Maharaja Perang Menguasai Langit

Tong Li Perempuan Brengsek!



Tong Li Perempuan Brengsek!

0

"Tidak mau berteriak?" Suara Duan Ling Tian dingin dan acuh tak acuh seolah berasal dari dalam neraka. Niat membunuh yang mengerikan terpancar dari tubuhnya dan menyelimuti siswa perempuan itu.

0

Seketika, siswi itu merasa seperti sedang berada di tengah medan perang yang mengerikan. Ketakutan muncul dari lubuk hatinya, lalu ia tergesa berkata, "Aku akan berteriak, aku akan berteriak...."

"Beraninya kau!" Wajah Tong Li menjadi masam, karena ia tidak pernah menduga penjilat itu berani berteriak padanya. Lalu ia mengangkat tangannya dan menampar perempuan itu.

Wuss!

Seketika itu juga, cambuk hitam di tangan Duan Ling Tian mengayun langsung ke lengan Tong Li.

Plak!

Tong Li berteriak histeris, ia menarik lengannya yang sekarang menjadi memar kehitaman.

"Kau... Kau...." Tong Li menatap Duan Ling Tian dengan marah. Kata-kata makian memenuhi hatinya namun ia tidak berani mengucapkannya. Dua pengalaman sebelumnya membuatnya paham akan perangai Duan Ling Tian. Jika ia berani mengatakan sesuatu yang kasar, Duan Ling Tian pasti akan mengayunkan tangan ke arahnya.

Demi menghindari sakit di tubuh dan raganya, Tong Li memilih menahan diri.

Ia akan mencari cara untuk membalas dendam pada Duan Ling Tian di masa depan.

"Tong Li, Perempuan Brengsek!"

"Tong Li, Perempuan Brengsek!"

….

Sementara itu, siswi yang berlutut di tanah itu membuka mulutnya dan berteriak berulang-ulang.

Setelah mendengar siswa perempuan itu meneriakkan hal yang sama berulang hingga 20 atau 30 kali, ia menjadi bosan lalu menguap. Ia menatap siswi cantik yang berada di sampingnya itu dan tersenyum. "Siapa namamu?"

Wajah gadis itu memerah seperti apel saat ia menundukkan kepalanya dan berkata dengan suara rendah, "Aku Tang Guo."

"Tang Guo? Nama yang cocok untukmu... Hmm, aku harus masuk kelas, jadi bantu aku mengawasinya. Jika ia tidak selesai berteriak 100 kali seperti yang aku perintahkan, atau jika Tong Li ini berani curang, kau bisa datang mencariku di ruang kelas 1 Jurusan Strategi Perang." Duan Ling Tian menyerahkan cambuk hitam di tangannya kepada Tang Guo dan tersenyum tipis padanya sekali lagi sebelum pergi.

Hati Tang Guo terasa bergemuruh saat melihat sosok Duan Ling Tian menghilang di kejauhan.

"Tong Li Perempuan Brengsek!"

"Tong Li Perempuan Brengsek!"

….

Mendengar suara itu membuat wajah Tong Li menjadi masam, lalu ia berteriak, "Dia sudah pergi, untuk apa kau masih berteriak?"

Seketika, suara siswi yang berlutut di tanah itu berhenti tiba-tiba lalu dengan takut ia menatap Tong Li. "Nona Li, sebetulnya aku tidak bermaksud... sungguh... Duan Ling Tian itu terlalu menakutkan... aku...."

"Maksudmu ia menakutkan dan aku tidak?" Wajah Tong Li menunduk saat ia menyela siswi itu, kebengisan terpancar dari matanya.

Gadis yang berlutut di tanah itu belum sempat memberikan alasan ketika ia mendengar Tang Guo berkata, dengan wajah merona merah, "Kau baru berteriak 41 kali; masih ada 59 kali lagi... Cepatlah."

Tubuh siswi yang berlutut itu gemetar. Ia menyadari bahwa meskipun Duan Ling Tian sudah pergi, ada gadis itu yang mewakilinya. Ketika ia mengingat ancaman dari Duan Ling Tian tadi, ia menarik napas dalam-dalam lalu melanjutkan berteriak.

"Tong Li Perempuan Brengsek!"

"Tong Li Perempuan Brengsek!"

Wajah Tong Li semakin buruk saat menatap Tang Guo dengan marah. "Perempuan keparat, kau mau mati?"

