Legenda Futian

Lagu Terakhir



Lagu Terakhir

0Banyak orang melihat ke arah Ye Futian dengan terkejut. Dengan siapa ia berbicara? Apakah seseorang diam-diam membantu Ye Futian?     
0

Menteri Hua juga terlihat mengerutkan keningnya. Dia melihat ke arah langit tapi tidak ada siapa-pun disana. Kultivator di sekitar Ye Futian juga kebingungan. Apa pemuda ini berusaha menakuti mereka? Apa dia pikir dia masih bisa hidup?     

Sambil melihat ke atas, Ye Futian menyaksikan bahwa tidak ada yang terjadi, tapi dia masih merasa yakin. Dia percaya akan insting dan penilaiannya. Apakah ayah baptisnya tidak akan muncul jika ia tidak mati terlebih dahulu?     

Terdengar suara gemerisik dan sulur-sulur tanaman menerjang ke arah Ye Futian. Itu adalah suara dari sihir elemen kayu: Lock of a Thousand Vines dengan tingkat Dharma Plane. Sulur-sulur tanaman itu menutupi langit dan jauh lebih kuat daripada sihir miliknya.     

Sayap Ye Futian mengepak, menghindari sulur-sulur tanaman itu layaknya kilatan petir. Tetapi, sulur-sulur tanaman tebal itu bergantian menyerangnya. Dengan satu hantaman, dia terkena serangan dan jatuh ke tanah. Tidak hanya fakta bahwa lawannya berada dalam tingkat Dharma Plane, dia juga berada di tingkat Plane yang tinggi. Bagaimana bisa Ye Futian melawannya?     

"Tidak…" Hua Jieyu menangis. Dia dan Nandou Wenyin, yang berdiri di belakangnya, mencoba maju ke depan tapi dihalangi oleh para kultivator handal dari klan Nandou.     

"Kalian akan menyesal." sambil menangis, Hua Jieyu melotot ke arah klan Nandou dengan tegas.     

"Jieyu, kami juga tidak menginginkan hal ini terjadi." Anggota klan Nandou itu menghela napas panjang, sambil memikirkan betapa brengs*knya Menteri Hua. Dia telah membuat klan Nandou melakukan sesuatu yang licik.     

Ye Futian berusaha terbang menjauh, tetapi seekor iblis menerjangnya. Diikuti dengan suara ledakan, ia terpaksa kembali terjatuh. Walaupun tubuhnya sangat kuat, dia masih mengeluarkan darah akibat serangan barusan.     

Suara gemerisik terdengar lagi. Sihir Lock of a Thousand Vines menjerat tubuh Ye Futian, menggulungnya dengan sulur-sulur tanaman. Di saat yang bersamaan, dari arah lain, sebuah badai spiritual yang mengerikan mengelilingi Hua Jieyu. Rambut panjangnya yang berwarna hitam tertiup angin dan bajunya berkibar. Energi Spiritual Qi miliknya dikeluarkan dan perlahan-lahan memadat.     

Ye Futian terperangkap di udara. Duri dari sulur-sulur tanaman yang setajam pisau itu diarahkan padanya. Hanya ada satu hal yang menantinya: kematian.     

"Hentikan," terdengar suara bernada dingin.     

"Jieyu, jangan!" seseorang menangis. Banyak yang mengalihkan perhatiannya dan melihat Spiritual Qi elemen kayu yang sama membentuk sulur tanaman berduri. Hua Jieyu mengendalikan sulur itu dan menusuk jantungnya sendiri. Dan seketika, darah menodai pakaiannya. Tamu dari pesta perayaan secara otomatis berdiri. Ketika mereka menyaksikan pemandangan ini, hati mereka hancur. Gadis cantik ini begitu yakin akan tindakannya.     

Klan Nandou melihat ke arah Hua Jieyu, mereka seolah tak percaya. Dia baru saja diangkat menjadi Putri Mahkota dan klan mereka menemukan sedikit kejayaannya di masa lalu. Jika Hua Jieyu tewas, semuanya akan hancur.     

"Aku akan mati." Hua Jieyu menatap ke arah kultivator yang menjerat Ye Futian. Duri dari sulur tanaman itu kini menusuknya, tapi dia seolah tidak merasakan apa-pun. Dia membiarkan darah mengalir dari lukanya.     

Kultivator dari klan Nandou tersebut terpaksa melepaskan Ye Futian dan menurunkannya ke tanah. Sekarang, Ye Futian terlihat linglung. Hatinya terasa sakit seolah duri itu ditusukkan ke jantungnya sendiri.     

Hua Jieyu mulai berjalan menuju Ye Futian, langkah demi langkah. Klan Nandou berusaha menghentikannya tapi Hua Jieyu melotot ke arah mereka. "Menyingkirlah." Melihat duri tanaman masih menusuk jantungnya, jantung klan Nandou berdegup kencang. Tidak ada yang menghentikannya.     

