Maharaja Perang Menguasai Langit

Pulang ke Rumah



Pulang ke Rumah

0

Setelah berpisah dengan Xiao Yu dan Luo Qian, Duan Ling Tian melemparkan beberapa perak pada Xiong Quan dan mengirimnya untuk tinggal di penginapan, kemudian dia kembali ke Kediaman Klan Li sendirian.

0

"Duan Ling Tian?" Dalam perjalanannya, semua murid Klan Li yang melihatnya seolah-olah melihat hantu.

Duan Ling Tian telah kembali?

Ya Tuhan! Ia benar-benar kembali dari Kamp Jenius yang sangat kejam itu.!

Seluruh Kediaman Klan Li geger untuk beberapa saat.

Berita bahwa Duan Ling Tian memasuki Kamp Jenius Tentara Darah Besi telah lama tersebar di seluruh Klan Li, dan karena itu banyak orang yang nengetahui hal itu.

Namun, mereka tidak pernah membayangkan bahwa Duan Ling Tian akan kembali dengan selamat.

Mereka semua tahu bila seseorang kembali dengan selamat… artinya Duan Ling Tian telah memperoleh kualifikasi untuk masuk ke Akademi Paladin!

Akademi Paladin adalah keberadaan paling tinggi di seluruh Kerajaan Langit Merah, dan bagi setiap murid Klan Li, adalah sesuatu yang tidak dapat dibayangkan.

Tapi sekarang Klan Li mereka memiliki seseorang yang memperoleh kualifikasi untuk masuk Akademi Paladin… Tidak diragukan lagi itu adalah berita yang sangat memberi mereka inspirasi!

Di halaman yang tenang, seorang gadis muda yang anggun dan cantik sedang berlatih pedang. Ujung pedangnya melesat dengan aura sedingin es

Tiba-tiba gadis muda itu menyarungkan pedangnya dan berdiri diam sebelum melihat dua piton kecil yang melingkar dipergelangannya. Ia menghela napas lalu berkata "Tuan Muda telah pergi selama satu tahun dan satu bulan. Mengapa ia belum kembali? Hitam Kecil, Putih Kecil, apakah kalian berdua merindukannya?"

"Mereka tidak merindukanku seperti Ke Er-ku." Tepat saat itu, suara yang akrab terdengar di telinga gadis itu, membuat tubuhnya yang halus gemetar saat ia membalikkan badannya.

"Ke Er-ku sudah dewasa." Duan Ling Tian menatap gadis yang langsing dan anggun itu sekarang sudah tumbuh sedikit lebih tinggi, dan raut kekanak-kanakannya telah hilang… Tidak ada yang lebih menakjubkan dari begitu cepat penampilan seorang gadis berubah saat ia tumbuh dewasa!

"Tuan Muda!" Mata gadis muda itu berubah sedikit memerah. Saat itu, ia melupakan semua formalitas lalu bergegas dengan cepat dan anggun menghambur ke arah Duan Ling Tian.

Duan Ling Tian merentangkan tangannya lebar-lebar dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Ia menghirup aroma segar dari rambut gadis itu dan berkata dengan nada lembut, "Ke Er, aku kembali!"

Gadis muda itu mengangguk, tidak ingin melepaskan pelukan Duan Ling Tian bahkan setelah beberapa lama.

Ia berharap saat ini akan abadi…

Kreek!

Tepat saat itu, pintu kamar di dekatnya terbuka.

"Tian kau kembali?" Seorang wanita cantik yang wajahnya memancarkan cahaya kegembiraan berjalan perlahan-lahan. Kegembiraan terpancar di matanya yang jernih…

"Ibu, aku kembali!" Ketika Duan Ling Tian melihat ke arah wanita itu, matanya memancarkan kelembutan.

Gadis itu begitu malu sehingga ia melepaskan pelukan Duan Ling Tian. "Nyo…Nyonya!"

"Gadis bodoh, apa yang membuatmu malu?" Li Rou menggelengkan kepalanya dengan senyum.

