Maharaja Perang Menguasai Langit

Kekuatan Tekad



Kekuatan Tekad

0

"Bos, besok adalah hari yang kau janjikan akan mengunjungi keluarga Fang. Apakah kau benar-benar akan pergi?

0

Dalam perjalanan kembali dari Balai Latihan Seni Bela Diri, si gendut kecil menunjukkan wajah serius saat dia melihat ke arah pemuda di sampingnya.

Pemuda itu senyum acuh tak acuh. "Tentu saja aku akan datang!"

Selama lebih dari dua puluh tahun di kehidupan sebelumnya, ia selalu menepati janji, tidak pernah menarik kembali apa yang dikatakannya.

Itu adalah salah satu aturan yang selalu dipegangnya dalam setiap urusannya.

Jika ia melanggarnya, maka ia tak akan menjadi Duan Ling Tian yang namanya pernah mengguncang planet Bumi dan berbagai negara.

Si gendut kecil terdiam sebentar. Setelah beberapa saat ia bertanya, "Bos, apakah kau yakin?"

Pemuda itu mengangkat bahunya. Sudut-sudut mulutnya menyunggingkan senyum sambil menjawab, "Kau mau kebenaran atau kebohongan?"

"Tentu saja aku mau kebenaran!"

Si gendut kecil berkata dengan serius.

"Aku tidak yakin seratus persen."

Mata pemuda itu berkedip saat ia menggelengkan kepalanya ringan.

"Bos, jika kau yakin, maka jangan pergi besok … Kau baru berumur lima belas tahun, seusia dengan putra Fang Qiang. Jika kau mundur dari pertarungan dengan Fang Qiang, tidak ada yang akan benar-benar mengejekmu."

Ekspresi khawatir muncul di wajah si gendut saat ia mengatakannya dengan tulus.

"Li Xuan."

Pemuda itu tiba-tiba berkata.

"Iya, Bos?"

Si gendut kecil dengan cepat menjawab.

"Ingat ini: sebagai seorang lelaki, kau harus bertanggung jawab. Setelah kau menjanjikan sesuatu, tidak ada alasan bagimu untuk melanggarnya. Jika aku tidak pergi, berarti aku melawan kata hatiku, dan aku mungkin akan terpuruk selama sisa hidupku karena aku seorang pengecut dan penakut… Jadi, meskipun aku tidak yakin seratus persen, aku akan tetap pergi!"

Pemuda itu menampakkan keseriusan saat mengatakannya.

Gadis muda di samping pemuda itu memiliki mata yang jernih seperti air saat menatapnya dengan haru.

Ia memperhatikan ada karisma yang tak dapat dilukiskan yang memancar dari pemuda itu; menyentuh bagian terdalam di hatinya.

Itu membuatnya terperangkap dalam pesona kharismatiknya dan tidak bisa melepaskan diri.

"Bos, aku tidak bisa mengalahkanmu berdebat; semua yang kau katakan selalu terdengar masuk akal."

Si gendut kecil tersenyum pahit, "Tapi sekali ini saja, kau harus mendengarkanku; tolong jangan bertindak gegabah! Jangan kau pura-pura tidak tahu kalau Fang Qiang sudah tak lagi di tahap Penempaan …"

"Dari mana semua omong kosong ini berasal? Kau urus dulu dirimu sendiri; kau tidak perlu mengurusi urusanku!"

Pemuda itu menyela si gendut kecil. Alisnya yang berbentuk pedang sedikit berkedut saat dia melotot pada si gendut kecil.

Anak ini benar-benar bermulut besar.

Baru si gendut menyadari ada gadis muda itu, ia tersenyum malu padanya.

Pemuda itu membawa pulang gadis muda itu kembali ke halaman rumah mereka meninggalkan si gendut kecil,.

Pada saat itu, wajah gadis muda yang imut dan halus itu memiliki sedikit kekhawatiran. Tatapannya hangat dan lembut pada pemuda itu saat ia betanya, "Tuan muda, apakah kau benar-benar tidak yakin?"

