Maharaja Perang Menguasai Langit

Saat yang Genting



Saat yang Genting

0

"Duan Ling Tian, bagaimana? Apakah kau takut sekarang?" tatapan Duan Ru Lei. bercampur dengan ejekan. Seolah ia ingin melihat raut wajah ketakutan Duan Ling Tian.

0

"Takut?"Tatapan Duan Ling Tian menjadi terpusat ketika mendengar pertanyaan Duan Ru Lei, dan ia tersenyum dengan sikap tidak peduli. "Mengapa aku harus takut?"

"Huh!" Duan Ru Lei mendengus dingin.

"Kau akan mati dan kau masih saja keras kepala! Maka aku akan menjelaskannya padamu: ini adalah rumah besar pribadiku. Termasuk Tetua Ku dan ketiga orang itu, mereka bukan anggota Klan Duan, jadi jangan berpikir mereka akan mempertimbangkan fakta bahwa kau adalah keturunan langsung Klan Duan dan memberikan belas kasihan padamu!"

"Karena itu, aku pasti akan mati hari ini, kan?" Nada suara Duan Ling Tian terdengar tenang. Bagi orang lain, sepertinya ia tidak memikirkan hidup dan mati dan benar-benar tidak peduli.

"Bagus kalau kau tahu." Wajah Duan Ru Lei sedingin es saat ia menyeringai, "Sekarang, apakah kau menyesal telah membunuh putraku?"

"Jika aku katakan aku menyesalinya, apakah kau akan membiarkan aku pergi?" Duan Ling Tian menjawabnya dengan pertanyaan. Raut wajahnya masih tanpa beban.

"Itu tidak mungkin! Hari ini, apapun yang terjadi kau harus mati!" Tatapan Duan Ru Lei berubah dingin ketika ia menyatakan tekadnya untuk membunuh Duan Ling Tian.

"Kalau begitu bukankah itu sudah cukup sebagai jawaban? Jika aku menyesalinya, aku akan mati; jika aku tidak menyesalinya, aku akan tetap mati. Mengapa aku harus menyesal? Mungkin aku, Duan Ling Tian akan memiliki hal-hal yang harus disesali selama masa hidupku, dan akan ada saatnya aku merasa menyesal… Namun, aku tidak pernah menyesal membunuh putramu. Tidak di masa lalu, tidak sekarang, dan tidak di masa depan!" Tatapan Duan Ling Tian tajam bagai pedang saat menyorot kepada Duan Ru Lei. Ia berbicara tidak dengan rendah hati dan tidak pula sombong.

"Bagus, bagus…." Duan Ru Lei mulai tertawa karena sangat marah. "Seperti yang diharapkan dari putra Duan Ru Feng, kau memang memiliki sikap seperti dia bertahun-tahun yang lalu!"

Kemudian Duan Ru Lei memperhatikan Duan Ling Tian." Aku dengar dari keponakanku kekuatanmu telah melangkah ke Tahap Sumber Inti. Jika aku tidak salah mengingat, kau tampaknya baru berusia 18 tahun… Seorang ahli bela diri Tahap Sumber Inti berusia 18 tahun. Dalam hal bakat alami, kau lebih mengerikan dan melampaui langit daripada ayahmu bertahun-tahun yang lalu. Tapi sayangnya, kau akan mati di sini hari ini!"

Jelas,Duan Ru Lei telah mendengar dari Duan Rong tentang apa yang terjadi di Akademi Paladin pagi ini.

Duan Ling Tian mengandalkan kekuatan Tahap Sumber Intinya untuk mengalahkan mantan jenius nomor satu Akademi Paladin, Xu Qing.

"Bocah berusia 18 tahun di Tahap Sumber Inti?" Lelaki tua berpakaian hijau di samping Duan Ru Lei sedikit tertegun, sebuah kejadian yang sulit terjadi. Suaranya sedikit serak, dan kilau aneh berkedip di matanya. "Jangankan di Kerajaan Langit Merah, bahkan di kalangan generasi muda dari seluruh Kekaisaran Rimba Biru, aku yakin bakat alami seperti itu berada pada tingkatan teratas… sayang sekali."

