Maharaja Perang Menguasai Langit

Sang Nelayan yang Memanen Hasilnya



Sang Nelayan yang Memanen Hasilnya

0

Malam itu, setelah makan malam, Duan Ling Tian kembali ke kamarnya.

0

Setelah menuangkan Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah ke bak mandi, ia menanggalkan pakaiannya, duduk di dalam bak, dan menutup matanya saat mulai berkonsentrasi.

Teknik Penguasa Perang Sembilan Naga, Wujud Roh Ular!

Dengan rakus menyerap kekuatan obat dari Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah, Duan Ling Tian bisa dengan jelas merasakan organ-organ penting di tubuhnya perlahan menjadi semakin kuat saat tubuhnya mengalami perubahan…

Ketika ia selesai menyerap Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah, Duan Ling Tian membuka matanya.

"Apa yang terjadi? Aku masih belum menembus ke tingkat selanjutnya."

Duan Ling Tian mengerutkan kening. Wajahnya terlihat bingung.

Selama setengah bulan terakhir, pada setiap kesempatan ia menyerap Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah, ia jelas bisa merasakan perubahan di tubuhnya.

Tetapi setiap kali ia merasa akan segera berhasil mencapai tingkat selanjutnya, ia ternyata tidak bisa melakukannya.

"Mungkinkah itu ada hubungannya dengan metode kekuatan mental Wujud Roh Ular?"

Duan Ling Tian ingin mencari tahu melalui ingatan Maharaja Bela Diri Reinkernasi.

Ia dengan cepat menemukan jawabannya!

"Sial!"

Duan Ling Tian tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata kasar.

Ternyata si gila Maharaja Bela Diri Reinkernasi telah menambahkan sesuatu ke dalam Teknik Penguasa Perang Sembilan Naga, Wujud Roh Ular yang ia ciptakan sendiri…

Menurut teorinya, ketika Wujud Roh Ular dikembangkan pada tingkat kesembilan Tahap Penempaan Tubuh, kekuatan tiga mamut kuno akan dicapai hanya dengan mengandalkan kekuatan raga!

Kekuatan tiga mamut kuno adalah setara 30,000 Pon.

Duan Ling Tian saat ini berada di tingkat kedelapan tahap Penempaan Tubuh dan memiliki kekuatan 7,000 pon, 2,000 pon di atas kekuatan rata-rata seorang ahli bela diri tingkat kedelapan tahap Penempaan Tubuh.

Tetapi pada tingkat kesembilan Tahap Penempaan Tubuh, ia akan mampu memiliki kekuatan 30,000 pon.

Seorang ahli bela diri biasa di tingkat ke sembilan Tahap Penempaan Tubuh hanya memiliki kekuatan 10,000 pon.

Dengan kata lain, ketika ia mencapai ke tingkat ke sembilan tahap Penempaan Tubuh, ia akan menjadi tiga kali lebih kuat dari rata-rata ahli bela diri Penempaan Tubuh tingkat ke sembilan.

Kekuatan tiga ekor mammot kuno!

Seorang ahli bela diri biasa hanya akan dapat memiliki kekuatan semacam ini dengan mengandalkan seluruh kekuatan raga dan Sumber Energi ketika mereka mencapai tingkat kedua tahap Pembentukan Inti.

"Tidak heran mengapa aku tidak dapat mencapainya; itu benar-benar kemampuan yang luar biasa dalam Teknik Penguasa Perang Sembilan Naga, Wujud Roh Ular. Itu semua karena pengembangan Wujud Roh Ular sehingga Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah secara terus menerus mengaktifkan potensi kekuatan tubuhku, mempersiapkan pondasi yang cukup bagiku untuk berhasil memiliki kekuatan tiga mamut kuno ketika aku menembus ke tingkat ke sembilan Tahap Penempaan Tubuh."

Duan Ling Tian tertawa pahit.

Berapa lama aku harus menunggu sampai tercapai…

Keesokan harinya saat fajar.

Ketika ia keluar dari kamarnya, Duan Ling Tian memperhatikan kalau ibunya telah menyiapkan sarapan yang mewah.

"Ibu, ada acara bahagia apa ini?"

Duan Ling Tian sedikit terkejut.

"Tian, sepertinya kau benar-benar harus meminta Ke Er melindungimu… Ke Er berhasil menembus tingkat kesembilan tahap Penempaan Tubuh tadi malam."

Li Rou mengedipkan matanya yang jernih, menggodanya.

"Benarkah?!"

Duan Ling Tian terkejut.

"Tuan Muda."

