Maharaja Perang Menguasai Langit

Harta Karun Raja Pedang



Harta Karun Raja Pedang

0

"Kau mau mati!"

0

Ekspresi Ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa itu berubah, saat aura mengerikan di tubuhnya menyapu dalam bentuk sikap yang mengesankan dan mengancam Duan Ling Tian.

Tatapan Duan Ling Tian menjadi sedikit dingin dan tubuhnya bergetar saat ia dengan kuat menahan sikap dari tingkah kasar lelaki paruh baya itu.

ia tidak berani bergerak, kalau tidak Li Fei pasti akan terpengaruh.

"Huh! Aku mau melihat seberapa keras tulang semut ini."

Ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa itu mencibir. Sikap kasarnya semakin dahsyat menekan Duan Ling Tian.

Tekanan pada tubuh Duan Ling Tian meningkat dua kali lipat, tetapi hanya mata Duan Ling Tian yang mengerut, lalu ia menggertakkan giginya dan bertahan. Keinginannya kuat seperti gunung.

Tatapan Ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa itu dingin dan aura membunuhnya muncul.

Tepat saat itu.

Ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa yang lainnya mengerutkan kening dan berkata,"Cukup, Sun Rui, jangan membuat masalah tak penting! Jika kau menunda tujuan kita, ketua sekte tidak akan memaafkanmu."

"Nak, ingatlah bahwa di hadapanku, kau hanya seekor semut! Jika aku ingin membunuhmu, itu sama saja seperti membunuh seekor semut ... Aku hanya tidak mau saja membunuhmu."

Ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa itu mencoba untuk menghancurkan harga diri Duan Ling Tian dengan kata-katanya.

Tubuh Duan Ling Tian sedikit gemetar dan matanya memancarkan sorotan siap menelan seseorang.

"Ayo pergi!"

Kedua ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa itu melesat ke udara lalu terbang menjauh.

Buk!

Pada akhirnya, Duan Ling Tian tidak bisa bertahan lagi. Ia terjatuh lemas ke tanah dan terus menerus meludahkan darah.

Aura dari seorang ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa bukan sesuatu yang dapat ia tahan dengan kemampuannya saat ini.

Sebelumnya, ia memaksa diri menahannya dan hanya tinggal sedikit lagi ambruk.

"Bajingan, kau terluka."

Wajah Li Fei pucat dan matanya memerah karena cemas. Ia mengambil sebutir Pil Emas Penyembuh Luka Tingkat Delapan dan memberikannya kepada Duan Ling Tian.

Setelah menelan pil obat itu, Duan Ling Tian perlahan pulih.

Matanya masih menatap dengan niat membunuh yang kuat ke arah titik dimana kedua sosok Ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa itu menghilang.

Ia bukan orang yang suka menimbulkan masalah, tetapi jika seseorang mencoba membullynya, ia tidak akan dengan mudah melupakannya

Saat ini, kekuatannya lebih rendah.

Tapi ia masih muda dan penuh kemampuan; dikombinasikan dengan ingatan Maharaja Beladiri Reinkarnasi yang ia punyai, ia yakin, cepat atau lambat ia akan menyamai bahkan melampaui Ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa yang tadi.

Pada saat itu, Duan Ling Tian akan membuatnya menyesali tindakannya hari ini.

"Sun Rui? Aku akan mengingatnya."

Duan Ling Tian mencatat nama itu di dalam ingatannya.

Ini adalah orang kedua sejak ia tiba di dunia ini yang membuat hatinya memancarkan niat membunuh yang mengerikan.

Yang pertama adalah Duan Ling Xing dari Klan Duan Kota Kerajaan.

Tubuhnya yang kuat dan bisa mengerahkan kekuatan lima mammoth kuno, membuatnya cepat pulih dari lukanya setelah menelan Pil Emas Penyembuh Luka Tingkat Delapan dan menyerap efek obatnya.

Saat itu, Li Fei berdiri di sisi Duan Ling Tian dan menatap lekat padanya dengan tatapan lembut dan penuh kasih sayang.

Sebelumnya, ketika menghadapi dua Ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa itu, ia sangat ketakutan, kakinya tampak berat dan tidak bisa bergerak satu inci pun.

