Maharaja Perang Menguasai Langit

Putri Bi Yao



Putri Bi Yao

0

Melihat Kuda Ferghana yang berlari menerjang ke arahnya, tatapan Duan Ling Tian berubah dingin dan ia mengepalkan tangan kanannya dengan erat; otot-otot di tangannya sedikit menonjol!

0

Jika orang itu benar-benar memacu kudanya untuk menabrak Duan Ling Tian, ​​maka Duan Ling Tian tidak akan segan meledakkan orang itu dan kudanya sampai terpental.

Kuda Ferghana itu bergerak mendekat; hanya tinggal beberapa meter dari Duan Ling Tian sekarang.

"Hikkk ~" Pria muda di atas Kuda Ferghana itu tiba-tiba menarik tali kekang kudanya dan berhenti di jarak satu meter dari Duan Ling Tian.

Pria muda itu dengan sombong menatap Duan Ling Tian dan berkata dengan nada merendahkan, "Nak, kau cukup berani. Keberuntunganmu bagus; kalau ini bukan gerbang Kediaman Pangeran Ketiga, kau pasti sudah terlempar terbang oleh Darah Merah-ku dan pasti sudah mati! "

Darah Merah adalah panggilan untuk kuda Ferghana yang ditungganginya.

Makna dari ucapan pemuda itu adalah kalau sekarang mereka tidak sedang di gerbang Kediaman Pangeran Ketiga, ia pasti sudah membunuh Duan Ling Tian.

Duan Ling Tian menatap mata pemuda itu dengan tatapan yang tenang, dan sudut mulutnya melengkung membentuk senyuman ringan. "Keberuntunganmu juga tidak buruk."

Ketika pemuda itu menatapnya dengan heran, Duan Ling Tian berbalik dan berjalan menuju gerbang Kediaman Pangeran Ketiga.

Seperti yang ia katakan, keberuntungan pemuda itu memang tidak buruk. Jika ia tidak berhenti lebih awal, ia akan terpental terbang bersama kudanya.

Ini adalah rasa percaya diri tanpa ragu yang dimiliki Duan Ling Tian.

"Dasar orang rendahan!" pria muda itu mendengus dingin, lalu memacu kudanya melewati Duan Ling Tian dan tiba di gerbang kediaman Pangeran Ketiga lebih dulu.

Pria muda itu turun dari kudanya dan menyerahkan kendali kudanya ke salah satu pelayan rumah di Kediaman Pangeran Ketiga, kemudian ia menyerahkan undangannya kepada pria paruh baya yang tampak seperti seorang manajer.

Di bawah perintah manajer paruh baya itu, pelayan rumah yang lain memimpin jalan dan berjalan masuk bersama pemuda itu ke dalam Kediaman.

"Tuan, tolong perlihatkan undanganmu." Sementara itu, Duan Ling Tian tiba di depan pintu gerbang kediaman Pangeran Ketiga. Manajer paruh baya itu tersenyum, karena ia tidak berani memandang rendah Duan Ling Tian.

"Hmm?" Pria muda yang telah memasuki kediaman itu berbalik dan melihat pemuda berpakaian ungu itu lagi, dan ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengejek. "Nak, Kediaman Pangeran Ketiga bukan tempat yang sembarang orang bisa masuk. Jika kau tidak memiliki undangan, kau sebaiknya pergi, pulang, dan minum susu!"

Alis Duan Ling tian mengkerut dan terlihat sedikit marah karena orang ini terus memprovokasinya. Apa ia pikir Duan Ling Tian seseorang yang mudah ditindas?

Sudut mulut Duan Ling Tian menyeringai ketika melihat pria muda itu pergi dan menghilang di hadapannya, baru kemudian ia mengambil undangan dari sakunya.

"Duan Ling Tian? Jadi, Anda Tuan Muda Ling Tian!" Mata manajer paruh baya itu berbinar ketika ia melihat undangan. Sekarang wajahnya penuh dengan kerendahan hati dan hormat.

