Maharaja Perang Menguasai Langit

Kemarahan Yu Hong



Kemarahan Yu Hong

1

Di pintu masuk Pegunungan Selubung Fajar

Para pemuda yang tersisa dan masih bertahan menunggu Pelatih mereka di sana.

"Ada seseorang datang!" entah siapa yang berteriak, namun semua orang langsung melihat ke arah sosok itu.

"Su Li!"

Duan Ling Tian memperhatikan pemuda yang menggenggam pedang di tangannya itu. Jelas dia adalah pemuda terkuat di Regu Satu, Su Li.

Anggota di Regu Satu tidak pernah meninggalkan Pegunungan Selubung Fajar!

Tidakkah mereka menyadari bahwa pelatih mereka menghilang?

Duan Ling Tian bingung. Sangat berat bagi kepalanya memikirkan masalah ini.

Ia mengira, setelah pelatih Regu Satu mati di tangannya karena keserakahan, anggota Regu Satu akan seperti sekelompok naga tanpa pemimpin dan akan meninggalkan Pegunungan Selubung Fajar seketika bersamaan dan memberi tahu Kapten Yang Da jika pelatih mereka menghilang.

Namun, melihat keadaan saat ini, sangatlah jauh dari yang dia bayangkan.

Huff.. huff…

Setelah keluar dari Pegunungan Selubung Fajar! Su Li menarik nafas berat dan ekspresinya muram.

Fan Jian dan tiga Letnan lainnya berjalan mendekat dan bertanya, "Su Li, apa yang terjadi? Dimana pelatih Regu Satu dan anggota lainnya?"

"Pelatih?"

Wajah dan mata Suli menyiratkan kebencian. "Kami belum melihatnya selama tiga bulan. Aku tidak tahu kemana dia pergi. Sedangkan yang lain, tidak satupun dari mereka yang bisa keluar hidup-hidup karena kelalaian pelatih yang tak bertanggungjawab itu."

Pelatih yang tak bertanggungjawab?

Mendengar apa yang dikatakan Su Li sudut mulut Duan Ling Tian mengkerut.

Jika Letnan itu tahu bahwa ia masih dihina bahkan setelah ia mati, ia mungkin akan muntah darah karena marah.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Ekspresi keempat Letnan menjadi sedikit masam.

"Pada hari kedua kami di Pegunungan Selubung Fajar, pelatih menyuruh kami untuk berburu binatang buas untuk menyelesaikan misi kami. Saat senja, ketika semua orang di Regu Satu telah kembali, instruktur kami adalah satu-satunya yang tidak kembali!" Su Li berbicara dengan ekspresi penuh kebencian.

"Mengapa kau semua tidak meninggalkan Pegunungan Selubung Fajar ketika kau tidak bisa menemukan pelatihmu?" Fan Jian agak bingung.

"Meninggalkan Pegunungan Selubung Fajar? Mana kami berani? Waktu itu, semua orang berpikir bahwa hilangnya pelatih itu karena dia sengaja menyembunyikan dirinya, Jadi semua orang berpikir bahwa itu adalah bagian dari pelatihan, sehingga regu kami tetap di sana selama hampir tiga bulan. Sampai pagi ini, hanya tujuh orang yang meninggal dan masih ada 13 anggota yang hidup" jelas Su Li sambil menarik napas dalam-dalam.

Ekspresi keempat Letnan menjadi semakin suram menyadari keanehan ini.

Duan Ling Tian berdiri di kejauhan, dan ekspresinya sedikit terkejut mendengar apa yang dikatakan Su Li ...

"Baru saja tadi, ketika gelombang serbuan binatang buas muncul, kami bahkan berpikir bahwa itu adalah kiriman dari pelatih kami, karenanya semua orang habis-habisan menghadang binatang buas itu.. Hingga Singa Petir Tahap Pembentukan Inti tingkat ketujuh muncul. Aku sudah pernah mendengar raungan Singa Petir itu sebelumnya, jadi aku langsung saat itu juga bereaksi. Jika tidak, aku tidak mungkin berdiri di sini sekarang."

