Maharaja Perang Menguasai Langit

Setengah Bulan Kemudian



Setengah Bulan Kemudian

0

"Apakah kau yakin kau ingin aku menuliskan dua puluh Mantra Api Halilintar?"

0

Duan Ling Tian mengerutkan keningnya ketika da melihat tumpukan bahan-bahan yang dipersiapkan oleh si gendut kecil itu. Ia merasa itu terlalu banyak.

"Iya, bos."

Kepala si gendut kecil mengangguk seperti anak ayam yang sedang mematuk beras, kemudian bertanya, "Bos, apakah ada masalah?"

"Tidak ada masalah."

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya.

Ia kemudian berkata, "Aku hanya ingin memberitahumu bahwa kau tidak dapat menggunakan Mantra Api Halilintar kepada siapa pun selain Li Ming, kalau tidak takkan lama semua orang akan menyadari bahwa kau menggunakan mantra padanya. Jika kau hanya menggunakan pada Li Ming, bahkan jika itu terjadi berulang kali, dia tidak akan dapat menjelaskannya karena tidak ada yang akan mempercayainya."

"Iya, kau benar. Mengapa aku tidak memikirkan itu?"

Si gendut kecil memukul kepalanya sendiri, lalu dengan menyesal ia berkata, "aku berani bertaruh sekali aku menggunakan Mantra Api Halilintar pada Li Ming beberapa kali lagi, dia tidak akan berani menyinggungku lagi… Bos, tidakkah sisa bahan-bahan ini terbuang sia-sia?"

Duan Ling Tian dengan acuh tak acuh berkata, "Simpan saja sisa bahan-bahan itu, kau akan membutuhkannya. Mantra pertama yang akan aku ajarkan kepadamu adalah Mantra Api Halilintar."

"Terima kasih, Bos, terima kasih banyak."

Senyum lebar merekah di wajah si gendut kecil.

Tiba-tiba, ia melihat Duan Ling Tian membuka tangan ke arahnya. Merasa bingung si gendut bertanya, "Bos, apa maksudmu dengan itu?"

"Uang belajar!"

Duan Ling Tian menatap si gendut kecil saat mengatakannya dengan sedikit marah.

"Iya, iya, aku hampir lupa."

Si gendut kecil tertawa dengan licik ketika merogoh sakunya, menarik setumpuk uang perak, dan menyerahkannya kepada Duan Ling Tian. "Bos, aku sudah menyiapkannya sejak lama. Ini seribu perak. Ini biaya belajar untuk bulan depan."

Duan Ling Tian mengulurkan tangannya dan mengambilnya, lalu dia menganggukkan kepalanya. "Mulai besok, aku akan menemuimu di tempatmu setelah makan siang. Selama setengah jam setiap hari, aku akan mengajarimu dengan kemampuan terbaikku. Apa yang bisa kau pelajari akan sepenuhnya tergantung padamu."

"Terima kasih, Bos. Kalau begitu aku tidak akan mengganggumu lagi."

Si gendut kecil tersenyum lebar saat dia berbalik dan pergi dengan penuh sukacita.

Setelah dengan cepat menimbang seribu uang perak ditangannya, sudut mulut Duan Ling Tian menyunggingkan sedikit senyum. "Setiap sen berharga. Aku harus mengumpulkan sebanyak mungkin yang aku bisa, karena di masa depan, tidak peduli apakah itu pemurnian obat, pembuatan senjata, atau penulisan mantra, itu semua akan terus menerus menghabiskan uang…"

Mulai besok, Duan Ling Tian akan meluangkan setengah jam waktunya pergi ke rumah Li Xuan setelah makan siang.

Pada awalnya, Tetua Kelima Li Ting merasa aneh.

Tetapi setelah melihat putranya dan Duan Ling Tian menjadi teman baik, ia senang itu terjadi.

Meskipun, dalam beberapa hari terakhir, ia selalu mendengar suara aneh datang dari kamar putranya.

"Plak!"

Tiba-tiba, suara itu terdengar lagi…

Li Ting menggelengkan kepalanya dan berjalan keluar halaman.