Pangeran Ketiga telah berpesan jika pemuda ini datang, ia harus memperlakukannya dengan tingkat kesopanan tertinggi, jadi ia tidak berani tidak sopan dengan cara apa pun.

"Tuan Muda Ling Tian, ​​silakan masuk." Manajer paruh baya itu menarik napas dalam lalu secara pribadi mengantar Duan Ling Tian masuk.

Duan Ling Tian mengangguk ringan lalu mengikuti manajer paruh baya itu dan berjalan memasuki Kediaman Pangeran Ketiga.

"Ia Duan Ling Tian?"

"Hanya Duan Ling Tian yang mendadak terkenal itu yang dapat membuat manajer secara pribadi mengantarnya."

"Pria muda yang masuk tadi sepertinya adalah orang nomor satu dari keturunan cabang Klan Su, Su Lan, kan? Ia sepertinya mengejek Duan Ling Tian tadi ...."

"Meskipun kekuatan Su Lan itu tidak lemah, dalam hal bakat alami, ia tidak bisa dibandingkan dengan Duan Ling Tian."

….

Para pelayan rumah saling berbisik.

Sambil berjalan, Duan Ling Tian memperhatikan bahwa Pangeran Ketiga mungkin seseorang yang tahu bagaimana menikmati hidup, karena kediamannya yang luas dipenuhi dengan bunga-bunga langka dan tanaman-tanaman herbal yang eksotis, dan beberapa di antaranya bahkan merupakan bahan obat langka.

Tak lama, setelah ditunjukkan jalan oleh manajer paruh baya tersebut, Duan Ling Tian tiba di sebuah danau buatan yang luas di halaman dalam.

Saat langit perlahan menjadi gelap, bangunan yang berdiri di tengah kolam buatan itu menyala terang, dan suara tawa sesekali bergema dari dalam.Tempat itu tampaknya penuh dengan kebisingan dan kegembiraan.

"Tuan Muda Klan Su, Su Lan telah tiba." Saat berikutnya, suara nyaring terdengar dari arah depan.

"Su Lan?" Duan Ling Tian mengernyit. Pria muda yang mengejeknya sebelumnya di luar gerbang adalah anggota Klan Su? Tidak heran ia begitu sombong.

Namun, Xiao Xun tampaknya telah menyebutkan sebelumnya bahwa tiga klan besar Kota Kerajaan selalu menahan murid keturunan langsung untuk ambil bagian dalam kompetisi kekuasaan Kerajaan, jadi dengan pertimbangan ini, Duan Ling Tian berasumsi bahwa Su Lan ini bukan keturunan langsung dari Klan Su.

"Salam, Pangeran Ketiga. Salam, Putri Bi Yao." Dipimpin manajer paruh baya itu, Duan Ling Tian baru saja sampai di jembatan kayu yang mengarah ke bangunan di tengah danau buatan ketika ia mendengar suara rendah hati dan hormat dari Su Lan.

Putri Bi Yao? Duan Ling Tian sedikit terkejut.

Ia telah berada di Kota Kerajaan selama beberapa bulan, jadi ia tahu banyak hal tentang Kota Kerajaan secara rinci.

Putri Bi Yao adalah putri yang paling disayangi Kaisar saat ini, dan ia diakui sebagai kecantikan nomor satu di Kota Kerajaan.

"Keindahan nomor satu di Kota Kerajaan .... Aku penasaran bagaimana jika ia dibandingkan dengan Ke Er dan Fei kecilku?" Rasa ingin tahu muncul dalam hati Duan Ling Tian.

Ke Er atau Li Fei adalah wanita paling cantik yang pernah dilihatnya sejak tiba di dunia ini. Di antara para wanita yang dilihatnya, hanya Xiao Lan dari Klan Xiao, adik Xiao Yu yang secantik bidadari, yang bisa dibandingkan dengan Ke Er dan Li Fei. Selain dia, Duan Ling Tian belum melihat seorang wanita pun yang bisa dibandingkan dengan Ke Er dan Li Fei.

