Maharaja Perang Menguasai Langit

Bunuh Diri



Bunuh Diri

0

"Tingkat ketiga Tahap Kelahiran Jiwa Baru? Pandangan Duan Ling Tian terfokus saat melihat 400 siluet mammoth kuno di atas pria paruh baya di depannya itu, dan sudut mulutnya perlahan melengkung.

0

Pandangan pria paruh baya itu dingin, sorot matanya saat memandang Duan Ling tanpa emosi.

"Kau yang diam-diam mengawasiku sejak pagi ini?" Duan Ling Tian berkata tenang, seolah-olah ia sedang berbicara tentang hal yang tidak berkaitan dengannya.

"Seperti yang diduga dari jenius nomor satu Akademi Paladin, kau dapat menyadari bahwa aku mengawasimu secara diam-diam. Padahal aku merasa sudah sangat berhati-hati." Prajurit paruh baya itu terkejut sesaat, karena ia tidak menyangka bahwa Duan Ling Tian sudah lama menyadarinya.

"Kau mungkin bukan anggota Tentara Naga Langit Merah, kan?" Duan Ling Tian menatap orang di depannya. Pria paruh baya itu adalah ahli beladiri Kelahiran Jiwa Baru tingkat ketiga, tetapi ia mengenakan baju besi prajurit biasa, dan ia juga bukan seorang Sersan.

Ia tidak percaya bahwa seseorang dengan tingkat kultivasi seperti itu akan bersedia menjadi prajurit biasa di Tentara Naga Langit Merah.

"Kau sangat cerdas." Prajurit paruh baya itu mengangguk. "Tepat, aku bukan anggota Tentara Naga Langit Merah."

"Bisa diam-diam menyelinap ke dalam Tentara Naga Langit merah tanpa ketahuan oleh siapa pun, tampaknya orang yang menyuruhmu bukanlah orang biasa… Aku sangat penasaran siapa yang sebenarnya mengirimmu ke sini?" Duan Ling Tian menatap lekat dan penuh selidik pada prajurit paruh baya itu

"Orang mati tidak perlu banyak tahu." Pria paruh baya itu mengabaikan Duan Ling Tian. Ia berjalan maju dengan kepercayaan diri setinggi langit dan 400 siluet mammoth kuno yang baru saja lenyap sekali lagi terbentuk di atasnya.

"Apa kau yakin aku akan mati?" Tatapan Duan Ling Tian menjadi sedikit dingin dan sebuah senyum menghina muncul di sudut mulutnya.

"Hmm?" Pria paruh baya itu sedikit mengerutkan kening ketika menyadari bahwa Duan Ling Tian begitu tenang. Ia mengamati sekeliling untuk sesaat, dan setelah yakin tidak ada sesuatu yang mencurigakan, ia mencibir. "Apa kau berpikir sikapmu yang misterius ini akan dapat membuatmu lolos dari kematian? Jangan buang-buang waktu! Ada sesuatu yang pernah terjadi di masa lalu, dan sekarang kau harus menanggung akibatnya... Tidak ada yang dapat menyelamatkanmu hari ini!" Prajurit paruh baya itu berjalan maju dengan langkah besar, dan Sumber Energi berpendar di seluruh tubuhnya. Ia bermaksud untuk menyerang Duan Ling Tian.

"Begitukah?" Duan Ling Tian masih berdiri di tempat dengan ekspresi tenang dan tidak terganggu dan ia tidak bergeming sedikit pun.

"Yang aku tahu, tidak ada yang bisa menyelamatkanmu!" Tepat saat ini, sebuah suara rendah yang mengandung kemarahan terdengar dari belakang prajurit paruh baya tersebut.

Selanjutnya, dua sosok tiba-tiba muncul di belakang prajurit paruh baya itu. Salah satu dari mereka menghantam prajurit paruh baya itu dengan tangan hingga membuatnya terjatuh, lalu menginjaknya agar tetap terbaring di tanah hingga ia tak dapat bergerak.

