Maharaja Perang Menguasai Langit

Rencana Tersembunyi



Rencana Tersembunyi

0

"Hei! Teman-teman, kalian semua sudah dengar? Duan Ling Tian, ​​yang namanya tersohor dan banyak dibicarakan beberapa waktu yang lalu, telah menerobos ke Tahap Sumber Inti!"

0

"Aku sudah mengetahui berita ini sejak beberapa hari yang lalu. Aku punya sepupu jauh yang berada di Akademi Paladin."

"Maafkan kalau aku tidak sopan, kakak, kau benar-benar sepupu murid Akademi Paladin?!"

"Tak usah kaget begitu..."

"Kalau begitu, kakak, apakah kau tahu bahwa pagi ini Duan Ling Tian telah kembali ke Klan Duan dan mengakui leluhurnya?"

"Apa benar begitu itu?"

"Hehe! Sepupu jauhku adalah gadis pelayan Klan Duan. Katanya, sambutannya cukup meriah."

"Bukankah Duan Ling Tian menolak untuk kembali ke Klan Duan sebelumnya?"

"Itu semua masa lalu... tidak perlu disebut lagi!"

Di dalam sebuah restoran di pusat kota Kerajaan, dua pemuda saling berbincang satu sama lain.

Dan saat ini, percakapan serupa terjadi di seluruh pusat kota Kerajaan.

Duan Ling Tian, ​​pemuda yang telah melangkah ke Tahap Sumber Inti di usia 18 tahun, dan diakui masyarakat luas adalah jenius nomor satu di Akademi Paladin. Sekarang ia memiliki gelar tambahan yaitu murid keturunan langsung Klan Duan.

Di mata banyak orang di Kota Kerajaan, hal itu sudah cukup untuk membuat mereka memanggil Duan Ling Tian sebagai seseorang yang mendapat berkah dari Langit, dan statusnya saat ini bahkan melampaui Duan Ru Feng bertahun-tahun yang lalu.

….

Di Kediaman Klan Su.

Di halaman yang luas, seorang lelaki tua mengangkat tangannya dan meja batu di halaman itu hancur berkeping-keping dan berserakan ke tanah.

"Kakek, apa yang terjadi?" Seorang pria muda yang kulitnya agak pucat berjalan keluar dari kamarnya dan menatap pria tua itu dengan penuh tanya.

"Tong, kenapa kau keluar? Lukamu belum sembuh dan kau perlu banyak istirahat." Pria tua itu menatap pemuda itu, dan sebersit rasa bersalah melintas di matanya.

"Kakek, apakah terjadi sesuatu?" Wajah Su Tong muram.

Sebuah aliran cahaya berputar di mata orang tua itu saat ia memaksa tersenyum. "Tidak terjadi apa-apa, jangan terlalu dipikirkan...."

"Tetua Agung!" Tepat pada saat itu Sang Ketua Klan Su, Su Bo Ya, datang menghampirinya. Su Bo Ya memandangi lelaki tua yang adalah Tetua Klan Su itu ketika ia berjalan memasuki halaman.

"Sang Ketua." Su Nan dan Su Tong membungkuk pada Su Bo Ya.

Su Bo Ya memandang Su Nan sambil berkata perlahan, "Tetua Agung, aku kira Anda telah mendengar tentang Duan Ling Tian yang kembali ke Klan Duan dan mengakui leluhurnya, bukan?"

Wajah Su Nan tertunduk saat ia mengangguk.

"Apa?!" Wajah Su Tong menjadi pucat. Duan Ling Tian benar-benar kembali ke Klan Duan dan mengakui leluhurnya?

Saat ini, ia hanya merasakan langit menjadi gelap, dan hanya kegelapan yang tersisa di depan matanya.

Dalam dua hari terakhir, ia telah mendengar berita tentang terobosan Duan Ling Tian ke Tahap Sumber Inti. Ia sangat terkejut dengan bakat alami Duan Ling Tian yang tak ada bandingannya, dan hatinya dipenuhi dengan kebencian.

Saat ini ia hanya ingin memotong-motong Duan Ling Tian menjadi potongan-potongan kecil!

Namun, sejauh yang ia ketahui, meskipun bakat alami Duan Ling Tian dalam Jalan Hidup sebagai Ahli Beladiri sangat kuat, ia tidak memiliki latar belakang yang kuat sehingga tidak akan sulit bagi kakeknya untuk membalaskan dendamnya. Tapi sekarang, berita Duan Ling Tian kembali ke Klan Duan tidak ayal lagi seperti petir yang menyambar di siang bolong, membuat Su Tong sampai ia merasa sulit bernapas.

Seorang ahli beladiri Sumber Inti berusia 18 tahun bukanlah sesuatu yang hebat, karena jika ia tidak mematangkan kemampuannya, maka semuanya sia-sia saja. Tapi jika seorang ahli beladiri 18 tahun mendapatkan nama dari Klan Duan, ia seolah menerima tambahan jimat yang dapat menyelamatkan jiwa. Klan Duan tidak akan membiarkan sesuatu hal buruk terjadi pada seorang ahli bela diri jenius seperti Duan Ling Tian!

