Maharaja Perang Menguasai Langit

Bertaruh



Bertaruh

0

Di langit di atas Pegunungan Selubung Fajar, matahari perlahan terbenam dan bersembunyi di balik sisi lain pegunungan.

0

Duan Ling Tian menatap langit dan berpikir dalam hatinya, "Mungkin Pegunungan Selubung Fajar, mendapatkan namanya dari situ."

Pegunungan Selubung Fajar harusnya mirip dengan Hutan Halimun, keduanya memiliki banyak hewan liar dan ganas di dalamnya. Kita harus berhati-hati saat memasukinya," kata Duan Ling Tian pada Xiao Yu dan Meng Quan di sisinya.

Keduanya mengangguk.

"Ayo pergi!"

Sosok Duan Ling Tian melintas ke depan.

Teknik Gerakan Roh Ular!

Xiao Yu dan Meng Quan mengerahkan teknik gerakan mereka dan mengikuti Duan Ling Tian seperti bayangan!

Setelah memasuki Pegunungan Selubung Fajar, mereka menemukan 3 ekor serigala di jalan, dan ketika Duan Ling Tian memilih salah satu dari mereka, lalu ternyata yang muncul adalah 5 ekor serigala.

Ini hanyalah tipuan!

"Auuuuuuu!"

Seekor serigala meraung menghentak langit!

Duan Ling Tian berbalik untuk melihat, dia melihat serigala liar berwarna hitam pekat dengan mata yang haus darah akan menerkam keluar dari semak-semak. Mulutnya yang berdarah dan terbuka bersiap untuk menggigitnya.

"Terlalu berani!"

Alis Duan Ling Tian mengernyit saat otot-otot di lengannya mengeras.

Wuus!!

Ia mengayunkan lengan kanannya ke arah dada serigala liar itu, menciptakan angin kencang yang berhembus ke arah sekitarnya.

Suara keras terdengar, diikuti oleh lolongan pedih dari serigala liar itu, yang tiba-tiba berhenti sesaat kemudian.

Organ dalam serigala itu benar-benar hancur dihajar ayunan lengan Duan Ling Tian, ia terlihat menderita dan mencoba menahan rasa sakitnya sebelum kehilangan semua tanda-tanda kehidupan.

Mati!

"Aku tidak menyangka buruan kita akan datang menyerahkan diri kepada kita."

Meng Quan tertawa ketika berjalan mendekat dan memanggul serigala liar ke bahunya.

Duan Ling Tian memeriksa sekeliling untuk sesaat, lalu berkata, "Ayo kembali."

Mereka bertiga meninggalkan Pegunungan Selubung Fajar. Di perjalanan, mereka bertemu dengan beberapa pemuda yang membawa buruannya juga. Mereka akan kembali ke pintu masuk Pegunungan Selubung Fajar tempat mereka berkumpul.

Banyak orang mulai membersihkan daging buruannya.

Ada beberapa membawa harimau, elang dan macan tutul.

Kelompok Duan Ling Tian bertiga menemukan sebuah lahan kosong untuk menggeletakkkan tubuh serigala buruan mereka. Meng Quan mengeluarkan belati dari sepatunya dan mulai membersihkan tubuh serigala itu,

Tak lama, Meng Quan sudah membersihkan bulu-bulu serigala itu dan bahkan membuang organ-organ dalamnya.

"Meng Quan, kau tampak berpengalaman."

Duan Ling Tian sedikit terkejut.

"Hehe, aku dulu selalu tidur di Hutan Halimun, kadang-kadang bahkan sampai sebulan, jadi aku butuh makanan. Sekarang dagingnya sudah siap, jadi dari mana kita mendapatkan api?"

Meng Quan tertawa licik, setelah ia menyelesaikan ucapannya ia lalu terlihat bingung.

"Hmm?"

Tiba-tiba, Xiao Yu mengerutkan kening saat ia melihat ke kejauhan. "Kalian berdua, lihat."

Mereka melihat bahwa hampir semua pemuda Kamp Jenius selain anggota Regu mereka sudah membuat api ...

Yu Xiang, bisakah kau meminjamkan pemantik api untuk kami sebentar?"

Seseorang dari Regu Tiga pergi untuk meminjam pemantik api

"Yu Xiang mendapatkan pemantik api?"

Ekspresi Xiao Yu dan Meng Quan menjadi masam.

"Jika aku tidak salah, kau berada di Regu yang sama dengan Duan Ling Tian, ​​kan?" Yu Xiang bertanya pada pemuda itu.

"Iya." Pemuda itu mengangguk.

"Hanya masalah kecil untuk meminjamkan pemantik api pada orang-orang dari Regumu, tapi biar kuperjelas, jika ada yang berani meminjamkannya pada Duan Ling Tian, siapapun, jangan pernah berpikir akan mendapatkannya lagi."

Mata Yu Xiang menyipit dan tatapannya menjadi dingin.

"Ini ... Ini sulit bagi kita semua, dan kita semua sudah lapar sepanjang hari. Yu Xiang, kenapa kau tidak ..."

Pemuda itu ragu-ragu.

