Maharaja Perang Menguasai Langit

Menjadi Musuh Bersama



Menjadi Musuh Bersama

0

Ketika Duan Ling Tian muncul, mata indah jernih Putri Bi Yao yang seperti air, sangat tenang saat menatap Duan Ling Tian, namun sekarang seperti beriak.

0

Pemuda ini benar-benar berbeda dari orang-orang yang biasa dilihatnya. Ketika dihadapkan dengan hinaan orang lain, ia masih bisa tidak terpengaruh dan bersikap tak peduli. Sulit untuk dibayangkan, pemuda ini memiliki mental yang luar biasa.

"Tuan Muda Duan, aku telah mendengar tentangmu dan aku sangat mengagumimu. Aku akan menganggap teh ini sebagai anggur dan bersulang denganmu." Akhirnya putri Bi Yao berbicara, dan suaranya yang jernih memadamkan suara-suara ejekan dari para pemuda itu.

Duan Ling Tian mengerjapkan mata, saat ia tahu Putri Bi Yao sedang menolongnya.

Saat ini, bahkan sang tuan rumah, Pangeran Ketiga, memandang dengan dingin dari samping dan tidak berbicara.

"Putri Bi Yao sungguh sangat baik. Ini sangat tak mudah, bahwa ia bisa menjaga hatinya di tengah-tengah Keluarga Kerajaan yang penuh dengan tipu muslihat," pikir Duan Ling Tian dalam hati. Lalu ia mengangkat cangkir anggurnya dan mengangguk pada Putri Bi Yao.

Setelah menghabiskan satu gelas anggur dalam sekali teguk, Duan Ling Tian tertawa riang. "Aku mendengar bahwa Putri Bi Yao memiliki kecantikan nomor satu di Kota Kerajaan. Sekarang setelah bertemu langsung, aku melihat Anda memang layak dengan reputasi itu. Aku ingin tahu siapa yang akan beruntung menjadi pengantin Anda di masa depan. Itu benar-benar membutuhkan keberuntungan yang dikumpulkan seumur hidup."

"Tuan Muda Duan, kau mengolokku" bahkan seorang Putri Bi Yao yang terbiasa dengan sanjungan pun tidak bisa menahan wajahnya agar tidak memerah dan hatinya sedikit berdebar.

Para pemuda yang hadir terlihat semakin iri melihat Duan Ling Tian dan Putri Bi Yao mengobrol dan tertawa dengan gembira seolah tak ada orang lain.

"Mari bersulang, untuk semua orang yang telah datang di pestaku hari ini." Pangeran Ketiga yang sejak tadi belum berbicara, menyadari bahwa suasana pesta berubah menjadi sedikit suram, jadi ia mengangkat gelas anggurnya untuk memecah suasana yang penuh dengan kecemburuan.

Sudut mulut Duan Ling Tian bergerak membentuk seringai tipis. Seperti dugaannya, Pangeran Ketiga ini bukan sosok yang mudah ditebak.

Duan Ling Tian curiga bahwa Pangeran Ketiga ingin menyelidikinya lebih jauh dengan menyuruhnya duduk di sampingnya. Bagaimanapun, ia tidak bisa memahami apa yang dipikirkannya seluruhnya.

Jika Pangeran Ketiga ingin menyelidikinya, untuk apa ia melakukan semua ini?

Duan Ling Tian sedikit menggelengkan kepalanya dan tidak ingin memikirkannya lagi, karena ia datang hanya untuk makan gratis. Ia tidak memiliki urusan dengan hal lainnya.

Selama orang-orang ini tidak keterlaluan, ia hanya menganggap mereka segerombolan anjing gila yang menggonggong. Jika mereka keterlaluan, ia bukanlah orang yang bisa diganggu semaunya!

Saat memikirkan ini, seberkas cahaya dingin melintas dalam tatapan tenang Duan Ling Tian.

Selama perjamuan, sebagian besar pemuda berbakat yang hadir berusaha untuk bercakap-cakap dengan Putri Bi Yao. Yang mereka tahu, jika mereka berhasil mendapatkannya, mereka akan berjaya di dunia dan membumbung ke langit dalam sekali langkah!

Putri Bi Yao adalah putri yang paling disayangi Kaisar, jadi jika salah satu dari mereka menjadi menantu Kaisar, berarti mereka telah menghemat 30 tahun perjuangan.

Hanya Duan Ling Tian yang minum dan makan sendiri, karena sikap orang-orang di sana seperti sirkus baginya.

Keterkejutan Pangeran Ketiga semakin menjadi, saat menyadari bahwa Duan Ling Tian ini bahkan lebih tak terduga daripada yang ia bayangkan.

Awalnya ia berpikir, meskipun bakat alami Duan Ling Tian dalam Jalan Hidup sebagai Ahli Beladiri sangat tinggi, pemuda belia ini akan kurang berpengalaman sehingga mudah untuk dimanfaatkan… Namun, kini ia menyadari kebijaksanaan pemuda ini melampaui pemuda berbakat lainnya.