Tang Guo menggertakkan gigi dan pandangannya yang tadinya malu-malu perlahan menjadi tegas. "Jika kau keberatan, kau bisa mencari Duan Ling Tian... Ia memintaku untuk mengawasi kalian di sini, dan karena aku sudah berjanji padanya maka aku akan menepatinya"

"Kau... Kau...." Tong Li menunjukkan tangannya ke hidung Tang Guo. Tubuhnya bergetar saking marahnya. Ia ingin sekali mencekik wanita ini sampai mati, tetapi ketika ia mengingat apa yang dikatakan Duan Ling Tian tadi, ia terpaksa menahan diri.

"Huh!" Tong Li mendengus dingin lalu berbalik pergi. Ketika ia pergi, ia tidak lupa mengancam Tang Guo. "Kau Tang Guo, kan? Aku akan mengingatmu."

Tang Guo mengertakkan giginya, namun kata-kata yang diucapkan Duan Ling Tian tadi membuat tatapannya yang goyah menjadi semakin tegas.

Yang ia tahu Duan Ling Tian sangat percaya padanya sehingga ia tidak akan membuat Duan Ling Tian kecewa.

Kejadian pagi hari ini hanyalah masalah kecil bagi Duan Ling Tian, ​​dan Tang Guo hanyalah sebuah sosok yang lewat dalam hidupnya.

Setelah melalui hari seperti biasanya, ia, Xiao Xun, dan Xiao Yu bersama melangkah keluar dari Akademi Paladin saat senja mulai turun.

Pada saat yang bersamaan, seorang pengemudi kereta membuka tirai kereta yang berhenti di luar Akademi Paladin dan kemudian seseorang melangkah keluar.

"Hmm?" Duan Ling Tian mengerutkan kening, ia mengenali orang itu.

Tuan Keempat Klan Duan, Duan Ru Hong.

Duan Ling Tian tidak punya kesan baik tentang Duan Ru Hong. Ia masih ingat ketika Duan Ling Xing ingin membunuhnya di kota Angin Semilir Klan Li waktu itu, Duan Ru Hong hanya membentak Duan Ling Xing sekali dan tidak melakukan apa-apa selanjutnya.

Duan Ru Hong tampaknya memperhatikan tatapan dingin Duan Ling Tian, senyum pahit muncul di sudut mulutnya lalu ia berkata, "Bisakah kita berbicara sebentar?"

"Kalian berdua pulang saja duluan," kata Duan Ling Tian kepada Xiao Yu dan Xiao Xun, lalu memasuki kereta.

Di dalam kereta, Duan Ling Tian dan Duan Ru Hong duduk berhadapan satu sama lain. Duan Ling Tian berkata tak acuh, "Langsung saja, apa yang ingin kau katakan… jika kau ingin membujukku untuk kembali ke klan lagi, simpan saja kata-katamu. Aku, Duan Ling Tian, ​​tidak akan mudah mengubah keputusan yang sudah aku buat."

Begitu melihat Duan Ru Hong tadi, ia sudah menebak tujuan kedatangannya. Ia yakin kedatangannya ke sini karena kemarin pagi Duan Ling Tian telah menunjukkan kekuatan yang setara dengan Tahap Sumber Inti. Klan Duan ingin memintanya kembali ke klan dan mengakui leluhurnya lagi.

Lagipula, seorang ahli beladiri Sumber Inti berusia 18 tahun adalah suatu hal yang langka di seluruh Kerajaan Langit Merah!

"Biarkan aku selesai bicara sebelum kau memutuskan." Duan Ru Hong tertawa getir.

"Langsung saja." Duan Ling Tian sedikit tidak sabar.

Duan Ru Hong menarik napas dalam-dalam dan perlahan berkata, "Jadi begini… Tetua Agung, yang dulunya juga Sang Ketua di Klan Duan kita, telah berkata bahwa jika kau mau kembali ke klan mengakui leluhurmu dan mengakui bahwa kau adalan murid Klan Duan, maka Klan Duan akan menyanggupi apapun syarat yang kau berikan selama masih dalam kemampuan Klan Duan."

Duan Ling Tian mengerutkan kening.

Baik sekali?

Menyanggupi apapun persyaratannya?

Namun, Duan Ling Tian tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya makan siang gratis. "Karena Klan Duan bersedia memberi begitu banyak, aku rasa Klan Duan menginginkan sesuatu, kan? Aku ingin tahu apa yang diinginkan Klan Duan dariku?"

