Maharaja Perang Menguasai Langit

Metode Duan Ling Tian



Metode Duan Ling Tian

0

Rumah Semilir Musim Semi.

0

Di kamar yang terlindungi, alunan napas berat seorang pria dan wanita yang menderu dari dalam.

Tiba-tiba.

"Rrrr!" Lian Ke mengeluarkan suara geraman yang rendah seperti binatang liar sebelum jatuh ke atas kelelahan tubuh pelacur itu.

"Lian Ke." Tepat saat itu, sebuah suara tiba-tiba memasuki ruangan.

"Siapa?" Lian Ke ketakutan sampai tubuhnya membeku, dan pelacur yang berada di bawahnya juga bergetar …

Duan Ling Tian bersandar di luar jendela saat dengan malas berkata, "Lian Ke, kau mungkin masih tidak tahu kalau kau telah dikhianati oleh saudaramu, kan?"

"Siapa kau? Apa maksudmu?" wajah Lian Ke sedikit berubah saat perlahan turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah jendela.

"Kau akan tahu jika kau segera pulang dan mencari tahu sekarang? Ck ck ck, Tong Lin memperdayaimu untuk datang ke Rumah Semilir Musim Semi dan kemudian ia sendiri bersenang-senang dengan selirmu…" Duan Ling Tian menyelesaikan kalimatnya dan melesat pergi.

Ia masih harus mengurus sesuatu yang penting.

Brakk!

Lian Ke membuka jendela, tapi ia hanya melihat sosok yang menghilang di kejauhan, membuatnya tanpa sadar mengerutkan kening.

Lian Ke menarik napas panjang dan memakai pakaiannya sebelum pergi ke kamar sebelah untuk mencari Tong Lin. Tapi ia menyadari bahwa Tong Lin tidak ada disitu dan lenyap tanpa bekas.

Firasat buruk muncul di hatinya…

"Tong Lin!" wajah Lian Ke sedikit suram. Meskipun ia memiliki hubungan yang baik dengan Tong Lin, tapi tidak sampai memakai pakaian yang sama atau pun berbagi wanita yang sama.

Langit malam cerah dan tanpa bintang di atas Kediaman Klan Lian.

Lian Ke memacu kudanya ke dalam komplek kediamannya, dan langsung menuju ke tempat selirnya tinggal.

Lian Ke baru saja sampai sebentar sebelum tiga kuda perang berpacu dengan kencang dan mendekati pintu utama Kediaman Klan Lian .

Lelaki bercambang yang memakai pakaian perang itu diikuti oleh dua komandan, mereka turun dari kuda dan masuk ke Kediaman Klan Lian.

"Siap, Panglima!" Anggota Klan Lian dengan cepat memberi hormat ketika melihat lelaki bercambang itu.

Lelaki itu adalah Panglima Tentara Hitam, keberadaannya serupa dengan penguasa setempat di Kota Hitam… dan bahkan ia adalah saudara tersumpah dengan Sang Ketua Klan Lian.

"Di mana selir baru Ketua Mudamu tinggal?" Suara lelaki bercambang seperti petir saat melihat ke arah salah satu murid Klan Lian.

Wajah murid Klan Li itu menjadi sangat pucat, lalu ia menunjuk ke arah utara.

"Tunjukkan jalannya!" Lelaki bercambang itu melotot, dan napasnya sedikit memburu.

Ia baru saja menerima berita putranya dijebak oleh seseorang dan sedang terancam hidupnya. Oleh karena itu, dia tidak ragu membawa dua Wakil Panglima sebelum bergegas ke situ.

Saat itu, di luar sebuah ruangan yang gelap gulita.

Sesosok tubuh masuk ke halaman lalu menendang pintu rumahnya hingga terbuka dan memasuki ruangan.

Dhuar!

Pintu kamar yang ditendang hingga terbuka itu mengejutkan pria dan wanita yang ada di dalam ruangan itu.

"Siapa yang berani mengganggu tidurku?"

Sebuah suara yang akrab terdengar, membuat orang yang menendang pintu, yang tak lain adalah, Ketua Muda Klan Lian, Lian Ke, tubuhnya bergetar seolah tersambar petir.

