Maharaja Perang Menguasai Langit

Mengungkap Kejahatan



Mengungkap Kejahatan

0

"Wuush!"

0

Pedang itu bergerak tanpa meninggalkan jejak. Sehelai daun yang di pohon yang tumbuh di halaman itu telah terpotong.

Saat daun itu terpotong, pedang di tangan si pemuda sudah kembali ke sarungnya.

"Cepat sekali! Tuan muda, jurus pedang apa itu?"

Gadis muda yang berdiri di sampingnya, langsing dan anggun, memandang pemuda itu dengan pandangan memuja.

"Seni Menarik Pedang."

Duan Ling Tian tersenyum kecil sebelum pandangannya berubah berkabut seperti sedang mengumpulkan ingatan yang silam.

Di kehidupan sebelumnya, selain menjadi mahaguru dalam Xing Yi Quan, Seni Menarik Pedang adalah salah satu pondasi yang ia gunakan untuk menjadikan dirinya sebagai yang tak terkalahkan.

Pada masa itu, banyak pembunuh yang cantik dan menawan sengaja datang padanya, berharap menemukan kesempatan untuk membunuhnya.

Tetapi pada saat sedikit saja niat pembunuh-pembunuh cantik ini tercium, saat itulah kehidupan mereka akan berakhir.

Telah umum diketahui bahwa belati militer Ling Tian bernama 'Sabit Dewa Kematian' adalah yang tercepat.

"Ke Er, kau harus ingat kalau Seni Menarik Pedang bertumpu pada kecepatan. Di antara semua seni bela diri di seluruh dunia, hanya kecepatan yang tak terkalahkan! Bahkan melawan seorang ahli bela diri yang lebih kuat darimu, selama kau mampu menarik pedangmu dan menebas tenggorokan lawanmu sebelum dia bisa bereaksi, dia pasti mati!"

Duan Ling Tian membimbing gadis muda itu dengan sabar dan lemah lembut.

Gadis muda itu sangat rajin belajar dan mendengar dengan penuh perhatian.

Tangan gadis muda yang halus itu memegang pedang pendek ungu, dan dengan bimbingan Duan Ling Tian yang hati-hati, dia perlahan-lahan berlatih sampai gerakannya tampak sama dengan pola dan apa yang terlihat.

"Tuan muda, apakah Ke Er bodoh?"

Setelah berlatih sepanjang siang, gadis muda itu pun mandi keringat, alisnya yang berbentuk daun willow bergerak sedikit, dan mata jernihnya tampak meredup; sepertinya ia sedikit kecewa.

"Ke Er, mengapa bertanya begitu?"

Duan Ling Tian bertanya denga ragu.

"Aku berlatih sepanjang siang, tetapi kecepatanku menggambar dengan pedang bahkan tidak sampai satu persen dari kecepatan tuan muda … Tuan Muda, apakah Ke Er tidak cocok untuk berlatih pedang?"

Bibir yang menawan itu bergerak perlahan saat ia mengatakannya.

"Gadis bodoh, seorang guru Seni Beladiri bukan sesuatu yang bisa dibuat dalam sehari. Kau baru berlatih Seni Menarik Pedang sepanjang siang ini; jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan! Kau tahu, ketika aku baru pertama kali berlatih Seni Menarik Pedang, aku berlatih sepanjang hari dan kemajuanku masih di bawah kemajuanmu saat ini."

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya. Ia bertanya-tanya apa masalahnya namun tidak menyangka kalau hal ini yang mengganggu pikiran gadis ini.

"Benarkah?"

Gadis muda itu mengerjapkan matanya yang indah dan jernih. Kepercayaan dirinya muncul lagi.

"Tentu saja itu benar."

Duan Ling Tian tersenyum menawan.