Tubuh prajurit paruh baya itu terhempas ke tanah dan secara refleks menoleh ke belakang, bola matanya hampir keluar melihat apa yang ada di belakangnya.

Ya Tuhan!

Apa yang ia lihat?!

1.000 siluet mammoth kuno!

Orang yang menyerangnya barusan adalah ahli beladiri Kelahiran Jiwa Baru tingkat ketujuh!

"Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah Klan Duan tidak mengirim siapa pun untuk melindunginya?" Rasa dingin merasuk dalam hati prajurit paruh baya tersebut, dan matanya memancarkan keputusasaan.

"Tuan muda." Di antara dua orang yang baru saja muncul ini, orang yang menginjak prajurit paruh baya itu ke tanah adalah Zhang Qian.

Yang satu lagi adalah Zhao Gang.

Mengenali suara yang didengarnya, wajah pria paruh baya yang terbaring di tanah itupun menjadi masam dan ia berusaha menoleh dengan susah payah. Dalam kegelapan malam, ia akhirnya bisa melihat dengan jelas sosok Zhang Qian dan Zhao Gang.

"Jenderal Zhang, Jenderal Zhao!" Mata prajurit paruh baya itu menyipit, ia jelas mengenali Zhang Qian dan Zhao Gang.

Zhang Qian dan Zhao Gang adalah para jenderal di bawah perintah Marquis Yang Agung, Jenderal Besar Kavaleri Nie Yuan, dan mereka menyandang status yang sangat tinggi di kalangan Tentara Kerajaan Langit Merah. Dengan demikian, banyak petinggi di kalangan Tentara Kerajaan Langit Merah yang mengenali mereka.

"Kau mengenalku?" Zhang Qian mengerutkan kening, dan ia menginjakkan kakinya dengan lebih keras ke badan prajurit paruh baya itu.

Wajah prajurit paruh baya itu menjadi pucat pasi, ia menatap dengan heran. Apa yang sebenarnya terjadi?

Mengapa dua orang hebat ini ada di sini?

Selain itu, mereka tampaknya melindungi Duan Ling Tian secara diam-diam.

Bukankah Duan Ling Tian ini hanya seorang keturunan langsung dari Klan Duan? Bagaimana mungkin dua orang hebat ini turun langsung untuk melindunginya.

Prajurit paruh baya itu tiba-tiba menyadari bahwa tugas ini sebenarnya adalah tugas bunuh diri!

"Bicaralah! Siapa yang mengirimmu untuk membunuh Tuan Muda?" Wajah Zhao Gang terlihat murka, matanya berkedip-kedip dengan niat membunuh yang besar.

"Jenderal Zhang, Jenderal Zhao... Dia... Bukankah dia anggota Klan Duan? Mengapa... Mengapa kalian berdua..." Prajurit paruh baya itu menarik napas dalam-dalam. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di hadapannya sekarang.

Ketika Zhang Qian dan Zhao Gang mendengar apa yang dikatakan si prajurit paruh baya, mereka berdua memandang Duan Ling Tian secara bersamaan, seakan bertanya pada Duan Ling Tian apakah mereka dapat mengungkap kebenarannya.

Duan Ling Tian mengangguk, karena ia merasa bahwa prajurit paruh baya ini adalah orang yang keras kepala, dan jika ia tidak bisa sepenuhnya menghancurkan pertahanan di dalam hatinya, ia mungkin lebih baik mati daripada mengungkap orang yang mengirimnya.

"Tepat, Tuan Muda ini adalah anggota Klan Duan. Namun, Tuan Muda ini juga adalah keponakan dari Marquis... Jadi kami berdua dikirim oleh Marquis untuk melindungi Tuan Muda." Nada bicara Zhang Qian terdengar dingin.

Kata-kata itu memasuki telinga si prajurit paruh baya seperti jarum yang menusuk!

Marquis?

Ia langsung tahu siapa Marquis yang dibicarakan oleh Zhang Qian, pastilah Marquis dengan status yang disegani dan dihormati di Kerajaan Langit Merah!

