Maharaja Perang Menguasai Langit

Tuan Muda Klan Tian



Tuan Muda Klan Tian

0

Sebuah kota kecil bernuansa antik tampak terlihat seperti sebuah lukisan yang damai di bawah cahaya lembut matahari terbenam, pemandangan yang menenangkan pikiran siapa pun yang memandang meski hanya sekilas.

0

Sebuah kereta kuda yang besar ditarik dengan lima ekor kuda yang gagah memasuki kota kecil dan menimbulkan sensasi…

"Ya Tuhan! alangkah besarnya kereta kuda itu!"

"Aku ingin tahu dari mana orang hebat itu berasal."

Penduduk kota kecil itu tidak pernah melihat kereta kuda sebesar itu, jadi mereka berhenti dan melihat.

Kusir kereta kuda itu sedikit menoleh dan berkata ke arah kereta kuda, "Tuanku, kita telah memasuki kota."

Suara malas terdengar dari dalam kereta, seolah-olah baru saja terbangun. "Baik, cari penginapan untuk menginap, dan kita akan berangkat esok fajar."

"Baik." Kusir itu mengangguk hormat.

Orang-orang yang berada di kereta kuda itu adalah rombongan Duan Ling Tian. Ini sudah tiga bulan sejak mereka meninggalkan Kota Aurora…

Dalam tatapan orang-orang yang menonton di sekitarnya, kereta kuda itu berhenti di depan pintu penginapan, kusir kereta kuda itu menaikkan tirai kereta.

Seorang pemuda berpakaian ungu berusia sekitar 17 tahun berjalan keluar perlahan, setelah itu, dengan bantuan pemuda berpakaian ungu itu, seorang gadis muda yang cantik berusia sama dengannya berjalan keluar. Saat gadis muda itu muncul, ia menarik perhatian semua orang. Kulitnya putih seperti batu giok dan penampilannya seperti seorang dewi!

Pada setiap orang terlintas pikiran yang sama, dan tak lama, tertegun sekali lagi.

Setelah gadis muda itu, seorang gadis muda dan cantik lainnya, yang belum genap berusia 20 tahun berjalan keluar. Gadis itu memiliki wajah bagai bidadari dan tubuh yang aduhai, membuat orang-orang yang melihatnya tidak dapat menahan binar mata mereka. Dan menyusul kemudian, seorang wanita lainnya yang anggun berjalan keluar.

Saat itu, semua orang terkesima. Kapan pernah mereka melihat wanita cantik seperti itu sebelumnya? Dan mereka melihatnya tiga sekaligus.

"Para tamu, silahkan masuk." Dua petugas berjalan keluar dari penginapan dan berdiri di kedua sisi rombongan Duan Ling Tian saat mereka menyambut mereka masuk ke penginapan dengan sikap hormat dan rendah hati.

Sementara itu, kerumunan orang di luar penginapan itu membubarkan diri.

"Mengapa kemanapun kita pergi ada begitu banyak orang yang membosankan. Apa sih yang begitu hebat sehingga perlu dilihat?" Alis indah Li Fei sedikit berkerut dengan raut wajah tidak senang.

Selama perjalanan ini, setiap kali mereka menemukan tempat untuk menginap, ia akan menerima perlakuan yang sama dan akan menjadi pusat perhatian ….

"Bukankah itu karena Fei Kecilku yang cantik? Ini adalah sejenis pujian untukmu, mengapa kau tidak menyukainya?" Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya dan tertawa, setelah itu ia memesan total empat kamar. Satu untuk ibunya, satu untuk Xiong Quan, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk Ke Er dan Li Fei.

Setelah mereka memasuki kamar masing-masing, Duan Ling Tian meninggalkan kamarnya dan menuju kamar Ke Er dan Li Fei dengan langkah ringan dan berpengalaman….

"Kau bajingan, selalu meninggalkan satu kamar kosong. Buang-buang uang saja." Li Fei mendelikkan matanya pada Duan Ling Tian.