"Tetua Agung, Sang Ketua Klan Duan, Duan Ru Hong, telah berbicara denganku tentang masalah Su Tong... Ia bersedia menyerahkan sebuah restoran milik Klan Duan di pinggiran kota kepada Klan Su kita. Restoran itu akan diserahkan kepada keluarga Anda. Bagaimana menurutmu?" Su Bo Ya berbicara pelan sambil memandang Su Nan.

"Sang Ketua, apa yang diinginkan Duan Ru Huo itu? Dia ingin kita meredam permusuhan dengan Duan Ling Tian itu?" Wajah Su Nan murka ketika berbicara dengan suara melengking.

"Tetua Agung!" Su Bo Ya mengerutkan kening dan suaranya menjadi sedikit lebih dingin. Ia adalah Sang Ketua Klan, tetapi Tetua Agung berani membentak di depannya. Akan ditaruh di mana wajahnya?

"Sang Ketua." Su Nan seketika sadar dan meminta maaf, "Aku hanya marah sesaat tadi, kuharap Sang Tetua dapat memaafkanku."

"Huh!" Su Bo Ya menatap sekilas Su Nan dengan dingin dan acuh tak acuh. "Tetua Agung, alasanku datang ke sini hari ini, selain memberitahu keluarga Anda untuk mengambil alih restoran itu... Alasan lainnya adalah untuk memberimu peringatan. Di masa depan, jangan mencari masalah dengan Duan Ling Tian; jika tidak, jika sesuatu terjadi pada keluargamu karena masalah ini, klan ini tidak akan membantumu."

Apa?! Wajah Su Nan menjadi suram, dan Su Tong, yang berada di samping Su Nan, menunjukkan wajah penuh amarah.

Apa yang dikatakan Sang Ketua jelas menunjukkan posisi Klan Su, dan itu berarti jika ia dan keluarganya ingin mencari masalah dengan Duan Ling Tian, ​​maka Klan Su akan mengucilkan mereka.

"Sang Ketua, anggota keluargaku masih keturunan langsung... Anda mengucilkan kami hanya demi Duan Ling Tian? Aku ingin tahu apakah ini hanya keputusan Sang Ketua, atau keputusan klan." Wajah Su Nan tampak muram. Ada nada ingin tahu yang samar dalam suaranya ketika ia selesai berbicara.

"Lancang!" Wajah Su Bo Ya berubah menyeramkan.

"Tetua Agung, kau benar-benar berani melawan Sang Ketua!" Tepat pada saat ini, sekelompok orang berbondong-bondong masuk ke halaman tersebut. Mereka adalah kelompok tetua Klan Su.

"Kalian semua…." Sebuah firasat buruk muncul dalam hati Su Nan ketika ia melihat semua orang ini muncul secara tiba-tiba.

"Tetua Agung, Anda jangan salah paham terhadap Sang Ketua, karena apa yang dikatakan Sang Ketua sebelumnya adalah sesuatu yang sudah kita setujui." Tetua kedua Klan Su menyeringai.

Wajah Su Nan tertunduk dan pandangannya menyapu semua tetua Klan Su yang hadir, lalu ia berkata dengan suara rendah, "Yang dibayar Klan Duan atas masalah yang melibatkan cucuku ini bukan hanya sebuah restoran, kan?"

"Tepat! Restoran di pinggiran kota hanya kompensasi Klan Duan kepada keluargamu. Kompensasi yang diberikan Klan Duan untuk Klan Su adalah kuota rekomendasi tahunan untuk masuk Akademi Paladin...."

"Dengan kata lain, Klan Duan akan memberikan satu dari lima jatah kuota rekomendasi mereka kepada Klan Su. Dengan begitu, Klan Su dan Klan Duan sama-sama akan memiliki kuota rekomendasi tahunan berjumlah empat orang," Tetua kedua tidak menyangkalnya.

"Klan Duan sungguh murah hati!" Wajah Su Nan merunduk dan memucat, ketika akhirnya ia mengerti apa yang terjadi.

"Sang Ketua, para tetua, jika tidak ada hal lain, maka aku juga tidak ada hal lain lagi yang perlu dikatakan." Su Nan menghela napas dalam-dalam, nada suaranya campur aduk.

Ia mengerti bahwa nasi sudah menjadi bubur, dan ia tak dapat melakukan apa-apa untuk mengubahnya!

Alis Su Bo Ya mengkerut, ia menggelengkan kepalanya lalu pergi bersama kelompok tetua Klan Su.

"Tidak… Aku tidak terima... Kakek, aku tidak mau terima semua ini!" Wajah Su Tong pucat pasi. Ia memegang kepalanya dengan kedua tangan, menjambak rambutnya seperti gumpalan kain, dan tanpa henti menggelengkan kepalanya, karena ia tidak mau percaya bahwa semua ini nyata.

"Hoek!" Sementara itu, wajah Su Nan memerah dan seteguk darah keluar dari mulutnya. Ia meludahkan darah akibat amarah kepada para petinggi Klan Su.