Ye Futian, yang juga gemetar, berjalan menuju Hua Jieyu. Sepasang kekasih berjalan menuju satu sama lain, langkah demi langkah, seolah tidak ada yang bisa menghentikan mereka.     

Hua Jieyu menatap ke arah Ye Futian. Matanya kini tidak lagi terlihat sedih atau tersiksa. Saat ini, kedua matanya terlihat indah seolah dia berada pada masa dimana kecantikannya tak ada duanya, dihiasi dengan senyuman yang menawan. Tetapi melihat kecantikannya, Ye Futian semakin merasa pedih.     

"Idiot, kenapa kau melakukan ini?" tubuh Ye Futian gemetar sambil menuju ke arah Hua Jieyu. Dia meraihnya dan menyeka air matanya.     

Duri tanaman yang menusuk jantungnya berubah kembali menjadi Energi Spiritual Qi lalu menghilang. Dia memandang Ye Futian dan tersenyum. "Kau juga idiot." Lalu, ia bersandar ke tubuh Ye Futian perlahan. "Kau belum pernah memelukku layaknya seorang pengantin wanita," dia berkata pelan.     

Mendengar suaranya, air mata mulai membasahi pipinya. Dia berbisik, "Akan kulakukan sekarang, layaknya kau adalah seorang pengantin wanita." Dia menggendong Hua Jieyu dengan gaya sepasang pengantin. Dia tersenyum lebar. "Jika aku mati, aku ingin mati dalam dekapanmu." Suaranya masih terdengar lembut.     

"Baiklah." Ye Futian mengangguk. Hua Jieyu tersenyum dan menutup matanya. Dipeluk oleh Ye Futian sungguh menenangkan.     

Ye Futian memandang sosok cantik yang terlihat tenang di dekapannya dengan tatapan mata yang lembut. Lalu, ketika ia mendongak ke atas, matanya berkaca-kaca. "Kenapa?!" Dia berteriak ke arah langit. Semua orang berpikir bahwa dia sedang berteriak pada takdir yang ia alami. Melihat keduanya, banyak yang merasa tragis. Mereka baru berusia 17 tahun dan saling mencintai sehingga mereka rela mati daripada menyerah oleh takdir.     

Air mata Nandou Wenyin terus mengalir tanpa henti, tak terkendali. Hatinya terluka, tapi ia memilih tidak mengganggu Ye Futian dan Hua Jieyu. Nandou Wenshan juga ikut bersedih tapi ia tidak bisa merubah apapun. Dia tidak berdaya dan dia juga mempunyai keluarganya sendiri.     

Ye Futian melihat ke arah Nandou Tai dan bertanya dengan nada dingin, "Apa kau puas sekarang?"     

Nandou Tai merinding. Dia telah meremehkan kebulatan tekad Ye Futian dan Hua Jieyu. Tetapi, tidak ada yang dapat ditebak di dunia ini. Jika dia mampu memutar balik waktu, dia akan tetap mengambil keputusan yang sama. Sebagai pemimpin klan Nandou, semua ia lakukan untuk kepentingan klan. Dia tidak menyesalinya, tetapi ia juga merasa sedih. Tidak ada lagi harapan untuk menjadi Putri Mahkota. Anggota muda mereka yang paling berbakat telah tiada untuk selamanya.     

"Karena mereka ingin mati, biarkan saja," ujar Menteri Hua dengan nada dingin. Dia telah melihat sikap Hua Jieyu, dan tidak hanya dia seorang, semua orang melihatnya. Meskipun ia telah diangkat menjadi Putri Mahkota, dia ingin bersama dengan Ye Futian, bahkan dalam kematian. Karena itu, tidak perlu membawanya ke Kota Imperial.     

Nandou Tai menatap ke arah Ye Futian dan Hua Jieyu. Tatapan matanya terlihat tegas. Dia tahu bahwa semuanya tidak dapat diubah begitu Hua Jieyu menusuk dirinya sendiri.     

"Jika aku jadi kau, aku akan keberatan," ujar Yi Xiang dengan santai dan menuju ke sisi Ye Futian. "Bahkan jika Hua Jieyu menjadi permaisuri, apa kau pikir keluarga Luo akan membiarkan klan Nandou bangkit kembali? Kau mencari sedikit harapan untuk mengembalikan kejayaan klan-mu tanpa membutuhkan pengorbanan. Yang bisa kau lakukan hanyalah bermimpi. Tidak heran klan Nandou gagal. Nandou Tai, kau tidak memiliki keberanian."     

Tidak memperdulikannya, Nandou Tai maju ke depan dan memberikan perintah dengan nada dingin, "Habisi mereka."     

