Maharaja Perang Menguasai Langit

Masalah Besar



Masalah Besar

0

Duan Ling Tian tidak punya maksud lain selain menjaga Jing Ru; benar-benar murni karena rasa prihatin. Meskipun Jing Ru memiliki penampilan yang menarik, kecantikannya tidak sebanding dengan Li Fei dan Ke Er, paling-paling hanya bisa dibandingkan dengan Li Shi Shi.

0

Sebagai mantan raja tentara bayaran, Duan Ling Tian adalah orang yang tahu berterima kasih. Meskipun niat Jing Ru untuk melindunginya dengan menghadang serangan tadi sangat tidak perlu, pada saat itu Jing Ru tidak mengetahui kemampuannya dan jelas mengorbankan nyawanya.

Gadis baik hati ini sangat cocok untuk menjadi manajer di rumahnya yang besar karena ia bisa sepenuhnya percaya padanya.

"Xiong Quan, ayo kita kembali ke penginapan dan mengajak yang lain ke sini." Setelah Jing Ru pergi, Duan Ling Tian mengunci gerbang utama lalu meninggalkan rumah itu bersama Xiong Quan.

Kediaman Klan Duan.

Sebagai sebuah klan besar di Kerajaan Langit Merah yang hanya setingkat di bawah Keluarga Kerajaan, Kediaman Klan Duan menempati wilayah yang sangat luas.

Di sebuah halaman yang luas di Kediaman Klan Duan, seorang wanita gemuk yang sudah menikah dengan berat badan sekitar 300 pon sedang mengobati Duan Rong yang cedera. Sepasang matanya yang sipit berkedip-kedip dengan marah. "Rong, apa kau tahu siapa yang melukaimu?"

Duan Rong dengan marah menggeleng."Aku tidak tahu!"

"Jangan khawatir, Bibi pasti akan menemukannya dan membalaskan dendammu!" Suara wanita gemuk itu terdengar dingin dan menyeramkan.

"Terima kasih, Bibi!" Wajah Duan Rong gembira, karena ia tahu apa yang mampu dilakukan bibinya.

Meskipun pamannya, putra kedua Klan Duan, telah lumpuh Pusat Energinya 20 tahun yang lalu, dia masih mampu mengelola berbagai bisnis milik Klan Duan, dan statusnya di Klan Duan hanya setingkat di bawah Sang Ketua dan beberapa Tetua Tertinggi. Dan pamannya selalu mendengarkan apa kata bibinya ini.

Wanita gemuk itu melihat ke arah Duan Rong dan perlahan berkata, "Kau istirahatlah dulu. Aku akan minta pamanmu mengirim orang ke sana untuk membeli rumah besar untukmu. Setelah itu kau dapat langsung menempatinya. Selain itu, kau harus dapat memenuhi harapan begitu memasuki Akademi Paladin. Klan Duan hanya memiliki kuota untuk merekomendasikan total lima murid., dan pamanmu telah memberikan satu-satunya jatah yang ia miliki padamu, jadi kau tidak boleh membuatnya malu."

"Bibi, aku tak akan mengecewakan Bibi dan Paman." Duan Rong mengangguk cepat sebelum berbalik pergi.

Setelah Duan Rong pergi, wanita gemuk itu berdiri dengan susah payah, dan tubuhnya yang seberat 300 pon berjalan keluar dengan langkah-langkah lebar, menimbulkan getaran di bekas pijakannya …

Berselang beberapa jalan di sebelah utara Kediaman Klan Duan, terdapat sebuah perumahan mewah. Sebuah kereta kuda baru saja berhenti di gerbang kediaman itu ketika sesosok wanita berbaju merah keluar dari kereta dan bergegas memasuki gerbang kediaman itu.

"Siapa!?" Empat penjaga rumah menghentikan sosok di gerbang itu.

"Kalian berani menghentikan Nona Muda ini? Buka mata kalian dan lihat siapa aku!" Wanita muda berpakaian merah itu berteriak marah dan membelalakkan mata kepada mereka, dan tangannya yang menggenggam cambuk hitam tampak menegang.

Salah satu wajah penjaga rumah itu berubah menjadi pucat pasi ketika ia mengenali wanita itu, lalu buru-buru membungkuk. "Nona Muda Li, hamba yang rendah ini tidak mengenali Nona untuk sesaat. Mohon maaf atas kesalahan hamba!"

Nona Muda Li?

Raut wajah tiga penjaga rumah lainnya berubah pucat juga dan mereka buru-buru membungkuk.

Mereka sekarang ingat tentang wanita kejam ini. Ia adalah sepupu langsung Pangeran Kelima dan satu-satunya anak perempuan Gubernur Provinsi Langit Cerah, Tong Li.

"Memaafkan kesalahanmu? Jangan harap! Aku akan mewakili sepupuku hari ini untuk mendisiplinkan kalian semua dengan pantas." Tong Li bukanlah seorang pemaaf. Ketika ia mengangkat tangannya, cambuk hitam itu seperti berubah menjadi ular hitam berbisa yang menyambar keempat penjaga rumah, berayun-ayun dengan ganas menyerang mereka.