Duan Ling Tian ini adalah keponakannya?

"Tuan Muda, ampuni aku... hamba tidak tahu identitasmu, ampuni aku..." Wajah pria paruh baya itu pucat pasi dan memohon-mohon kepada Duan Ling Tian.

Ia tiba-tiba menyadari bahwa tindakannya adalah sama dengan bunuh diri!

"Katakan! Siapa yang mengirimmu?" Duan Ling Tian bertanya sekali lagi.

"Tuan Muda, jika hamba mengatakannya, maukah Tuan membiarkan hamba hidup?" Mata pria paruh baya itu berkedip-kedip penuh pengharapan untuk bertahan hidup.

"Kau tidak pantas untuk memberikan syarat." Tatapan Duan Ling Tian semakin dingin. "Karena kau tahu Zhang Qian dan Zhao Gang memiliki kekuatan di Tahap Kelahiran Jiwa Baru, statusmu di tentara Kerajaan Langit Merah tidak mungkin rendah… Apa kau pikir aku tidak dapat menyelidiki latar belakangmu dengan mengandalkan kemampuan Pamanku?"

Tentara paruh baya itu tersenyum pahit.

Jika Marquis Yang Agung ingin menyelidikinya, tentu akan sangat mudah.

"Tuan Muda, saya adalah seorang Sersan dari kesatuan Tentara Penjaga Kota, Kota Kerajaan." Pria paruh baya itu menundukkan kepalanya saat ia menyatakan identitasnya.

Ia yakin ia tidak perlu mengatakan apa pun lagi, Tuan Muda ini sudah dapat menebaknya.

"Tentara Penjaga Kota?" Pandangan Duan Ling Tian terfokus. "Jadi kau suruhan... Xue Lu!"

"Xue Lu itu, ia ternyata berani menyuruh anggota Tentara Penjaga Kota-nya menyelinap dalam kesatuan Tentara Naga Langit Merah. Apa ia tidak tahu bahwa ini adalah hal tabu dalam ketentaraan?" Wajah Zhang Qian menjadi suram dan api amarah muncul di matanya.

Wajah Zhao Gang juga berubah buruk.

"Jenderal, ampuni aku..." Ekspresi tentara paruh baya itu pucat pasi, ia tidak punya keinginan lain selain bertahan hidup.

Zhang Qian dan Zhao Gang memandang ke arah Duan Ling Tian.

"Bereskan." Duan Ling Tian berkata dengan tak acuh, dengan suara datar tanpa emosi. Kemudian ia berbalik dan membuka ikat pinggang untuk menuntaskan hajatnya. Ia langsung kembali ke tendanya setelah selesai.

Prajurit paruh baya itu tidak bereaksi mendengar perkataan Duan Ling Tian, dan ia langsung dibunuh oleh Zhang Qian.

Ketika Duan Ling Tian pergi, Zhang Qian dan Zhao Gang membereskan mayat si prajurit paruh baya itu lalu melanjutkan penyamaran.

"Duan Ling Tian, mengapa lama sekali?" Xiao Xun bertanya setelah Duan Ling Tian kembali ke tenda.

Duan Ling Tian mendelikkan matanya ke arah Xiao Xun, dan ia berkata dengan marah, "Apa aku tidak boleh buang air besar?"

Mata Duan Ling Tian menyipit saat ia berbaring di tenda, dan perasaan marah muncul di dalam hatinya.

Meskipun ia tahu bahwa Panglima Penjaga Kota Xue Lu tidak akan melepasnya begitu saja, ia tidak pernah membayangkan bahwa Xue Lu akan begitu tidak bermoral sampai ingin membunuhnya dalam perjalanan ke medan perang perbatasan barat laut.

"Xue Lu..." Niat membunuh muncul dalam hati Duan Ling Tian.

Pagi-pagi sekali keesokan harinya, saat matahari pagi terbit di timur.

