Legenda Futian

Negeri yang Kacau



Negeri yang Kacau

0Ketika mendengar kata-kata dari Tetua Qin, Ye Futian merasakan gelombang kesedihan. Dia mengatakannya seperti sebuah perpisahan. Dia tahu bahwa Tetua Qin sudah sangat tua dan perkataan Menteri Hua memang benar. Di usianya saat ini, Tetua Qin tidak akan mampu bertarung dengan lawan sekuat ini. Tapi demi Ye Futian dan Hua Jieyu, Tetua Qin rela datang dan menolong mereka, ia merasa khawatir setelah mendengar berita dari Sekolah Emperor Star.     
0

"Grandmaster," panggil Hua Jieyu. Dalam dekapan tangan Ye Futian, Hua Jieyu masih terlihat menangis. Dalam benaknya, ia merasa bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Dia tidak ingin siapa-pun terjebak di situasi ini bersamanya. Dia bahkan mengutus pamannya untuk menyampaikan pesan pada Ye Futian agar tidak datang ke Istana Nandou hari ini, tapi Ye Futian tetap datang. Sekarang, bahkan Tetua Qin ikut terseret dalam masalah ini, Hua Jieyu merasa sangat bersalah.     

"Kakak Senior, kenapa kau melakukan semua ini?" tanya kepala sekolah Yan Shao dari Sekolah Emperor Star. Dia menghela napas. Dia tidak berpikir bahwa kehadiran Tetua Qin akan merubah apa-pun. Bahkan dengan kehadiran Yi Xiang, kemenangan tetap mustahil bagi mereka. Perbedaan kekuatan dari kedua kelompok itu terlalu besar.     

Menteri Hua telah datang kemari sebagai utusan dari sang Kaisar, dan semuanya telah dipersiapkan dengan matang. Hanya ada dua pilihan bagi Ye Futian dan Hua Jieyu: kehidupan mereka diatur oleh keluarga Kaisar atau mati. Tidak ada pilihan ketiga bagi mereka.     

Tetapi Tetua Qin nampaknya tidak mendengarkan perkataan tersebut. Dengan lembut, dia berkata, "Futian, ini adalah lagu yang kuciptakan, tapi belum memiliki judul. Hari ini, aku akan mengizinkanmu memberinya sebuah judul untukku."     

"Baiklah," jawab Ye Futian. Dia merasa bersalah namun tetap mengangguk setuju.     

Setelah menerima jawaban, Tetua Qin tersenyum. Selanjutnya, roh kehidupan miliknya muncul. Roh guqin yang muncul tidak terlihat hanya seperti sebuah gambaran, melainkan sebuah guqin yang asli. Roh Guqin melayang di depan Tetua Qin. Sambil mengangkat kedua tangannya, dia menempatkan jemarinya di senar-senar guqin dengan anggun.     

"Bunuh mereka," Menteri Hua mengamuk. Yan Shao dan Han Mo melompat ke medan pertempuran. Sebuah badai mengerikan muncul dan menyapu semua yang menghalangi jalannya, kemudian bergerak menuju kerumunan orang yang berada di atas bangau tersebut.     

Di waktu yang bersamaan, bangau itu berteriak kencang dan Tetua Qin mulai memetik senar-senar guqin miliknya. Kedua suara tersebut bersatu, mengguncang bumi dan menghancurkan badai yang menghampiri mereka. Suara tersebut membuat semua orang terguncang. Yan Shao melihat ke arah Tetua Qin. Walaupun sudah berumur, Tetua Qin telah mempelajari esensi sesungguhnya dari Sihir Musik setelah bertahun-tahun berkultivasi. Dan kini, kekuatannya semakin mengerikan. Tetapi, Sihir Musik perlu didukung dengan Energi Spiritual, terutama pada sihir yang kuat. Dengan kondisi dan usia Tetua Qin, bagaimana bisa dia bertahan di pertempuran ini?     