Pemuda itu dengan ringan tersenyum, dengan lembut menyentuh pipi gadis muda itu, yang halus seperti batu giok. "Gadis bodoh, aku hanya mengatakan kalau aku tidak yakin seratus persen! Jangan khawatir, apa pun yang terjadi, tidak akan terjadi apa-apa padaku. Bahkan jika aku tak bisa mengalahkannya, aku tetap akan keluar utuh. Lagi pula aku tak ingin meninggalkan Ke Er-ku."

Alis gadis yang berbentuk daun willow berkerut dan matanya yang jernih berkaca-kaca. Dia jatuh ke pelukan pemuda itu dan dengan suara yang terdengar seperti menangis, ia berkata, "Tuan Muda, jika sesuatu terjadi padamu … Ke Er… Ke Er tidak dapat hidup sendirian."

Kata-kata gadis muda itu seperti palu besar yang menghantam hati Duan Ling Tian. Hatinya tidak bisa tidak menggigil ketakutan …

Karena ia telah mengalami dua kehidupan, ia dapat mengatakan kalau apa yang dikatakannya benar tanpa sedikitpun kepalsuan!

Dalam momen seperti ini, Duan Ling Tian yang berkemauan keras, yang akan berdarah tapi tidak pernah menagis, sebenarnya tidak bisa menghentikan matanya menjadi sedikit basah.

Saat tangannya memeluk gadis muda itu dengan erat, ia dengan lembut berkata, "Gadis bodoh, tidakkah kau percaya padaku?"

Gadis muda itu mengangguk seperti kecantikan yang menangis. "Ke Er takut … Takut kalau Tuan Muda akan meninggalkan Ke Er. Jika Tuan Muda tidak ada di sini lagi, Ke Er tidak punya arti lagi."

Sejak saat Duan Ling Tian membawanya ke rumah dan merawatnya seperti keluarga, dia sudah membuat janji di dalam hatinya.

Dalam hidup ini, ia hidup hanya untuk Tuan Muda.

Bahkan jika Tuan Muda menikah dan berumah tangga suatu hari nanti dan memiliki istri dan anak-anaknya sendiri, ia akan tetap berada di sisi Tuan Muda, bersedia menjadi pelayan atau budak, melayaninya sampai ia tua.

Sampai pada hari ia mengambil nafas terakhirnya…

Hidupnya adalah untuk pria ini, dan ia akan hidup tanpa penyesalan.

"Baiklah, lihat dirimu. Kau terlihat seperti panda kecil."

Mambantu gadis muda itu menyeka air matanya, Duan Ling Tian tersenyum ringan ketika berkata, "Jika ibuku pulang dan melihatmu seperti ini, dia pasti akan berpikir aku telah mengganggumu. Kau seperti tidak tahu saja kalau di dalam hatinya, kau memiliki status yang lebih tinggi dariku, putranya. Karena kau akan menjadi menantu perempuannya,."

"Tuan Muda, kau sangat jahat, mengolok-olok Ke Er lagi."

Gadis muda itu dengan malu melepaskan pelukan pemuda itu, berlari ke kamarnya, dan menutup pintu di belakangnya.

"Gadis itu merasa malu."

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya dan tersenyum, lalu pupilnya memancarkan keteguhan yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Untuk Ke Er, untuk ibunya, dan untuk dirinya sendiri, ia tak akan pernah membiarkan sesuatu terjadi pada dirinya sendiri.

"Fang Qiang, kau pasti akan mati!"

Mata Duan Ling Tian berkedip dengan cahaya dingin, memancarkan dingin yang tak ada habisnya.

Di kediaman keluarga Li, di halaman kediaman Tetua Kelima Li Ting.

Li Ting memasuki rumahnya dengan ekspresi aneh. Ketika ia melihat putranya, yang duduk di sana dalam keadaan linglung, ia tidak dapat menahan diri untuk tidak mengomel dengan bercanda. "Bagaimana kau melakukannya, nak? Li Ming benar-benar jatuh dua kali di tanganmu."

Ia tahu kalau Li Ming terluka oleh putranya setengah bulan yang lalu, dan ia ingin tahu bagaimana itu bisa terjadi.

Waktu ia pergi untuk meminta maaf kepada Tetua Kedua, ia mendengar Li Ming berteriak, mengatakan sesuatu tentang efek samping dari Pil Api Halilintar yang tiba-tiba muncul.