Ketika ia menyalakan lilin dan melihat sepasang tubuh telanjang di tempat tidurnya, matanya berubah merah lalu ia berteriak kesetanan, "Tong Lin, kau bajingan kurang ajar!"

Ketika Tong Ling menyadari kedatangan Lian Ke, ia sedikit linglung.

Barulah ia menyadari bahwa ia tidak lagi berada di Rumah Semilir Musim Semi.

Ia menunduk lalu melihat seorang gadis muda yang cantik gemetar di sudut tempat tidur itu dan menatapnya ketakutan, bukankah dia selir baru yang dipuja oleh Lian Ke?

Jadi barusan ia… meluapkan hasratnya pada selir ini?

Ia merasakan kulit kepalanya sedikit mati rasa. "Apa yang terjadi?"

Tong Lin memandang Lian Ke dengan panik. "Kakak, ini tidak seperti yang kau pikirkan; ini ada kesalahpahaman. Semua ini kesalahpahaman… Bahkan aku tidak tahu bagaimana aku bisa tidur di kamar selirmu."

"Kesalahpahaman?" wajah Lian Ke tak berbentuk saat ia berjalan dua langkah dan langsung menarik Tong Lin dari tempat tidur.

Brukk!

Lian Ke meninju lelaki itu, membuat Tong Lin memuntahkan darah dari mulutnya ke lantai. Bahkan ada beberapa giginya yang tanggal bercampur di dalamnya.

Kemarahan Tong Lin bangkit juga; ia menghantamkan tinjunya dan menghempaskan tubuh Lian Ke.

"Lian Ke, kau berani menyerang ku?! Sudah ku bilang ini sebuah kesalahpahaman, meskipun bukan pun, kau seharusnya merasa terhormat aku meniduri wanitamu! Jika bukan karena Tentara Hitam, apa mungkin Klan Lian menjadi klan nomor satu di Kota Hitam?" suara Tong Lin dingin tidak acuh, dan bercampur dengan dingin yang mengerikan.

"Bagus… bagus! Tong Lin, akan kubunuh kau sekarang." Lian Ke melesat menyerbu sekali lagi dan memulai pertarungan dengan Tong Lin dengan mengerahkan Sumber Energinya.

Namun, kekuatan keduanya setara dan tidak dapat mendesak pihak lain dalam waktu singkat …

"Tuan Muda." Tepat saat itu, ketika Lian Ke dipaksa mundur oleh Tong Lin, sebuah suara terdengar.

Seorang pelayan yang memakai seragam pelayan Klan Lian berjalan dengan cepat dan dengan hormat memberikan gagang sapu ke tangan Lian Ke.

Lian Ke tidak memikirkan apa pun dan mengambil gagang sapu itu, lalu dia menuangkan Sumber Energinya ke dalam sapu itu dan mengarahkannya ke arah Tong Lin.

"Pfft! Lian Ke, kau pikir kau dapat menggunakan sapu itu untuk mengalahkanku…." Tong Lin mengayunkan tinjunya ke arah gagang sapu itu.

Namun, belum lagi ia menyelesaikan kalimatnya ketika serangkaian kekuatan abu-abu kehitaman dipancarkan dari sapu itu, seperti sebuah palu seberat seribu pon menghantam ke arahnya. Kekuatan itu melumpuhkan tinju dan kekuatannya yang menakutkan di dalamnya langsung menghancurkan tempurung kepala Tong Lin.

Kresss!

Gumpalan otak berceceran di seluruh wajah Lian Ke, membuatnya terperangah.

Ia melihat ke arah gagang sapu di tangannya seolah-olah sedang melihat monster.

"Itu adalah… Mantra menyerang? Siapa kau ini?!" Dalam sekejap, Lian Ke sepertinya mengerti sesuatu saat ia berbalik.

Tetapi lalu ia sadar bahwa orang yang memberinya gagang sapu itu telah lenyap.

Ia menyadari bahwa dirinya telah dijebak, dan semua ini adalah perangkap.