"Ya, Ke Er, kau adalah tunanganku, jadi apa yang membuatmu malu?" Duan Ling Tian bertanya.

Setahun telah berlalu, tapi ibunya tidak mengalami perubahan besar dan masih tetap cantik seperti biasanya, bahkan tidak sedikit pun menunjukkan bahwa ia adalah seorang ibu dari seorang remaja berusia 17 tahun.

"Bajingan!" Tiba-tiba, sebuah suara yang bersemangat terdengar dari luar halaman.

Duan Ling Tian berbalik dan dengan sekilas memperhatikan sebuah sosok yang molek berlari ke arahnya. Ia melesat langsung ke dalam pelukannya dan mulai memukul-mukul dadanya. "Kau jahat! Kau kembali tapi tidak menemuiku. Jika bukan karena aku mendengar bahwa kau telah kembali dari orang lain, aku tidak akan tahu kau telah kembali."

"Fei Kecil." Sudah setahun sejak mereka terakhir bertemu. Li Fei bahkan lebih dewasa dan tak henti-hentinya memancarkan pesona, membuat adik kecil Duan Ling Tian, yang telah tertidur lebih dari setahun, bereaksi.

Li Fei merasakannya juga dan wajahnya merona. Baru ia menyadari kalau Ke Er dan Li Rou berada di samping mereka, jadi ia buru-buru melepaskan pelukan Duan Ling Tian.

"Bibi Rou, adik Ke Er." Li Fei menyapa Ke Er dan Li Rou dan merasa malu sampai ingin rasanya menggali lubang dan bersembunyi di dalamnya…

"Tian, apakah kau lapar setelah perjalanan sepanjang hari? Ibu akan menyiapkan makanan untukmu." Li Rou masuk ke dapur dan memulai pekerjaannya.

Ke Er mengikutinya.

Sementara itu, Li Fei melihat ke arah Duan Ling Tian. "Apakah kau …"

"Menemui kakek, kan?" Duan Ling Tian menyela Li Fei, seolah ia dapat membaca pikiran Li Fei.

Li Fei mengangguk ringan.

"Tentu saja aku akan menemuinya. Aku tidak berada di rumah selama lebih dari setahun, dan aku juga merindukan kakek. Terlebih lagi, kau sudah menjadi milikku, Jadi tentu bersamamu aku akan berbakti pada kakek." Duan Ling Tian memegang tangan Li Fei dan mencubit bagian tengah telapak tangannya.

Duan Ling Tian tidak yakin apakah ia melihat sesuatu atau tidak , tetapi ketika Li De melihatnya, ia menarik napas lega seolah beban besar terlepas dari hatinya…

Mungkinkah dia khawatir sesuatu terjadi pada Duan Ling Tian selama pelatihan Kamp Jenius?

Duan Ling Tian tidak melanjutkan memikirkan tentang hal itu.

"Kakek." Duan Ling Tian tersenyum pada lelaki tua itu.

"Aku senang kau telah kembali. Apa rencanamu untuk masa depan?" Li De bertanya.

Sementara itu, Duan Ling Tian menyadari mata Li De memiliki rasa pengharapan yang lebih.

"Kakek, aku bersiap untuk pergi dalam beberapa hari. Kali ini aku berencana membawa ibuku, Ke Er dan Fei Kecil ke Kota Kerajaan bersamaku. Kakek mengapa kau tidak ikut bersama kami?" Duan Ling Tian mengutarakan rencananya.

Sama seperti apa yang dikatakan Komandan Teng Yun Hai, jika ia ingin menggunakan kereta kuda dan membawa serta keluarganya ke Kota Kerajaan, akan membutuhkan waktu hampir satu tahun perjalanan karena waktu yang digunakan untuk beristirahat dalam perjalanan.

Karena itu, ia tidak berencana untuk tinggal lama setelah kembalinya kali ini.

"Aku tidak pergi. Aku akan menghabiskan sisa hidupku bersama Klan Li." Lelaki tua itu menggelengkan kepalanya.