Ia, yang benar-benar tahu kemampuan anaknya, secara alami percaya itu benar.

Tetapi kali ini Li Ming mengambil inisiatif untuk menantang putranya dan benar-benar terluka oleh putranya lagi, menyebabkan ia merasa heran.

Ia baru saja kembali dari kediaman Tetua Kedua. Akhirnya, Li Ming sekali lagi mengatakan kalau itu adalah afek samping dari Pil Api Halilintar dan ia kena marah oleh Tetua Kedua …

Dalam perjalanan pulang, semakin ia memikirkannya, semakin ia merasa seperti ada sesuatu yang salah.

Meskipun putranya mampu secara berturut-turut mengalahkan Li Ming telah membuatnya bangga, ia merasa kalau masalah ini tidak sesederhana sebagaimana terlihat di permukaan.

"Xuan, ada apa?"

Ia dengan cepat menyadari kalau putranya menunjukkan ekspresi bersalah, benar-benar berbeda dengan saat terlihat puas setelah mengalahkan Li Ming pertama kali setengah bulan yang lalu.

Mengapa ia sangat aneh hari ini?

Bukankah seharusnya ia bahagia karena telah mengalahkan Li Ming?

Li Ting tidak bisa menghentikan dirinya untuk bertanya, "Xuan, apa kau punya masalah dalam pikiranmu? Kenapa kau terus mengerutkan kening?

Ketika Li Xuan kembali ke akal sehatnya, ia menggertakkan giginya seolah-olah ia telah membuat sebuah keputusan besar, lalu ia mengangkat kepalanya melihat ke arah Li Ting sebelum berkata, dengan ekspresi serius, "Ayah, aku punya sesuatu yang aku ingin beritahu padamu … Tetapi, kau tak boleh memberitahu Tetua Kesembilan tentang hal ini, kalau tidak Bos pasti tidak akan mengakui aku sebagai saudara lagi!"

Li Ting mengerutkan kening. "Ada apa? Katakan padaku!"

Li Xuan buru-buru memberitahukan tentang apa yang didengarnya dari keluarga Fang setengah bulan yang lalu. Setelah tertawa pahit, ia berkata, "Bos tidak ingin aku memberi tahu siapapun, jadi aku merahasiakannya selama ini, tetapi Bos akan pergi ke keluarga Fang besok. Meskipun ia telah menembus tingkat ketujuh tahap Penempaan Tubuh, bagaimana mungkin ia bisa menjadi tandingan Fang Qiang, yang telah melangkah ke tahap Pembentukan Inti?!"

"Fang Qiang berada di tahap Pembentukan Inti?"

Ketika ia mendengar cerita putranya, wajah Li Ting berubah saat dia dengan keras berseru, "Nak, kau bahkan berani menyembunyikan masalah yang begitu penting ini? Kau benar-benar sangat lancang! Setelah aku memberi tahu Sang Ketua, aku akan pulang dan memberimu pelajaran."

Begitu ia selesai bicara, Li Ting buru-buru menemui Sang Ketua.

Setelah ayahnya pergi, Li Xuan menurunkan kepalanya yang gemuk dan bergumam pada dirinya sendiri, "Bos, jangan salahkan aku. Aku hanya khawatir ada sesuatu yang salah. Bahkan jika kau marah atau membenciku setelah ini, aku akan menerimanya."

Saat senja, Sang Ketua Li Nan Feng memerintahkan seseorang untuk datang menjemput Duan Ling Tian. Ini mengejutkan baginya

Di Ruang Pertemuan keluarga Li, selain Li Nan Feng, Tetua Agung Li Huo dan Tetua Kelima Li Ting ada di sana.

Si brengsek itu pasti membuka mulutnya.

"Salam Sang Ketua, Tetua Agung dan Tetua Kelima."

Duan Ling Tian membungkuk pada mereka bertiga.

"Duan Ling Tian, apakah kau tahu mengapa kami memanggilmu ke sini?" .

Mata Li Nan Feng menyipit saat ia berlahan menanyakannya.

"Sang Ketua memanggilku ke sini untuk membahas Fang Qiang yang telah menembus ke tahap Pembentukan Inti, kan?"

Duan Ling Tian langsung ke intinya.