Di dalam ruangan, pemuda tampan dengan alis berbentuk pedang dan mata berbintang menampar si gendut kecil di kepalanya. "Bagaimana kau bisa begitu bodoh? Kan sudah kubilang kalau Pasir Lembayung Emas dan Bubuk Rumput Kering tidak bisa dicampur langsung, tapi kau tetap tidak ingat!"

"Bos, jangan pukul aku lagi. Jika kau teruskan, aku akan jadi tambah bodoh."

Si gendut kecil mengusap kepalanya. Wajahnya menunjukkan rasa bersalah.

"Mengapa dulu aku setuju mengajarkanmu teknik mantra? Bebal! Aku beritahu kau sekarang: jika kau tidak mencapai kemajuan apa pun dalam bulan ini, tak perduli berapa banyak perak yang kau berikan, aku tidak akan mengajarimu lagi bulan berikutnya karena aku tak ingin membuang waktuku."

Pemuda itu menunjukkan kekecewaan.

Si gendut kecil itu tersenyum pahit. "Bos, jangan khawatir; aku akan bekerja keras dan tidak akan mengecewakanmu."

"Aku harap kau bisa membuktikan apa yang kau katakan. Setengah jam sudah habis, jadi ini saatnya aku pergi. Aku akan kembali besok. Kuharap kau bisa sedikit berkembang."

Dengan cemberut, pemuda itu berjalan keluar kamar dan pergi.

Setengah bulan kemudian.

Fajar menyingsing, Balai Latihan Seni Bela Diri keluarga Li dipenuhi kesibukan dan kehebohan.

Para murid keluarga Li yang berkumpul semuanya adalah pemuda dan pemudi.

Percakapan mereka semua seputar putra bungsu Tetua Kedua, Li Ming, dan putra Tetua Kelima, Li Xuan.

"Kali ini Li Ming yang menantang Li Xuan. Sepertinya dia sudah pulih."

"Li Ming berkata kalau dia hanya kalah pada Li Xuan karena dia sedang sakit. Aku ingin tahu apakah itu benar."

"Jika dia kalah dari Li Xuan lagi, maka itu pasti bohong."

"Iya, aku juga berpikir begitu. Dia tidak bisa selalu beralasan kebetulan sakit, kan? "

...

Li Ming sudah tiba sejak lama dan sedang berdiri di tengah-tengah Balai Latihan Seni Bela Diri.

Saat ia mendengar percakapan di sekitarnya, wajahnya menjadi semakin buruk.

Ayahnya tidak mengizinkannya untuk menggunakan alasan tentang Pil Api Halilintar, jadi ia hanya bisa menggunakan alasan sakit.

Tetapi ia tidak menyangka kalau banyak orang akan meragukannya.

Apakah mereka benar-benar berpikir ia bukan tandingan Li Xuan?

"Li Xuan, kali ini aku akan membuatmu berbaring di tempat tidur selama setengah bulan juga!"

Li Ming dengan marah mengatakannya saat dia menggemeretakkan giginya.

"Li Xuan telah datang!"

Tiba-tiba, Para pemuda dan pemudi di sekitar Balai Latihan semua berbalik untuk melihat di kejauhan.

Di kejauhan, pasangan yang sempurna berjalan di depan, sementara si malang gendut kecil mengikuti di belakang mereka seperti anak buahnya. Si antek kecil ini adalah benar-benar tokoh utama hari ini, Li Xuan.

"Aku dengar Li Xuan mengakui Duan Ling Tian sebagai bosnya."

"Mengakui murid dengan nama keluarga lain sebagai bosnya, sangatlah memalukan bagi keluarga Li."

"Memang kenapa kalau dia murid dengan nama keluarga lain? Jika kau punya nyali, ulangi apa yang baru saja kau katakan dengan keras. Apakah kau berani? Kau tidak berani, kan? Jika kau tidak berani, maka jangan besar omong!"

"Memang benar. Meskipun Duan Ling Tian adalah murid dengan nama keluarga lain, dia membawa kehormatan pada keluarga Li kita. Keluarga Fang sudah sering dipermalukan olehnya!"

"Periode tiga bulan akan jatuh besok. Aku ingin tahu apakah Duan Ling Tian benar-benar akan berkunjung ke keluarga Fang."