Raut wajah Menteri Hua tetap terlihat dingin. Dia mengangkat tangannya di udara dan dengan satu gerakan tangan, muncul sebuah kawat yang panjang dan ditembakkan ke depan, membelah udara yang dilewatinya.     

Tetua Qin memainkan guqin dengan kedua tangannya sementara bangau itu mengepakkan sayapnya, menyesuaikan irama musik. Perlahan, bangau tersebut melayang di udara. Kepalanya mendongak ke atas dan mengeluarkan suara terus menerus, menciptakan harmoni dengan suara guqin. Kedua suara itu menyebar ke kejauhan dan terus meluas. Tetua Qin selama ini selalu bertapa, tapi hari ini, musiknya akan dikenal oleh seluruh penduduk di Laut Timur.     

Suara musik yang kencang mulai memasuki telinga semua orang, langsung menusuk gendang telinga mereka. Seketika, mereka dapat merasakan kekuatan yang tersembunyi di dalam alunan musik guqin yang merdu. Setiap serangan yang tertuju pada Tetua Qin langsung dihancurkan. Dengan bangaunya sebagai pusat suara, sebuah badai musik meledak dan menyapu ke segala arah.     

Sebuah badai es menyerang dan membekukan daerah sekitarnya. Pada saat yang bersamaan, sebuah pohon mistik muncul di udara. Dahan pohon tersebut tumbuh tak terkendali sehingga menciptakan atap yang menutupi langit. Dahan itu terus bertumbuh dan semakin mendekati bangau tersebut. Kultivator di sekitarnya pun mengeluarkan semua kemampuan mereka untuk mencegah kelompok Ye Futian kabur.     

Tetua Qin lupa akan kondisi di sekitarnya. Dia masih terfokus pada permainan guqin miliknya. Jemarinya bergerak dengan cepat, bahkan mulai terlihat kabur, tetapi pergerakan jemarinya malah semakin cepat. Ketika alunan musik itu semakin menguat, tubuh rapuh Tetua Qin memancarkan sebuah aura yang mengejutkan. Rambut putihnya tertiup ke belakang dan jubah putih miliknya berkibar terkena angin. Dia terlihat seperti kembali ke masa mudanya. Auranya sangat mengerikan dan terpancar menembus langit.     

Alunan nada dari guqin terdengar di udara, badai musik muncul kembali dan menghancurkan es yang menutupi tanah. Sulur-sulur tanaman yang menerjang mereka juga terganggu oleh alunan musik guqin itu. Ketika musik ini dimainkan, tidak ada yang mampu menghentikan kekuatannya.     

Ye Futian sedang berdiri di belakang Tetua Qin. Dia hanya mendengarkan dan mengamati tanpa berkata apa-pun. Suara guqin yang terus dipercepat terdengar semakin luar biasa, menyebabkan dia merasa bergejolak penuh semangat.     

"Kekacauan," ujar seseorang dari bawah. Semua kultivator dari klan Nandou mengangkat kepalanya dan melihat ke arah langit. Jantung mereka berdegup kencang. Sungguh tidak dapat dipercaya bahwa seorang pria tua mampu bermain guqin dengan begitu cepat dan bertenaga. Sebuah suara yang menggetarkan bumi. Kekacauan. Sihir musik ini mampu menghancurkan semua sihir dan mengacaukan Energi Spiritual Qi. Sihir tidak bisa dikeluarkan tanpa Energi Spiritual Qi, kecuali musik ini berhenti.     

"Apa kau sudah gila?" tanya Menteri Hua. Dia kini melayang di udara dan mengikuti bangau tersebut. Tentu saja, ia takut pada kemampuan Tetua Qin. Tetua Qin semakin kuat dan alunan musik dari guqin semakin meningkat, efeknya menjadi berlipat ganda. Tetapi, Tetua Qin tidak memiliki Spiritual Qi yang cukup untuk mempertahankan sihir musik sekuat ini, kecuali dia ingin mati.     