"Ke Er, jika kau ingin sepenuhnya menguasai kecepatan Seni Menarik Pedang, kau harus membiasakan diri dengan cara pengerahan kekuatan yang aku ajarkan padamu sebelumnya. Bagaimana kau harus memegang pedangmu, kekuatan tubuh bagian mana yang terlebih dahulu, dikerahkan dan kemudian kau harus memahami sepenuhnya urutan dan kekuatan yang digunakan pada setiap langkah; sekali kau memahaminya kau akan dapat menyusulku."

Duan Ling Tian berkata.

"Tuan muda, aku akan bekerja keras."

Gadis muda itu berkata dengan tulus sambil menganggukkan dagunya yang sangat elok.

Duan Ling Tian berdiri di samping dan menyaksikan gadis muda itu terus berlatih pedang.

Tiba-tiba, ia seperti menyadari sesuatu.

"Ibu."

Tidak diketahui kapan Li Rou muncul di samping Duan Ling Tian.

Melihat gadis muda itu berlatih gerakan pedang yang sama terus menerus, Li Rou menunjukkan keraguan. 

"Tian, jurus pedang apa yang kau ajarkan pada Ke Er? Mengapa dia hanya berlatih gerakan pedang yang sama berkali-kali… Apakah kau mau ibu membelikan Ke Er satu set buku jurus pedang dari pasar?"

Li Rou bertanya.

"Ibu, itu tidak perlu. Jurus pedang di buku itu hanya bagus untuk dilihat, tetapi untuk digunakan di pertarungan sungguhan, itu tidak berguna."

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya.

Dia bahkan tidak mempelajari seni bela diri di Padepokan Beladiri Keluarga Li dengan serius, Apalagi jurus pedang kelas rendah yang ada di Kota Angin Semilir."

"Tian, jangan katakan padaku jurus pedang yang kau ajarkan pada Ke Er lebih baik dari pada di buku yang bisa dibeli di pasar."

Li Rou menunjukkan ekspresi tak percaya.

"Ibu, apakah ibu mau mencoba?"

Duan Ling Tian berbalik dan tertawa.

"Apa, kau ingin berlatih dengan ibumu?"

Li Rou tertawa.

Baginya bertarung dengan ahli beladiri tingkat ketiga tahap Penempaan Tubuh adalah sama dengan bermain rumah-rumahan.

"Ibu, hati-hati"

Duan Ling Tian mengingatkan, dan pada saat yang sama tangan kanannya melepaskan sarung pedang dan meraih gagang Pedang Baja Murni.

Seni Menarik Pedang!

Ia mencabut pedang tanpa bekas!

Di bawah sinar matahari, hanya kilat putih yang bisa dilihat.

Bahkan sebelum sarung pedang terjatuh, Pedang Baja Murni sudah kembali ke dalam sarung di tangan Duan Ling Tian.

Seni Menarik Pedang: memainkan pedang secepat kilat dan kemudian menyembunyikannya seperti guntur!

Bersamaan dengan saat Duan Ling Tian mencabut pedangnya, Li Rou bergerak, terbang ke belakang!

Kekuatan yang ia kerahkan dari kakinya diserap dari kekuatan langit dan bumi, memunculkan siluet mammot kuno di atas kepalanya.

Artinya untuk menghindari pedang Duan Ling Tian, ia harus menggunakan kekuatan seekor mammot kuno!

Li Rou menarik napas dalam dan menatap Duan Ling Tian dengan tidak percaya.

Dia memperhatikan walau gerakan jurus pedang anaknya sama dengan yang dipraktikkan Ke Er, kecepatannya tidak berada pada tingkat yang sama.

Jika ia sedikit lambat tadi, pedang putranya pasti akan menyentuhnya.

Dalam menghadapi ayunan pedang dengan kekuatan tingkat tiga tahap Penempaan Tubuh putranya, ia terpaksa menggunakan kekuatan yang setara dengan tingkat ke sembilan tahap Penempaan Tubuh hanya untuk menghindar…

Jurus pedang ini benar-benar menantang langit!

"Ibu, itu adalah jurus berpedang yang kuajarkan pada Ke Er. Bagaimana menurutmu?"

