Maharaja Perang Menguasai Langit

Piton Kecil yang Berlainan



Piton Kecil yang Berlainan

0

Larut malam, sebuah ruangan diterangi dengan cahaya lampu.

0

Seorang pemuda duduk bersila di bak mandi berisi cairan obat, mengembangkan kekuatan dengan segala upaya dan melupakan hal lain.

Wujud Roh Ular dari Tehnik Penguasa Perang Sembilan Naga!

Cairan Penempaan Tubuh 7 Khasanah terus dituangkan ke tubuhnya.

Kekuatan obat Buah Jiwa Kegelapan juga larut dengan cepat dan menyatu dengan daging, darah, dan tulang pemuda itu.

Jika ia ingin menjadi pemenang di Pertemuan Bela Diri Klan dalam tiga hari dan mendapatkan Darah Lingzhi yang berusia tiga ratus lima puluh tahun ...

Maka ia harus menembus ke tingkat ke sembilan Tahap Penempaan Tubuh!

"Sedikit lagi.."

Saat ia menganggap kecepatan otot tubuhnya bermetamorfosis dan perkembangan organ-organ pentingnya semakin berkurang, ia membuka mata dan menghela nafas.

Setelah menguap, pemuda itu mengantuk lalu tertidur.

Ia tertidur sampai pagi.

"Tuan Muda, Tuan Muda!"

Suara cemas terdengar dari luar kamarnya menyebabkan pemuda itu terkejut.

"Ke Er, apa yang terjadi?"

Tidak punya waktu berganti baju, pemuda itu memakai baju tidurnya saat membuka pintu dan melihat ke arah gadis muda itu di luar.

"Tuan Muda, lihat."

Di tangan gadis muda itu, dua butir telur piton seukuran kepalan tangan bergetar hebat.

Krak..kraaaakkk!

Dengan cepat, dua telur Piton itu pecah bergantian. Dua ekor ular kecil yang indah meregangkan kepala mereka dan menjulurkan lidah mereka sebelum menelan potongan cangkang telurnya.

Kemudian, keduanya saling memandang dengan perasaan kecewa lalu melihat kepada Duan Ling Tian dan kemudian kepada Ke Er.

Dua pasang mata kecil memancarkan rasa keterikatan yang mendalam ...

Seolah-olah mereka sedang melihat orang tua mereka.

"Tuan Muda, mereka tidak terlihat seperti ular Piton hitam."

Ke Er memperhatikan dua Piton kecil di depannya dengan kedua alisnya yang menyerupai willow sedikit bertaut.

"Mereka tidak sama ..."

Duan Ling Tian juga memperhatikan dua ular itu.

Kedua Piton kecil itu berwarna hitam dan putih.

Piton kecil putih punya tanda perak di tubuhnya. Tanda itu sangat rumit, sulit untuk dimengerti seluruhnya.

Piton kecil hitam punya tanda emas di tubuhnya, persis dengan tanda milik Piton kecil putih.

Mereka berdua memiliki satu kesamaan lagi.

Keduanya memiliki tonjolan kecil di kepala.

Duan Ling Tian mencoba mencari tahu melalui ingatan Maharaja Bela Diri Reinkarnasi, tetapi ia tidak menemukan ingatan yang berhubungan dengan dua ular Piton kecil itu.

Dengan kata lain, bahkan jika Maharaja Beladiri Reinkarnasi masih hidup, ia tidak mengenali kedua ular Piton kecil itu.

Tapi, dalam ingatan Maharaja Beladiri Reinkarnasi, ada satu jenis ular Piton yang memiliki ciri-ciri mirip dengan dua ular Piton kecil itu.

Piton itu bukan ular Piton hitam.

Tetapi makhluk ganas, Piton Salju.

Berdasarkan ingatan Maharaja Beladiri Reinkarnasi, Piton Salju dewasa yang ganas sebanding dengan kekuatan ahli bela diri tahap kelahiran jiwa baru...

Perkembangan kekuatan ahli bela diri setelah tahap Penempaan Tubuh adalah tahap Pembentukan Inti.

Setelah tahap Pembentukan Inti adalah tahap Sumber Inti.