Li Fei cemberut dan berkata, dengan cara yang manja, "Kakek, jika kau tidak pergi, aku pun tidak akan pergi."

"Fei, kau sudah dewasa sekarang dan bukan gadis kecil seperti dulu. Kakek percaya Ling Tian memperlakukanmu dengan baik. Bahkan jika kau pergi sekarang, kau tetap bisa kembali dan menemui kakek saat kau ada waktu.. Jangan khawatir, kakek belum terlalu tua sehingga butuh seseorang untuk menjaga." Wajah lelaki tua itu dipenuhi dengan kasih sayang yang lembut.

"Kakek." Mata Li Fei sedikit memerah.

Tatapan Duan Ling Tian tidak pernah jauh dari wajah lelaki tua itu. Ia merasa ada sesuatu yang tidak benar, tapi ia tidak berani menebaknya.

"Kakek, mari kita makan malam bersama," Duan Ling Tian berkata pada lelaki tua itu sambil melirik ke langit yang gelap.

"Baiklah, aku akan makan di rumahmu malam ini."

Lelaki tua itu tertawa terbahak-bahak. "Saat yang tepat bagiku untuk bertanya tentang pelatihan Kamp Jenius; aku sangat penasaran."

Makan malam kali ini sangat ramai dengan kebisingan dan kegembiraan. Lelaki tua itu sangat tertarik dengan Kamp Jenius, Ke Er, Li Fei dan Li Rou juga.

Selain beberapa kejadian berbahaya, Duan Ling Tian menceritakan pada mereka tentang sebagian besar hal yang terjadi selama setahun ia menjalani Kamp Jenius.

Duan Ling Tian menghela napas saat menceritakan tentang kematian Meng Quan dan Luo Cheng.

"Kehidupan manusia akhirnya berakhir, dan karena itu kehidupan manusia tidak pernah berlalu sia-sia. Kau harus melewati itu semua … Terlebih lagi, kau telah membantu Luo Cheng memenuhi keinginannya, sehingga ia bisa menemukan kedamaiannya," lelaki tua itu menghiburnya. Ia telah mengalami banyak kemalangan dalam hidup, jadi ia tahu harus berkata apa mengenai hal itu.

"Jangan khawatir, kakek, aku telah melewati semuanya." Duan Ling Tian mengangguk.

"98 orang lulus ujian awal Kamp Jenius tapi hanya tujuh yang akhirnya selamat…. Kamp Jenius yang kejam itu benar-benar cocok dengan namanya." Li Fei menghela napas.

"Ibu, kau dan Ke Er berkemaslah dalam dua hari kedepan. Aku memutuskan untuk berangkat ke Kota Kerajaan tiga hari dari sekarang," Duan Ling Tian berkata pada Li Rou setelah menyelesaikan makan malam mereka dan mengantar Li Fei dan lelaki tua itu pulang.

Li Rou mengangguk. Ia sudah lama mempersiapkannya dan tidak terkejut.

Setelah itu, Duan Ling Tian mulai menggoda dua piton kecil. "Hitam Kecil, Putih Kecil, sudah setahun. Sudahkah kekuatan kalian bertambah? Kalian tidak mungkin masih di tingkat kekuatan yang sama, kan?"

Dua piton kecil itu sepertinya mengerti apa yang dikatakan Duan Ling Tian, karena mereka mengangkat kepala mereka dan mengangguk pada Duan Ling Tian.

Sementara itu, Duan Ling Tian memperhatikan tanduk di kepala Hitam Kecil dan Putih Kecil hampir sepenuhnya muncul mewujud.

"Sepertinya kalian berdua berkembang dengan pesat." Duan Ling Tian dapat menebak perkembangan kekuatan mereka hanya dengan melihat perubahan tubuh mereka…

Peningkatan kekuatan makhluk ganas biasanya dibarengi dengan perubahan karakteristik fisiknya, dan pengetahuan ini berasal dari pengalaman Maharaja Bela Diri Reinkernasi.