Pada saat ia merasa sangat tak berdaya, Duan Ling Tian berdiri dan melindunginya di belakangnya, seperti malaikat pelindung yang tak kenal takut yang melindunginya dari segalanya …

Ia lebih memilih terluka sendiri daripada membiarkan siapa pun melukai Li Fei.

Hatinya mulai sedikit bergetar...

Saat ini, ia merasa bahwa pria ini cukup layak baginya mempercayakan hidupnya.

"Hah?"

Tiba-tiba, hidung Duan Ling Tian tersentak seolah-olah ia mencium sesuatu.

Pandangannya fokus memandangi sesuatu yang berada di kejauhan sebelum melesat menghampirinya.

Wajah Li Fei bingung tapi ia mengikutinya.

Duan Ling Tian memperhatikan bahwa di balik semak-semak di dekat tempatnya berdiri ada seorang lelaki yang berbaring di tanah, atau lebih tepatnya, sebuah mayat.

Ia adalah seorang pemuda dengan tubuh penuh luka-luka, dan di tangannya terselip batu giok.

Sumber Energi secara samar menghilang dari tubuhnya, dan luka-luka di tubuhnya yang sementara ditutupi dengan Sumber Energi mulai mengucurkan darah segar yang mengalir ke tanah dan tidak sedap dipandang.

Inilah yang membuat Duan Ling Tian mencium aroma darah dan menyadarinya.

"Batu giok ini sepertinya…"

Duan Ling Tian mengambil Batu Giok itu dan berkat ingatan dari Maharaja Beladiri Reinkarnasi, ia mengenalinya dan mengalirkan Sumber Energinya ke dalam Batu giok itu.

Sebuah suara terdengar di telinga Duan Ling Tian.

"Wahai orang yang ditakdirkan menerimanya, aku adalah Ketua Muda Sekte Tanpa Batas, Shang Guan Yu. Pastikan untuk membawa pedang giok dari Cincin Ruangku. Jika suatu hari kau bisa berkultivasi ke Tahap Pengenalan Ruang, kau bisa pergi menuju Kekaisaran Rimba Biru dan menemui pemilik dari delapan Pedang Giok lainnya. Setelah sembilan Pedang Giok itu terkumpul, kau dapat pergi mencari Harta Karun Raja Pedang. Dengan tambahan kedelapan Pedang Giok itu, kau dapat membuka harta karun dan mendapat harta yang berlimpah. Sekte Tanpa Batas menderita kehancuran total gara-gara Pedang Giok ini!"

"Selain itu, jika kau punya kesempatan bepergian ke Kekaisaran Rimba Biru, diluar nasib yang mempertemukanmu dengan Pedang Giokku, kuharap kau mau menyampaikan pesan Suara Batu Giok di dalam Cincin Ruangku ke Puncak Pertapa dan berikan kepada orang tua yang tinggal sendiri di sama yang bernama Shang Guan Yan. Shang Guan Yu mengucapkan terima kasih."

Setelah Duan Ling Tian selesai mendengarkan, sebuah cahaya melintas di matanya dan ia sedikit bersemangat.

Kekaisaran Rimba Biru, Duan Ling Tian telah mendengarnya. Kerajaan Langit Merah yang dia tinggali saat ini adalah sebuah kerajaan di bawah pemerintahan Kekaisaran Rimba Biru.

"Menurut kenangan dari Maharaja Beladiri Reinkarnasi, beberapa Raja Beladiri dan Maharaja Beladiri suka menempatkan harta mereka di suatu lokasi tertentu, lalu mereka akan memberi larangan pada tempat itu dan memberi kunci-kunci bagi generasi mendatang untuk memperebutkannya. Bagi mereka, ini adalah sebuah permainan. Permainan macam ini telah dimainkan oleh Maharaja Beladiri Reinkarnasi berkali-kali…"

"Harta karun yang awalnya direncanakan akan digunakan oleh Maharaja Beladiri Reinkarnasi dalam kehidupan ketiganya semua disembunyikan di 'Negeri Asing' dan saat ini tidak dapat dijangkau olehku..