Saat Su Li selesai bicara, sorot dingin di matanya semakin dalam. "Semua ini karena pelatih Regu Satu, Bai Feng!"

Hua!

Suara Su Li keras, sehingga semua pemuda di sekelilingnya mendengar dengan jelas dan mereka mendadak gempar.

Apa yang terjadi?

"Regu Satu jelas dirugikan oleh pelatih mereka."

"Sungguh tak bertanggungjawab! Untung aku tidak memilih bergabung di Regu Satu. Kalau tidak, aku pasti sudah mati sekarang."

"Astaga! Aku tadinya hendak bergabung di kelompok Su Li hari itu, tetapi aku ditolak oleh anggota yang lain dan akhirnya bisa bergabung dengan kelompok Tian Hu. Kalau dipikir-pikir sekarang, aku benar-benar harus berterima kasih kepada mereka karena telah menyelamatkan hidupku. Saudaraku, jika aku masih hidup setelah pelatihan Kamp Jenius ini berakhir, aku akan membakar sejumlah uang kertas untuk kalian semua! [1]

"Karena aku melihat sudah banyak orang berdiri di sekeliling Su Li makanya aku pergi ke kelompok Yu Xiang. Sekarang saat aku memikirkannya, itu benar-benar takdir."

Beberapa pemuda ketakutan ketika mereka menyeka keringat dingin di dahi mereka.

"Duan Ling Tian, ​​sepertinya keberuntungan kita tidak buruk. Meskipun nama pelatih Regu Tiga kita sedikit unik, setidaknya dia tidak seburuk seperti pelatih Regu Satu." ucap Meng Quan pada Duan Ling Tian, karena gembira dalam hatinya.

"Mungkin." Duan Ling Tian mengangguk dengan tak acuh.

Jika Bai Feng benar-benar pelatih Regu Tiga mereka, dan mereka akan menghadapi binatang buas, dia pasti akan melarikan diri pertama kali!

Lagipula, Bai Feng mati di tangannya, dan jadi dia tahu bahwa tidak mungkin gerombolan makhluk buas itu dikendalikan oleh Bai Feng ...

Bagaimana mungkin gerombolan makhluk buas itu dikendalikan oleh orang yang sudah mati.

Ia tak kuasa menghela nafas dengan emosi. Para pemuda Regu Satu benar-benar terlalu naif ...

Meskipun ia adalah penyebab kejadian itu, ia tak menyesalinya.

Saat itu, Bai Feng-lah yang berniat untuk membunuhnya; jika dirinya tidak membunuh Bai Feng, maka ia yang akan mati.

Tidak mungkin baginya untuk memberitahu siapa pun bahwa ia telah membunuh Bai Feng. Jika ia melakukannya, ia akan menghadapi masalah yang tak ada habisnya dan mungkin akan membawa bencana bagi dirinya sendiri.

Menurutnya, ia tidak melakukan kesalahan apapun.

Hati nuraninya jelas!

"Sejak kapan aku menjadi begitu sentimental?" Duan Ling Tian tertawa mengejek diri sendiri.

Mungkin ia menyadari bahwa ia bukan lagi pembunuh berdarah dingin yang dulu, jadi ia menjadi lebih manusiawi.

Ekspresi keempat Letnan itu sangat buruk, setelah berdiskusi, mereka memutuskan untuk membawa para pemuda yang tersisa kembali ke Kota Darah Besi terlebih dahulu ...

Hal ini perlu dilaporkan kepada Kapten, atau bahkan Wakil Panglima secepat mungkin!

Di tengah jalan, Meng Quan bosan dan mulai menghitung ...

"Dalam kelima regu, hanya 8 orang tersisa di Regu Tiga, 1 orang di Regu Satu, 7 orang di Regu Dua, 9 orang di Regu Empat dan 4 orang di Regu Lima. Padahal baru putaran pertama pelatihan dan hanya 29 orang yang tersisa dari 98 pemuda saat di awal!" Meng Quan tak tahan menghela napas ketika sampai pada kesimpulan itu.