"Namun, membunuh bakat mengerikan seperti itu dalam hidupku benar-benar dapat dianggap sebagai keberuntungan." Rasa dingin perlahan mencul di sudut mulut lelaki tua berpakaian hijau itu.

Di tubuhnya, serangkaian aura ganjil menyelubungi…

Tenaga Spiritual Duan Ling Tian langsung bereaksi terhadap aura ini, membuat matanya menyipit. " Tahap Ruang Hampa Setengah langkah!"

Akhirnya ia bisa sepenuhnya yakin. Lelaki tua di depannya adalah Tokoh Digdaya Tahap Ruang Hampa Setengah langkah!

"Kau tahu Tahap Ruang Hampa Setengah langkah?" Lelaki tua berpakaian hijau itu terkejut sesaat ketika mendengar apa yang dikatakan Duan Ling Tian, dan sepasang matanya yang aneh mengerjap dengan kilau yang menggoda. "Sepertinya kau bukan orang biasa, nak… Benar, seseorang yang mampu mengendalikan dua ahli bela diri Tahap Kelahiran Jiwa Baru seharusnya memang memiliki kemampuan itu."

"Sejak kapan seorang ahli beladiri Tahap Ruang Hampa Setengah langkah menjadi centeng bagi orang lain? Apalagi, menjadi centeng untuk seseorang di tingkat kesembilan Penempaan Tubuh yang lumpuh!" Senyum dingin mengejek tersungging di sudut mulut Duan Ling Tian.

Lelaki tua berpakaian hijau itu tidak bereaksi saat wajah Duan Ru Lei menjadi masam. "Duan Ling Tian, jangan bicara omong kosong, jangan menabur perselisihan di antara aku dan Tetua Ku… Tetua Ku adalah tamu yang terhormat, dan aku selalu memperlakukannya seperti seorang tetua!"

"Nak, tidak perduli seberapa hebat kau berbicara, itu hanya buang-buang waktu saja… Jika aku jadi kau, aku akan berlutut dan memohon belas kasihan dan bersujud kepada tuan kedua, dan mungkin suasana hati tuan kedua berubah menjadi baik dan meninggalkan mayatmu utuh." Lelaki tua berpakaian hijau itu tidak marah atau malu. Suaranya tenang, tapi terdengar dingin sedingin es.

Ketika itu, ia sepertinya telah berubah menjadi malaikat penentu kehidupan dan kematian di neraka, dan Duan Ling Tian hanyalah orang biasa yang menunggu untuk diadili.

"Berlutut dan memohon belas kasihan? Mayat utuh?" Senyum dingin di sudut mulut Duan Ling Tian semakin lebar, dan tatapannya yang tajam turun pada Duan Ru Lei. "Memintaku untuk bersujud dan memohon belas kasihan? Orang tua, apakah kau begitu tua sehingga otakmu pun tidak bekerja? Dapatkah orang cacat seperti dia menerimanya? Apakah orang cacat seperti dia pantas menerimanya?"

"Duan Ling Tian!" Wajah Duan Ru Lei merah padam saat amarahnya meledak.

Bertahun-tahun ini, meskipun ia kehilangan kekuatan, statusnya di dalam Klan Duan sangatlah penting. Siapa yang berani memanggil dirinya cacat di depan hidungnya?

Sekarang Duan Ling Tian berulang kali memanggilnya cacat, dan ini benar-benar membuatnya murka!

"Tetua Ku, aku akan merepotkanmu." Duan Ru Lei menarik napas yang dalam saat niat membunuh melintas di matanya. Ia memandang lelaki tua berpakaian hijau itu, ketika ia tidak ingin membuang-buang waktu lagi untuk Duan Ling Tian.

"Xing, ayah akan membalaskan dendam untukmu segera." Tatapan dingin Duan Ru Lei turun pada Duan Ling Tian seolah-olah dia sudah melihat Duan Ling Tian mati terkapar di tanah.

