Maharaja Perang Menguasai Langit

Putera Gubernur



Putera Gubernur

0

Lebih cepat! Lebih cepat! Lebih cepat!

0

Saat ini, Duan Ling Tian berharap dia dapat memasang sayap untuk dirinya dan terbang langsung ke Kota Kemenangan.

Jika ia berhasil memasuki kota, ia akan aman.

Akhirnya, dalam tatapan bingung dan takut Duan Ling Tian, lelaki tua itu berhenti, tentu saja untuk melihat luka pemuda itu.

"Hu!"

Duan Ling Tian menarik napas lega. Baru sekarang ia menyadari pakaiannya telah lama basah dengan keringat dingin.

Saat itu, ia merasa tiba-tiba diangkat ke surga dari neraka.

Meskipun lelaki tua itu tidak lagi mengejarnya, Duan Ling Tian tidak ragu untuk menunggangi Kuda Ferghananya langsung ke kota.

Ia mendengar seruan para warga kota yang melihatnya begitu ia memasuki kota.

"Lihat!"

"Seekor Kuda Ferghana lagi!"

"Mungkinkah Kuda Ferghana yang baru saja lewat adalah miliknya?"

...

Duan Ling Tian mendengar percakapan di kerumunan orang itu.

Ia mengerutkan keningnya saat langsung turun dari kuda itu, dan sementara semua orang yang hadir menatap Kuda Ferghana itu, ia mengambil kesempatan untuk pergi.

Ia menyembunyikan dirinya dengan melewati jalan-jalan yang padat dan menghilang.

"Mungkinkah ada suatu kebiasaan baru sekarang dengan membuang-buang Kuda Ferghana?"

"Ini adalah Kuda Ferghana yang bernilai 10,000 emas… Tapi pemuda itu sepertinya membuangnya seperti membuang sampah."

Banyak orang tercengang.

Wuus!

Tepat pada saat itu, tatapan orang-orang beralih ke pintu gerbang kota.

Sesosok orang tua mengeluarkan seutas tali saat ia tiba di depan Kuda Ferghana itu.

"Apakah ada yang melihat pemuda berpakaian ungu berlari ke kota?"

Mata lelaki tua itu seperti petir saat memandang kerumunan, membuat mereka sangat ketakutan.

"Dia pergi ke sana!"

Seseorang menunjukan ke arah yang dilewati Duan Ling Tian.

Wuus!

Sosok lelaki itu menghilang di kerumunan.

"Cepat sekali!"

"Terlalu cepat, aku ahli bela diri Pembentukan Inti, bahkan aku tidak bisa melihat bayangan sosoknya."

"Mungkin seorang Tokoh Digdaya Tahap Sumver Inti."

"Aku pernah melihat Tetua Kedua Klan Zhong, Zhong Ying, bertarung; Zhong Ying adalah ahli bela diri tahap sumber inti tingkat ketujuh, tapi kecepatannya sepertinya tidak secepat itu.

...

Kerumunan orang itu gempar.

Duan Ling Tian berputar-putar, mengelilingi lebih dari setengah Kota Kemenangan, sampai malam tiba. Baru saat itulah ia menarik napas lega.

Duan Ling Tian melirik pakaian di tubuhnya saat dia berkata pada dirinya sendiri, "Sekarang aku harus mengganti pakaianku, atau kalau tidak, akan terlihat jelas."

"Heh?"

Tiba-tiba, Duan Ling Tian melihat sesosok tubuh berjalan ke arahnya.

Melihat sosoknya, ia adalah seorang pemuda dengan tinggi yang sama dengannya.

"Ibu dan ayah pasti akan sangat bahagia. Mulai besok dan seterusnya, aku akan menjadi pelayan Klan Zhong, dan bayaranku tiap bulan adalah sepuluh perak," pemuda itu bergumam pada dirinya sendiri, kemudian ia mulai menyenandungkan lagu saat berjalan melewati sebuah gang.

Tapi dengan cepat ia terdiam karena tenggorokannya seperti tercekik.

Di bawah cahaya bulan, pedang tajam ungu gelap mengerjap dengan cahaya sedingin es.