Duan Ling Tian tersenyum ringan.

Bila mengandalkan Pedang Baja Murni, bahkan jika lawannya adalah ahli beladiri tingkat keenam tahap Penempaan Tubuh, selama ia bisa mendekat pada musuh, ia sepenuhnya percaya diri dengan kemampuannya membunuh lawan.

Ketika penguasaan ilmu seseorang belum mencapai tingkat tertentu, bantuan senjata sangatlah penting.

Dengan gabungan dengan Seni Menarik Pedang, akan lebih mudah baginya untuk berhasil dalam usahanya!

"Jurus pedang ini, apakah juga dari lelaki tua yang kau temui dalam mimpi-mimpimu?"

Li Rou menatap dalam pada Duan Ling Tian.

Duan Ling Tian tak bisa menahan diri untuk tidak memegang hidungnya dan tersenyum dengan malu.

"Tian, apa nama jurus pedang itu?"

"Seni Menarik Pedang."

"Bisakah kau mengajari ibumu?"

"Tentu saja!"

Li Rou menjadi tertarik pada Seni Menarik Pedang, jadi dia mulai berlatih dengan Ke Er.

Dengan ketinggian ilmu yang dikuasainya sebagai dasar, kemajuannya dalam menguasai Seni Menarik Pedang jauh lebih cepat daripada Ke Er.

Setelah sehari penuh mengandalkan kekuatan mammot kuno, kecepatan memainkan pedang Li Rou menyamai Duan Ling Tian.

Tentu saja, pemahamannya tentang jurus Seni Menarik Pedang masih jauh dari Duan Ling Tian.

Lagipula, ia menggunakan sepuluh ribu pon kekuatan untuk menyamai kecepatan Duan Ling Tian, sementara puteranya hanya menggunakan kekuatan tak lebih dari dua ratus pon.

Demi mendalami Seni Menarik Pedang, Li Rou juga membeli Pedang Baja Murni untuk dirinya sendiri. Pedangnya biasanya tidak akan pernah jauh dari dirinya.

Dalam beberapa hari berikutnya, Duan Ling Tian mulai sibuk.

Selain mengembangkan ilmunya sendiri, ia harus mengajari dua wanita cantik itu bagaimana mempelajari jurus pedang, dan ia juga harus meramu Cairan Penempaan Tubuh Enam Khasanah untuk para petinggi Keluarga Li…

Jika bukan karena bantuan ibunya dan Ke Er, dia pasti sudah kelelahan.

Setelah menghabiskan waktu tiga hari meracik cairan obat untuk anak-anak Keluarga Li yang lebih besar untuk stok tiga bulan, barulah Duan Ling Tian dapat menikmati waktu luang.

Melihat bahan obat menumpuk seperti gunung di kamarnya, Duan Ling Tian tersenyum puas di wajahnya.

Dia telah mengantongi setidaknya sepertiga bahan obat yang disediakan oleh Keluarga Li sebagai upah kerjanya.

Yang artinya ketika ia ingin membuat Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah di lain hari, ia tidak perlu membeli enam dari tujuh bahan obat yang diperlukan.

"Tian, orang-orang dari Keluarga Fang telah datang. Sang Ketua memintamu untuk datang ke Ruang Pertemuan."

Suara Li Rou terdengar dari luar.

Keluarga Fang?

"Jadi akhirnya mereka datang?"

Mata Duan Ling Tian bersinar. Kedatangan mereka bukan tidak terduga.

Ketika dia membawa Ke Er untuk membeli pedang beberapa hari yang lalu, dia sudah menduga kalau orang yang mengikutinya itu adalah Keluarga Fang.

Di ruang Pertemuan Li Family

Sang Ketua Li Nan Feng duduk di atas dan Tetua ke Enam Li Ping duduk di bawahnya.

Duduk berseberangan dengan mereka adalah Sang Ketua Keluarga Fang, Fang Yi.

Berdiri di belakang Fang Yi adalah pria separuh baya bermata merah.

"Sang Ketua."

