Maharaja Perang Menguasai Langit

Keputusan Su Li



Keputusan Su Li

0

"Tetua Agung, bukankah Anda harus memberi saya penjelasan yang baik tentang beberapa hal?" Sang Ketua Su Bo Ya memiliki ekspresi bermartabat bercampur amarah, dan matanya menatap lekat-lekat lelaki tua itu.

0

"Sang Ketua, apa maksudmu?" Firasat buruk muncul dalam hati Su Nan, ia paham Sang Ketua tidak akan begitu marah jika itu hanya hal kecil.

"Zhan Xiong dari Akademi Paladin baru saja meninggalkan Klan Su kita." Ekspresi Su Bo Ya sangat tidak enak dipandang, lalu ia berkata dengan suara rendah, "Tetua Agung, aku menyerahkan masalah ini pada Anda karena aku percaya Anda bisa menangani ini dengan baik dan karena Su Tong adalah cucu Anda… Tapi apa yang Anda lakukan kali ini kurang pertimbangan, dan bukan saja Anda tidak berhasil membunuh Duan Ling Tian, ​​Anda bahkan membawa masalah besar untuk Klan Su kita.

Su Nan bereaksi setelah mendengar apa yang dikatakan Su Bo Ya, dan wajahnya menjadi pucat.

Mungkinkah rencana itu telah gagal?

"Sang Ketua, apa yang sebenarnya terjadi?" Napas Su Nan menjadi tergesa-gesa.

"Beberapa saat yang lalu, Wakil Dekan Akademi Paladin, Zhan mengirim mayat Su Ping dan Su Zhi..." Su Bo Ya menarik napas dalam-dalam.

Su Ping? Su Zhi?

Wajah Su Nan menjadi muram. "Sang Ketua, Su Ping dan Su Zhi sudah mati?"

Su Ping dan Su Zhi adalah dua pion yang terlibat dalam rencananya, pion yang akan bekerja sama dengan Su Li untuk membantai Duan Ling Tian.

"Tepat. Tidak hanya mereka telah mati, tetapi mereka bahkan dibunuh oleh Duan Ling Tian itu!" Su Bo Ya berkata dengan suara rendah. "Semuanya akan baik-baik saja jika mereka berhasil membunuh Duan Ling Tian... Akademi Paladin paling-paling hanya akan mengusir mereka, dan itu tidak akan berpengaruh pada Klan Su kita. Mereka tidak membunuh Duan Ling Tian, ​​tetapi justru dibunuh oleh Duan Ling Tian! Sekarang untuk memberikan penjelasan kepada Duan Ling Tian, ​​Wakil Dekan Akademi Paladin Zhan tidak mau membiarkan masalah ini berlalu begitu saja!"

"Apakah kau tahu bahwa hanya untuk masalah ini, Wakil Dekan Zhan mengurangi kuota rekomendasi tahunan Klan Su kita untuk Akademi Paladin dari lima menjadi tiga!?" Ketika Su Bo Ya selesai berbicara, amarah di wajahnya semakin kuat!

Di masa lalu, lima tempat bahkan tidak cukup untuk para petinggi Klan Su berbagi jatah di antara mereka. Sekarang setelah dikurangi menjadi tiga, ia bisa membayangkan ekspresi wajah para petinggi itu begitu mereka mengetahui segalanya.

Tubuh Su Nan gemetar dan wajahnya menjadi pucat ketika mendengar ini.

Ia seperti orang yang ingin mengambil milik orang lain namun malah kehilangan apa yang ia punya.

"Tidak... Mustahil... Tidak mungkin mereka menyerang Duan Ling Tian sebelum Su Li meracuninya!" Su Nan tak ingin percaya semua ini nyata.

"Huh!" Wajah Su Bo Ya menjadi suram ketika ia mendengus dingin, lalu ia mengibaskan lengan bajunya dan pergi. "Tetua Agung, jika Anda tidak dapat menangani masalah ini, katakan saja, aku akan mengirim orang lain untuk menanganinya."

Setelah Su Bo Ya pergi, Su Nan merenung untuk waktu yang lama namun tidak dapat memahami mengapa ini bisa terjadi.

Rencana yang ia anggap sempurna, mengapa jadi begini?

Hanya ada satu kemungkinan, yaitu Su Li tidak mengikuti rencana itu dan malah bergabung dengan Duan Ling Tian untuk menipu dan membunuh dua murid Klan Su-nya.

Tepat pada saat ini.

"Tetua Agung, ada surat untukmu." Suara rendah terdengar dari luar halaman, dan seorang murid Klan Su memberikan surat itu kepada Su Nan.

Su Nan menerima surat itu dan membukanya.

"Tetua Agung Su Nan, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak sengaja menjatuhkan gelas anggur saat makan siang hari ini, dan membuat orang-orangmu salah mengartikannya sebagai sinyal rahasia untuk membunuh Duan Ling Tian…"

Tertanda, Su Li.