Raut wajah lelaki tua berpakaian hijau itu sangat suram. Ia memberi perintah pada tiga lelaki tua yang mengepung kawanan Duan Ling Tian bertiga, lalu ia mengalihkan pandangannya yang penuh ejekan pada Duan Ling Tian. "Kalian bertiga, bereskan kedua ahli bela diri Tahap Kelahiran Jiwa Baru tingkat ketujuh itu. Aku sendiri yang akan mengurus anak ini… ahli bela diri berusia 18 tahun Tahap sumber Inti. Nak, aku akan selalu mengingatmu seumur hidupku. Kau akan menjadi jenius tak tertandingi pertama yang mati di tanganku!"

"Baik." Tiga lelaki tua itu mematuhi perintah lelaki tua berpakaian hijau itu dengan penuh hormat, dan tubuh mereka melesat langsung menyerang Zhang Qian dan Zhao Gang. 3,000 bayangan mammoth kuno melesat di belakangnya!

Mata Zhang Qian dan Zhao Gang menyipit. Mereka hanya bisa bertarung dengan tiga musuh yang sebanding dengan mereka. Namun jumlah musuh mereka lebih banyak, dan mereka segera berada dalam kondisi yang kurang menguntungkan.

"Nak, kau akan segera mati. Apakah kau tidak takut?" Saat lelaki tua berpakaian hijau itu melangkah, tatapan mengejek di matanya semakin gelap.

"Jika aku takut, apakah kau akan memberiku jalan keluar?" Duan Ling Tian menyeringai, dan ia melihat ke arah lelaki tua itu seolah melihat seorang idiot….

"Kau cari mati!" Wajah lelaki tua berpakaian hijau itu suram ketika ia melihat tatapan aneh Duan Ling Tian. Ia marah kerana malu, dan niat membunuhnya melampaui langit dan menutupi bumi.

" Duan Ling Tian,kau benar-benar telah membuat Tetua Ku marah." Sudut mulut Duan Ru Lei menyunggingkan senyum dingin ketika melihat kejadian ini.

"Keparat bau tanah, apakah kau berpikir bisa membunuhku?" Duan Ling Tian menunjukkan tatapan tenang saat melihat lelaki tua itu sangat marah dan segera ingin membunuhnya.

"Berhenti berlagak!" Wajah lelaki tua itu penuh dengan kebencian saat ia berkelebat maju.

Tepat pada saat yang kritis itu, kaki Duan Ling Tian tersentak dan Sumber Energinya meledak-ledak membuatnya melesat ke belakang dengan sangat cepat, kemudian ia berteriak, "Paman Nie, kau masih berencana untuk menyaksikan pertunjukakan ini?"

Lelaki tua berpakaian hijau itu tertegun dan menghentikan langkahnya. Duan Ru Lei mengerutkan kening….

"Nak, awalnya aku ingin kau menderita sedikit lebih lama sehingga kau tidak bertindak gegabah lagi… Tapi tidak kusangka tenyata aku telah membiarkanmu mengetahui kehadiranku." Diiringi tawa yang tak tertahankan namun terdengar hangat, sesosok lagi muncul dari luar rumah besar itu dan turun perlahan di depan Duan Ling Tian, melindungi Duan Ling Tian di belakangnya.

Ia adalah seorang lelaki paruh baya, dan seluruh tubuhnya memancarkan aura tak tertandingi.

Tepatnya ia adalah Marquis yang Agung, Nie Yuan!

Sudut mulut Duan Ling Tian menyunggingkan senyum tipis. Tidak lama setelah Duan Ru Lei dan lelaki tua berpakaian hijau muncul itu, ia menyadari kehadiran Nie Yuan, yang bersembunyi tak jauh darinya. Inilah alasannya mengapa ia bisa tetap tenang dari awal sampai akhir….

Di dalam hatinya ia mengerti bahwa bila Nie Yuan ada di sini, ia tidak akan mati!

"Jenderal!" Zhang Qian dan Zhao Gang menjauh dari ketiga lawan mereka dan memberi hormat saat mereka melihat kehadiran Nie Yuan.

"Marquis yang Agung!" Wajah Duan Ru Lei berubah sangat buruk, karena ia tahu hubungan antara ayah Duan Ling Tian dan Marquis yang Agung bertahun-tahun yang lalu. Dengan seketika, firasat buruk muncul di dalam hatinya. Tetapi sesaat berikutnya, ia menarik napas dan berusaha tenang.