"Huh! Karena perkataanmu, aku tidak akan meminjamkannya kepada siapa pun lagi dari Regu Tiga!"

Yu Xiang mendengus dingin lalu melihat ke arah para pemuda Regunya dan Regu lainnya. "Api yang kalian gunakan itu didapat dariku. Jadi biar ku jelaskan sekali lagi, jika kalian berani meminjamkan api itu kepada siapapun dari Regu Tiga, jangan pernah berpikir bisa meminjam pemantik api dariku lagi.!"

Ekspresi Yu Xiang tampak puas seakan ia ingin berkata,"Akulah bosnya."

"Yu Xiang, jangan khawatir; kami bukan orang yang tidak tahu berterima kasih!"

"Ya, kami tidak akan meminjamkannya kepada Regu Tiga."

"Kau ... kau ..."

Pemuda yang datang untuk meminjam pemantik api itu marah dan wajahnya memerah.

"Aku apa? Pergi !!"

Yu Xiang memelototi pemuda itu. Pemuda itu menerima ancaman sampai terpaksa mengambil dua langkah mundur lalu berbalik dan kembali ke area Regu Tiga.

Saat ini, para anggota Regu Tiga memandang marah ke arah pemuda itu. "Luo Cheng, kau masih berani kembali?"

"Kau sebenarnya sudah berhasil meminjam pemantik api itu, tapi kau malah mengurusi Duan Ling Tian… Sekarang semua orang di Regu Tiga tidak punya api."

"Duan Ling Tian ada di sana. Aku penasaran, apakah dia akan berterima kasih padamu atas apa yang kau lakukan?"

...

Luo Cheng merasa kacau.

Ia tidak menyangka bahwa ia akan dikucilkan karena hal ini. Untuk sesaat, matanya menjadi merah dan mulai berkaca-kaca.

Apa, kau masih ingin menangis? Bawa pergi buruanmu dan enyahlah!"

Salah satu pemuda melemparkan babi hutan yang telah dipotong untuk Luo Cheng.

"Kalian semua ... Bagaimana mungkin kalian semua begitu egois ?!"

Saat ia mengambil babi hutan itu, nafas Luo Cheng menjadi sedikit memburu.

Tak lama kemudian, Luo Cheng memperhatikan bahwa sekelompok pemuda dari Regu Tiga yang tadinya mau berdebat dengannya tiba-tiba terdiam karena melihat sesuatu yang mengerikan.

Plak!

Tiba-tiba, ada yang meletakan tangan di bahunya.

Ia memutar kepalanya, dan melihat seorang pemuda berpakaian ungu tersenyum berdiri di belakangnya. "Duan ... Duan Ling Tian .."

Duan Ling Tian tersenyum tipis dan bertanya, "Kau bernama Luo Cheng?"

Duan Ling Tian terkesan kepada pemuda ini yang berusaha untuk mendapatkan pemantik api untuk orang asing seperti dirinya.

"Iya benar."

Luo Cheng sedikit gugup dan canggung.

"Tenang saja. Karena mereka tidak menerimamu, mulai sekarang ikut aku saja ..." Duan Ling Tian berkata kepada Luo Cheng lalu berjalan kembali ke tempat Xiao Yu dan Meng Quan.

"Xiao Yu."

"Meng Quan."

Xiao Yu dan Meng Quan mengangguk pada Luo Cheng.

"Senang bertemu denganmu, aku Luo Cheng."

Wajah Luo Cheng agak memerah, sedikit mirip dengan seorang gadis kecil.

Tidak jauh dari mereka.

"Hmph! Luo Cheng benar-benar beruntung, berkenalan dengan seseorang yang bisa diandalkan seperti Duan Ling Tian."

"Terus kenapa? Bukannya ia masih tetap harus makan daging mentah?"

"Sialan! Kita benar-benar kacau gara-gara Luo Cheng itu."

..

Ekspresi para pemuda dari Regu Tiga semuanya buruk.

Di sisi lain.

Kapten Yang Da menyaksikan adegan ini dari jauh. Sambil memanggang daging di atas api unggun, ia bertanya pada kelima letnannya yang duduk mengelilingi api,"Bagaimana menurut kalian, cara Duan Ling Tian mempersiapkan makan malam?"

"Aku dengar dia tidak takut sama sekali di depan Wakil Panglima, jadi dia mungkin akan mengambil pemantik api dari Yu Xiang."

"Huh! Jika dia mengambilnya dengan paksa, dia mungkin bukan tandingan untuk Yu Xiang."

"Benar. Lagipula, apa menurutmu yang lain tidak akan membantu Yu Xiang? Termasuk Su Li dan Tian Hu, mereka semua menerima kebaikan Yu Xiang; jika tidak, dari mana mereka akan mendapatkan api?"

Kelima letnan itu sibuk membahasnya namun tidak satu pun dari mereka berpihak pada Duan Ling Tian.

Kelompok Duan Ling Tian duduk melingkar.

"Duan Ling Tian, sekarang pemantik api ada di tangan Yu Xiang, dan peserta yang lain tidak mau memberikan api kepada kita. Apa yang akan kita lakukan untuk makan malam? Aku sudah lapar setelah berlari sepanjang hari."