Ia bahkan tidak mampu menyelami apa yang dipikirkan pemuda ini, dan tiba-tiba ia merasa hampir tidak mungkin baginya untuk mengendalikan pemuda ini.

"Saudara Ling Tian." Pangeran Ketiga tiba-tiba berbicara, dan tatapannya menyorotkan kebijaksanaan.

Suasana perjamuan menjadi sunyi saat Pangeran Ketiga berbicara; bahkan kelompok pemuda berbakat yang memamerkan sikap elegan mereka di depan Putri Bi Yao kini tertegun. Tatapan mereka tertuju pada Duan Ling Tian.

Duan Ling Tian awalnya berpikir bahwa ia bisa makan dan minum dengan tenang lalu pergi tanpa ada yang peduli, tetapi ketika ia melihat senyum di sudut mulut Pangeran Ketiga, hatinya tersentak, ia punya firasat buruk.

Seperti yang diduga, Pangeran Ketiga menatap Duan Ling Tian dan dengan ringan tersenyum. "Sebenarnya, saudariku ini sudah waktunya menikah. Orang yang paling ia kagumi dalam hidupnya adalah ayahmu, jenius tak tertandingi, Duan Ru Feng, yang namanya termasyhur di Kerajaan Langit Merah. Ia bahkan melihatnya sebagai idolanya. "

"Ia bahkan pernah mengatakan jika ia ditakdirkan menikah dalam kehidupan ini, maka harus dengan seorang sosok berbakat yang hebat seperti Duan Ru Feng. Menurut pendapatku, sikap elegan Saudara Ling Tian sekarang bahkan melebihi Ayahmu dulu!" Pernyataan Pangeran Ketiga sepertinya mengarah pada sesuatu saat ia melirik Duan Ling Tian dengan tatapan ragu.

"Kakak Ketiga, omong kosong apa yang Kakak bicarakan?" Wajah Putri Bi Yao membeku, karena ia benar-benar terpana.

Kapan ia pernah mengatakan hal seperti ini?

Tak lama, ia memperhatikan bahwa para pemuda berbakat yang hadir sekarang menatap Duan Ling Tian dengan tatapan penuh rasa permusuhan. Ia seorang yang cerdas, jadi ia segera memahami maksud kakak ketiganya itu.

Dalam hati ia sedikit marah, tetapi pada akhirnya ia tidak mengatakan apa-apa karena ikatan keluarga antara kakak dan adik.

Senyum getir muncul di sudut mulutnya ketika ia melihat Duan Ling Tian menatapnya heran, lalu ia menggeleng ringan.

Ketika Duan Ling Tian melihat tatapan Putri Bi Yao, ia menyadari bahwa Putri Bi Yao tidak mengerti apa-apa, dan pada saat yang sama ia bisa merasakan ketidakberdayaannya.

Ia langsung memahami niat Pangeran Ketiga, lalu ia menyeringai dalam hati.

Pangeran Ketiga ini mudah bergaul? Untuk pertama kalinya, rasa jijik terhadap Pangeran Ketiga muncul di dalam hatinya.

Namun, ia tidak mengatakan apa-apa dan malah tidak takut terhadap tatapan iri yang tertuju padanya. Ia memandang Pangeran Ketiga dan tersenyum tipis. "Jika itu masalahnya, aku harap Pangeran Ketiga dapat sedikit membantu saudara perempuanmu dan aku. Izinkan aku menemaninya berjalan-jalan di sekitar danau. Bagaimana?"

Wajah Pangeran Ketiga membeku. Ia tidak pernah membayangkan Duan Ling Tian ini bermuka tebal sehingga ia akan benar-benar mengikuti arus dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan!

Tepat saat ia kehilangan kata-kata.

Wajah Su Lan kesal. "Duan Ling Tian, ​​kau pikir kau siapa, berani lancang di depan Pangeran Ketiga?!" ia berteriak pelan, seolah ingin pamer di hadapan Pangeran Ketiga dan Putri Bi Yao...

Duan Ling Tian mengernyitkan dahi saat menatap Su Lan, lalu dengan acuh tak acuh ia bertanya, "Kau Su Lan, kan?"

"Tepat, aku Su Lan!" Su Lan mengangkat kepalanya tinggi-tinggi dengan wajah sombong.

"Su Lan, kau bertanya aku pikir aku ini siapa, tapi aku bertanya-tanya kau pikir kau ini siapa? Aku sedang berbicara dengan Pangeran Ketiga, dan bahkan Pangeran Ketiga tidak mengatakan apa-apa, tetapi kamu di sini bersikap sombong dan mengambil alih perannya sebagai tuan rumah… Seperti tidak menganggap Pangeran Ketiga!" sudut-sudut mulut Duan Ling Tian melengkung membentuk senyum yang sedikit jahat, suaranya perlahan-lahan semakin keras, dan saat ia selesai berbicara, kata-katanya terdengar mengesankan.

Seketika Su Lan menjadi ketakutan sampai wajahnya menjadi pucat pasi.