Tiba-tiba, suara yang tidak dewasa terdengar dari luar Ruang Pertemuan.

"Masuk."

Li Nan Feng menjawab.

"Tetua ke Enam, aku mendengar putramu, Li Dong, sedikit lagi mencapai tingkat ketiga tahap Penempaan Tubuh. Selamat ya …"

Duan Ling Tian masuk dan memberi salam pada Li Nan Feng sebelum mengangguk pada Li Ping.

Li Ping tersenyum ramah dan matanya bersinar dengan penuh rasa terima kasih sekaligus rasa menyesal.

Jika Duan Ling Tian tidak bermurah hati, putranya tak punya kesempatan untuk berkembang dengan cepat.

"Duan Ling Tian, ini adalah Sang Ketua Keluarga Fang, dan di belakangnya adalah manajer Keluarga Fang.."

Li Nan Feng memperkenalkan.

"Salam, Sang Ketua Fang, Manajer Fang."

Duan Ling Tian mengalihkan pandangannya ke arah kedua tamu dan tersenyum samar.

Ekspresinya riang.

"Aku sudah lama mendengar kalau Tetua kesembilan Keluarga Li adalah pejuang wanita yang langka. Seperti ibu seperti itu pula putranya; seperti yang diharapkan, kau luar biasa.."

Mata Fang Yi menyipit menjadi segaris.

Menurut penyelidikannya beberapa hari belakangan ini, kemunculan Duan Ling Tian yang tiba-tiba seperti sebuah keajaiban.

Dalam waktu satu bulan, ia berubah dari orang yang sakit-sakitan menjadi ahli bela diri tingkat ketiga tahap Penempaan Tubuh.

Dan ia bahkan dengan mudah melumpuhkan Li Jie, putra dari Tetua ke Tujuh Keluarga Li dan jenius beladiri kebanggaan Keluarga Li.

Bahkan setelah itu, ia tak menerima hukuman apa pun dari Keluarga Li.

"Sang Ketua Fang, aku membawa Duan Ling Tian ke sini. Mengapa anda mencarinya?"

Tanya Li Nan Feng.

Saat Li Nan Feng menyelesaikan kata-katanya.

Wajah Fang Yi berubah. Dia berdiri dari tempat duduknya dan melihat pemuda itu dengan tatapan merendahkan dan murka.

"Duan Ling Tian, beraninya kau?! Sebulan yang lalu kau melukai puteraku dan melumpuhkan putera Manajer Fang.

Li Nan Feng dan Li Ping sama sekali tidak menduga ledakan kemarahan Fang Yi.

Mereka tidak mengetahui hal ini.

Wajah muda remaja itu tenang seperti telaga; jelas dia bukan tidak menduga itu.

"Sang Ketua Fang, jika kau datang kemari hari ini untuk mengungkap kejahatanku, maka aku khawatir kau akan kecewa. Mengenai kejadian hari itu, karena aku yakin kau telah melakukan penyelidikan secara menyeluruh, keadilan ada di hati semua orang. Jika putramu tidak mengandalkan kekuatan Keluarga Fang, aku tidak akan menyerang. Selain itu, menurut pendapat ku, aku sudah menunjukkan belas kasihan dengan tidak melumpuhkan putramu. Aku masih memberi muka kepada Keluarga Fang-mu."

Duan Ling Tian tersenyum acuh.

"Beraninya kau, seorang murid Keluarga Li dengan nama keluarga lain, berani bersikap tidak hormat kepada Sang Ketua Keluarga Fang! Kau mau cari mati!"

Manajer Keluarga Fang, Fang Qiang, yang berada di belakang Fang Yi, menangkap peluang yang diinginkannya. Ia berteriak dengan keras sebelum maju ke arah pemuda itu bagai seekor elang.

Tindakannya memancarkan kebencian dan niat membunuh yang dingin…

Di atas kepalanya, kekuatan langit dan bumi bercampur aduk saat siluet seekor mammot purba muncul!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.