Ke Er perlahan keluar dari kamarnya.

Gadis yang langsing dan anggun itu tampak semakin mempesona setelah berhasil dengan pencapaiannya.

"Ke Er, sepertinya kau harus melindungiku mulai sekarang."

Duan Ling Tian tersenyum lembut.

Pencapaian Ke Er adalah sesuatu yang telah diperkirakan oleh Duan Ling Tian.

Dengan bantuan Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah dan Pil Api Halilintar, dan bakat alami Ke Er, tidak aneh bila ia mencapainya .

Lagi pula, Teknik Pedang Dewa Es tidak seaneh Teknik Penguasa Perang Sembilan Naga…

Setelah sarapan, Duan Ling Tian memberi tahu ibunya akan membawa Ke Er bersamanya sebelum meninggalkan Kediaman Klan Li.

Kali ini, ia berencana menghabiskan beberapa malam di Hutan Halimun bersama Ke Er.

Untuk mendapatkan penempaan yang tepat!

"Jika aku tahu ketidaklaziman dari Teknik Penguasa Perang Sembilan Naga, Wujud Roh Ular sebelumnya, aku tidak akan membuat janji bertarung dengan Li Zhong setengah bulan dari sekarang pada Pertemuan Bela Diri Klan."

Dalam perjalanan ke Hutan Halimun, Duan Ling Tian tertawa pahit di dalam hatinya.

Awalnya ia berpikir kalau ia pasti dapat mencapainya sebelum Pertemuan Bela Diri Klan.

Waktu itu, ia berpikir kalau setelah menembus ke tingkat sembilan tahap Penempaan Tubuh, ia akan memiliki kekuatan sekitar 15,000 pon, sebanding dengan kekuatan satu setengah ekor mamut kuno.

Dibandingkan dengan Li Zhong, yang berada di tingkat pertama Tahap Pembentukan Inti, ia hanya akan lebih lemah beberapa ribu pon.

Jika ia menyerang secara tidak terduga dan mengandalkan Seni Menghunus Pedang, ia punya peluang bagus untuk mengalahkan Li Zhong.

Tetapi sekarang…

Tingkat kesembilan Tahap Penempaan Tubuh terasa jauh sekali.

Jika ia ingin raganya memiliki kekuatan tiga ekor mamut kuno, bahkan dengan bantuan Cairan Penempaan Tubuh Tujuh Khasanah, setidaknya ia membutuhkan setengah tahun untuk mencapainya.

"Seperti ungkapan yang berbunyi 'jangan berlagak hebat atau kau akan tersambar petir,'" [1] Duan Ling Tian bergumam pada dirinya sendiri.

"Tuan Muda, ada apa tentang tersambar petir?"

Gadis muda itu memandang dengan penasaran.

"Tidak…Tidak ada apa-apa…."

Duan Ling Tian tersenyum malu.

Memasuki Hutan Halimun kali ini tidak sama seperti sebelumnya; semuanya berjalan dengan mudah karena pengalaman.

Setelah perjalanan berburu hewan liar, Ke Er dan Duan Ling Tian akhirnya tiba di dekat kawasan dalam dari Hutan Halimun ketika matahari terbenam.

Hewan-hewan liar di sekitar daerah ini cukup ganas; jika bukan karena Ke Er menerobos tingkat kesembilan dari tahap Penempaan Tubuh, Duan Ling Tian tidak akan cukup berani untuk membawa ke Er jauh ke dalam Hutan Halimun.

Teknik Gerakan Roh Ular!

Seni Menghunus Pedang!

Duan Ling Tian seperti roh ular, dan Pedang Lentur Meteorit Ungu-nya seperti lidah ular berbisa. Setiap kali menyerang, akan ada nyawa hewan liar yang melayang.

Langkah Gelombang Besar!

Dibandingkan dengan teknik gerakan aneh Duan Ling Tian, sosok Ke Er tampak jauh lebih anggun…

Malam itu di Hutan Halimun, Duan Ling Tian dan Ke Er tidur di tempat terbuka.

Sebagai mantan ahli senjata yang luar biasa, tidur di tempat terbuka sama normalnya dengan makan bagi Duan Ling Tian.

Tapi berbeda bagi Ke Er. Ia gelisah sampai larut malam ketika akhirnya tertidur mendengarkan cerita Duan Ling Tian.

Sambil duduk di batang pohon memandangi gadis itu tertidur nyenyak, Duan Ling Tian menyunggingkan senyum tipis.

Mungkin kehidupan seperti ini tidak terlalu buruk.