Pemuda itu sangat takut sehingga ia menutup matanya dan dengan ketakutan berkata, "Ampuni aku, Tuan. Aku tidak punya uang, aku benar-benar tidak punya uang."

Duan Ling Tian tak berkata-kata.

Siapa yang menginginkan uangmu!?

"Lepaskan pakaianmu," Duan Ling Tian.

"Ah! Tuan, kau… kau ingin …"

Tubuh pemuda itu menggigil, bahkan suaranya mulai gemetar.

"Hentikan omong kosong itu, lepaskan pakaianmu!" Duan Ling Tian berkata sedikit tidak sabar.

"Iya, iya."

Pemuda itu mengangguk saat dengan cepat ia melepaskan pakaiannya.

Duan Ling Tian melepaskan pakaian di tubuhnya dan berganti dengan pakaian pemuda itu.

Tapi saat Duan Ling Tian selesai berganti pakaian, dia melihat pemuda itu juga melepaskan celananya dan bersandar ke tembok dengan bokong menghadapnya. Tubuh pemuda itu tak henti-hentinya bergetar. "Tuan, kau harus melakukannya dengan lembut, aku… aku masih perawan…"

Duan Ling Tian benar-benar tercengang.

Orang ini, memangnya aku perlu dia untuk apa?

Bahkan jika ia ingin memperkosa seseorang, ia tidak perlu sejauh itu memperkosa lelaki, kan?

"Pergi kau! Aku hanya ingin pakaianmu."

Duan Ling Tian menarik pedangnya dan menendang bokong pemuda itu.

Pemuda itu berteriak kesakitan dan berkata, dengan ekspresi terkecoh, "Tuan, mengapa kau tidak mengatakan sebelumnya…Wuwu…Aku tidak bersalah …"

"Apa aku terlihat seperti orang semacam itu?" Duan Ling Tian bergumam pada dirinya sendiri sambil melotot kepada pemuda itu. Kemudian ia meninggalkan gang itu.

Pasar malam Kota Kemenangan mirip dengan Kota Aurora, ramai dengan kebisingan dan penuh kegembiraan.

Setelah membeli topeng dari salah satu kios pasar malam dan memakainya untuk menyembunyikan diri, Duan Ling Tian menuju pusat operasi Bayangan Kematian di Kota Kemenangan.

Tang Ying telah memberitahunya sebelumnya tentang lokasi pusat Bayangan Kematian, jadi ia segera bisa menemukannya.

Ia berjalan dengan langkah lebar dan tiba di depan konter.

Di belakang konter ada seorang wanita muda berusia sekitar 22 atau 23 tahun. Tubuhnya yang menggoda, seperti ular air, sepasang bukit giok megah yang sepertinya siap meletus kapan saja, digabungkan dengan wajah sedingin es, membentuk sebuah perbedaan yang mencolok.

Melihat Duan Ling Tian mengenakan topeng, wanita itu tidak terkejut; seolah itu adalah kejadian yang umum.

"Klan Wang, murid pelataran luar, Wang Zhen."

Duan Ling Tian melihat ke arah wanita muda itu, menekan suaranya ke tingkat rendah, dan mengubah suaranya menjadi serak saat ia berbicara.

"Uang muka 10,000 perak, konfirmasi setelah tiga hari."

Suara wanita itu dingin sedingin es tanpa perasaan sedikit pun.

Duan Ling Tian meletakkan uang perak di atas konter yang diambil dari Cincin Ruangnya sebelum sampai di situ, kemudian ia berbalik dan pergi.

Ia telah diberi tahu oleh Tang Ying tentang peraturan Bayangan Kematian.

Setelah meninggalkan pusat operasi Bayangan Kematian, Duan Ling Tian berputar mengelilingi area tersebut. Setelah yakin tidak ada yang mengikuti, ia melepaskan topengnya dan menghancurkannya.

Selanjutnya, ia kembali ke pasar malam yang bising dan menikmati sajian daging panggang. Baru kemudian ia mencari penginapan terdekat untuk menginap.