Setelah tahap Sumber Inti adalah tahap Kelahiran Jiwa Baru.

Suatu Klan besar seperti Klan Li Kota Aurora memiliki banyak ahli bela diri Sumber Inti.

Namun ahli bela diri tahap Kelahiran Jiwa Baru bisa dihitung dengan jari.

"Tidak mungkin ini adalah keturunan Piton hitam dengan Piton Salju."

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya, memikirkan hal yang tidak masuk akal ini.

Belum lagi perbedaan antara Piton hitam dan Piton Salju, bahkan tanda-tanda di tubuh kedua Piton kecil itu tidak sama dengan Piton hitam maupun Piton Salju.

Jadi, kedua piton kecil ini bukan Piton Salju atau Piton hitam.

"Mungkin mereka mirip dengan induk mereka. Aku ingin tau seperti apa induk mereka. Maharaja Beladiri Reinkarnasi mengalami dua kehidupan, memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman, tetapi dia tidak mengenali jenis ular Piton ini," gumam Duan Ling Tian di dalam hati.

"Tuan Muda, mereka sepertinya lapar."

Suara gadis muda itu menyebabkan Duan Ling Tian tersadar kembali.

Mata kecil kedua Piton itu terbuka lebar, berkedip-kedip seolah memohon sesuatu.

Duan Ling Tian mengambil dua buah Ungu berduri yang mereka bawa beberapa hari yang lalu dari sudut ruangan.

Dua Buah Ungu Berduri ditinggalkan oleh induk kedua ular Piton kecil itu.

Saat Duan Ling Tian membawa dua Buah Ungu Berduri ke sisi Ke Er, kedua tubuh Piton kecil itu bergetar dan bergerak seketika.

Wusss.

Seakan berubah menjadi sambaran petir putih dan hitam, mereka melesat menuju Buah Ungu Berduri di tangan Duan Ling Tian ...

Seketika, kedua Buah Ungu Berduri sudah mereka makan sampai tidak ada yang tersisa.

Setelah makan, kedua ular Piton kecil itu tertidur nyenyak.

"Ular jenis apa mereka?"

Duan Ling Tian dan Ke Er saling melirik keheranan.

Kecepatan dua ular Piton kecil tadi, bahkan jika dibandingkan dengan induk mereka ular Piton hitam, tidak sedikitpun lebih lambat.

Piton hitam dewasa yang punya kecepatan seperti itu tidak aneh.

Tapi dua ular Piton kecil ini baru saja dilahirkan ...

Alam bawah sadar Duan Ling Tian merasa bahwa kedua piton kecil ini bukan ular sembarangan.

Setelah menemukan sebuah kotak dan menusuk lubang di dalamnya, Duan Ling Tian menempatkan dua Piton kecil yang tertidur dengan nyenyak di dalam kotak. Setelah berganti pakaian, lalu ia meraih tangan Ke Er dan berjalan keluar dari kamarnya.

"Ke Er, ayo jalan-jalan."

Duan Ling Tian dan Ke Er berjalan keluar dari rumah mereka, lalu dengan cepat tiba di Lapangan Latihan Seni Bela Diri.

Di sebuah sudut Lapangan Latihan Seni Bela Diri beberapa orang berkerumun.

"Mari kita lihat."

Duan Ling Tian dan Ke Er berjalan mendekat.

Mereka mengira ada yang sedang berlatih, tetapi ketika mereka mendekat, ternyata bukan.

Seorang pemuda berpakaian biru berdiri di tengah kerumunan, air liur muncrat dari mulutnya.

Didengar dari suaranya, sepertinya ia sedang mendongeng.

"Menurut yang kudengar, Piton Salju dewasa di Hutan Halimun bergerak seperti halilintar, dan dengan cepat menewaskan beberapa ahli bela diri Sumber Inti Klan He dari Kota Kabut Air... Di antara para ahli bela diri manusia, mereka dianggap luar biasa, tapi di depan seekor Piton Salju dewasa, mereka bahkan tidak bisa menahan satu pukulan! "

Pemuda berseragam biru itu melanjutkan, seolah melihat semuanya dengan kedua matanya sendiri.

