dapat dibagi menjadi dua bagian yang dapat dimainkan secara terpisah namun saling melengkapi jika dimainkan secara keseluruhan.     
0

Butiran-butiran salju melayang turun dari atas langit. Masing-masing dari butiran salju itu merupakan bagian dari konsepsi artistik musik. Dengan memancarkan cahaya berwarna emas, pemandangan itu seolah-olah menunjukkan bahwa Spiritual Qi sedang menghujani Gunung Langit. Spiritual Qi menyelimuti seluruh bagian gunung dan beresonansi dengan ritme musik yang sedang dimainkan.     

Musik yang dimainkan oleh Ye Futian terdengar bersemangat, penuh dengan kegembiraan. Ye Futian duduk di tempatnya sambil memancarkan cahaya yang menyilaukan. Aura Noble miliknya keluar dari tubuhnya tanpa ia sadari. Di Gunung Langit yang menjulang tinggi, sosok berwajah tampan itu membuat Spiritual Qi terus berkumpul di sekitarnya dengan menggunakan musik yang ia mainkan, seperti seorang raja. Ye Futian duduk disana seolah-olah ia adalah satu-satunya orang yang hidup di dunia ini.     

*Ding* Tiba-tiba, Hua Qingqing berhenti memainkan musiknya. Sambil menatap ke arah guqin yang berada di hadapannya, dia tidak bisa melanjutkan permainan guqinnya lebih lama lagi. Dia tidak bisa memainkan lagu ini.     

Saat Roh Guqin telah menghilang, Hua Qingqing berdiri dari tempatnya duduk. Dia mengambil napas dalam-dalam dan menjadi kebingungan dengan Spiritual Qi yang tak ada habisnya diantara butiran-butiran salju. Dia tiba-tiba menyadari bahwa seluruh gunung telah diselimuti dengan Spiritual Qi yang tak ada habisnya.     

Dia menundukkan kepalanya dan melihat Ye Futian masih terbawa dalam musiknya seolah-olah tidak ada seorang-pun yang bisa mengganggunya di dunia ini. Konsepsi artistik yang terkandung dalam musik Ye Futian memberinya gambaran bahwa Donghuang Agung dan Kaisar Ye Qing sedang memainkan musik di depannya. Dunia adalah gambaran yang luar biasa tetapi siapa yang mengendalikannya?     

Tampaknya hanya Ye Futian yang ada di dunia ini.     

Pemuda yang tampan, musik, dan semua salju ini adalah pemandangan yang luar biasa.     

Rumor mengatakan bahwa Donghuang Agung adalah sosok yang membuat mahakarya musik ini, sebuah penggambaran hidupnya. Setelah ia menyatukan dunia, lagu itu terdaftar sebagai salah satu dari sepuluh mahakarya musik dunia, yang bernama Ukiyo.     

Terdapat berbagai macam kisah tentang Donghuang Agung sehingga lagu ini tidak terlalu menarik perhatian orang-orang. Namun, lagu ini sangat terkenal bagi setiap pencinta musik. Kehidupan dari Donghuang Agung bisa diketahui dalam lagu ini. Tetapi setelah menyatukan dunia, rumor mengatakan bahwa Donghuang Agung tidak pernah lagi memainkan lagu itu di depan umum.     

Tentu saja, orang-orang di Wilayah Barren Timur tidak mungkin mengetahui kebenaran dibalik kehidupan Donghuang Agung. Mereka hanya mendengar semua rumor ini dari mulut ke mulut. Tapi sebagai salah satu lagu terkenal di Prefektur Ilahi, Ukiyo memang ada di dunia ini. Nama dari lagu tersebut langsung terbesit di benak Hua Qingqing ketika dia mendengar musik yang dimainkan oleh Ye Futian. Terutama ketika ia berdiri di puncak gunung sambil merasakan suasana hati dari kedua kaisar itu, dia yakin bahwa lagu ini adalah Ukiyo. Dia bisa merasakan berbagai emosi didalamnya, kejujuran yang bercampur dengan kesedihan dan perjuangan serta ambisi yang melambung tinggi di bagian akhir lagu.     

Apa tujuan manusia hidup di dunia ini? Tidak ada yang tahu jawabannya. Tapi Donghuang Agung tahu bahwa dia akan menyatukan dunia ini.     

Jika kehidupan Donghuang Agung telah diabadikan, kehidupannya pasti akan menjadi kisah yang luar biasa.     

Tiba-tiba, Ye Futian menghentikan permainan guqinnya. Konsepsi artistik telah menghilang tetapi butiran-butiran salju tetap turun di Gunung Langit. Sambil melihat ke arah butiran-butiran salju yang melayang turun, Ye Futian mengambil napas dalam-dalam dan menutup matanya. Dia akan memainkan lagu ini dari awal. Dia bisa merasakan keunikan dari lagu ini, jauh lebih mengagumkan daripada lagu-lagu lainnya yang pernah dia mainkan sebelumnya. Bagian pertama adalah pembentukan suasana hati dan bagian kedua adalah penghayatan lagu. Bagian pertama jauh lebih mudah dimainkan tetapi inti dari lagu ini terletak pada bagian yang terakhir.     