"Dua Kuda Ferghana dan Tokoh Digdaya Tahap Kelahiran Jiwa Baru."

Mengingat peristiwa tadi pagi, hati Duan Ling Tian menjadi tak enak.

Memiliki pengawal seorang Tokoh Digdaya Tahap Kelahiran Jiwa Baru, identitas pemuda dan gadis itu pasti bukan orang sembarangan. Sangat mungkin mereka adalah anggota salah satu klan besar di Kota Provinsi.

"Tapi hanya pemuda dan gadis itu yang dapat mengenali penampilanku."

Saat berpikir sampai ke titik ini, ia menghela napas lega.

Setelah merenung untuk beberapa saat, ia keluar sekali lagi untuk membeli alat rias.

Dalam kehidupannya sebelumnya, sebagai tentara bayaran, Duan Ling Tian adalah ahli dalam beberapa teknik penyembunyian dan penyusupan, termasuk penyamaran.

Setelah menghabiskan waktu setengah jam, pipi tampan Duan Ling Tian telah mengalami perubahan, menjadi sangat biasa.

"Lumayan, keahlianku tidak menurun."

Setelah melihat ke arah kaca, Duan Ling Tian mengangguk puas.

Dengan pipi biasa seperti ini, bagaimanapun orang memandangnya, mustahil untuk bisa melihat pemakaian riasan padanya…

Wajah ini adalah salah satu wajah yang jika membaur ke dalam kerumunan orang, tidak ada yang akan menemukannya lagi.

"Sekarang, bahkan jika mereka melihatku sekali lagi, akan mustahil untuk mengenaliku."

Setelah selesai merias wajahnya, Duan Ling Tian merasa tenang.

Saat fajar keesokan harinya, ia mengambil kesempatan ketika manajer penginapan masih linglung karena mengantuk, ia langsung meninggalkan penginapan.

Jika ia ingin menyembunyikan dirinya sepenuhnya, maka ia tidak boleh meninggalkan jejak sedikit pun.

Manajer itu telah melihat penampilan aslinya.

Setelah keluar dari penginapan, Duan Ling Tian pergi ke rumah makan untuk sarapan di tempat terbuka.

Sarapan panas yang mengepulkan asap membuat dirinyaa dapat menikmati hidangan sesuai keinginannya.

"Aku ingin tahu siapa itu. Sangat kejam. Provinsi Gunung Layang berada di atas Kota Kemenangan, tapi dia berani memotong tangan Putera Gubernur."

"Kudengar Sang Ketua mengatakan mereka pergi ke Klan Wang dan Klan Zhong pagi ini, mungkin ingin menggunakan kekuasaan mereka untuk menemukan si penyerang."

"Kabarnya, si penyerang itu adalah pemuda yang mahir berpedang berusia sekitar enam belas tahun yang berada di tingkat ke tiga Tahap Pembentukan Inti, ia mengenakan pakaian ungu, dan memiliki penampilan yang tampan… Tapi bagaimana mereka mencarinya hanya berdasarkan itu?

Duan Ling Tian baru saja meneguk susu dan makan sarapan ketika mendengar percakapan dari meja di dekatnya.

Itu adalah tiga pemuda berusia diatas dua puluh tahun.

Jantung Duan Ling Tian berdegup lebih kencang.

Dia tentu saja tahu bahwa penyerang yang mereka bicarakan itu tidak lain adalah dirinya sendiri.

Tapi meskipun ia menduga ketiga orang yang ditemuinya kemarin itu memiliki latar belakang yang tidak biasa, ia tidak menyangka mereka itu sangat terkemuka.

Provinsi Gunung Layang, tanahnya luas, meliputi 81 kota.

Diantaranya adalah Kota Aurora, Kota Kemenangan, dan Kota Kabut Air.

Provinsi Gunung Layang adalah salah satu dari 18 provinsi dari Kerajaan Langit Merah, dan Gubernur dari 18 provinsi adalah tokoh-tokoh yang memegang kekuasaan atas sejumlah besar pasukan. Mereka memiliki posisi yang menentukan di kerajaan.

Kabarnya, ke-18 Gubernur itu adalah Tokoh Digdaya Tahap Ruang Hampa.