Manajer paruh baya itu berjalan dengan langkah mantap saat ia mengantar Duan Ling Tian ke tengah danau, lalu dengan hormat berkata, "Yang Mulia, Tuan Muda Ling Tian telah tiba."

Seketika, tatapan pemuda yang duduk di puncak bangunan di tengah danau itu bersinar.

Sementara itu, Duan Ling Tian baru saja masuk ke bangunan di tengah danau tersebut.

Ia melihat seorang pria muda yang ramah dengan jubah emas duduk di depan. Usia pemuda itu sekitar 25 atau 26 tahun dan memiliki penampilan mengesankan, ia sepenuhnya mewarisi penampilan bermartabat dari seorang murid keluarga Kerajaan.

"Pangeran Ketiga." Duan Ling Tian menebak identitas orang ini dan mengangguk ringan sambil tersenyum. Ia sedang memberikan penghormatan.

Tepat pada saat ini, alis pria tua di belakang pria muda berjubah emas itu mengkerut, dan ia berteriak, dengan suara keras, "Tidak pantas!"

Sebuah suara yang menakutkan terkirim melalui Sumber Energi, dan langsung menembus gendang telinga Duan Ling Tian!

Tenaga Spiritual Duan Ling Tian yang kuat langsung membuyarkan suara ini, jadi ia tetap tidak terpengaruh saat ia dengan tenang menatap orang tua itu. Ia kemudian menatap gadis muda yang duduk di sebelah kanan Pangeran Ketiga.

Usia gadis itu mirip dengannya, sekitar 18 tahun. Ia memiliki mata yang cerah, penampilan yang cantik, dan perpaduan sifat yang luar biasa. Disertai rambut indah sebahu yang jatuh di belakangnya seperti air terjun, sepasang pipi cantik yang akan menyebabkan siapa pun yang memandang ingin melindunginya, dan bibir merah seperti buah ceri membuat orang lain ingin mencium dan melumatnya.

Dari segi penampilan, gadis muda ini tidak kalah dengan Ke Er dan Li Fei….

"Seperti yang diharapkan dari kecantikan nomor satu di Kota Kerajaan; penampilannya lebih dari cukup untuk menyaingi Ke Er dan Fei Kecil...." Duan Ling Tian kembali sadar dengan cepat, dan tersenyum tipis pada gadis muda itu. "Putri Bi Yao."

Mulai dari Duan Ling Tian menyapa Pangeran Ketiga, hingga teriakan lelaki tua itu, dan penghormatannya kepada Putri Bi Yao, semua itu terjadi dalam sekejap mata.

Mata pria tua itu memancarkan ekspresi terkejut dan bingung. Seorang ahli beladiri Pembentukan Inti tingkat sembilan mampu menahan gerakannya yang menggunakan Sumber Energi untuk mengirimkan pesan suara… Sulit dipercaya!

"Ha ha…." Pangeran Ketiga tertawa terbahak-bahak. "Aku sudah mendengar nama besar Saudara Ling Tian. Sekarang setelah bertemu langsung denganmu, aku dapat melihat bahwa kau benar-benar layak menyandang nama itu! Awalnya aku berpikir bahwa Saudara Ling Tian tidak akan mempedulikan undanganku, dan aku tidak menyangka bahwa Saudara Ling Tian akan benar-benar datang. Ini benar-benar kejutan yang menyenangkan! "

Duan Ling Tian tersenyum ringan. "Pangeran Ketiga, Anda terlalu baik. Aku hanya orang biasa, dan suatu kehormatan diundang oleh Pangeran Ketiga."

"Saudara Ling Tian tidak tinggi hati tidak pula merendah pada usia seperti sekarang; benar-benar jarang ditemui. Saudara Ling Tian, ​​silahkan duduk." Pangeran Ketiga tiba-tiba berdiri dan mengarahkan Duan Ling Tian ke kursi di sebelah kirinya. Kursi itu jelas sengaja dikosongkan.