Fajar hari kedua.

Suara-suara memasuki telinga Duan Ling Tian.

Tujuh orang, lima pria dan dua wanita, mendekat dari kejauhan.

Orang-orang itu masih muda, masih berusia tujuh belas atau delapan belas tahun.

Ketika mereka melihat Duan Ling Tian dan Ke Er, mereka sedikit terkejut karena mereka tidak menyangka akan ada yang lebih muda dari mereka berani melewati malam di Hutan Halimun.

Apa lagi, mereka hanya berdua.

Tatapan kelima pemuda itu jatuh pada Ke Er, memancarkan tatapan yang sedikit membara.

Ketika kedua gadis muda itu memandang Ke Er, mata mereka memancarkan rasa iri.

Ketika mereka bertujuh tiba di dekat Duan Ling Tian, seorang pemuda jangkung bertanya, "Haruskah kita meminta mereka membantu kita?"

"Kau gila? Bukankah dua orang lagi berarti kita harus membagi dua bagian lagi? Itu hanya seekor Piton Hitam; akan mudah membunuhnya dengan kita bertujuh bekerja sama!" si pemuda pendek berkata sambil mengerutkan kening.

"Iya, jika kau takut, kau tidak harus ikut. Kita berenam bisa membaginya," seorang gadis muda yang mengenakan pakaian terbuka dan wajahnya dipenuhi riasan berkata.

Si pemuda jangkung pun diam.

Mereka bertujuh melewati Duan Ling Tian dan Ke Er, berjalan menuju area yang berbeda.

"Piton Hitam?"

Mata Duan Ling Tian menyempit.

Mencari melalui ingatan Maharaja Bala Diri Reinkernasi…

Piton hitam, makhluk ganas yang berevolusi dari hewan liar. Kekuatannya sebanding dengan ahli bela diri Pembentukan Inti.

Diduga, sarang piton hitam memiliki harta karun yang terbentuk dari kekuatan spiritual langit dan bumi. Ada bahan obat langka, atau bijih besi langka, ataupun bahkan buah jiwa.

"Ke Er, ayo kita ikuti mereka dan lihat apa yang terjadi."

Secara mendadak, Duan Ling Tian mengajak Ke Er mengikuti ketujuh orang itu dari kejauhan.

Ketujuh orang itu dengan cepat memasuki kawasan dalam hutan Halimun.

Kawasan dalam Hutan Halimun ditutupi kabut sepanjang tahun, mengubah seluruh hutan menjadi labirin kabut.

Ketika mereka memasuki kawasan dalam Hutan Halimun, sosok ketujuh orang itu perlahan menjadi tidak jelas.

"Sial, aku kehilangan mereka."

Setelah beberapa saat, Duan Ling Tian mengerutkan kening.

Dhuaar!

Tepat pada saat itu, ledakan keras terdengar dekat di sebelah kirinya.

Duan Ling Tian dan Ke Er diam-diam mendekati ke arah suara.

Apa yang mereka lihat adalah seekor harimau besar dengan warna-warni di tubuhnya, bertarung dengan ketujuh orang yang tadi mereka temui di lahan kosong.

Harimau warna-warni itu memiliki tubuh yang sangat besar, melebihi harimau liar biasa, dan kekuatannya berada di tingkat pertama dari tahap Pembentukan Inti, sangat-sangat buas.

"Empat dari mereka berada di tingkat sembilan Tahap Penempaan Tubuh…. Tidak heran mereka berani berburu piton hitam."

Melihat bayangan mamut kuno di atas tiga pemuda dan satu pemudi, hati Duan Ling Tian mengkerut.

Akhirnya, setelah menanggung akibat salah satu anggota mereka yang berada di tingkat sembilan tahap Penempaan Tubuh terluka, mereka bertujuh dapat membunuh harimau warna warni raksasa itu.

Setelah mengambil bulu berharga dan bagian lain dari harimau itu, mereka bertujuh melanjutkan perjalanan.

Duan Ling Tian dan Ke Er mengikuti dari kejauhan.

Akhirnya, di depan sebuah gua terpencil, mereka bertujuh berhenti.

"Piton hitam ada di dalamnya?"

Duan Ling Tian mengajak Ke Er bersembunyi di balik pohon di dekatnya sambil mengawasi dari jauh.

Duan Ling Tian dengan cepat melihat salah satu dari ketujuh orang itu melempar sebuah batu ke dalam gua.

Seketika, sebuah sosok yang besar melesat keluar dari dalam. Benar-benar seekor piton yang sangat besar dengan tubuh yang sepenuhnya hitam pekat.