Namun, Harta Karun Raja Pedang ada di Kekaisaran Rimba Biru, suatu lokasi yang benar-benar ada dan tersedia."

Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam.

Tokoh seperti "Raja Pedang" tak lain adalah seorang ahli beladiri pedang pada tahapan Raja Beladiri.

Meskipun tahapan Raja Beladiri adalah tingkatan yang lebih rendah dari tahapan Maharaja Beladiri, harta yang ditinggalkan tetaplah luar biasa berharga.

Duan Limg Tian melepaskan Cincin Ruang dari tangan pemuda itu dan meneteskan darahnya di atas cincin itu untuk membuatnya menjadi miliknya.

Ia terkejut dengan apa yang ditemukan di dalamnya.

"Aku tidak menyangka bahwa dia juga seorang Tabib..Melihat tumpukan bahan yang ia kumpulkan, dia sepertinya seorang Tabib Tingkat Tujuh. Lumayan, bahan-bahan ini bisa membuatku mendapatkan uang yang banyak."

"Apakah Pedang Giok ini salah satu kunci menuju Harta Karun Raja Pedang? Hmm, dan ini adalah Suara Batu Giok."

Duan Ling Tian menarik batu giok itu dan mengalirkan Sumber Energi ke dalamnya.

Sebuah suara lagi masuk ke telinga Duan Ling Tian. "Kakek Buyut, Sekte Tanpa Batas tidak ada lagi. Ayah dan semua tetua semua mati dalam pertempuran ....Sekte Iblis Hitam-lah yang telah menghancurkan Sekte Tanpa Batas."

Suara Batu Giok itu adalah yang diminta pemuda itu untuk diberikan kepada pria tua di Puncak Pertapa.

"Sepertinya Sun Rui berasal dari Sekte Iblis Hitam."

Mata Duan Ling Tian mengerdip mengeluarkan cahaya dingin yang menerpa.

Menurutnya, Sun Rui dan ahli beladiri Tahap Ruang Hampa yang satunya lagi tak diragukan lagi sedang mengejar Shan Guan Yu untuk membunuhnya dan merebut Pedang Giok itu.

"Bajingan, kau melamunkan apa?"

Suara Li Fei membuat Duan Ling Tian tersadar.

Suara dari Batu Giok itu hanya bisa didengar oleh orang yang mengalirinya Sumber Energi, karena itu Li Fei tidak tahu apa yang terjadi.

"Tidak ada, aku merasa ia sangat menyedihkan."

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya. Setelah beberapa saat, ia menyalakan api dan membakar mayat pemuda itu.

"Fei kecil, apakah kau ingin pulang dan beristirahat?"

Peristiwa semacam ini membuat Duan Ling Tian sedikit mengkuatirkan Li Fei.

"Bajingan, jika kau lelah dan ingin beristirahat, kita bisa pulang," kata Li Fei ringan.

Duan Ling Tian memperhatikan perubahan sikap Li Fei kepadanya.

Sepertinya, menjadi pahlawan dan menyelamatkan suatu kecantikan selamanya akan menjadi metode yang paling hebat dalam mengejar gadis-gadis..

"Aku baik-baik saja. Mari kita melanjutkan perjalanan dan melihat apakah ada makhluk ganas yang cocok untuk kita buru."

Duan Ling Tian dan Li Fei terus masuk lebih dalam ke Hutan Halimun.

Selama di kawasan dalam, mereka bertemu banyak makhluk ganas. Yang lebih kuat ditangani Duan Ling Tian, hanya menyisakan beberapa makhluk ganas tingkat keempat Tahap Pembentukan Inti atau di bawah tingkat itu untuk ditangani Li Fei.

Li Fei menikmati kemampuan dirinya sendiri saat ia terus berburu, tetapi tanpa sadar, langit telah berubah menjadi gelap.

"Sepertinya kita harus menghabiskan malam di sini," pikir Duan Ling Tian di dalam hatinya.

Malam itu, bulan bersinar di langit tanpa bintang. Duan Ling Tian dan Li Fei menyandarkan bahu ke batang pohon besar saat mereka menatap ke langit.