Dia pernah memainkan lagu 'Dunia' and 'Negeri yang Kacau'. Namun kedua lagu tersebut tidak bisa dibandingkan dengan Ukiyo.     

Tingkat Dharma Plane Ye Futian yang saat ini tidak begitu rendah dan dia bahkan sudah mengaktifkan Aura Kaisar. Tetapi hanya sepersepuluh bagian dari seluruh konsepsi artistik lagu ini yang berhasil dimainkan olehnya. Dia bahkan tidak bisa menyelesaikan lagu ini seutuhnya dan ia harus memulainya dari awal.     

Alunan musik yang merdu kembali terdengar. Ye Futian merasa seperti melakukan perjalanan ke dunia berabad-abad yang lalu, dia tiba di era dimana usia kedua kaisar berada di kejayaan, yaitu era ksatria. Benar-benar dunia yang luar biasa!     

Kali ini, Ye Futian memainkannya dengan lebih lancar. Konsepsi artistik yang muncul tumbuh semakin kuat. Ketika mendengar musik tersebut, baik Ye Futian sebagai sang pemain musik dan Hua Qingqing sang pendengar mencapai penghayatan dari jiwa mereka saat mereka menyaksikan kisah-kisah itu berulang kali. Aura Kaisar yang tidak biasa keluar dari tubuh Ye Futian. Sepertinya hanya ada Ye Futian yang berada di puncak Gunung Langit. Semua butiran salju melayang ke atas tubuhnya. Dia menyatukan jiwanya ke dalam Spiritual Qi yang berada di butiran-butiran salju. Spiritual Qi menari-nari dengan mengikuti ritme musik yang dimainkan. Alunan musik itu mengatur pergerakan dari semua Spiritual Qi.     

Selama bermain musik, Ye Futian merasa seperti auranya dan butiran-butiran salju bergabung menjadi satu dan melayang turun dari atas langit. Setelah panca indranya bergabung dengan butiran-butiran salju, Ye Futian samar-samar bisa melihat pemandangan di sepanjang rute pendakian. Dia melihat para biksu dari Kuil Qianqiu berjalan dengan susah payah di sepanjang rute pendakian. Meskipun mereka dilindungi oleh cahaya Buddha, mereka terlihat kesulitan untuk bergerak bahkan membuat satu langkah sangatlah berat. Ekspresi mereka terlihat buruk; mata mereka memancarkan kekuatan jahat.     

Ketika butiran-butiran salju menimpa tubuh mereka, sang Arhat tampaknya merasakan sesuatu. Dia berteriak ke arah puncak gunung, "Siapa itu?" Dia samar-samar dapat merasakan bahwa seseorang sedang mengawasi mereka.     

Saat butiran-butiran salju terus melayang turun, Ye Futian melihat Loulan Xue dan Chu Yaoyao. Mereka juga sedang berjuang di rute pendakian. Dia juga melihat Yi Xiaoshi dan kakak keenam Beitang Xing'er. Mereka telah bergabung dengan Ye Wuchen, Liu Chenyu, dan Liu Feiyang. Ketika bertemu dengan Ye Wuchen, Yi Xiaoshi merasa khawatir bahwa luka Ye Wuchen akan semakin parah, jadi dia memutuskan untuk membawanya kembali ke kaki gunung. Dalam perjalanan ke kaki gunung, mereka bertemu dengan Liu Chenyu dan Liu Feiyang.     

Melalui butiran-butiran salju, Ye Futian menyaksikan banyak orang di sepanjang rute pendakian. Dia bisa melihat semuanya dengan jelas. Perlahan-lahan, ia bisa memanfaatkan setiap butiran salju untuk merasakan setiap konsepsi artistik dan segala sesuatu yang ada di Gunung Langit. Namun, sementara kemampuan panca indranya sedang meningkat, dia kembali berhenti bermain musik. Lagu ini terlalu kuat dan terlalu sulit baginya untuk melanjutkannya bahkan dengan bantuan dari aura kedua Kaisar.     

Ketika mendengar alunan musik berhenti dan melihat sosok berwajah tampan diantara salju di depannya itu, hati Hua Qingqing dipenuhi dengan berbagai macam perasaan. Ye Futian menatapnya. Hua Qingqing membalas tatapan mata Ye Futian dengan kedua matanya yang indah. Akhirnya, dia berbalik perlahan dan berjalan ke bagian tepi dari tebing di Gunung Langit. Lalu dia menutup kedua matanya. Butiran-butiran salju masih turun dari atas langit. Setetes air mata jatuh dari kedua matanya dan bergulir di wajahnya.     