Cetar! Cetar! Cetar! Cetar! Cetar!

...

Meskipun keempat penjaga rumah itu dicambuki sampai kulit mereka terbelah, mereka tidak bersuara sedikit pun, karena mereka tahu jika sampai mereka bersuara, hukuman mereka akan lebih parah.

"Hmh, setidaknya kalian sadar! Nenek Wang, ayo kita temui sepupuku." Setelah melampiaskan amarahnya, Tong Li menyimpan cambuknya lalu bergegas masuk ke dalam kediaman itu.

Wajah empat penjaga rumah itu pucat pasi dan masih menyimpan rasa ketakutan, dan mereka baru berani bernapas lega setelah Tong Li menghilang dari pandangan.

"Aku tidak habis pikir sifat pemarah Tong Li ini tidak berubah sedikitpun setelah bertahun-tahun."

"Bukan hanya tidak berubah, aku merasa malah semakin memburuk…. Aku masih ingat saat pertama kali ia datang ke sini tiga tahun lalu; separuh rambutku habis dibakar olehnya."

"Itu belum apa-apa! 10 tahun yang lalu, ketika ia masih kecil, ia menyelinap ke kamarku dan menaruh ular berbisa ke dalam bak mandiku. Jika bukan karena Pangeran Kelima mengobatiku tepat waktu, aku sudah mati karena keracunan saat itu."

"Si iblis ini kembali lagi. Sepertinya akan banyak lagi yang akan terjadi di kediaman ini."

Rasa takut masih tersisa di wajah keempat penjaga rumah itu, seperti masih enggan mengingat masa lalu.

Di gazebo halaman belakang dari sebuah kediaman yang mewah, duduk seorang lelaki muda berwibawa berusia sekitar 30 tahun sambil dengan tenang mencicipi teh wangi. Di belakangnya, seorang lelaki tua beralis putih berdiri tanpa bergerak sedikit pun.

"Kakak Sepupu!" Tiba-tiba sebuah suara terdengar dari jauh, membuat alis lelaki muda itu berkerut namun kemudian wajahnya berubah menjadi lembut penuh cinta.

Sudut mulut lelaki tua beralis putih itu mengkerut, dan raut wajahnya menjadi sedikit tidak nyaman.

Tak lama, Tong Li tiba di hadapan lelaki itu. Matanya merah dan air matanya mengalir deras. "Kakak Sepupu, kau harus membalas dendam untukku…"

Lelaki muda berwibawa itu, tak lain adalah, Pangeran Kelima Kerajaan Langit Merah, tidak bisa tidak menjadi tertegun. Sulit baginya membayangkan ada seseorang yang berani mengganggu sepupunya ini. "Li, ada apa? Siapa yang menyinggungmu?"

"Huu…." Tong Li jatuh ke pelukan Pangeran Kelima. Ia mencurahkan perasaannya dan mulai menangis tersedu-sedu.

"Nenek Wang, apa yang terjadi?" Ketika Pangeran Kelima melihat ke arah wanita tua yang ikut masuk di belakang Tong Li, raut wajahnya tak lagi lembut dan kembali berwibawa. Ini adalah raut wajah berwibawa dari seorang petinggi, menekan wanita tua itu untuk menundukkan kepalanya.

Wanita tua itu segera menceritakan kejadian di rumah makan. "Pangeran Kelima, itulah yang terjadi, beberapa jam yang lalu hamba dan Nona Muda…"

Dhuar!

Telapak tangan Pangeran Kelima yang dipenuhi Sumber Energi menggebrak meja batu di depannya, membuatnya hancur berantakan. Matanya berkedip-kedip menahan amarah lalu berkata dengan suara rendah. "Apa katamu? Orang itu menampar Li berkali-kali?"

"Ya." Wanita tua itu menunduk.

Tong Li mengangkat mukanya dan berkata sambil menangis. "Kakak Sepupu, lihat, sudah lewat beberapa jam, dan meskipun aku sudah meminum Pil Pendingin Kulit, bekas tamparan di wajahku belum juga hilang."

Ketika Pangeran Kelima memperhatikan bekas samar di wajah Tong Li, api amarah di matanya semakin besar!

Pil Pendingin Kulit, pil obat tingkat tujuh yang khasiatnya menyembuhkan luka luar pada kulit dan memberikan hasil yang ajaib.

Ia telah meminum Pil Pendingin Kulit beberapa jam yang lalu dan bekas di wajahnya tidak sepenuhnya hilang…. Terbayang olehnya betapa parah cedera yang ia dapatkan!

"Siapa dia?" Perangai halus Pangeran Kelima lenyap, berganti dengan keganasan dan kekejaman.

Tatapannya jatuh pada wanita tua itu, membuat raut wajahnya sedikit pucat. "Pangeran Kelima, saya tidak tahu. Yang saya tahu mereka berempat. Pemuda berpakaian ungu berusia sekitar 18 tahun, lelaki paruh baya dengan kekuatan tingkat ketujuh Tahap Sumber Inti, dan dua wanita yang memakai cadar dan berumur di bawah 20 tahun."