Tokoh Digdaya Tahap Ruang Hampa, berada di atas ahli bela diri tahap Kelahiran Jiwa Baru, juga dikenal sebagai 'Dewa Bumi,' karena mereka dapat menggunakan kekuatan raga mereka untuk mengendalikan udara dan terbang.

"Pemuda itu adalah Putera Gubernur Gunung Layang?"

Duan Ling Tian menyadari bahwa ia telah mendapat masalah, dan itu adalah masalah besar.

Tapidia tidak menyesalinya.

Bahkan jika ia bisa memutar kembali waktu dan berada di posisi itu sekali lagi, ia tetap melakukannya dengan cara yang sama.

Hati Duan Ling Tian tersentak saat berpikir, "Untungnya, ini Kota Kemenangan, dan jauh dari Kota Aurora… Tidak ada orang yang akan berpikir untuk mencurigaiku."

Selama tiga hari berikutnya, Seluruh Kota Kemenangan dikejutkan oleh gerakan besar dari tiga klan besar.

Mereka hanya memiliki satu tujuan: menemukan penyerang yang memotong lengan Putera Gubernur.

Dalam kurun waktu itu, Duan Ling Tian bertemu dengan gadis muda itu sekali lagi.

Raut wajahnya sedingin es dan mengikuti kerumunan saat mereka mencari jejaknya.

Tapi bahkan ketika ia bertatapan muka dengan gadis muda itu secara langsung, ia tidak mengenalinya.

Duan Ling Tian yakin selain Ke Er dan ibunya, tidak ada orang lain, Li Fei sekalipun, dapat mengenali dirinya yang sekarang, bahkan jika saling bertatapan muka.

Ia sangat percaya diri dengan teknik menyamarnya.

Pada tengah malam.

Duan Ling Tian sekali lagi membeli topeng di pasar malam dan memakainya dan tiba di pusat operasi Bayangan Kematian di Kota Kemenangan.

Masih wanita muda berwajah dingin dan tubuh menggoda yang melayaninya.

"Klan Wang, Wang Zhen, bagaimana konfirmasinya?"

Duan Ling Tian langsung ke intinya.

"200,000 perak."

Wanita muda itu berkata, dengan suara sedingin es.

"seorang ahli bela diri Penempaan Tubuh begitu mahal?"

Duan Ling Tian terperangah.

Berdasarkan harga yang diberitahukan Tang Ying kepadanya, ahli bela diri Penempaan Tubuh tingkat Sembilan paling banyak berharga 100,000 perak.

"Menembus jauh ke dalam Kediaman Klan Wang beresiko sangat tinggi."

Suara sedingin es wanita muda itu terdengar sekali lagi.

"Ini 190,000 perak."

Duan Ling Tian tidak bertanya lebih jauh. Ia mengambil uang perak yang telah ia siapkan sebelumnya dan memberikannya kepada wanita itu.

Wanita itu menerima uang perak itu dan mengangguk.

"Kapan misi akan dilakukan?"

Duan Ling Tian tidak dapat menahan dirinya untuk bertanya.

"Malam ini, targetnya pasti mati."

Mendengar apa yang dikatakan wanita muda itu, sudut mulut Duan Ling Tian menyunggingkan senyum, tapi itu tersembunyi di balik topengnya.

Ia meninggalkan pusat operasi Bayangan Kematian dan mencari penginapan lain untuk menginap.

Ia sudah membuat keputusan di hatinya.

Besok pagi, setelah sarapan, ia akan meninggalkan Kota Kemenangan.

Keesokan harinya.

Duan Ling Tian mendapati sebuah rumah makan untuk sarapan.

Ia awalnya berpikir akan mendengar beberapa berita, tapi ia tidak menyangka topic hangat pembicaraan saat ini masih di seputar Putera Gubernur.

"Menurut Tang Ying, jika sebuah penugasan telah diterima oleh Bayangan Kematian, mereka tidak pernah gagal, seharusnya tidak ada masalah.

Setelah makan dan minum, Duan Ling Tian bersiap untuk meninggalkan rumah makan itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.