"Dari 29 orang ini, kurang dari 10 yang akan tersisa sembilan bulan dari sekarang." Mata Xiao Yu menyipit saat ia berbicara.

"Aku ingin tahu seperti apa pelatihan kita selanjutnya setelah peristiwa yang terjadi hari ini ..." Duan Ling Tian sedikit penasaran.

Ia yakin bahwa setelah kejadian hari ini, rencana pelatihan yang awal pasti akan diubah.

Bagaimanapun, dalam rencana semula, akan ada total 50 orang tersisa setelah putaran pertama, tetapi sekarang hanya ada 29 orang yang tersisa.

"Hmm?"

Tiba-tiba, Duan Ling Tian mengerutkan kening. Ia mengangkat wajahnya dan melihat ke arah seorang Letnan di kejauhan.

Letnan itu buru-buru memalingkan wajahnya, kelihatannya takut ketahuan.

Letnan ini tepatnya adalah Letnan yang satu lagi yang berbicara untuk Yu Xiang setelah dia kalah taruhan.

Duan Ling Tian berpikir dalam hatinya, "Ketika ia melihatku tadi, tatapannya sepertinya menyorotkan aura pertanyaan dan kebingungan. Sepertinya ia tahu tentang masalah Bai Feng ingin membunuhku. Hmff! Aku harap kau bersikap baik, karena aku tidak segan untuk membereskanmu juga."

Sampai pada kesimpulan ini, sorot mata Duan Ling Tian berubah dingin.

Ia tidak khawatir ada yang melihatnya membunuh Bai Feng. Lagi pula, jika masalah ini sampai tersebar, orang yang akan mendapat masalah bukanlah dirinya ...

Selain itu, tidak ada yang akan percaya ia memiliki kemampuan untuk membunuh Bai Feng.

"Anggota Klan Yu ternyata semua selamat," Meng Quan bergumam pada dirinya sendiri, setelah melirik anggota Klan Yu. Ia sedikit kecewa.

Tak lama, Duan Ling Tian dan 28 pemuda lainnya dari Kamp Genius mengikuti keempat Letnan itu dan tiba kembali di perkemahan Tentara Darah Besi.

"Aku akan memberi tahu Kapten." Di lapangan latihan, Fan Jian memberi tahu tiga Letnan itu lalu pergi.

Tak lama kemudian, Fan Jian kembali. "Kapten memerintahkan agar 29 pemuda yang tersisa ditempatkan sementara di tenda cadangan."

Tenda cadangan tidak luas. Masing-masing memiliki total empat tempat tidur kayu sederhana di dalamnya.

Kelompok Duan Ling Tian ditempatkan di tenda yang sama.

"Akhirnya aku bisa tidur nyenyak." Mata Meng Quan bersinar ketika melihat tempat tidur, lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur.

Duan Ling Tian ingin menghentikannya, tetapi sudah terlambat.

Brak!

Tubuh Meng Quan mendarat dan tempat tidur itu hancur berantakan.

Sialan!

Meng Quan berdiri dan menepuk debu dari tubuhnya. Ia tercengang melihat tempat tidur itu hancur berkeping.

"Hahahaha…." Duan Ling Tian dan anggota kelompoknya yang lainnya tidak bisa menahan tertawa terbahak-bahak.

Tatapan Meng Quan terfokus pada Luo Cheng. "Luo Chen, kita kan teman baik ... kau tidak akan menyangkalnya, kan?"

"Tentu saja aku tidak akan menyangkalnya." jawab Luo Cheng serius.

"Ketika seorang teman baik sedang dalam kesulitan, kau harus membantunya, kan?" Meng Quan melanjutkan.

"Tentu saja ... Namun, jika kau memintaku tidur di tempat tidurmu yang rusak, kau bermimpi."