Pangeran Kelima menarik napas dalam-dalam. "Tetua Bai!"

"Bai Mei hadir." Lelaki tua beralis putih itu melangkah maju lalu menghadap Pangeran Kelima dan membungkuk hormat.

"Pergi selidiki. Aku ingin tahu siapa yang berani melukai Adik Sepupuku!" Pangeran Kelima memberi perintah, dari matanya terpancar niat membunuh yang kental.

Ia dilahirkan di dalam Keluarga Kerajaan, dan meskipun ia memiliki banyak saudara laki-laki dan perempuan dari satu ayah tapi berbeda ibu, tak satu pun dari mereka yang dapat ia percaya dengan sepenuh hati. Hanya Adik Sepupunya ini yang tidak akan mengkhianatinya atau berebut kekuasaan dan status dengannya, itulah sebabnya ia selalu menyayangi Adik Sepupunya ini.

"Kakak Sepupu, aku ingin dia ditangkap hidup-hidup. Aku ingin membunuhnya dengan kedua tanganku sendiri!" Suara Tong Li sedingin es.

Duan Ling Tian tidak menyadari bahwa pada hari pertama ia tiba di Kota Kerajaan, ia telah membuat dua masalah besar. Saat ini ia sedang duduk dan berbincang dengan tiga orang wanita di dalam Kereta menuju rumah barunya…

"Berandal, mengapa kau menjual Kuda Ferghana itu?" Li Fei bertanya karena penasaran.

"Aku kekurangan uang, jadi aku menjualnya. Lagipula kita tidak akan menggunakannya saat tinggal di Kota Kerajaan, dan kita dapat membelinya lagi saat kita membutuhkannya di masa mendatang," Duan Ling Tian menjawab dengan santai.

Setelah membeli rumah seharga 8.000.000 perak, tabungannya masih tersisa 2.000.000 perak ditambah 3.000.000 dari penjualan tiga Kuda Ferghana, berarti ia masih memiliki 5.000.000 perak lagi.

Tidak ada istimewanya bepergian di Kota Kerajaan menggunakan Kuda Ferghana, jadi menggunakan tunggangan biasa sudah lebih dari cukup.

"Tuan Muda, apa kejutan menyenangkan yang kau bicarakan?" Mata Ke Er yang jernih berkedip saat ia bertanya pada Duan Ling Tian dengan penasaran.

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Jika aku katakan padamu sekarang, maka itu bukan kejutan lagi."

"Misterius sekali. Siapa juga yang ingin tahu," Li Fei menyela, tapi sebenarnya ada rasa ingin tahu terbersit di matanya.

Akhirnya, kereta kuda itu berhenti.

"Tuanku, kita sudah sampai." Terdengar suara Xiong Quan.

Ketika ketiga wanita itu melihat Duan Ling Tian membuka kunci gerbang utama dari rumah besar di hadapan mereka, mereka tercengang.

"Tian, ini… ini rumah yang kau beli?" Li Rou bertanya keheranan.

Bertahun-tahun yang lalu, ia tinggal bersama Klan Duan Kota Kerajaan selama beberapa tahun, dan tentu saja tahu betapa mahalnya tanah di pusat Kota Kerajaan. Dibandingkan dengan Kediaman Klan Duan, rumah besar di depan matanya mungkin bukan apa-apa, akan tetapi rumah ini setidaknya bernilai 7.000.000 atau 8.000.000 perak.

"Kejutan yang menyenangkan, bukan?" Duan Ling Tian tertawa.

Ketiga wanita itu mengangguk lalu mereka mengikuti Duan Ling Tian ke dalam rumah. Kejutan yang menyenangkan ini benar-benar terlalu besar!

Xiong Quan memarkirkan kereta kuda di halaman rumah itu lalu menutup pintu gerbang.

"Berandal, rumah besar ini sangat mahal, kan?" Li Fei berusaha meredam keterkejutan dalam hatinya dan mata indahnya berkedip saat melihat ke arah Duan Ling Tian.

"Tak usah memikirkan harganya, yang penting kau menyukainya. Bangunan di sebelah kanan adalah bangunan utama. Ada tujuh kamar dan mengarah langsung ke halaman belakang. Bangunan di sebelah kiri adalah bangunan tambahan. Ada 30 kamar dan aku berencana menjadikannya sebagai tempat tinggal para gadis pelayan dan koki." Duan Ling Tian menjelaskan.

Tak lama kemudian Li Rou ditarik oleh Ke Er dan Li Fei yang sangat bersemangat untuk melihat-lihat keseluruhan rumah besar itu. Mulai hari ini mereka adalah pemilik rumah ini.

Tok tok. Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk.

Di bawah perintah Duan Ling Tian, Xiong Quan menghampiri dan berkata dengan suara rendah, "Siapa?"

"Ini aku." Suara cemas seorang wanita terdengar dari luar.

"Buka pintunya." Duan Ling Tian mengenali suara itu. Itu adalah suara manajer pilihannya, Jing Ru.

Namun, mengapa dia begitu cemas?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.