...

Saat Duan Ling Tian memegang tangan Ke Er, ia dapat mendengar percakapan itu dari kejauhan.

Atas semua itu, ia hanya menertawakannya.

Ia lalu melihat si gendut kecil di belakangnya. "Jangan membuat dia luka terlalu parah hari ini. Biarkan dia mundur setelah dia mengerti kalau dia tidak akan menang, atau Tetua Kedua akan bertengkar dengan ayahmu meskipun dia orangnya sangat baik hati. Jangan menyulitkan ayahmu, kau mengerti? "

Si gendut kecil dengan cepat mengangguk.

Di dunia ini, orang yang paling dikaguminya adalah Duan Ling Tian.

Ketika mereka melihat ketiganya tiba, para murid keluarga Li membuka jalan.

Duan Ling Tian memegang tangan Ke Er saat mereka berhenti di depan.

Si gendut kecil, di sisi lain, berjalan keluar dan memasuki arena. Ia tersenyum lebar saat melihat ke arah Li Ming. "Li Ming, apakah kau sudah pulih dengan baik? Kau pulih dengan cepat"

"Li Xuan, hari ini aku akan menebus rasa malu yang kau berikan padaku setengah bulan yang lalu!"

Wajah Li Ming merah padam.

Kemarahan yang telah ditahannya selama setengah bulan akhirnya meledak …

"Jangan khawatir, bosku mengatakan padaku agar tidak mencederaimu terlalu parah kali ini."

Li Xuan tertawa licik. Ekspresinya tampak menjengkelkan dan sangat menghina.

"Kau cari mati!"

Tatapan Li Ming berubah dingin, kakinya, yang sudah mengumpulkan energy untuk beberapa waktu, berguncang, ia meloncat seperti harimau ganas menuju Li Xuan.

Mengerahkani keahlian bela diri Sabuk Kuning tingkat menengah yang dikuasainya, jurus Tinju Harimau Ganas dilancarkan, menghantam ke arah Li Xuan.

"Tinju Harimau Ganas?"

Saat melihat kejadian itu, mata Duan Ling Tian menyipit.

Ia ingat kalau putra bungsu Tetua Ketujuh, Li Xin, juga menggunakan Tinju Harimau Ganas.

Namun, Tinju Harimau Ganas Li Xin lebih rendah dari Li Ming; mereka berada di tingkat yang berbeda.

Inilah perbedaan antara tingkat awal dan tingkat ahli.

Suatu jurus bela diri hanya bisa menunjukkan keampuhan sejatinya saat sudah mencapai penguasaan di tingkat ahli.

Li Xuan langsung bergerak untuk menangkis serangan.

Ia bahkan tidak menggunakan jurus bela diri; dia hanya dengan santai memukulkan tinjunya kepada tinju Li Ming.

Dalam sekejap, sudut mulutnya menyunggingkan senyum jahat dan ia menggunakan Mantra Api Halilintar …

Seketika, kejadian setengah bulan yang lalu terulang lagi.

Seluruh tubuh Li Ming membeku seakan disambar petir. Kekuatan di dalam tinjunya lenyap, hanya menyisakan kelemahan. Ia benar-benar tak dapat menghentikan Li Xuan

"Dug!"

Tinju Li Xuan menyerang dan memukul Li Ming jatuh, membuatnya kesakitan dan mulai keringatnya membanjir.

Sebuah kepalan tinju dan tendangan mengikuti sesudah itu…

Balai Latihan Seni Bela Diri keluarga Li sangat sunyi senyap.

Bagi orang-orang yang melihat pertarungan mereka setengah bulan lalu, kejadian ini sangat mirip …

Setengah bulan lalu, Li Ming dipukuli oleh Li Xuan dengan cara yang sama.

"Tidak, tidak mungkin… Bagaimana mungkin in bisa terjadi?!"

Setelah Li Xuan berhenti, Li Ming menyadari kalau rasa tersambar halilintar dan nyala api yang membakarnya telah lenyap.

Ia tampak linglung, tak percaya apa yang terjadi itu nyata..

Jika setengah bulan yang lalu keberuntungan baik memihak pada Li Xuan, mungkinkah keberuntungannya kembali bagus kali ini?