Saat fajar hari berikutnya, Duan Ling Tian baru saja menyelesaikan sarapannya ketika seorang tamu tak terduga datang.

Sang Ketua Li Ao!

"Duan Ling Tian, selamat!" Wajah Li Ao tersenyum cemerlang saat ia berbicara.

"Terima kasih, Sang Ketua." Duan Ling Tian menjawab dengan senyum ringan.

"Ini ada hadiah kecil dari Klan Li. Aku harap setelah kau tiba di Akademi Paladin, kau tidak akan lupa bahwa kau juga anggota Klan Li," Li Ao berkata sambil memberinya setumpuk besar perak pada Duan Ling Tian.

"Sang Ketua, aku bukan seseorang yang akan melupakan asal usulnya. Anda tidak perlu terlalu sopan."

Meskipun Duan Ling Tian berbicara begitu, ia tetap mengulurkan tangannya dan menerima tumpukan perak itu, yang diperkirakan setidaknya bernilai sekitar 2,000,000 perak.

Ia tentu saja memahami pikiran Li Ao, yang mencoba memenangkan hatinya terlebih dahulu dan membuatnya merasa menjadi bagian dari Klan Li.

Dengan cara ini, jika ia bisa membuat namanya terkenal di masa depan, Klan Li akan mendapat keuntungan juga

"Uang ini hanya akan berguna bagimu saat ini; di masa depan mungkin tidak berharga apa-apa." Li Ao menghela napas.

Tidak ada orang biasa yang pernah lulus dari Akademi Paladin, setiap dari mereka adalah sosok yang hebat, dan bahkan jika mereka tidak berhasil, mereka akan tetap memiliki posisi tinggi.

Pada saat itu, status Duan Ling Tian akan jauh dari sesuatu yang dapat dibandingkan dengan seorang Sang Ketua seperti dirinya.

"Bagaimana pun, aku tetap harus berterima kasih pada Sang ketua atas bantuan untuk kebutuhan perjalananku," Kata Duan Ling Tian, dengan senyum.

"Kapan kau berencana berangkat ke Kota Kerajaan?" Li Ao bertanya.

"Aku berencana berangkat besok lusa," Kata Duan Ling Tian.

"Begitu cepat?" Li Ao terkejut.

"Jika hanya aku yang menunggang kuda sampai Kota Kerajaan, beberapa bulan akan cukup, tapi kali ini aku akan membawa ibuku, jadi aku akan bepergian dengan kereta kuda," lanjut Duan Ling Tian.

"Kalau begitu biar aku yang mengurus tentang kereta kuda itu," Li Ao berkata.

"Kalau begitu aku sangat berterima kasih, Sang Ketua." Senyum tersungging di wajah Duan Ling Tian. Ia sangat bersyukur dari lubuk hatinya.

Setelah mengantar Li Ao keluar, Duan Ling Tian meninggalkan Kediaman Klan Li dan pergi ke toko obat untuk bertemu Tang Ying.

"Nak, akhirnya kau kembali dengan selamat," Tang Ying mengejek.

"Aku pikir kau menantikanku kembali tidak dalam keadaan hidup, kan?" Duan Ling Tian mendelikkan matanya kepada Tang Yin.

"Kapan kau bersiap untuk pergi?" Tang Ying mengajukan pertanyaan yang sama seperti Li Ao.

Duan Ling Tian tersenyum dan berkata, "Aku khusus datang untuk memberi tahumu tentang hal ini. Aku berencana pergi esok lusa."

"Karena kau pergi, kau pasti membawa serta gadis itu bersamamu…. Bagaimana dengan Cairan Penempaan Tubuh Enam Khasanah?"

Tang Ying melihat ke arah Duan Ling Tian dengan tatapan membara. "Bagaimana kalau kau jual formula obat itu padaku?"

"Tidak untuk dijual!" Duan Ling Tian menjawab dengan lugas.

Meskipun ia sudah lama menebak jawaban ini, Tang Ying masih tidak dapat menahan diri untuk tertawa getir.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.