Tetua Qin terlalu mendalami musik itu sehingga tidak mampu mendengar perkataan Menteri Hua. Bangau tersebut semakin terbang tinggi di langit, hingga menembus atap yang terbentuk dari dahan pohon mistik, bangau tersebut makin menjauhi Istana Nandou. Tetua Qin sedikit lagi berhasil membawa sepasang kekasih ini pergi dari tempat tersebut.     

"Kejar mereka!" Menteri Hua memberi perintah. Para kultivator pergi mengejar bangau tersebut di langit. Apa Tetua Qin dan Yi Xiang benar-benar berpikir dapat kabur bersama Ye Futian dan Hua Jieyu dengan kelompok yang mereka miliki?     

Nandou Tai juga mengejar mereka. Dia ikut terkejut melihat semua serangan yang ditujukan pada Tetua Qin itu mampu ditangkis oleh gelombang musik.     

Kepala sekolah Yi Xiang dari Sekolah Finance Star dan Tetua Qin dari Sekolah Emperor Star merupakan dua orang yang memiliki nama besar dan mereka rela menempatkan diri dalam bahaya untuk Ye Futian. Jika Ye Futian mampu menjanjikan takhta di Negeri Nandou pada Nandou Tai, apa yang ia janjikan pada Yi Xiang dan Tetua Qin? Mungkin tidak ada. Mungkin mereka sekedar menaruh kepercayaan pada Ye Futian. Tapi, kenapa Ye Futian berhak menerima semua ini? Apakah bakat luar biasa yang ia miliki merupakan alasan terbesar kedua orang ini mempertaruhkan nyawanya untuk Ye Futian?     

Nandou Tai melupakan pemikiran tersebut. Dia tidak ingin berpikir tentang hal itu. Prioritas utamanya adalah mencegah Ye Futian dan yang lainnya untuk kabur. Dia telah memutuskan untuk membunuh Ye Futian. Jika mereka membiarkan Ye Futian kabur, ini berakibat buruk di masa depan.     

Banyak orang terlihat meninggalkan Istana Nandou. Tamu undangan dari pesta juga terlihat mengikutinya. Mereka ingin mengetahui bagaimana pertempuran ini akan berakhir dan apa takdir yang menanti sepasang kekasih itu.     

Alunan musik dari guqin masih terus meningkat. Yi Xiang sedang berdiri di samping Tetua Qin dan melihatnya dengan penuh hormat. Siapapun yang berada di levelnya dapat mengerti situasi yang terjadi saat ini. Ini mungkin akan menjadi musik terakhir yang dimainkan oleh Tetua Qin.     

Ye Futian berbalik, punggungnya kini menghadap ke arah Tetua Qin. Dia mengalihkan perhatiannya pada mereka yang sedang mengejarnya dan melihat semua serangan dihancurkan oleh musik yang sedang dimainkan. Dia merasa tenang dan damai.     

"Grandmaster, judul dari lagu ini adalah 'Dunia yang Kacau'," ujar Ye Futian. Mata Yi Xiang dipenuhi oleh emosi. Ye Futian memberi judul lagu ini 'Dunia yang Kacau'. Arti dibalik judul tersebut tidak perlu dijelaskan lagi. Jika Ye Futian tidak menemui ajalnya hari ini, maka akan terjadi kekacauan di Negeri Nandou.     

Sementara Tetua Qin melanjutkan permainan guqin, dia tersenyum dan mengangguk. "'Negeri yang Kacau'. Judul yang sangat sesuai."     

Bangau itu akhirnya terbang meninggalkan Istana Nandou. Mereka menyaksikan sekelompok orang terbang ke arah mereka. Mereka adalah Xia Feng dan anak buahnya yang tengah menunggu di luar Istana Nandou. Mereka tidak mengira Ye Futian dapat keluar dari istana dengan selamat. Ini merupakan sebuah kejutan bagi Xia Feng dan penduduk dari Prefektur Laut Timur.     

Dengan memegang pedang yang tajam di tangannya, Xia Feng mulai mengayunkannya di udara. Energi Spiritual Qi mulai mengelilinginya dan membentuk aura pedang. Ketika bangau tersebut terbang ke arahnya, Xia Feng menerjang ke depan dan aura pedang mengikutinya. Sebuah rangkaian pedang muncul, siap menikam apapun yang menghalangi jalan.     