Selama perjalanan, setiap kali mereka menginap di penginapan kota, Duan Ling Tian akan memesan empat kamar. Namun, ketika malam tiba, kamarnya akan selalu kosong, karena ia akan memasuki kamar Li Fei dan Ke Er dan tidur bersama mereka.

Li Fei dan Ke Er mulanya menolak, tapi lama-lama menjadi tidak berdaya, dan akhirnya mereka membiarkan Duan Ling Tian melakukan apa yang ia inginkan.

"Itu tidak sia-sia; kegunaan terbesar dari kamar itu adalah mengecoh orang lain." Duan Ling Tian tertawa licik saat matanya menyapu tubuh halus kedua wanita cantik itu tanpa malu-malu.

"Tuan Muda, kau mengecoh Nyonya, kan?" Ke Er berkata sambil tersipu.

"Ke Er, kau telah disesatkan oleh Fei Kecil." Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya dan tertawa pahit. Sosok gadis kecil yang polos sepertinya telah menghilang selamanya.

"Pft! Jika ada yang disesatkan, maka kau pasti bajingan yang menyesatkan kami. Bajingan, aku berencana pergi membeli penutup wajah dengan adik Ke Er. Apakah kau ingin ikut dengan kami?" Li Fei bertanya pada Duan Ling Tian.

Terlihat jelas, Li Fei tidak ingin menjadi pusat perhatian…

"Mengapa kau ingin membeli penutup wajah? Kalian berdua tidak perlu menyembunyikan apapun." Pikiran Duan Ling Tian benar-benar berbeda dari Li Fei. Sepengetahuannya, kecantikan seorang wanita sudah seharusnya ditampilkan, dan tidak perlu menyembunyikannya, mereka sama sekali bukan pencuri.

"Huh! Jika kau tidak mau menemani kami, maka kami akan pergi sendiri."

"Apa kau sedang bercanda? Bagaimana mungkin aku, sebagai pendamping, tidak mengikuti kalian berdua saat kalian ingin pergi keluar? Ayo pergi." Duan Ling Tian berjalan di depan dan meninggalkan kamar keluar dari penginapan.

Li Fei dan Ke Er berjalan berangkulan dengannya di kedua sisi…

Langis sudah redup, dan jalan-jalan di kota kecil itu menyala terang dan berseri-seri. Pasar malam sangat hidup dan dipenuhi dengan arus orang yang ramai.

Rombongan Duan Ling Tian bertiga dengan mudah menarik tatapan banyak orang saat mereka lewat, dan tepat saat itu, di suatu sudut di depan jalan yang dilalui oleh rombongan Duan Ling Tian bertiga, seorang pemuda dengan pakaian bordir berusia lebih dari dua puluh tahun sedang berjalan diiringi dua orang pelayan keluarga.

"Aku dengar ada sebuah kereta yang ditarik dengan lima ekor kuda memasuki kota hari ini, apakah itu benar?" Pemuda dengan pakaian bordir itu tiba-tiba bertanya kepada kedua pelayan di belakangnya.

"Ya, Tuan Muda. Aku berada di tempat kejadian waktu itu." Salah satu pelayan buru-buru mengangguk, dan ketika ia mengingat kejadian yang tadi, ia merasa terpana. Ketiga wanita yang keluar dari kereta itu benar-benar wanita paling cantik yang pernah dilihatnya sepanjang hidupnya, sempurna sampai ia tidak dapat menemukan satu cacat pun.

"Kabar burung semakin heboh saat diceritakan dengan berlebihan, apalagi mengatakan kalau ketiga wanita yang keluar dari kereta itu semuanya seperti dewi." Pemuda dengan pakaian bordir itu menggelengkan kepalanya dan tidak menganggapnya serius.