"Nak, kau memiliki bakat alami yang bagus dan kau pintar… Tetapi, dalam masalah ini, tidakkah kau pikir kau ceroboh?"

Li Nan Feng menghela nafas.

Duan Ling Tian adalah harta karun keluarga Li. Selama ia berada disini, persediaan Cairan Penempaan Tubuh Enam Khasanah tidak akan habis.

Manfaat Cairan Penempaan Tubuh Enam Khasanah bagi keluarga Li sangat tinggi.

Digabungkan dengan Pil Api Halilintar, kekuatan semua anak-anak Tetua keluarga Li melaju pesat. Mereka melampaui kemajuan generasi muda keluarga Fang dan Chen.

Duan Ling Tian tersenyum sambil berkata, "Sang Ketua, sebagai pria sejati yang hidup di dunia ini, ada hal-hal yang harus aku lakukan dan beberapa hal yang seharusnya tidak aku lakukan! Urusan besok adalah sesuatu yang aku, Duan Ling Tian, janjikan di depan kalian semua. Sama seperti pepatah "Janji seseorang pria bernilai seribu koin emas," Jika Sang Ketua ingin membujukku untuk melanggar janjiku, aku khawatir aku akan mengecewakan anda."

"Kau…."

Li Nan Feng menunjukkan ekspresi muram.

Kata-kata Duan Ling Tian yang tajam, tanpa basa basi, membuat Li Nan Feng benar-benar tidak tahu bagaimana membujuknya.

"Nak, kau tidak boleh bercanda dengan masalah seperti ini. Dengan kekuatanmu saat ini dan penguasaan kecepatan pedangmu, membunuh seorang ahli bela diri tingkat kesembilan tahap Penempaan Tubuh sangatlah mungkin, tetapi seorang ahli bela diri tahap Pembentukan Inti tingkat pertama yang memiliki kekuatan setara dua mammot purba terlalu kuat untuk kau tangani."

Tetua Agung Li Huo berharap Duan Ling Tian akan mundur dari gagasan untuk pergi ke kediaman keluarga Fang besok.

"Terima kasih atas perhatian anda, Tetua Agung."

Rasa terima kasih muncul di wajah Duan Ling Tian; namun, matanya tetap teguh seperti sebelumnya, tanpa sedikit pun perubahan.

"Lupakan , lupakan…"

Setelah menatap Duan Ling Tian sejenak, Li Huo menghela nafas. "Sang Ketua, karena anak ini membulatkan tekad, biarkan saja dia pergi."

"Tetua Agung!"

Li Nan Feng dan Li Ting sama-sama tercengang.

"Terima kasih, Tetua Agung!"

Duan Ling Tian tersenyum di wajahnya dan dengan penuh terima kasih melirik Li Huo, lalu ia melihat ke arah Li Nan Feng dan Li Ting. "Sang Ketua dan Tetua Kelima, sebelum aku pergi ke keluarga Fang besok, aku harap anda berdua tidak memberi tahu ibuku tentang hal ini. Duan Ling Tian berhutang budi pada anda berdua."

Begitu dia selesai berbicara dan mengucapkan salam perpisahannya, Duan Ling Tian berbalik dan pergi, tak terkendali dan bebas.

"Tetua Agung, bagaimana anda bisa setuju membiarkannya pergi?"

Li Ting menunjukkan ekspresi getir. Ia tidak tahu mengapa Tetua Agung akan membuat keputusan seperti itu.

Li Nan Feng juga melihat ke arah Li Huo. Ia memiliki pertanyaan yang sama.

"Li Ting, kau telah melihat sikap anak ini. Apakah kau pikir kita benar-benar bisa menghentikannya? Jangan bilang kau ingin menempatkannya di dalam tahanan rumah? Ini adalah jalan yang dipilihnya, dan setiap orang harus bertanggung jawab atas pilihan mereka sendiri. Bahkan dia tanpa kecuali."

Li Huo berdiri dan bersiap untuk pergi.

Sebelum ia pergi, ia menambahkan, "Besok, aku akan pergi bersamanya. Aku akan bersembunyi dalam bayang-bayang demi keluarga Li. Jadi bagaimana kalau kupertaruhkan wajah tuaku ini?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.