Maharaja Perang Menguasai Langit

Tian Guang yang Malang



Tian Guang yang Malang

Pagi buta, ketika dunia terbangun dan sinar matahari pertama menyinari daratan. Sebuah kereta kuda besar yang ditarik dengan lima ekor kuda besar berpacu keluar dari Kota Lembah Hujan, melanjutkan perjalanannya menuju Kota Kerajaan Langit Merah setelah beristirahat semalam…

Byurrr!

Di dalam kereta itu, Duan Ling Tian menimbang-nimbang tumpukan perak di tangannya, secercah senyum cemerlang muncul di wajahnya. "Aku tidak pernah berharap uang ini datang dengan mudah!"

Saat ini, uang perak yang dimilikinya sudah lebih dari 10,000,000!

"Tian, dari mana kau mendapatkan semua perak ini?" Li Rou mengerutkan kening dengan raut wajah bertanya-tanya. Ia hanya melihat Xiong Quan memberikan perak itu pada Duan Ling Tian tapi tidak tahu apa yang terjadi atau dari mana perak itu berasal…

"Bibi Rou, pasti dari dia memeras Klan Tian Kota Lembah Hujan." Li Fei menutup mulutnya lalu tertawa ringan.

Meskipun ia tidak melihat dengan jelas apa yang terjadi semalam, ketika Xiong Quan menyerahkan perak itu pada Duan Ling Tian dan menyebutkan Klan Tian, tidak sulit baginya untuk mengaitkan semuanya.

Ketika Li Rou mengetahui seluruh rangkaian kejadian itu, ia tidak bisa tidak menggelengkan kepalanya dan tertawa. "Tian Guang itu benar-benar senjata makan tuan… Tapi Tian, siapa sebenarnya Xiong Quan itu, dan mengapa ia memanggilmu sabagai tuannya?"

Melihat Xiong Quan mampu meneror seluruh Klan Tian, Li Rou menyadari Xiong Quan bukanlah orang sembarangan..

Alis Duan Ling Tian sedikit bertautan saat ia perlahan menjelaskan,"Ibu, ia ditangkap dan dijadikan budak dan aku secara kebetulan menyelamatkannya, jadi ia menganggapku sebagai tuannya."

"Dia masih bisa dijadikan sebagai budak dengan kekuatannya sehebat itu?" Li Rou bingung dan pada saat yang sama mengerti mengapa Xiong Quan memakai toprng; ternyata untuk menutupi tanda budaknya.

"Dia diracuni sebelumnya dan hanya memiliki kekuatan tingkat kesembilan Tahap Penempaan Tubuh. Aku menyelamatkannya dan kemudian membantunya menghilangkan racun itu. Hmm, saat ini dia telah memulihkan kekuatannya hingga ke Tahap Kelahiran Jiwa Baru." Duan Ling Tian berbaring di atas paha Ke Er yang semulus giok dan mengunyah anggur yang disuapi Ke Er sambil berbicara dengan tidak jelas.

"Tahap Kelahiran Jiwa Baru?!" Saat itu, bukan hanya Li Rou, bahkan Li Fei pun terperanjat…. Meskipun Li Fei sadar kekuatan Xiong Quan sangat kuat, tapi ia tidak mengira ia sebegitu hebatnya…

Tahap Kelahiran Jiwa Baru!

Kekuatan seperti itu tidak sedikit pun kalah dari para Tetua Agung dari tiga klan besar Kota Aurora, dan itu membuatnya sangat terkejut…

Hanya Ke Er yang tidak terkejut dan tetap tenang saat ia mengupas butir-butir anggur itu dan memasukkannya ke dalam mulut Duan Ling Tian satu per satu.

Di dalam hatinya, tidak ada satu pun yang tidak dapat dilakukan oleh Tuan Muda yang ia puja itu.

"Tidak heran kau membereskan masalah Keluarga Fang Kota Angin Semilir begitu mudah." Li Rou akhirnya mengerti, dan pertanyaan dalam hatinya akhirnya terjawab.