Piton hitam itu memiliki panjang lebih dari sepuluh meter, dengan sepasang mata tajam dan sedingin es, lidahnya bergerak-gerak seperti kilat.

"Ayo lakukan!"

Segera, mereka bertujuh menyerbu, lurus ke arah piton hitam dan menyerang dengan kekuatan penuh.

Wuuss!

Sang piton hitam juga bergerak, seolah berubah menjadi kilatan cahaya hitam. Ekornya berayun dan menghempaskan seorang pemuda. Pemuda itu jatuh ke tanah dan pingsan.

Tiba-tiba, si pemuda jangkung berteriak, "Sial. Piton hitam ini tidak berada pada tingkat pertama Tahap Pembentukan Inti!"

Gadis muda dengan riasan tebal memandang ke arah pemuda yang memegang pedang saat berteriak dengan suara lembut, "Wang Dong, tusuk titik kelemahannya!"

"Kalian, tahan dia sebentar!" pemuda dengan pedang berseru dengan suara rendah saat ia mencari kesempatan.

Tetapi kecepatan piton hitam bukanlah sesuatu yang bisa mereka tandingi…

Kepala pemuda lainnya dengan cepat diterkam oleh mulut piton hitam yang penuh darah. Seluruh kejadian itu tampak sangat mengerikan.

Melihat kejadian itu, ekspresi Duan Ling Tian tidak berubah.

Tetapi Ke Er yang di sampingnya menunjukkan wajah pucat dan sosoknya yang halus gemetar.

"Tuan Muda, haruskah kita membantu mereka?"

Mata Ke Er memancarkan sedikit rasa kasihan.

"Jika kita membantu mereka, mereka mungkin tidak sudi, malah mungkin mereka akan berpikir kita menginginkan bagian dari perburuan itu."

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya.

Setelah beberapa saat, dengan bantuan lima orang yang tersisa yang berjuang mati-matian, pemuda yang memegang pedang akhirnya menemukan kesempatan untuk menusuk titik kelemahan sang piton hitam.

Tapi sepertinya sedikit melenceng dari sasaran.

Dug!

Sang Piton hitam benar-benar murka…

Sisa kelima orang itu ada yang digigit sampai mati atau pun dihantam jatuh oleh ekornya.

Sampai orang terakhir yang terbaring di sana tak bernyawa, barulah kemudian tubuh piton hitam besar itu akhirnya jatuh ke tanah, matanya memancarkan rasa duka.

Wuus! Wuus!

Duan Ling Tian dan Ke Er turun ke tanah, menuai hasil kerja keras ketujuh orang itu. [2]

Ketika itu, Duan Ling Tian memperhatikan piton hitam mengangkat kepalanya dan menatapnya. Mata tajamnya benar-benar memancarkan ekspresi memohon.

"Hah?"

Duan Ling Tian tercengang.

Piton hitam tiba-tiba mengangkat kepalanya dan menoleh untuk melihat ke arah gua di belakangnya. Ia menggelengkan kepala seolah-olah memohon sesuatu.

Hanya ketika ia memasuki gua, Duan Ling Tian mengerti apa yang diminta oleh piton hitam itu kepadanya.

Di dalam gua, selain ada tiga buah jiwa yang tergantung pada dua tanaman aneh, ada pula dua telur ular yang sedikit retak, yang setiap saat siap menetas …

Dari ketiga buah jiwa, dua adalah buah yang sama, sedangkan satu buah jiwa yang lebih besar lainnya sedikit berbeda..

"Ini adalah… Buah Jiwa Kegelapan!"

Ingatan Maharaja Bela Diri Reinkernasi melintas di dalam pikirannya

Memperhatikan satu buah jiwa merah tua yang sedikit lebih besar, hati Duan Ling Tian bergetar dan wajahnya sepenuhnya berubah menjadi merah.

[1](Catatan penerjemah – Ini seperti pepatah syair China, di mana kata 'berlagak hebat' terdengar seirama dengan 'tersambar petir' di dalam naskah China asli. Ini seperti ungkapan informal yang artinya kau akan mendapat ganjaran ketika melakukan hal di luar kemampuanmu. Jika kau ingin tahu 装逼 & 雷劈.)

[2](Catatan TL – idiom/pepatah Sang Nelayan yang Memanen Hasilnya sebenarnya memiliki arti mendapat keuntungan dari hasil pekerjaan orang lain sebagaimana saya terjemahkan di sini. Alasan catatan ini hanya untuk memperjelas arti judul bab di atas.)


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.