"Ah!" Tepat ketika itu, Selir Lian Ke melihat mayat Tong Lin yang hancur, kengerian menghantuinya membuatnya berteriak hingga pingsan.

Lian Ke menarik napas panjang. Ia tahu bagaimanapun caranya, apa yang terjadi di sini tidak boleh menyebar. Jika satu kata saja ke luar, Klan Lian akan menjadi sasaran kemarahan Tentara Hitam, yang bahkan bisa menghancurkan masa depan Klan.

Jika Tentara Hitam menyerang Klan Lian, itu bukan hal yang lucu sama sekali…

Tepat ketika ia menenangkan dirinya dan bersiap membereskan mayat Tong Lin diam-diam.

"Lin!" Raungan kemarahan yang terdengar seperti sambaran petir menyebabkan raut wajah Lian Ke berubah menjadi sangat pucat!

Suara ini adalah suara yang sangat dikenal oleh Lian Ke.

Mengapa ia datang kemari?

Untuk sesaat, Lian Ke merasakan gelombang ketidakberdayaan membuncah di dalam hatinya, saat ia menyadari bahwa orang yang merencanakan jebakan ini telah dengan sengaja memaksanya mengambil jalan menuju kehancuran…

"Paman Lei, dengarkan aku!" Lian Ke membuang gagang sapu yang penuh bercak darah dan melihat ke arah lelaki tua bercambang di depannya dengan panik.

"Lian Ke, yang putraku lakukan hanyalah bermain dengan selirmu… kau ternyata membunuh putraku hanya karena seorang wanita? Kau lebih baik mati!" Dalam keadaan amarah yang meledak, lelaki bercambang itu yang tak lain adalah, Panglima Tentara Hitam, menyarangkan tinjunya yang sedahsyat badai.

"Kakak Lei, ampuni dia!" Tepat saat itu, sesosok tubuh melesat seperti angin dan berhenti di depan dua Wakil Panglima Tentara Hitam.

Dhuar!

Serangan lelaki bercambang itu, yang berisi amuknya, menghancurkan kepala Lian Ke.

"Puteraku!" Lelaki yang baru saja tiba itu tak lain adalah Sang Ketua Klan Lian. Melihat puteranya dibunuh di depan kedua matanya sendiri telah membuatnya murka. Ia melempar kedua Wakil Panglima Tentara Hitam itu dan mulai menyerang lelaki bercambang itu.

Tak lama kemudian, seluruh Klan Lian terjaga, dan tak seorang pun menyadari saat Kediaman Klan Lian berada dalam kekacauan, seorang pelayan klan diam-diam telah pergi.

"Selesai!" Setelah melepaskan seragam pelayannya, Duan Ling Tian melesat seperti roh ular dan menghilang di ujung jalan.

Ia tahu misinya telah selesai dengan lancar.

Setelah kembali ke penginapannya dan mandi, Duan Ling Tian duduk bersila di atas tempat tidurnya dan mulai menempa raganya dengan Sumber Energi.

Tiba-tiba.

"Krek krek…" Dalam sekejap mata, Duan Ling Tian dapat merasakan otot dan tulang di tubuhnya mengalami perubahan dengan jelas. Demikian pula, raga dan organ pentingnya telah menyelesaikan penempaan akhir.

"Ini…" Raut wajah Duan Ling Tian terlihat terkejut bercampur puas, karena ia tidak menyangka akan menyelesaikan penempaan raganya pada tingkat ketiga Tahap Pembentukan Inti-nya saat ini.

Duan Ling Tian dengan ringan mengepalkan tinjunya.

Wuus!

Di atasnya, enam bayangan mammoth kuno terbentuk… Dan itu baru kekuatan raga Duan Ling Tian saja!

Wuus!

Ketika Duan Ling Tian mengerahkan Sumber Energinya juga, tiga bayangan mammoth kuno lagi muncul di atasnya.

Saat ini, ia mampu mengerahkan kekuatan sembilan mammoth kuno.