"Aku tidak pernah membayangkan kalau Xiong Quan adalah seorang Tokoh Digdaya Tahap Kelahiran Jiwa Baru." Li Fei kembali pada akal sehatnya agak lama kemudian.

"Bukankah ia hanya ahli beladiri tahap Kelahiran Jiwa Baru? Apakah kau harus seterkejut itu?" Duan Ling Tian melirik Li Fei sebelum berkata perlahan, "Fei Kecil, selama kau serius melatih Teknik Bintang Galaksi, tidak akan sulit bagimu untuk melangkah ke Tahap Kelahiran Jiwa Baru dalam lima tahun."

Baru sekarang Li Fei ingat kalau Teknik Bintang Galaksi yang ia kembangkan adalah teknik kekuatan tingkat atas yang dapat dikembangkan sampai Tahap Maharaja Beladiri …. Ditambah dengan pil obat kemurnian tinggi yang diracik oleh Duan Ling Tian, kekuatannya akan meningkat dengan sangat cepat!

"Tian, bisakah kita mengandalkan Xiong Quan?" Dibandingkan dengan Li Fei, wawasan dan pemikiran Li Rou jelas lebih luas, dan wajahnya yang cantik itu terlihat serius dan sedikit khawatir.

Sejauh yang ia tahu, memelihara seorang Tokoh Digdaya tidak berbeda dengan pisau bermata dua..

"Ibu, jangan khawatir, aku telah memperhitungkannya." Duan Ling Tian tersenyum ringan. Ia tahu apa yang dikhawatirkan ibunya tidak lain adalah bila Xiong Quan mencelakainya…

Sayangnya, bagaimanapun, kehidupan Xiong Quan saat ini berada dalam genggamannya, dan di seluruh dunia, hanya dirinya yang mampu menyembuhkan racun yang ia berikan kepada Xiong Quan. Racun itu adalah formula khusus yang unik dari Maharaja Beladiri Reinkernasi, yang adalah seorang Tabib Tingkat Kerajaan pada saat itu!

Ketika rombongan Duan Ling Tian meninggalkan kota itu, seluruh suasana Klan Tian sangat tertekan…. Sang Ketua mereka telah meninggal!

"Ayah!" Ketika Tian Guang terbangun dan mengetahui kalau adik kecilnya telah hilang, ia sudah merasa sangat terpukul. Sekarang mendengar ayahnya telah tewas dibunuh membuatnya menangis penuh kesedihan, dan sangat sulit baginya untuk menerima dua pukulan yang begitu tiba-tiba itu sehingga ia jatuh pingsan lagi. Ia mengerti bahwa kematian ayahnya juga berarti status Klan Tian akan mengalami penurunan besar!

Setelah beberapa hari, Tian Guang, yang baru saja pulih dengan segala upaya, dibawa ke Ruang Hukuman oleh beberapa murid Klan Tian dan mendapat deraan 100 pukulan kayu sebagai hukuman di depan semua warga Klan Tian.

Saat ia pingsan karena kesakitan, ia mendengar suara Tetua Agung. "Tian Guang telah mendatangkan malapetaka bagi Klan Tian kita. Demi mematuhi perintah dua Tetua Penjaga, dia telah dijatuhi hukuman khusus disini! Di masa depan, jika ada yang berbuat kesalahan yang sama, mereka akan menerima hukuman mati seperti yang dinyatakan dalam hukum Klan…"

Ketika ia terbangun sekali lagi, Tian Guang sangat putus asa dan matanya menyorot penuh penyesalan!

Tidak pernah ia membayangkan bahwa satu keputusan pada malam itu akan membuat dirinya jatuh ke dalam keadaan seperti itu. Jika surga memberi kesempatan baginya mengulang malam itu, bahkan jika ia harus menanggalkan harga dirinya dan bersujud 10 kali pada pemuda berpakaian ungu itu, ia akan melakukannya untuk memohon pengampunan.