Dia melompat dari Gunung Langit. Hembusan angin yang dingin seperti menampar wajahnya yang cantik. Hal yang paling sulit dilakukan di dunia ini adalah menipu diri sendiri.     

Kenapa dia mendengar musik ini? Mengapa pria yang memainkan musik ini adalah saingannya?     

Dia tidak bisa membunuhnya.     

Ketika melihat Hua Qingqing melompat ke bawah, Ye Futian tertegun dan merasa bingung. Jelas, dia tidak pernah berpikir bahwa Hua Qingqing akan memilih cara seperti itu. Dia bahkan sudah siap jika harus bertarung dengannya. Sekarang, hanya dia dan Yu Sheng yang tersisa di Gunung Langit. Dimana elang kecil itu?     

Dia meletakkan tangannya di atas senar-senar guqin dan terus memainkannya. Alunan musik yang indah itu kembali terdengar.     

…     

Di kaki gunung, berbagai perwakilan dari pasukan besar itu akhirnya melihat seseorang turun dari Gunung Langit dengan membawa berita yang mengejutkan. Ye Futian telah membunuh Qin Li dan banyak kultivator kuat lainnya dari Dinasti Qin.     

Yu Sheng, yang telah menjadi seorang iblis karena kekuatan jahat dari Gunung Langit, telah membunuh Qin Mengruo dan dua orang Swordmaster dari Klan Pedang Fuyun.     

Ye Wuchen, yang telah dikeluarkan dari Klan Pedang Fuyun, telah membunuh Qi Ao.     

Berita itu membuat semua orang merasa gelisah.     

Tatapan mata semua orang tertuju pada Qin Yu dan pemimpin dari Klan Pedang Fuyun. Mereka semua tahu bahwa Qin Yu sedang menunggu berita dari Gunung Langit. Seperti yang diprediksi oleh semua orang Qin Li telah dibunuh oleh murid dari Pondok. Qin Mengruo juga tewas terbunuh. Bagaimana cara Ye Futian dan Yu Sheng melakukan semua ini?     

Orang-orang dari Dinasti Qin, Klan Donghua, dan Klan Pedang Fuyun mulai bertindak. Mereka bergerak menuju para kultivator kuat dari Pondok dan mengepung murid-murid dari Pondok ini. Orang-orang dari klan lainnya melangkah mundur dari area tersebut. Mereka tidak cukup kuat untuk ikut campur dalam konflik ini. Bahkan pasukan besar lainnya tidak ingin ikut campur.     

Semua orang yang berada di Gunung Langit berada di bawah Noble Plane dan mereka sudah menciptakan sensasi seperti itu. Jika pertempuran serupa terjadi di kaki gunung, hasilnya bisa menjadi lebih buruk. Seluruh Wilayah Barren Timur akan ikut terpengaruh.     

Ekspresi Qin Yu terlihat sangat marah. Kedua matanya menunjukkan keinginan membunuh yang mengerikan. Sambil menatap ke arah Zhuge Hui dan Gu Dongliu, dia berkata, "Apa yang akan kalian lakukan dengan peristiwa ini?"     

Sebelum Qin Li mendaki Gunung Langit, Qin Yu telah mengingatkannya untuk membunuh Ye Futian sesegera mungkin. Pada akhirnya, Ye Futian tidak terbunuh, tetapi malah Qin Li yang kehilangan nyawanya. Bahkan saudara perempuannya juga ikut terbunuh.     

"Apa yang akan kita lakukan?" Gu Dongliu melirik ke arah Qin Yu dengan tatapan mengejek seolah-olah dia sedang melihat seorang idiot. Perang diantara mereka telah terjadi dan Qin Yu malah bertanya apa yang akan mereka lakukan?     

Mengapa mereka tidak bertanya pada diri mereka sendiri dengan pertanyaan ini ketika mereka membunuh murid-murid dari Perguruan Tinggi Barren Timur di Dunia Barren Kuno atau ketika mereka berperang melawan Kerajaan Liu?     

"Menjauhlah dariku," Zhuge Hui melirik ke arah Qin Yu dengan acuh tak acuh. Apakah mereka sedang menyuruh Pondok untuk menyerahkan Ye Futian?     

Zhuge Hui dan Gu Dongliu sudah menduga bahwa Qin Li telah dibunuh oleh orang-orang dari Pondok, tetapi mereka tidak menyangka bahwa Ye Futian-lah yang telah membunuh Qin Li. Bagaimana dia bisa sekuat itu? Namun hal ini cukup masuk akal. Para murid dari Pondok tidak akan pernah kalah. Jika seseorang harus mati, itu pasti musuh mereka.     

"Uh..." Banyak orang tertegun ketika mendengar kata-kata Zhuge Hui. Apakah murid kedua dari Pondok sedang memprovokasi Dinasti Qin?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.