"Tuan Muda, bukan berarti kabar burung itu dibesar-besarkan, itu benar adanya. Ketiga wanita itu sama sekali tidak kalah dengan dewi." Kata pelayan itu dengan cepat. Ia melihat mereka dengan kedua mata kepalanya sendiri, jadi ia tahu kabar burung itu tidak salah.

"Benarkah tidak dilebih-lebihkan?" Meskipun pemuda dengan pakaian bordir itu bertindak seolah ia tidak menganggapnya serius, namun matanya bersinar dengan cemerlang. "Aku ingin tahu sekarang, ayo. Ikuti aku untuk melihat ke penginapan itu."

"Tuan Muda!" Raut wajah pelayan lainnya menjadi pucat. "Orang-orang itu jelas terlihat memiliki latar belakang yang luar biasa, jadi klan kita sebaiknya tidak menyinggung mereka …"

Mata pemuda dengan pakaian bordir itu memancarkan cahaya tajam saat ia berkata, "Huh! Aku hanya akan melihat dan tidak akan melakukan apa-apa. Selain itu, mereka hanya tiga wanita, seorang pemuda, dan seorang kusir kereta kuda; bahkan jika mereka adalah anggota klan besar, jika kita diam-diam menangkap mereka, siapa yang akan tahu kalau kita yang melakukannya?"

"Tuan Muda, itu mereka!" Tiba-tiba, pelayan di belakang pemuda dengan pakaian bordir itu sepertinya telah menemukan mereka saat menunjuk di kejauhan.

"Hmm?" Duan Ling Tian mengerutkan kening saat ia baru saja ingin membantu Li Fei dan Ke Er mengenakan penutup wajah mereka ketika melihat tiga tatapan menyapu mereka.

Duan Ling Tian memandang ke arah pemuda dengan pakaian bordir berusia sekitar 20 tahun itu yang berjalan diiringi dengan dua pelayan…

Duan Ling Tian mengabaikannya dan menggandeng tangan kedua gadis muda itu. "Ayo. Kita akan berjalan-jalan melihat-lihat."

"Jangan bergerak!" Mata pemuda berpakaian bordir itu berkilat-kilat saat ia menghadang jalan rombongan Duan Ling Tian bertiga.

Meskipun dua gadis muda di depannya telah mengenakan penutup wajah, dua pasang mata yang cerdas dan wajah setengah terbuka yang putih seperti giok tak ayal lagi mengungkapkan kecantikan mereka…

Pemuda berpakaian bordir itu menelan air liur saat matanya memandang rakus.

Li Fei mengerutkan kening dengan jijik lalu membentak, "Pergi!"

"Pemarah sekali. Tuan Muda ini menyukainya." Mata pemuda berpakaian bordir itu bersinar terang, benar-benar mengacuhkan Duan Ling Tian, yang raut wajahnya masam, saat melihat ke arah Li Fei dan Ke Er. "Dua gadis kecil, ayo, buka penutup wajah kalian agar Tuan Muda ini bisa melihatnya. Tuan Muda ini ingin tahu apakah kalian berdua benar-benar cantik seperti dewi seperti kabar burung yang tersebar."

"Dia menyuruhmu untuk pergi. Apa kau tidak dengar?"Mata Duan Ling Tian menjadi dingin, dan suaranya seolah berasal dari lubang es, membuat hati semua orang yang mendengar terguncang.

Biasanya, jika ada yang memandangi Li Fei dan Ke Er karena terperangah dengan kecantikan mereka yang tiada duanya, Duan Ling Tian tidak akan mempedulikannya. Lagi pula, semua orang suka melihat keindahan.

Tapi tindakan pemuda di depannya ini telah menyentuh batas kesabarannya!

Sementara itu, orang-orang yang berkerumun di sekitarnya mulai berkumpul dan membahas dengan penuh semangat.

"Eh, bukankah itu pemuda berpakaian ungu yang memasuki kota dengan kereta besar tadi?"

"Dan dua wanita itu, bukankah mereka dua bidadari kecil itu?"