Sekarang ia tidak memiliki apa pun lagi yang tersisa, apalagi harga diri.

"Tian Guang, Tetua Agung memintamu datang ke Ruang Pertemuan." Tepat saat itu, sebuah suara terdengar dari luar dan membuat wajah Tian Guang menjadi pucat.

Setelah tiba di Ruang Pertemuan, Tian Guang langsung berlutut di depan Tetua Agung dan memegang kaki Tetua Agung dan menangis."Tetua Agung, aku tahu kesalahanku, aku benar-benar menyesali kesalahanku… Jangan hukum aku, jangan hukum aku lagi…ku mohon, ku mohon!"

Tetua Agung Klan Tian mengerutkan kening dan raut wajahnya sedikit tidak sedap dipandang saat ia melihat pada ketiga orang yang berada di dekatnya. Ia berkata, dengan rasa malu,"Para tamu yang terhormat, maafkan atas kejadian ini!"

Sesaat kemudian, wajahnya memerah saat ia menendang Tian Guang. "Tian Guang, aku tidak membawamu ke sini hari ini untuk menghukummu! Selain kedua Tetua Penjaga, hanya kau yang mengenali penampilan pemuda berpakaian ungu waktu itu. Sekarang, jelaskan secara detail penampilan pemuda perpakaian ungu itu pada ketiga tamu yang terhormat ini."

Ketika Tian Guang mendengar ia tidak dibawa untuk dihukum, akhirnya ia bisa menarik napas lega, dan baru sekarang ia menyadari bahwa ada tiga orang lagi di dalam Ruang Pertemuan itu. Seorang kakek tua, seorang lelaki paruh baya, dan seorang lagi pemuda berusia sekitar 20 tahun.

"Kalian semua… Apa hubungannya antara kalian semua dan pemuda berpakaian ungu itu?" Tian Guang bertanya, dengan sedikit gugup. Ia sangat takut orang-orang ini terkait dengan pemuda berpakaian ungu itu; ia berpikir mereka ada di sini untuk mengambil tindakan atas kejadian yang menimpa pemuda berpakaian ungu itu. Jika itu masalahnya, maka ia benar-benar malang!

"Dia adalah musuh yang tidak dapat kami maafkan, dan alasan kami ke sini justru karena kami sedang mengejarnya dan bertujuan membunuhnya!" pemuda berusia 20 tahun itu berkata, dengan suara penuh kekejaman dan kebencian.

Mendengar apa yang ia katakan membuat mata Tian Guang bersinar, setelah itu ia sepertinya mengingat sesuatu dan matanya kembali meredup. "Tidak ada gunanya, ada ahli beladiri Sumber Inti yang melindunginya; bahkan ayahku, Sang Ketua, mati ditangannya…"

"Tahap Sumber Inti?" Pemuda itu tertawa dengan jijik. "Jika hanya ahli beladiri Sumber Inti, apa yang harus ditakuti?! Orang berada di sampingku ini adalah Tetua Agung Klan Yu, yang berada pada Tahap Kelahiran Jiwa Baru. Cukup dengan Tetua Agung membalikkan telapak tangannya Seorang ahli beladiri Sumber Inti akan mati!"

"Tahap Kelahiran Jiwa Baru?" Tian Guang terkejut.

Mata Tetua Agung Klan Tian menyipit, dan ia baru bereaksi setelah beberapa saat. "Klan Yu? Tahap Kelahiran Jiwa Baru? Kalian semua… Kalian semua bukan Klan Yu dari Ibukota Provinsi Gunung Layang, kan?"

Tatapan Tian Guang bersinar sekali lagi, seperti langit berbintang di langit malam, saat ia menatap pemuda itu seolah melihat setitik harapan di ujung kegelapan yang akan dapat ia raih!

"Ya, kami dari Klan Yu. Ini adalah Tetua Agung Klan Yu, dan ini adalah ayahku, Tetua Kedua Klan Yu." Pemuda itu dengan angkuh mengangkat kepalanya saat menikmati tatapan penuh hormat dari kedua anggota Klan Tian.