"Tong, jangan khawatir... Bahkan jika aku harus mengambil risiko meninggalkan keluarga kita, Kakek tetap akan membalaskan dendammu! Kau satu-satunya keturunan keluarga kita, dan karena masa depanmu hancur, maka keluarga kita juga tidak punya masa depan lagi!" Mata Su Nan berkedip-kedip dingin, dan wajahnya dipenuhi kekejaman dan angkara murka.

Di dalam ruang pertemuan di Kediaman Pangeran Kelima.

Wajah Pangeran Kelima berangsur-angsur menjadi suram ketika ia mendengar laporan pria tua beralis putih itu.

"Bukankah Duan Ling Tian itu memiliki pendirian yang kuat? Ia begitu mudahnya kembali ke klan yang mengabaikannya bertahun-tahun yang lalu?" Mata Pangeran Kelima menyipit mendengar perihal Duan Ling Tian yang kembali ke Klan Duan di luar dugaannya.

"Yang Mulia, dugaan saya adalah bahwa ketika melihat Duan Ling Tian bisa menembus ke Tahap Sumber Inti pada usia 18 tahun, Klan Duan memandang tinggi masa depan Duan Ling Tian, ​​dan dengan demikian memberikan iming-iming yang menarik agar Duan Ling Tian mau kembali kepada Klan Duan," kata lelaki tua beralis putih itu perlahan.

"Huh! Kusangka pada awalnya ia adalah orang yang kuat pendirian." Suara Pangeran Kelima terdengar jijik.

"Kakak Sepupu!" Tepat pada saat ini, sesosok berbaju merah memasuki ruang pertemuan.

Ekspresi sedingin es pada wajah Pangeran Kelima langsung meleleh dan ia tersenyum ringan. "Gadis kecil, kau begitu tergesa. Apakah terjadi sesuatu?"

Orang yang masuk itu adalah Tong Li.

Wajah Tong Li cemberut. "Kakak Sepupu, aku dengar bahwa Duan Ling Tian telah kembali ke Klan Duan... Apakah ini benar?"

"Ya, aku juga baru saja mendengar dari Senior Bai." Pangeran Kelima mengangguk.

"Lalu... Apakah berarti aku tidak lagi bisa membalas dendam?" Mata Tong Li menyorotkan penolakan dan wajahnya dipenuhi dengan kekecewaan.

"Li, jangan khawatir, meskipun Duan Ling Tian mendapat dukungan dari Klan Duan, sepupumu ini tidak akan melepaskannya... Namun, sepupumu ini perlu memikirkan masalah ini lebih lanjut."

Pangeran Kelima melanjutkan, "Bukankah kau mengatakan bahwa beberapa waktu lalu seorang murid perempuan di Akademi Paladin menindasmu? Aku akan meminta Senior Bai mengirim beberapa orang untukmu, agar kau akan bisa menghadapinya. "

Mata Tong Li bersinar. "Terima kasih sepupu!"

Di halaman belakang sebuah rumah besar, Duan Ling Tian berbaring di kursi dengan nyaman dengan mata tertutup bermandikan sinar matahari.

Li Fei, yang berwajah seperti malaikat dan bertubuh menggoda seperti peri, duduk di sampingnya dan sedang memijat kakinya.

"Fei kecil, sedikit lebih ke atas... Benar, disana... Oh, enaknya!" Duan Ling Tian menghela napas dan wajahnya menunjukkan senyum puas.

"Tuan Muda, buka mulutmu." Ke Er, yang lembut seperti air, duduk di sisi lain Duan Ling Tian dan menyuapkan anggur yang telah dikupas ke dalam mulut Duan Ling Tian.

Duan Ling Tian makan anggur sambil menikmati pijatan dan merasakan seluruh tubuhnya relaks. Ia benar-benar menghabiskan beberapa hari terakhir ini dengan nyaman layaknya seorang dewa.

"Tuan Muda, apakah menyenangkan ketika kau pergi ke Klan Duan untuk mengakui leluhurmu pagi tadi?" Ke Er bertanya dengan nada sedikit ingin tahu.

Duan Ling Tian perlahan membuka matanya mendengar pertanyaan itu. Ia memperhatikan bahwa Li Fei juga sedang menatapnya. "Menyenangkan apa? Itu hanya sekedar formalitas...."

Li Fei tersenyum dan berkata, "Bibi Rou terlihat agak bahagia."

"Tentu saja, Ibu telah menunggu hari ini sejak lama... Ini bisa dikatakan untuk memenuhi keinginan Ibu." Duan Ling Tian mengangguk.

Selain membuka jalan untuk dirinya sendiri, ada satu alasan lagi mengapa ia memutuskan kembali ke Klan Duan dan itu adalah ibunya. Jika tidak, meskipun Sang Ketua Klan Duan sendiri yang memintanya kembali ke Klan Duan, tidak mungkin Duan Ling Tian akan bersedia.

Klan ini sedingin es dan tak peduli padanya selama ini. meskipun Duan Ling Tian sudah kembali ke klan dan mengakui leluhurnya sekarang, ia tidak punya rasa memiliki terhadap klan tersebut, jadi hanya menganggapnya sebagai sebuah hubungan yang saling menguntungkan.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.