Meng Quan menggosok perutnya yang kering dengan senyum pahit di wajahnya.

Xiao Yu memandang Duan Ling Tian juga.

"Bagaimana ... Bagaimana kalau ... aku pergi lagi ... dan memohon pada Yu Xiang?" Luo Cheng berkata, dengan wajah merah.

Seketika, para pemuda dalam kelompok itu menatapnya dengan tatapan panas.

"Aku .... aku tidak jadi pergi, aku tidak jadi pergi!"

Luo Cheng menunduk.

Wuus!!

Duan Ling Tian tiba-tiba berdiri.

Dalam tatapan bingung Xiao Yu, Meng Quan, dan Luo Cheng, Duan Ling Tian berjalan ke arah pemuda-pemuda lain di Regu Tiga.

Sekelompok pemuda itu tampak siaga seakan berhadapan dengan musuh yang tangguh.

"Tenang saja."

Duan Ling Tian tersenyum lalu memandang pada tumpukan kayu kering di tengah-tengah kelompok pemuda itu

"Kalian semua mungkin tidak membutuhkan potongan kayu kering ini lagi, kan?"

Para pemuda saling bertukar pandang, namun tidak ada yang berbicara sepatah katapun.

"Karena kalian semua tidak memerlukannya, aku akan mengambilnya."

Duan Ling Tian tak berusaha bersikap sopan. Ia mengambil tumpukan kayu kering itu lalu kembali kepada Xiao Yu dan kelompoknya.

"Kita bahkan tidak punya pemantik api Untuk apa kau mengambil kayu kering ini?" Meng Quan bingung.

"Siapa bilang bahwa kita perlu pemantik api untuk menyalakan api?"

Duan Ling Tian mengencangkan suaranya dengan sengaja.

Untuk sesaat, termasuk Kapten Yang Da dan para letnan itu, serta, semua orang memandangi Duan Ling Tian penasaran….

Yu Xiang mendengus, lalu mengangkat suaranya dan mengejek, "Huhh! Omong kosong! Aku benar-benar ingin tahu bagaimana kau akan menyalakan api tanpa pemantik api"

"Apakah kau yakin?"

Duan Ling Tian menatap Yu Xiang dan tiba-tiba mulai tertawa.

"Tentu saja," kata Yu Xiang menantang.

"Kalau begitu bagaimana kalau kita bertaruh?"

Mata Duan Ling Tian mengerjap, namun senyum di wajahnya tidak pernah pudar.

"Apa yang ingin kau pertaruhkan?" Alis Yu Xiang mengernyit.

"Bertaruh untuk suatu benda tidak menarik, bagaimana kalau siapa pun yang kalah harus melepas pakaian mereka dan berlari sepuluh putaran mengelilingi pintu masuk Pegunungan Selubung Fajar secara telanjang. Bagaimana?"

Mata Duan Ling Tian menyipit saat berbicara.

"Apa?!" Yu Xiang tertegun.

Para pemuda lainnya juga terperangah.

Pertaruhan ini ... benar-benar terlalu kejam!

"Duan Ling Tian, ​​kau ..."

Meng Quan menatap Duan Ling Tian dengan ekspresi tertegun.

"Apa, kau tidak berani?"

Saat menatap Yu Xiang, sudut mulut Duan Ling Tian menekuk. "Jika kau seorang pengecut, lebih baik jangan terlalu banyak polah, jangan menggonggong saja seperti anjing! Berisik!"

Wajah Yu Xiang memerah, dengan marah ia berkata, "Mengapa aku tidak berani? Baik, aku setuju!"

"Bagus. Kuharap kau tidak menarik kata-katamu."

Mata Duan Ling Tian mengerjap.

"Namun, aku khawatir kau akan menarik kata-katamu... Kapten, Siap!"

Yu Xiang tiba-tiba berdiri saat ia bicara dan melihat ke kejauhan.

"Ada masalah apa?"

Yang Da membawa kelima letnannya menghampiri kerumunan itu. Ia telah mendengar pertaruhan antara Duan Ling Tian dan Yu Xiang.

"Kapten, Siap, Duan Ling Tian ingin bertaruh denganku, jadi saya berharap Kapten dapat menjadi saksi sehingga dia tidak berkelit atas kata-katanya begitu dia kalah ..."

Yu Xiang memandang ke arah Yang Da saat berbicara.

"Yu Xiang terlalu kejam, meminta Kapten untuk menjadi saksi pertaruhan ini."

"Dengan Kapten ada di sini, bahkan jika Duan Ling Tian kalah, dia tidak akan berani berkelit dari kata-katanya!"

"Duan Ling Tian benar-benar mendapat masalah kali ini."

"Aku benar-benar ingin melihat adegan Duan Ling Tian berlari telanjang, hahahaha ...."

"Aku juga menantikannya, tapi Duan Ling Tian ini baru enam belas; dia mungkin belum tumbuh rambut-rambut disana, jadi tidak akan menarik melihatnya."

...

Sekelompok pemuda itu mulai membahasnya dengan bersemangat seakan yakin bahwa Duan Ling Tian pasti akan kalah.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.