Mendengar ucapan tersebut, setiap anggota klan Nandou cukup terguncang. Kali ini, tidak hanya Ye Futian yang akan terbunuh. Hua Jieyu juga akan tewas, gadis paling berbakat dari klan Nandou. Dia selalu menjadi harapan mereka, kini sudah tidak lagi.     

Pada saat ini, terdengar jeritan dari arah langit. Semua orang mendongak dan melihat seekor iblis muncul. Seekor burung bangau sedang menukik ke bawah. Seorang pria tua berpakaian putih terlihat duduk di punggung bangau itu. Dia berpakaian serba putih dan terlihat sangat tua. Dia terlihat duduk dengan tenang disana hingga bangau itu mendarat di tengah kerumunan klan Nandou.     

Melihat pria itu, Ye Futian terkejut. "Grandmaster," dia memanggilnya, "Kenapa anda disini?"     

"Ketika aku berada di Sekolah Emperor Star, aku mendengar beberapa suara dan menjadi khawatir, aku memutuskan untuk memeriksa. Aku tidak mengira akan seperti ini. Aku terlambat." Melihat keadaan Ye Futian dan Hua Jieyu saat ini, ia merasa sedih. Dahulu, muridnya yaitu Hua Fengliu juga mengalami hal yang serupa. Sekarang, dua penerus muridnya berakhir sama.     

"Grandmaster." Hua Jieyu membuka matanya. Melihat Tetua Qin, matanya berkaca-kaca. Dia sudah begitu tua tapi masih menyempatkan datang secara pribadi karena dia sangat khawatir.     

"Kakak Senior, lama tidak berjumpa," ujar Menteri Hua, melirik ke arah Tetua Qin.     

Tetua Qin melihat ke arah Menteri Hua dan menghela napas. "Apa kau harus begitu serius dalam menghadapi dua anak muda?"     

"Kakak Senior, ini merupakan perintah kaisar," ujar Menteri Hua. "Apa maksud dari kedatanganmu?"     

"Untuk membawa mereka pergi, pastinya," ujar Tetua Qin dengan tenang.     

Menteri Hua terlihat mengejek. "Kakak senior, kau bahkan tidak mampu mengalahkanku sebelumnya. Kenapa kau mengira bisa membawa mereka pergi hari ini?"     

Tetua Qin, Menteri Hua, dan kepala sekolah Emperor Star mempunyai guru yang sama. Tetua Qin adalah yang tertua, tapi Menteri Hua yang paling berbakat. Karena itulah ia mampu menjadi seorang menteri dan dipercaya oleh Kaisar Luo.     

"Ya, kau jauh lebih berbakat daripada aku, tapi kau terlalu terobsesi dengan kekuatanmu," ujar Tetua Qin. "Setiap hal yang didapat akan membutuhkan pengorbanan. Karena kau terlalu fokus pada kekuatan, teknik kultivasi-mu akan menjadi lemah."     

"Kakak Senior, apa kau ingin bertarung? Di usiamu saat ini, sebaiknya kau beristirahat dengan damai. Aku kira tidak perlu mengambil resiko untuk bertarung." Menteri Hua maju ke depan. Tetua Qin tidak suka bertarung, dan Menteri Hua tidak suka akan hal itu. Sebelumnya, ia pernah mengajak Tetua Qin untuk meninggalkan hidup bertapa yang ia jalani, tapi ia menolaknya. Jika Tetua Qin mau bekerja sama dengan Yan Shao, Akademi Donghai pasti akan dikuasai oleh Sekolah Emperor Star sejak dulu. Karena itulah Menteri Hua tidak menyukai Tetua Qin, meskipun ia memiliki posisi penting dan selalu berada di sekolah. Tapi, jika ia tetap bersikap tidak tahu diri saat ini, Menteri Hua akan menghabisinya tanpa memperdulikan apapun.     

"Kemarilah," ujar Tetua Qin. Ye Futian tahu ia sedang berbicara dengannya. Sambil membawa Hua Jieyu, ia melompat ke atas bangau.     

"Wenyin." Tetua Qin menatap ke arah Nandou Wenyin. Cahaya menyinarinya dan seketika ia sudah berada di atas bangau, bersama Ye Futian dan Hua Jieyu. Dengan tubuh bercahaya, Yi Xiang melayang di udara tepat disamping bangau.     

Menteri Hua melambaikan tangannya untuk memberi tanda. Seketika, kepala sekolah Yan Shao dan wakil kepala sekolah Han Mo dari Emperor Star bergerak mengelilingi bangau itu. Nandou Tai juga ikut serta. Semua sudah terlambat, dia tidak bisa membiarkan Ye Futian dan yang lainnya pergi dengan selamat.     

"Futian," ujar Tetua Qin perlahan, sambil duduk di atas bangau, "Aku akan mengajarimu satu lagu terakhir hari ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.