"Terima kasih, Pangeran Ketiga." Duan Ling Tian tidak berusaha terlihat sopan dan langsung duduk di sana.

Sementara itu, tatapan membara dari deretan kursi di bawah satu per satu tertuju pada Duan Ling Tian. Orang-orang yang menatap angkuh ini rata-rata lelaki muda berumur 20 hingga 25 tahun, melihat pakaian dan watak mereka, mereka jelas terlahir dari keluarga terpandang.

Mereka awalnya ingin tahu mengapa Pangeran Ketiga sengaja menyiapkan kursi di sampingnya dan untuk siapa. Sekarang mereka akhirnya mengerti bahwa kursi itu disiapkan untuk pemuda ini yang namanya baru-baru ini terkenal di Kota Kerajaan.

Di satu sisi Pangeran Ketiga adalah Putri Bi Yao, dan di sisi lain adalah Duan Ling Tian.

Tidak ada yang akan keberatan dengan Putri Bi Yao duduk di sebelah Pangeran Ketiga, tetapi Duan Ling Tian….

Saat ini banyak dari para pemuda itu sedang menatap dengan tidak rela. Tetapi tentu saja mereka tidak berani menunjukkannya pada Pangeran Ketiga, sehingga tatapan tidak bersahabat itu jatuh pada Duan Ling Tian.

Duan Ling Tian jelas bisa memperhatikan tatapan ini, tapi ia tidak mempedulikan mereka; tatapannya jatuh pada Su Lan, yang tampak di kejauhan.

Saat ini tatapan Su Lan sedikit tidak nyaman, karena ia tidak pernah membayangkan bahwa pemuda berpakaian ungu yang ia temui di luar gerbang Kediaman Pangeran Ketiga sebenarnya adalah Duan Ling Tian yang namanya telah menyebar dan banyak dibicarakan di Kota Kerajaan!

Namun, ketika ia teringat akan suatu hal yang ia dengar sekitar dua hari yang lalu, hatinya menjadi tenang, dan tatapannya yang ganas bertemu dengan Duan Ling Tian!

"Jadi, kau yang bernama Duan Ling Tian. Aku mendengar bahwa Klan Duan berulang kali mengundangmu bergabung kembali tetapi kau tolak.... Tidak heran kau bahkan tidak memiliki kuda yang pantas dan hanya bisa berjalan kaki ke kediaman Pangeran Ketiga." Alis Su Lan terangkat saat ia berbicara dengan nada mengejek.

Pangeran Ketiga yang mementingkan Duan Ling Tian membuatnya merasa tidak senang, tapi sekarang sepertinya ia telah menemukan cara untuk melampiaskan!

"Aku juga sudah mendengar tentang itu. Aku bertanya-tanya mengapa keturunan langsung Klan Duan akan menghadiri perjamuan Pangeran Ketiga, ternyata ia adalah seseorang yang telah meninggalkan Klan Duan atas kemauan sendiri… Saudara Ling Tian, keberanian yang bagus!" Mata pemuda berpakaian biru yang duduk berhadapan dengan Su Lan menyipit, dan meskipun ia memanggil Duan Ling Tian dengan sebutan saudara, ​​niat mengejek dalam kata-katanya terbaca oleh siapa pun yang hadir.

Tindakan Duan Ling Tian telah tersebar dan dibahas di seluruh Kota Kerajaan akhir-akhir ini, sehingga para pemuda yang hadir kurang lebih telah mendengar tentangnya.

Jika Duan Ling Tian masih merupakan murid keturunan langsung dari Klan Duan, mereka mungkin akan merasa sedikit takut; namun Duan Ling Tian menolak untuk kembali ke Klan Duan.

Tanpa dukungan Klan Duan, bahkan jika bakat alaminya lebih baik dari itu, meskipun ia telah melangkah ke tingkat kesembilan dari Tahap Pembentukan Inti pada usia 18, lalu buat apa?

Kerajaan Langit Merah tidak pernah kekurangan para jenius, namun jenius yang benar-benar mampu mematangkan diri sangat lah sedikit.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.