Rangkaian pedang menerjang ke arah bangau tersebut. Sepertinya Tetua Qin tidak menyadari hal ini. Dia hanya fokus memainkan guqin. Musik itu terus meluas, seolah berusaha menembus langit. Gelombang musik yang mengerikan itu menghantam rangkaian pedang dan menusuk kepala Xia Feng. Gerakannya kini terhambat, dan setelah berteriak kesakitan, ia memuntahkan darah. Wajahnya terlihat pucat. Tetapi rangkaian pedang miliknya tidak berhenti menyerang.     

Yi Xiang melangkah mendekati bagian depan dari bangau tersebut. Dia mengeluarkan tinju dengan kedua tangannya dalam kecepatan yang luar biasa. Tinjunya begitu cepat sehingga terlihat seperti ribuan tinju sedang dikeluarkan dalam waktu bersamaan. Tinju tersebut mengenai rangkaian pedang milik Xia Feng, menghancurkannya hingga berkeping-keping. Bangau tersebut melewati serangan rangkaian pedang dengan selamat. Mereka terus melanjutkan perjalanan.     

Xia Feng jatuh ke atas tanah. Dia mengangkat kepalanya untuk melihat sosok di atas langit. Ekspresi wajahnya terlihat tidak bagus. Dia memang tidak mempunyai banyak Energi Spiritual Qi, sementara sihir musik mampu menyerang Energi Spiritual Qi. Apabila alunan musik yang dimainkan Tetua Qin tidak dihentikan, dan ia tetap menantangnya bertarung, ia akan mati kehabisan Energi Spiritual Qi.     

Ketika ia melihat Menteri Hua, Nandou Tai dan dua kepala sekolah dari Emperor Star mengejar mereka, Xia Feng tahu bahwa mereka juga tidak berani mendekatinya dan berhadapan dengan sihir musik secara langsung.     

"Kakak Senior, lagu ini memang luar biasa, tapi berapa lama kau akan bertahan memainkannya?" ujar Menteri Hua. "Kalian tidak akan bisa kabur."     

Musik terus dimainkan. Tetua Qin tidak menunjukkan tanda ingin berhenti. Perlahan, ia mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Yi Xiang, bawa Futian dan Jieyu pergi."     

Yi Xiang melihat ke arah Tetua Qin. Dia tidak membantah dan mengangguk. "Baiklah."     

"Grandmaster." Hati Ye Futian tertekan. Dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.     

"Anak-anak, tidak perlu bersedih. Aku memang tidak punya banyak waktu. Jika aku dapat menolong kalian kabur hari ini, aku dapat mati dengan bahagia," ujar Tetua Qin. Dia terlihat sangat tenang dan damai.     

"Grandmaster, bukankah kau pernah bilang ingin melihat kami berdua menikah?" Hua Jieyu menangis.     

"Anak-anak, aku sudah hidup terlalu lama dan tidak punya banyak waktu. Berjanjilah padaku bahwa kalian akan hidup bahagia, dan seperti yang aku katakan sebelumnya, tetaplah saling mencintai," ujar Tetua Qin. Dia tersenyum dan berbalik secara tiba-tiba. "Xiao Gao, bawa mereka pergi dan jangan pernah kembali." Setelah ia menyelesaikan perkataannya, Tetua Qin pergi meninggalkan bangau itu dan menuju ke arah kelompok yang tengah mengejar mereka.     

Air mata jatuh dari mata bangau tersebut. Dia mengepakkan sayap dengan cepat dan terus melanjutkan perjalanan, tidak pernah sekalipun berhenti.     

"Grandmaster!" panggil Ye Futian dan Hua Jieyu.     

Yi Xiang menyaksikan tanpa berkata apapun dan memberitahu keduanya, "Jangan biarkan kematian Tetua Qin menjadi sia-sia. Kalian harus melanjutkan hidup."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.