Duan Ru Hong menatap tajam Duan Ling Tian. Ia seketika merasa bahwa pemuda di hadapannya jauh lebih cerdik daripada saudara lelakinya yang ketiga, Duan Ru Feng. "Klan Duan memang menginginkan sesuatu, dan itu adalah Pil Pencapai Ruang Hampa!"

"Pil Pencapai Ruang Hampa?"

Mata Duan Lian menyipit. Dengan ingatan Maharaja Beladiri Reinkarnasi ia langsung tahu apa yang dimaksud dengan Pil Pencapai Ruang Hampa.

Pil Pencapai Ruang Hampa, pil obat tingkat 5, mampu membantu seorang Ahli Beladiri Tahap Ruang Hampa Setengah Langkah menghasilkan Sambaran Petir 69 dalam waktu singkat. Setelah sang ahli beladiri berhasil bertahan dari sambaran petir itu, ia akan melangkah ke Tahap Pembelah Ruang.

Biasanya, Pil Pencapai Ruang Hampa hanya dikonsumsi oleh para ahli bela diri yang bakat alaminya membuat mereka sulit menerobos ke Tahap Pembelah Ruang. Hal ini karena, begitu seseorang mengkonsumsi Pil Pencapai Ruang Hampa dan memaksakan Sambaran Petir 69, akan meninggalkan efek samping yang sangat serius.

Ahli Beladiri yang memaksakan diri menerobos ke Tahap Pembelah Ruang dengan Pil Pencapai Ruang Hampa hanya akan mampu berkultivasi hingga ke tingkat sembilan Tahap Pembelah Ruang semasa hidup mereka, dan tidak bisa lagi menerobos lebih lanjut. Jadi dapat dikatakan bahwa begitu seseorang menelan Pil Pencapai Ruang Hampa, berarti mereka telah menghancurkan masa depan mereka sendiri!

Setidaknya bagi Duan Ling Tian, ia lebih baik mati daripada mengkonsumsi Pil Pencapai Ruang Hampa.

Namun bagi kelompok ahli beladiri Tahap Ruang Hampa Setengah Langkah di Kerajaan Langit Merah, jika mereka tidak mempunyai Pil Pencapai Ruang Hampa, maka tidak mungkin bagi 90% atau lebih dari mereka untuk menerobos ke Tahap Pembelah Ruang.

Jadi, Pil Pencapai Ruang Hampa adalah satu-satunya pilihan, dan mereka tidak peduli dengan efek samping yang ditimbulkannya.

"Meskipun hanya tingkat sembilan dari Tahap Pembelah Ruang, itu sudah cukup bagi seseorang untuk bisa berbuat semaunya tanpa rasa khawatir di dalam lingkungan Kerajaan Langit Merah! Bahkan Tokoh Digdaya Tahap Pembelah Ruang di Keluarga Kerajaan mungkin belum mencapai tingkat sembilan Tahap Pembelah Ruang." pikir Duan Ling Tian dalam hati.

Duan Ru Hong terkejut di dalam hati melihat Duan Ling Tian yang sedang merenung.

Mungkinkah anak ini tahu apa itu Pil Pencapai Ruang Hampa?

Bagaimanapun, meskipun Pil Pencapai Ruang Hampa bukan rahasia, tapi bukan sesuatu yang diketahui oleh sembarang orang juga.

"Pil Pencapai Ruang Hampa… Klan Duan benar-benar membuat rencana dengan baik!" Duan Ling Tian menyeringai. "Tapi mengapa Klan Duan berpikir aku bisa membawa Pil Pencapai Ruang Hampa pada mereka?"

Hati Duan Ru Hong bergetar. Anak ini benar-benar tahu tentang Pil Pencapai Ruang Hampa. "Menurut Tetua Agung, rencananya kau akan diminta untuk memasuki salah satu sekte teratas di Kekaisaran Rimba Biru. Dengan bakat alamimu, kau pasti akan dipandang tinggi oleh petinggi dari sekte-sekte teratas itu. Setelah itu, tidak akan sulit bagimu untuk mendapatkan Pil Pencapai Ruang Hampa untuk Klan Duan."

"Masuk ke sekte teratas di Kekaisaran Rimba Biru?" Pandangan Duan Ling Tian menajam dan senyum mencemooh muncul di sudut mulutnya.

Sepertinya Klan Duan telah merencanakan segalanya; tidak heran mereka menawarkan keuntungan sebesar itu untuk menarik minatnya.

-------------------------------

Catatan TL – Nama Tang Guo dalam aksara China sama penyebutannya dengan gula-gula/permen.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.