"Li Yun, apakah benar ada Piton Salju di dalam Hutan Halimun?"

Seseorang di kerumunan bertanya.

"Aku, Li Yun, terkenal di Kota Aurora karena kemampuanku mengetahui segalanya, dan reputasiku sangat baik. Berita tentang ini akan menyebar ke seluruh Kota Aurora segera. Nanti, kalian semua tentu akan tahu bahwa apa yang kukatakan ini benar. "

Li Yun mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dengan wajah penuh percaya diri.

"Li Yun, kau selalu yang pertama tahu setiap berita, kami tidak meragukannya. Tetapi hal ini benar-benar sulit dipercaya. "

"Selama musim ini, spesies Piton dari hewan liar dan mahluk ganas akan berhibernasi, terutama mahluk ganas tingkat atas seperti Piton Salju. Menurut catatan dalam buku-buku, di antara mahluk ganas jenis piton, Piton Salju memiliki tingkat mengantuk yang paling tinggi. "

Seseorang menyuarakan keraguan.

"Apa yang kau katakan itu tidak salah, tapi menurut seorang ahli bela diri tahap Sumber Inti Klan He dari Kota Kabut Air yang beruntung selamat darinya, Piton Salju itu sepertinya sudah benar-benar gila, membunuh siapa pun yang dilihatnya, seolah-olah melampiaskan amarahnya ..."

Li Yun dengan ringan mengangguk sambil melanjutkan.

Kerumunan di sekitarnya semakin bersemangat untuk mendengarkan. Beberapa orang bahkan bertanya dengan penasaran, "Menurutmu, apa alasan Piton Salju menjadi seperti ini?"

"Tebakan pribadiku adalah mungkin pasangannya dibunuh oleh manusia, atau keturunannya telah mati," kata Li Yun.

Ia tidak terlihat memiliki niat terselubung saat mengatakannya, tetapi orang-orang memahaminya.

Duan Ling Tian dan Ke Er saling melirik sebelum meninggalkan kerumunan.

"Tuan Muda, apakah kau berpikir bahwa Piton Salju adalah induk dari dua ular piton kecil ini?"

Mata tajam Ke Er memancarkan kasih sayang.

"Ada kemungkinan seperti itu."

Mata Duan Ling Tian berkedip.

Kedua Piton kecil itu mungkin keturunan Piton hitam dan Piton salju, dan karena alasan tertentu, terjadi variasi.

Melalui ingatan Maharaja Bela Diri Reinkarnasi, Duan Ling Tian tahu bahwa ada berbagai macam mahluk ganas ...

"Tuan Muda, haruskah kita mengirim mereka pulang ..." kata Ke Er. Matanya yang jernih sedikit basah. Ia sepertinya memikirkan sesuatu.

"Ke Er, ada apa?"

Duan Ling Tian khawatir.

"Aku memikirkan ibuku. Ketika ibuku meninggalkanku, aku merasa seluruh duniaku runtuh... Perasaan Piton Putih saat ini sepertinya sama seperti yang aku rasakan sebelumnya. "

Suara Ke Er sedikit gemetar saat berbicara.

Duan Ling Tian mengambil kesempatan itu untuk memeluknya, lalu menepuk punggungnya pelan dan berkata dengan lembut, "Gadis bodoh, tidakkah kau masih memilikiku?"

"Bertemu Tuan Muda adalah keberuntunganku, tapi Piton Salju itu...."

Suara Ke Er hampir menangis.

Duan Ling Tian menyentuh rambut Ke Er yang indah dan mencium aroma segarnya lalu perlahan berkata, "Tidak apa-apa. Aku berjanji, setelah Pertemuan Beladiri Klan berakhir, kita bisa antarkan mereka kembali ke rumah mereka. "

Ketika ia kembali ke rumah, Duan Ling Tian memperhatikan bahwa kotak kecil itu kosong.

Kedua Piton kecil itu telah lenyap.

Tepat ketika ia dan Ke Er hendak pergi mencari mereka.

Wusss! Wusss!

Sebuah sambaran petir hitam dan putih mendekat!