Luo Cheng dengan pelan berbaring di tempat tidurnya saat berbicara lalu menghela nafas lega. Ia tidak lupa untuk mengejek Meng Quan. "Nyaman sekali!"

"Kau ..." Meng Quan bingung dan jengkel. Selanjutnya, pandangannya beralih ke Duan Ling Tian dan Xiao Yu.

"Mmm, saat yang tepat untuk istirahat sebentar." Sebelum berbaring di tempat tidur, Duan Ling Tian menguap dan bersikap seolah-olah ia tidak memperhatikan tatapan Meng Quan.

"Apa, Meng Quan, jangan bilang kau berpikir untuk merebut kasurku?" Xiao Yu menyeringai sambil menatap Meng Quan.

Meng Quan hampir menangis!

Ia sudah tidur di tanah selama hampir tiga bulan di Pegunungan Selubung Fajar, dan sekarang, ketika ia akhirnya mendapatkan tempat tidur yang layak untuk ditiduri, ternyata ia merusaknya..

Mungkinkah ia ditakdirkan untuk tidur di tanah?

Di sudut yang tidak mencolok dari Perkemahan Tentara Darah Besi.

"Fang Chun, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Bai Feng tiba-tiba hilang?" Yu Hong melihat ke arah pemuda di depannya dan mengerutkan kening.

Fang Chun adalah Letnan yang sebelumnya berbicara membela Xu Xiang saat kalah taruhan kemarin.

"Aku juga tidak tahu. Aku merasa masalah ini berkaitan dengan Duan Ling Tian." Fang Chun menggelengkan kepalanya.

"Duan Ling Tian? Dia hanya seorang ahli beladiri Pembentukan Inti tingkat keempat. Apa mungkin dia punya kemampuan untuk membunuh Bai Feng?" Yu Hong mengerutkan kening.

"Bukan itu maksudku. Maksudku adalah mungkin saat menunggu kesempatan untuk membunuh Duan Ling Tian, Bai Feng bertemu binatang buas yang tangguh dan terbunuh karenanya. Lagipula, Gelombang serbuan makhluk buas dalam perjalanan ke Pegunungan Selubung Fajar sudah direncanakan sejak lama, dan mungkin Bai Feng sedang apes dan terkena dampaknya." Fang Chun menjelaskan dugaannya.

"Jika ternyata seperti itu, maka Duan Ling Tian benar-benar beruntung!"

Raut wajah Yu Hong tenggelam. "Kita melewatkan kesempatan itu dalam putaran pertama pelatihan, dan akan sulit untuk menemukan sebuah peluang lagi setelah ini."

"Yu Hong ..." Fang Chun memandang Yu Hong dan sedikit ragu berbicara.

"Ada yang ingin kau katakan lagi?"

Yu Hong bertanya, "Fang Chun, mengapa kau jadi sangat ragu-ragu begini mengatakannya? Katakan saja apa yang ingin kau katakan."

"Yu Hong, tiga bulan lalu, Duan Ling Tian dan adikmu bertaruh ..."

Fang Chun memberi tahu Yu Hong tentang apa yang terjadi antara Duan Ling Tian dan Yu Hong dalam pertaruhan itu.

"Dia membuat adikku melepas semua pakaiannya dan berlari 10 putaran di depan lebih dari 100 orang?" Ekspresi Yu Hong menjadi sangat buruk, karena ia sangat marah.

1

"Duan Ling Tian! Kau telah mempermalukan adikku, kau telah mempermalukan seorang anggota Klan Yu .... Aku, Yu Hong, akan membunuhmu!"

[1] note - Ungkapan membakar uang kertas di sini merujuk pada pembakaran uang kertas yang juga dikenal sebagai uang hantu. Ini adalah tradisi Tiongkok di mana mereka setiap tahun membakar uang kertas sebagai persembahan untuk yang meninggal karena mereka percaya itu akan membuat orang yang sudah meninggal dapat memiliki hal-hal yang lebih baik di akhirat karena mereka melihat uang kertas yang dibakar sebagai semacam mata uang di neraka.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.