"Bajingan, meskipun aku pernah mendengar seorang ahli beladiri Tahap Ruang Hampa mampu mengendalikan angin dan bisa terbang, aku pikir itu berlebihan, namun ternyata itu nyata."

Nada bicara Li Fei terdengar sedikit rumit.

"Beberapa hal kita dengar tidak selalu merupakan rumor yang tidak punya dasar."

Duan Ling Tian tersenyum ringan.

"Apa kau tidak takut pada kedua ahli beladiri Tahap Ruang Hampa yang kita lihat hari ini?" Tanya Li Fei.

"Tentu saja."

Jawab Duan Ling Tian jujur.

Seorang ahli beladiri Tahap Ruang Hampa bisa membunuhnya saat ini hanya dengan melambaikan tangan.

Jika ia tidak takut, itu bohong.

Li Fei menatap Duan Ling Tian sambil bertanya dengan suara ringan,"Tapi kau masih.. Masih melindungiku."

"Bukankah seorang pria yang melindungi seorang wanita adalah sebuah prinsip langit dan bumi? Lagipula, jangan lupa, kau tunanganku, jadi tentu saja aku akan melindungimu .... Tanpa menyebut Ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa, bahkan jika itu adalah Raja Beladiri atau Maharaja Beladiri, aku akan menjadi yang pertama melindungimu."

Duan Ling Tian tersenyum.

"Raja Beladiri? Maharaja Beladiri?"

Li Fei bingung, ia belum pernah mendengar istilah itu.

"Seorang Raja Beladiri kekuatannya melampaui Tokoh Digdaya Tahap Transformasi Ruang, dan seorang Maharaja Beladiri adalah seorang yang kekuatannya melampaui Raja Beladiri, keberadaanya paling tinggi di Benua Awan," Jelas Duang Lin Tian

"Bagaimana kau tahu semua itu?"

Li Fei sedikit terkejut.

"Aku membaca beberapa buku."

Duan Ling Tian tersenyum.

Sungguh lucu! Ia mewarisi ingatan Maharaja Beladiri Reinkarnasi, ia tentu saja tahu semua itu.

"Kau menyebutkan Tokoh Digdaya Tahap Transformasi Ruang. Tahap apa itu?"

Li Fei sedikit penasaran.

"Fei kecil, ingatlah ini: di atas Tahap Kelahiran Jiwa Baru adalah Tahap Ruang Hampa. Tahap Ruang Hampa terbagi menjadi 4 tahap yaitu Tahap Pembelah Ruang, Tahap Pengenalan Ruang, Tahap Penafsir Ruang, dan Tahap Transformasi Ruang," Duan Ling Tian menjelaskan perlahan.

"Jadi begitu"

Li Fei mengangguk ringan.

"Bajingan, aku benar-benar meremehkanmu. Jadi, kau memang tahu banyak hal."

"Tentu saja, kau tidak tahu siapa aku?"

Duan Ling Tian merasa puas.

"Pft! Aku hanya sedikit memuji kau langsung sudah melayang."

"Fei kecil."

"Hmm?"

"Jangan panggil aku Bajingan lagi, kedengarannya sangat buruk."

"Kalau begitu, aku akan memanggilmu Berandal mulai sekarang."

"Berandal? Apa kau benar-benar memanggilku berandal? Kalau begitu, aku akan menunjukkan padamu seberapa berandalnya aku."

"Ah! Apa yang kau lakukan?"

"Aku mau membuktikan bahwa aku tentunya bukan berandal."

"Beranda, berhenti!"

"Fei kecil… aku…ingin kau…"

"Tidak."

"Kau tidak mau memberikannya kepadaku?"

"Kau tidak diizinkan untuk beberapa hari ini, aku… yang itu sedang datang."

"Sial!!"

Setelah mendengar hal itu, Duan Ling Tian dengan putus asa turun dari tubuh Li Fei yang indah dan halus, tapi tentu saja setelah menikmati perasaan nyaman di atasnya.

Akhirnya, ia memeluk Li Fei dan tertidur lelap.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.