Bagaimana bisa ada kebetulan seperti itu?

"Jangan menggangguku lagi mulai sekarang, kalau tidak aku tidak keberatan membuatmu berbaring di tempat tidur selama setengah bulan lagi."

Wajah gemuk Li Xuan bergetar saat ia menyombongkan diri. Di bawah tatapan hormat dari orang-orang di sekitarnya, ia kembali ke sebelah Duan Ling Tian.

Li Xuan menyunggingkan senyum bangga di wajahnya, ia tampak seperti orang yang sama sekali berbeda. "Bos, aku mendengarkanmu dan menunjukkan belas kasihan. Kali ini ia hanya akan berbaring di tempat tidur paling lama beberapa hari saja."

Duan Ling Tian mengangguk acuh tak acuh.

"Kakak ipar, aku tangguh kan? "

Li Xuan melihat ke arah Ke Er saat ia tersenyum licik.

Mendengar bagaimana Li Xuan memanggilnya, wajah Ke Er langsung memerah.

"Tak usah terlalu bangga. Dengan bantuan Pil Api Halilintar dan Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah, kau sekarang cuma berada di tingkat ke empat tahap Penempaan Tubuh. Kau tidak malu?."

Duan Ling Tian menatap Li Xuan sedikit jijik.

Karena ia dipaksa untuk secara diam-diam menyetujui Li Xuan sebagai anak buahnya, ia menambahkan bahan ke dalam Cairan Penempaan Tubuh Enam Khasanah milik si gendut, mengubahnya menjadi Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah.

Tentu saja, ini adalah rahasia antara ia dan Li Xuan, bahkan Tetua Kelima Li Ting tidak tahu.

Baru kemudian Li Xuan mengetahui kalau Cairan Penempaan Tubuh Enam Khasanah sebenarnya dibuat oleh bosnya, dan ini membuatnya mulai mengagumi Duan Ling Tian dari lubuk hatinya.

Li Xuan dengan malu menggaruk bagian belakang kepalanya sambil tertawa pahit. "Bos, apa menurutmu semua orang tidak normal sepertimu dan kakak ipar …"

Kemarin, perkembangan Ke Er menyusul kemajuan yang dicapai Duan Ling Tian; ia mencapai tingkat ketujuh tahap Penempaan Tubuh, menyebabkan Li Xuan tidak bisa berkata-kata. Ia tidak punya pilihan selain mengaguminya.

"Pergi. Kau yang tidak normal."

Duan Ling Tian menatap si gendut kecil. Sambil memegang tangan Ke Er, ia berbalik dan berjalan pergi.

Saat kerumunan itu dengan sendirinya membuka jalan bagi mereka, semua tatapan tertumpu pada dirinya dipenuhi rasa hormat.

Duan Ling Tian empat bulan yang lalu hanya dipandang rendah oleh semua orang.

Tetapi sekarang, tanpa sadar, Duan Ling Tian telah menjadi satu-satunya orang yang mereka kagumi…

Beberapa dari mereka bahkan menyesal tidak punya hubungan baik dengannya ketika ia masih lemah.

Andai saja pernah, mereka akan bisa mengikuti sampingnya seperti Li Xuan. Sangat bermartabat!

"Bos, tunggu aku!"

Menyeret tubuhnya yang ditutupi lemak, Li Xuan mengikuti dengan penuh sukacita.

Ketika bayangan mereka menghilang dari pandangan semua orang, barulah kemudian semua orang beralih pandang kepada orang yang tergeletak di tengah arena. Li Ming, yang terpana, menatap ke langit. Kerumunan mulai mengejeknya. "Apakah Li Ming akan mengatakan bahwa dia kalah karena dia sedang sakit lagi?"

"Menurutku, saat dia bilang sakit bulan lalu, itu benar-benar alasan. Lihat sekarang, dia mempermalukan dirinya sendiri!"

"Sungguh memalukan!"

...

Sudut-sudut mulut Li Ming tertawa getir dan tak berdaya saat mendengar cemoohan yang datang dari para murid keluarga Li yang melihatnya.

Dia tidak bisa mengerti mengapa hal aneh seperti ini akan menimpanya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.