"Pangeran Ketiga, aku... aku tidak punya niat seperti itu." Su Lan menatap Pangeran Ketiga dan tergesa-gesa menjelaskan. Bantahan yang kikuk itu malah membuatnya tampak benar-benar bersalah.

Ketika Pangeran Ketiga melirik Su Lan, tatapannya yang tenang terlihat bercampur dengan perasaan tidak senang, tetapi tak lama kemudian penampilannya kembali ramah.

Duan Ling Tian menjadi waspada, karena Pangeran Ketiga ini sebenarnya serigala licik dengan penampilan luar yang polos.

Orang ini seperti serigala berbulu domba dan sangat menakutkan.

"Saudara Ling Tian, ​​aku tentu saja tidak keberatan dengan apa yang kau katakan...." Pangeran Ketiga berujar pelan..

Detak jantung Putri Bi Yao meningkat saat mendengar apa yang dikatakan Pangeran Ketiga. Lalu ia mencuri pandang pada Duan Ling Tian. Wajahnya yang cantik menjadi kemerahan.

"Apakah aku benar-benar akan berjalan-jalan di sekitar danau bersamanya?"

Tatapan Duan Ling Tian pada Pangeran Ketiga tak berubah sedikit pun, karena ia dapat melihat dari pandangan Pangeran Ketiga bahwa ia tak akan setuju dengan mudah.

Seperti dugaannya, tatapan Pangeran Ketiga kemudian tertuju pada para pemuda berbakat lain yang hadir. "Namun... itu tidak adil bagi yang lain yang hadir di sini. Bagaimana kalau begini: yang kuat akan dihormati di Kerajaan Langit Merah, dan sebagian besar pemuda berbakat yang hadir di sini berada pada tingkat sembilan Tahap Pembentukan Inti…"

"Saudara Ling Tian, jika kau bisa mengalahkan mereka dan membuat mereka yakin kau pantas dihormati, aku yakin mereka tidak akan keberatan. Bagaimana menurut kalian semua? Tatapan Pangeran Ketiga berpindah dari Duan Ling Tian ke kerumunan orang.

"Pangeran Ketiga bijaksana!"

"Tepat!"

Seketika, para pemuda itu menggosok-gosokkan kedua telapak tangan dan tinju mereka, mereka tak sabar ingin pamer di depan Putri Bi Yao dan Pengeran Ketiga.

"Pangeran Ketiga, meskipun kita semua sama di tingkat kesembilan dari Tahap Pembentukan Inti seperti Duan Ling Tian, tapi ​​ia memiliki senjata roh tingkat tujuh. Jika ia mengandalkan kekuatan senjata rohnya, itu seperti menang tanpa mengandalkan kekuatannya sendiri", ucap beberapa pemuda.

Menurut kabar burung, alasan Duan Ling Tian mampu membunuh Duan Ling Xing, yang tingkat kultivasinya sama, adalah karena senjata roh yang dimilikinya. Ini bukan lagi rahasia di Kota Kerajaan.

Menyadari tatapan Pangeran Ketiga, Duan Ling Tian tersenyum. "Kalau begitu, aku tidak akan menggunakan senjata roh."

"Saudara Ling Tian lugas seperti yang diharapkan. Baiklah, siapapun yang bertarung dengan Saudara Ling Tian dilarang menggunakan segara bentuk atau sumber kekuatan dari luar!" Pangeran Ketiga tertawa terbahak-bahak dan sorot keberhasilan terlintas di matanya.

Semua orang yang hadir, termasuk dirinya, tidak akan berpikir bahwa Duan Ling Tian mampu menghadapi semua ahli beladiri tingkat sembilan Pembentukan Inti tanpa menggunakan senjata roh tingkat tujuh miliknya, karena biasanya ahli beladiri dengan tingkat kultivasi sama, kekuatannya juga sama.

Satu-satunya perbedaan adalah kemampuan beladiri mereka. Pihak yang memiliki kemampuan beladiri di tingkat yang lebih tinggi akan berada di posisi yang menguntungkan.

Para pemuda berbakat yang ia undang ke perjamuan ini adalah ahli beladiri jenius berusia 20 hingga 25 tahun yang telah berkultivasi selama bertahun-tahun.

Dalam hal kemampuan bela diri, mereka benar-benar tidak kalah dari Duan Ling Tian!

"Kakak Ketiga!" Putri Bi Yao cukup lama menahan diri, namun ketika melihat Duan Ling Tian menjadi 'musuh bersama' bagi para pemuda berbakat yang hadir di sini karena skenario Pangeran ketiga, wajah cantiknya merona merah dan ia tidak tahan untuk tidak bersuara.

Kesabarannya telah mencapai batas!

"Bi Yao, jangan khawatir, ini hanya berlatih tanding. 'Kekasihmu' akan baik-baik saja." Pangeran Ketiga tersenyum ringan.

Ekspresi para pemuda berbakat yang hadir menjadi suram ketika mendengar itu, tatapan mereka dingin ketika melihat Putri Bi Yao begitu mengkhawatirkan Duan Ling Tian!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.