Marquis yang Agung adalah keberadaan yang berada pada Tahap Ruang Hampa Setengah langkah, karena itu kekuatannya sama dengan Tetua Ku… Pihaknya masih memiliki keunggulan.

"Kau adalah Marquis yang Agung?" tatapan lelaki tua berpakaian hijau itu tertuju pada Nie Yuan, dan nada kemarahan bercampur di dalamnya. "Kudengar kekuatan Marquis yang Agung Nie Yuan sangat mengejutkan dan dia berada Setengah langkah lagi menuju Tahap Ruang Hampa… Hari ini, lelaki tua ini akan mencari bimbingan beberapa jurus dari Marquis yang Agung!"

Nie Yuan menatap lelaki tua itu dengan sikap tidak perduli. "Aku akan menemanimu jika kau ingin meminta bimbinganku… Tapi sayangnya, lawanmu hari ini bukanlah aku."

Ketika Nie Yuan selesai berbicara, ia bergerak.

Wuss!

Duan Ling Tian hanya merasakan kilat di depan matanya, dan Nie Yuan telah lenyap dari tempatnya berdiri.

Pada saat berikutnya.

Bug! Bug! Bug!

Ketiga orang yang berada pada Tahap Kelahiran Jiwa Baru tingkat ketujuh itu semuanya mati!

Mata Duan Ling Tian menyipit, dan jantungnya bergetar saat ia menatap Nie Yuan, yang telah kembali ke tempatnya berdiri tadi.

Dari kemampuan yang Nie Yuan tunjukkan tadi, jelas dia hanya setengah langkah dari Tahap Ruang Hampa yang sejati….

Tampaknya bakat alami Paman Nie dalam meniti Jalan Hidup sebagai ahli bela diri sangatlah tinggi.

"Kau… Kau telah berada di tahapan terakhir itu?" Lelaki tua berpakaian hijau itu awalnya masih bertanya-tanya tentang apa yang dikatakan Nie Yuan tadi, tapi saat ia melihat kemampuan Nie Yuan terungkap, wajahnya menjadi suram.

Bahkan diantara mereka yang berada Setengah langkah dari Tahap Ruang Hampa, ada sedikit perbedaan kekuatan antara masing-masing ahli bela diri itu.

Dibandingkan dengan dirinya, Nie Yuan tidak diragukan lagi telah jauh melampauinya dan hanya tinggal mengambil langkah terakhir untuk menjadi ahli bela diri Tahap Ruang Hampa sejati. Dengan kata lain, seorang Tokoh Digdaya Tahap Pembelah Ruang!

Wuss!

Pada saat yang hampir bersamaan ketika wajah lelaki tua berpakaian hijau itu menjadi suram, ada sesosok bayangan menyelinap ke dalam rumah besar itu dan turun di samping Nie Yuan.

Orang itu berperawakan besar dan tinggi dan mengenakan pakaian hitam, wajahnya ditutupi dengan topeng Raja Hantu, dengan demikian wajahnya tidak dapat dilihat dengan jelas…

Wajah Duan Ling Tian menjadi agak pucat. ia tidak dapat merasakan keberadaan orang ini sedikit pun!

Hanya ada satu kemungkinan.

Orang ini adalah Tokoh Digdaya Tahap Pembelah Ruang!

Tokoh Digdaya Tahap Ruang Hampa sejati!

Pada saat berikutnya, sebuah kejadian membuat Duan Ling Tian lebih terkejut terjadi.

Pada saat lelaki bertopeng hantu itu muncul, wajah lelaki tua yang masih terlihat ganas beberapa saat yang lalu itu menjadi pucat pasi tanpa jejak darah, dan ia bahkan langsung berlutut di tanah dengan suara 'lirih' dengan tubuh gemetar.

"Ke… Ketua." Suara lelaki tua itu terdengar mengandung kengerian yang tak terhingga. Itu adalah kengerian yang muncul dari dasar hatinya, rasa takut yang mencekam jiwanya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.