"Jadi kalian adalah Tetua Agung Klan Yu, Tetua Kedua, dan Tuan Muda. Tolong maafkan Tian Lin ini karena tidak menjamu kalian dengan baik… Tian Guang, cepat perintahkan untuk mempersiapkan perjamuan besar. Aku ingin menjamu tamu kita dengan baik!" Tetua agung Klan Tian, Tian Lin melihat ke arah Tian Guang saat memberinya perintah.

"Baik!" Tian Guang tergesa berdiri, matanya mengerjap dan sedikit gelisah…

"Ayah, seseorang akan membalas dendam untukmu segera! Tidak peduli meski ada ahli beladiri Sumber Inti di samping bajingan kecil itu. Seorang Tokoh Digdaya Kelahiran Jiwa Baru telah muncul dari Klan Yu untuk membunuhnya, dan lebih penting lagi ia adalah Tetua Agung Klan Yu! Bajingan kecil itu pasti akan mati! Dan kau bisa beristirahat dengan tenang di surga …"

"Tunggu." Tepat pada saat itu, Tetua Agung Klan Yu, Yu Hui, menghentikan Tian Guang dan dengan tidak acuh berkata, "Alasan kedatanganku ke Klan Tian mu bukan untuk makan. Sekarang, tolong jelaskan penampilan pemuda yang berpakaian ungu itu!."

Tian Guang tidak ragu ketika dengan cepat mengangguk dan mengingat kembali kejadian-kejadian dengan pemuda berpakaian ungu di malam itu. Ia menggambarkan penampilan pemuda berpakaian ungu itu kepada ketiga anggota rombongan Klan Yu…

"Tetua Agung, benar itu dia!" Pemuda itu, Yu Xiang dari Klan Yu, menunjukkan raut wajah gembira.

"Baiklah kalau benar itu dia… Kalau begitu, dia telah pergi dari sini tujuh hari yang lalu." Yu Hui mengangguk. "Maka mari kita berangkat sekarang."

"Tetua Agung." Tian Lin maju selangkah ketika dengan hormat berkata, "Kalian bertiga sudah melakukan perjalanan sejauh ini dan mungkin sekarang sudah lapar. Mengapa kalian tidak tinggal di Klan Tian dan makan dulu? Ini adalah kehormatan bagi Klan Tian karena kalian telah datang ke sini. Aku harap kalian akan memberiku kesempatan untuk menyajikan keramahan Klan Tian."

Yu Hui tidak langsung menyetujuinya tetapi malah melihat Tetua Kedua dan Yu Xiang. "Bagaimana menurut kalian berdua?"

"Tetua Agung, karena Duan Ling Tian sudah pergi tujuh hari yang lalu, kita tidak perlu terlalu terburu-buru. Mari makan sebelum berangkat," Yu Xiang menyarankan.

"Tepat sekali, kita bepergian dengan Kuda Ferghana, jadi kita pasti bisa menyusulnya dalam dua hari bahkan jika kita menikmati makanan disini dulu." Yu Li mengangguk saat matanya mengedipkan cahaya dingin.

Yu Hui mengangguk lalu melihat ke arah Tian Lin. "Maka aku akan merepotkan Tetua Agung Tian."

"Bukan masalah, bukan masalah sama sekali." Tian Lin tersenyum senang. Beberapa hari terakhir ini terasa berat bagi Klan Tian setelah kematian Sang Ketua dan kemudian dirampok 1.000.000 perak. Dua klan Kota Lembah Hujan lainnya menjadi gelisah dalam beberapa hari terakhir ini, jelas mereka berpikir untuk mengambil alih seluruh Klan Tian.

Sejauh yang ia ketahui, jika Klan Tian menjalin hubungan dengan Klan Yu Kota Provinsi, maka keamanan klan Tian akan terjamin.

"Aku akan segera pergi ke dapur," Tian Guang berkata dengan bersemangat lalu berlari meninggalkan Ruang Pertemuan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.