"Semua pasukan, kemasi tendamu. Kita akan berangkat 10 menit lagi!" Suara keras dan jelas dari Komandan Nie Fen memecah keheningan fajar dan menyebabkan semua murid Akademi Paladin yang masih bermimpi di dalam tenda mereka tersentak bangun. Mereka keluar dari tenda dan mulai berkemas.

Ketika Duan Ling Tian berjalan keluar dari tenda, ia memperhatikan 10.000 Tentara Naga Langit Merah sudah lama siap dengan perlengkapan mereka. Yang masih tersisa adalah tenda para murid Akademi Paladin yang tersebar.

"Tentara Naga Langit Merah ini layak disebut pasukan elit di dalam Kerajaan Langit Merah!" Duan Ling Tian memuji di dalam hati.

Tak lama kemudian, semua kelompok murid Akademi Paladin selesai mengepak tenda dan siap berangkat.

Di bawah perintah Komandan Nie Fen, barisan pasukan yang terdiri dari lebih dari 10.000 penunggang kuda bergerak maju dengan suara membahana. Tanah bergetar dan gunung-gunung berguncang di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Ketika berpapasan dengan pedagang keliling atau kereta kuda, mereka semua akan minggir ke sisi jalan untuk menghindar, karena mereka tidak berani berhadapan langsung dengan sikap ganas yang mengesankan dari Tentara Naga Langit Merah.

Setelah menghabiskan waktu dua bulan penuh, Duan Ling Tian dan rombongannya akhirnya tiba di tujuan mereka.

Kota Makmur Sejahtera di perbatasan barat laut.

Kota Makmur Sejahtera adalah kota yang terletak di posisi terpencil dan tidak strategis.

Tiga Puluh mil dari Kota Makmur Sejahtera adalah kota perbatasan Kerajaan Jawara Selatan, Kota Barbar Selatan... Nama yang sesuai karena seringnya terjadi bentrokan antara kedua kerajaan di sini.

Setiap salah satu dari dua kerajaan itu selesai memulihkan diri dan membangun kekuatan lagi, mereka akan mengirim pasukan untuk mengambil alih kota perbatasan kerajaan lain lalu menjarahnya.

Selama 100.000 tahun selalu seperti ini.

Sejak setengah tahun yang lalu, tentara Kerajaan Jawara Selatan telah berulang kali melakukan provokasi kepada Kota Makmur Sejahtera Kerajaan Langit Merah, menyebabkan tentara di Kota Makmur Sejahtera tertekan, sehingga mereka meminta pasukan bala bantuan dari Kota Kerajaan.

Kota Makmur Sejahtera tidak bisa dianggap besar, ukurannya sebanding dengan Kota Aurora. Duan Ling Tian memandang Kota Makmur Sejahtera di kejauhan dengan alis terangkat.

"Bagaimanapun, ini bukan Kota Propinsi. Selain Kota Kerajaan dan Kota-Kota Propinsi, kota-kota lainnya tidak jauh berbeda." Xiao Yu mengangguk.

Tak lama kemudian, lebih dari 10.000 Tentara Naga Langit Merah memacu kudanya ke Kota Makmur Sejahtera dan bergerak melambat ketika mendekati kota.

Meskipun ukuran Kota Makmur Sejahtera tidak berbeda dengan kota-kota lain, seperti Kota Aurora dan Kota Darah Besi, kota ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian selatan kota dipenuhi dengan banyak toko dan orang-orang yang berlalu lalang. Sedangkan bagian utara kota merupakan perkemahan tentara perbatasan, bahkan tembok utara kota telah diperkuat untuk perang, dengan mengubahnya menjadi benteng pertahanan.

"Itu Tentara Naga Langit Merah!"

"Tentara Naga Langit Merah telah tiba. Kali ini kita pasti bisa membuat pasukan Kerajaan Jawara Selatan menderita kekalahan telak!"

"Panjang Umur Marquis Yang Agung!"

...

Di sepanjang jalan yang dilewati Tentara Naga Langit Merah, semua penduduk Kota Makmur Sejahtera yang berdiri di kedua sisi jalan bersorak sorai.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.