"Sungguh sebuah kejutan yang menyenangkan. Pertama aku menyelesaikan misi, dan sekarang kekuatanku menembus tingkat selanjutnya…" Senyum cemerlang muncul di wajah Duan Ling Tian.

Jauh di tengah malam, Duan Ling Tian tertidur.

Keesokan harinya, suara pintu yang diketuk mengganggu mimpi indah Duan Ling Tian.

Ia membuka pintu hanya untuk membiarkan Kapten Yang Da masuk dengan terburu-buru. Ia menatap Duan Ling Tian, yang masih mengantuk, dengan raut wajah yang aneh. "Kau…. Bagaimana kau melakukannya?"

Pagi ini, Yang Da mendengar tentang apa yang terjadi pada Klan Lian tadi malam, Peristiwa besar yang membuat seluruh Kota Hitam berguncang.

Tiga Panglima besar Tentara Hitam semua terluka parah oleh para tetua Klan Lian, sedangkan Sang Ketua hampir terbunuh.

Setelah banyak sekali pertanyaan, ia akhirnya menemukan asal usul perkara ini. Segala sesuatu yang terjadi berasal dari konflik antara putra Komandan Tentara Hitam dan putra Sang Ketua Klan Lian…

Sepengetahuannya hal itu dipenuhi dengan banyak pertanyaan, jadi yang pertama ia pikirkan adalah Duan Ling Tian…

"Apa? Bagaimana aku melakukan apa?" Duan Ling Tian bertanya sambil menguap.

"Jangan berlagak bodoh! Apa yang terjadi pada Klan Lian tadi malam? Jangan katakan padaku kau tidak tahu," Yang Da mengejek.

"Jadi masalah itu..."

Duan Ling Tian menjernihkan pikirannya dan menggelengkan kepala. "Itu hanya masalah kecil dan bahkan tidak layak disebutkan."

Masalah kecil?

Sudut mulut Yang Da mengkerut, saat ia bertanya-tanya apakah pemuda di depannya ini mengatakannya dengan sengaja.

Tentara Darah Besi telah mencoba menjebaknya selama bertahun-tahun tapi tidak dapat membuat Klan Lian dan Tentara Hitam melemah dan bermusuhan, tapi sekarang permasalahan itu sudah selesai oleh seorang pemuda di depannya itu hanya dalam satu malam.

Duan Ling Tian melihat ke arah Yang Da saat bertanya, "Baiklah, misiku dianggap selesai, kan?"

"Sudah selesai."

Yang Da mengangguk, kemudian matanya berkilat dengan rasa ingin tahu. "Bagaimana sebenarnya kau melakukannya?"

Duan Ling Tian menceritakan secara umum seluruh kejadian itu.

Setelah mendengar seluruh cerita itu, Yang Da tidak dapat menahan diri untuk tidak tergerak, karena ia tidak mengira pemuda ini memiliki kemampuan selicik itu. Ia mampu membuat banyak masalah dengan hanya menggunakan selir Lian Ke…

Yang lebih penting lagi, seluruh kejadian itu dilaksanakan dengan sempurna dan dapat dikatakan tanpa cacat.

Mungkin Lian Ke memiliki beberapa kecurigaan, tapi ia tidak memiliki kesempatan untuk menjelaskan karena terlanjur dibunuh oleh Panglima Tentara Hitam, yang berduka karena meninggalnya putranya.

"Ada sesuatau yang tidak dapat kupahami. Bahkan jika Lian Ke lebih marah lagi, ia mungkin tidak akan sampai membunuh Tong Lin demi seorang selir, kan?" Yang Da melihat ke arah Duan Ling Tian dengan pandangan membara.

"Memang. Meskipun ia sangat murka saat itu, ia tidak memiliki niat membunuhnya." Duan Ling Tian mengangguk.

"Bagaimana kau melakukannya?" Wajah Yang Da penuh harap.

"Rahasia." Duan Ling Tian mengangkat bahu sebelum pergi mandi dan mengganti pakaiannya.

"Kau…" Yang Da sedikit kesal, tetapi ia tidak dapat melakukan apa pun terhadap Duan Ling Tian, jadi ia hanya dapat tertawa pahit.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.