"Kalian dapat melihat mereka bukan orang biasa dengan hanya melihat kereta kuda mereka. Tuan Muda Klan Tian itu benar-benar memprovokasi mereka. Apakah dia tidak takut mengundang bahaya bagi Klan Tian?"

...

Banyak pengamat mengenali rombongan Duan Ling Tian bertiga itu.

Mendengar pembahasan orang-orang di sekitarnya membuat raut wajah pemuda berpakaian bordir itu menjadi tidak sedap dipandang mata. Namun, ia tidak bisa mundur sekarang…. Tak mungkin ia harus menundukkan kepalanya di depan begitu banyak orang?

Jika itu terjadi, bagaimana ia bisa menegakkan kepala di Kota Lembah Hujan ini setelah itu?

Sebagai anggota dari tiga klan besar Kota Lembah Hujan, putra Sang Ketua Klan Tian, Tuan Muda Klan Tian, Tian Guang memiliki harga diri.

Mata Duan Ling Tian memancarkan cahaya dingin lalu ia berkata dingin dan tidak acuh, "Kesabaranku ada batasnya. Kuberikan kau satu kesempatan lagi… Pergi!"

"Nak, aku tidak perduli dari mana asalmu; kau harus mengerti naga yang perkasapun tidak bisa menghancurkan ular di sarangnya sendiri! Jika kau tidak menyuruh mereka untuk membuka penutup wajah mereka dan membiarkan Tuan Muda ini untuk melihatnya, maka Tuan Muda ini tidak akan bergerak seinci pun." Tian Guang menyeringai dengan raut wajah tidak tahu malu.

"Fei Kecil, Ke Er, tutup mata kalian," Duan Ling Tian berkata dengan suara tenang.

Li Fei dan Ke Er bisa merasakan aura dingin yang mengejutkan datang dari suara yang tenang itu.

Namun, sikap Duan Ling Tian melindungi mereka membuat hati mereka merasa senang …

"Kenapa, takut? Mungkin bukan ide yang buruk; wanita cantik yang melepas penutup wajah mereka dengan mata terpejam sepertinya menyenangkan untuk dilihat." Mata Tian Guang bersinar. Ia tidak tahu bahaya yang akan menimpa dirinya…

Wuus!

Cahaya pedang ungu langsung melesat sebelum kembali ke sarungnya dalam sekejap mata.

Di bawah gelapnya malam, sejumlah bayangan mammoth kuno di atas Duan Ling Tian melintas lalu menghilang dalam sekejap, tidak ada yang bisa melihat mereka.

"Ah!" Sebuah jeritan melengking penuh kepedihan terdengar hampir pada saat yang bersamaan!

Bersamaan dengan terdengarnya jeritan Tian Guang, tubuhnya jatuh lalu berguling-guling di tanah.

Di bagian bawah tubuhnya, darah memancar seperti air mancur, dan potongan daging yang khas pria itu jatuh tergeletak. Mungkin tidak akan berguna lagi mulai sekarang…

"Tuan Muda!" Raut wajah dua pelayan itu menjadi pucat saat mereka buru-buru mencoba membantu Tian Guang menghentikan pendarahan, tetapi mereka menyadari itu sama sekali tidak mungkin.

"Seseorang harus tahu batas kemampuannya sendiri. Di dunia ini, kau tidak bisa sembarang menyinggung orang lain. Aku orang yang baik hati, jadi aku akan membiarkanmu hidup hari ini, tapi jika terjadi kedua kalinya, kau pasti akan kehilangan nyawamu!" Duan Ling Tian memandang dingin Tian Guang sebelum meraih tangan Li Fei dan Ke Er pergi.

"Arrgh!" Wajah Tian Guang memerah karena kemarahan ketika mendengar apa yang dikatakan Duan Ling Tian, dan ia memuntahkan darah lalu jatuh pingsan.

Sesaat sebelum ia jatuh pingsan, satu pikirannya terlintas: inikah yang disebut baik hati?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.