Hanya ada kalimat singkat dalam surat itu, tetapi itu membuat Su Nan marah sampai tubuhnya bergetar dan darah di dalam tubuhnya bergolak.

"Puh!" Su Nan sangat marah sampai-sampai ia memuntahkan darah.

Mata Su Nan mengerjap dengan kilau haus darah, dan suaranya yang sedingin es memancarkan rasa dingin sampai ke tulang. "Su Li, aku akan membuat seluruh keluargamu mati konyol!"

Su Tong, yang berada tidak jauh darinya, memasang ekspresi suram.

Ia menyadari bahwa musuhnya, Duan Ling Tian, ​​selamat.

Akademi Paladin.

Duan Ling Tian duduk bersila dan bersemedi di atas pohon besar di pinggir Lapangan Latihan Beladiri. Ia sepenuhnya tenggelam dalam semedinya.

"Duan Ling Tian!" Tiba-tiba, sebuah suara cemas menyentak Duan Ling Tian.

Duan Ling Tian membuka matanya dan melihat Tian Hu tergesa-gesa berlari ke arahnya dari jauh…

Duan Ling turun dari pohon besar untuk menyongsong Tian Hu. "Tian Hu, apa yang terjadi?"

"Duan Ling Tian, ​​Su Li telah pergi." Tian Hu tersenyum pahit.

"Pergi?" Duan Ling Tian sejenak tidak bereaksi.

"Ini adalah surat yang ditinggalkan Su Li untukmu." Baru setelah Tian Hu memberikan surat itu, wajah Duan Ling Tian menjadi serius.

Duan Ling Tian membuka surat itu.

"Duan Ling Tian, ​​ketika kau membaca surat ini, aku mungkin sudah menunggang Kuda Ferghana yang kubeli dengan uang yang kau pinjamkan padaku. Aku akan pulang ke rumah..."

"Tadi malam ketika aku meninggalkan kediaman Klan Su, aku sudah membuat keputusan ini. Bahkan jika aku, Su Li, harus menyerahkan masa depanku, aku tidak akan membahayakan teman-temanku sendiri. Aku akan membawa serta kedua orang tuaku saat aku meninggalkan rumah kali ini. Aku belum memikirkan kemana aku akan pergi. Mungkin aku akan meninggalkan Kerajaan Langit Merah,"

…..

"Maafkan aku karena pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal, sampaikan ucapan selamat tinggal dariku pada Xiao Yu dan yang lainnya."

"Mungkin suatu hari di masa depan kita akan bertemu lagi... Pada saat itu, aku akan mengembalikan uangmu."

Tertanda, Su Li.

Swuss!

Duan Ling Tian meremas surat di tangannya menjadi bola.

Selain berisi kata-kata perpisahan, surat yang ditulis Su Li juga menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi...

Su Li meninggalkan Akademi Paladin dan melepaskan cita-cita masa depannya sendiri.

Pertama, demi keselamatan orang tuanya.

Kedua, demi Duan Ling Tian, ​​temannya ini!

Saat ini, banyak pertanyaan di dalam hati Duan Ling Tian terjawab.

Mengapa Su Li secara tidak sengaja menjatuhkan cangkir, dan mengapa kedua anggota Klan Su menyerangnya dengan sangat percaya diri…

Jadi ternyata kedua anggota Klan Su itu berpikir bahwa Su Li telah membuatnya menelan Pil Pembeku Sumber Energi.

"Su Li." Hati Duan Ling Tian gemetar.

Meskipun Su Li biasanya pendiam dan tertutup, saat ini ia bisa merasakan persahabatan Su Li. Demi Duan Ling Tian, ​​temannya, Su Li melupakan masa depannya!

"Su Li, aku percaya padamu. Kita pasti akan bertemu lagi." Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam, dan seberkas harapan melintas di matanya. Suasana hatinya agak berat.

Duan Ling Tian, ​​bagaimanapun, tidak tahu bahwa setelah perpisahan hari ini, pertemuan berikutnya dengan Su Li akan terjadi bertahun-tahun kemudian….

"Duan Ling Tian, ​​Su Li pergi?" Sementara itu, Xiao Yu dan Xiao Xun berjalan mendekat.

"Lihatlah." Duan Ling Tian menghela nafas dan menyerahkan surat yang telah diremas-remas menjadi bola pada Xiao Yu.

Xiao Yu membuka surat itu, dan Xiao Xun dan Tian Hu berkumpul untuk membacanya juga…

"Tetua Agung Klan Su itu sungguh keji!" Setelah selesai membaca surat itu, wajah Tian Hu menjadi sangat muram, ia mengertakkan gigi dengan marah.

Ia dan Su Li menjadi teman karena saling bertarung, dan mereka bahkan telah memasuki Jurusan Panglima Perang bersama-sama. Ia sudah lama menganggap Su Li sebagai teman baik di dalam hatinya, tetapi ia tidak pernah membayangkan bahwa Su Li akan pergi seperti ini.