Seekor Piton kecil hitam melingkar dengan sendirinya di pergelangan tangan Duan Ling Tian, ​​dan seekor Piton kecil putih melingkar di pergelangan tangan Ke Er, bermain-main menjentikkan lidah mereka ke arah keduanya.

"Mereka benar-benar dua mahluk kecil yang nakal."

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Ke Er, beri mereka nama."

Duan Ling Tian menatap Ke Er.

"Mari kita panggil mereka Si Putih Kecil dan Si Hitam Kecil."

Ke Er tersenyum ringan.

"Mulai sekarang, kau disebut si Hitam kecil."

Duan Ling Tian mengangkat tangannya dan melihat Piton hitam kecil yang melingkar di pergelangan tangannya.

Lalau, sebuah adegan aneh terjadi.

Duan Ling Tian melihat si piton kecil itu benar-benar menatapnya dan menganggukkan kepalanya, membuat Duan Ling Tian menjadi linglung karena terkejut.

Piton hitam kecil ini bisa mengerti ucapan manusia?

Setelah beberapa saat, ia sadar bahwa Piton hitam kecil itu masih terus mengangguk. Saat itulah Duan Ling Tian menyadari bahwa ia telah mengesampingkan banyak hal.

Piton hitam kecil itu tampaknya telah menjeratkan diri dengan Duan Ling Tian dan tidak mau pergi.

Piton kecil putih itu menjerat Ke Er juga.

Mereka berdua tidak berdaya dan hanya bisa membawa keduanya bersama mereka.

Setelah beberapa saat, Duan Ling Tian memperhatikan bahwa Piton hitam kecil adalah jantan, sedangkan Piton putih kecil adalah betina.

Malam itu, ketika Duan Ling Tian duduk di dalam tong mandi untuk berlatih, ia melihat Piton hitam kecil menyelam ke dalam tong mandi, berenang melintasi permukaan air lalu menelan Cairan Penempaan Tubuh 7 Khasanah.

Pada saat yang sama, kilau emas di tubuhnya berubah menjadi kilau emas gelap hingga selesai menyerap seporsi penuh Cairan Penempaan Tubuh 7 Khasanah. Setelah puas, ia melesat keluar, lalu berbaring di sudut bak mandi dan tidur.

Pada saat itu, kilau gelap emas di tubuhnya perlahan meredup.

"Aku bertanya-tanya seperti apa induk Piton kecil ini," pikir Duan Ling Tian dalam hatinya.

Dua hari berlalu.

Besok adalah putaran kedua kompetisi Pertemuan Beladiri Klan, dan itu adalah Pertemuan Beladiri Klan yang sesungguhnya.

Pengembangan kekuatan Duan Ling Tian masih juga belum bisa mencapai tingkat selanjutnya.

Meskipun ia bisa merasakan kekuatannya hampir mencapainya, tapi masih juga belum bisa menyelesaikannya meski telah lama ia berlatih.

Ia sudah menyerap 80% dari kekuatan obat Buah Jiwa Kegelapan.

"Bukankah sudah takdirku untuk mendapatkan Darah Lingzhi berusia tiga ratus lima puluh tahun?"

Duan Ling Tian tertawa pahit.

Hiss Hiss

Ia mendengar suara lirih masuk ke telinganya. Baru sekarang Duan Ling Tian menyadari bahwa ular Piton hitam kecil itu ada di sudut tempat tidur, menjentikkan lidahnya seperti mengucapkan salam kepadanya.

Wuusss!

Kemudian, tubuh Piton hitam kecil itu bergetar dan mulai bergoyang.

Kadang-kadang lambat, kadang berubah menjadi petir hitam.

Diam seperti pertapa, bergerak seperti kelinci gila!

Pada awalnya, Duan Ling Tian hanya menatap dengan penasaran saat memperhatikan Piton hitam kecil itu.

Tapi perlahan, gerakan Piton hitam kecil itu sepertinya memberinya petunjuk.

Tatapannya menjadi lekat dan redup.

Ketika itu, dunia di matanya seolah hanya berisi Piton hitam kecil yang terus menerus bergerak.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.