Ia bertanya-tanya apakah akan ada kesempatan untuk bertemu lagi di masa depan!

Setelah mereka selesai membaca surat itu, amarah muncul di mata Xiao Yu dan Xiao Xun, dan pada saat yang sama bercampur dengan kekaguman.

Su Li menyerahkan masa depan yang besar di hadapannya demi temannya dan pergi... Tindakan semacam itu patut dihormati!

Duan Ling Tian sekali lagi duduk di batang pohon di atas pohon besar itu. Ia menatap langit biru yang cerah di antara sela-sela dedaunan yang rimbun...

"Klan Su... Karena kalian ingin bermain, maka aku akan melayani permainan kalian dengan baik!" Mata Duan Ling Tian perlahan menyipit, dan ekspresi dingin muncul di sudut mulutnya.

Kepergian Su Li membuat mental Duan Ling Tian sedikit banyak mengalami perubahan.

Duan Ling Tian saat ini nampaknya kembali lagi menjadi ahli senjata yang dingin dan tak berperasaan seperti sebelumnya.

Saat senja.

Di luar Akademi Paladin, sebuah kereta mewah diparkir di sisi jalan.

Orang yang mengendarai kereta itu adalah lelaki tua beralis putih dengan pembawaan berwibawa. Sekilas pandang, siapa pun akan tahu bahwa ia bukan sosok biasa.

Duan Ling Tian melihat kereta itu ketika berjalan keluar dari gerbang Akademi Paladin, tetapi ia tidak mempedulikannya. Ia mengucapkan selamat tinggal pada Xiao Yu dan Xiao Xun lalu berjalan sendiri.

Tepat ketika ia melewati sisi kereta.

Wuss!

Sesosok pria bergerak secepat kilat seperti hantu menghadang Duan Ling Tian yang sedang berjalan.

Lelaki tua beralis putih yang mengendarai kereta tadi sekarang tepat di depan matanya.

"Hmm?" Wajah Duan Ling Tian mengernyit. Saat ini ia bisa merasakan perubahan dari dua piton kecil yang tersembunyi di lengan bajunya.

Mengandalkan pengalaman Maharaja Beladiri Reinkarnasi dan Tenaga Spiritualnya sendiri, ia dapat menyimpulkan tingkat kultivasi orang tua itu. Orang tua ini adalah ahli beladiri Tahap Kelahiran Jiwa Baru tingkat 7 atau di atasnya.

Dalam hal kekuatan, ia tidak kalah dengan manajer Pangeran Ketiga, Hu San!

Namun, lelaki tua beralis putih ini jelas tidak berada pada tingkatan Tokoh Digdaya Tahap Ruang Hampa Setengah Langkah seperti Marquis yang Agung.

Kecuali sosok ini berniat menyerangnya dengan tiba-tiba ketika ia tak berdaya atau tak waspada, ia yakin akan langsung membunuh orang tua ini dengan mengandalkan Mantra Perapuh Tulang!

"Kau Duan Ling Tian?" Pria tua alis putih itu bertanya dengan suara rendah, sambil mengamati Duan Ling Tian dengan tatapan merendahkan.

"Enyahlah!" Tatapan Duan Ling Tian sedingin es. Ia tidak menghargai orang tua semacam ini yang sombong karena senioritas mereka.

Laki-laki tua alis putih itu terkejut. Ia jelas tidak membayangkan Duan Ling Tian akan berani bersikap seperti itu kepadanya. Seketika, kemarahan muncul di wajahnya…

Sesaat sebelum ia kehilangan kesabaran.

"Bai Tua, jangan lupakan tujuan kita sebenarnya." Suara datar seorang pria terdengar dari dalam gerbong kereta, membuat orang tua alis putih itu menahan amarahnya.

Alis Duan Ling Tian terangkat, dan ia sedikit terkejut.

Sepertinya orang di dalam gerbong itu bukan orang biasa.

Orang tua alis putih itu menahan amarahnya dan berkata kepada Duan Ling Tian, "Duan Ling Tian, tuanku meminta kehadiran Anda."

"Maaf, aku tidak tertarik." Duan Ling Tian mengangkat bahu acuh tak acuh.

"Jangan bergerak!" Tepat pada saat ini, sebuah teriakan lembut terdengar dari dalam kereta. Kali ini suara seorang wanita.

Suara ini seolah-olah pernah ia dengar sebelumnya di suatu tempat, tetapi Duan Ling Tian tidak bisa mengingatnya.

Suara wanita itu terdengar sekali lagi. Kali ini ia berbicara dengan pria di dalam kereta. "Sepupu, Duan Ling Tian ini tidak tahu apa yang baik untuknya. Aku pikir kita harus meminta Bai Tua untuk langsung membunuhnya."

Kemudian hanya sunyi senyap di dalam kereta.

"Apakah dia?" Duan Ling Tian akhirnya ingat. Bukankah itu suara Tong Li?

Lalu orang yang ia sebut sepupu... Siapa lagi kalau bukan Pangeran Kelima?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.