Maharaja Perang Menguasai Langit

Antara Tidur dan Jaga



Antara Tidur dan Jaga

0

"Kenyang sekali!"

0

Duan Ling Tian bersendawa dan kemudian merebahkan diri dan berbaring lali menyilangkan kaki dan menatap ke langit malam.

Sebuah gugusan bintang yang memukau dan gemilang mengambang di langit.

"Luo Cheng, aku sudah menghabiskan tiga potong daging, tapi kau belum menyelesaikan satu pun. Balajarlah dariku; beginilah cara menjadi seorang pria." Meng Quan mendengus.

Xiao Yu tertawa saat berkata, "Meng Quan, yang kau lakukan hanya menelan tanpa menikmati apa pun."

"Pergilah! Tidakkah kau lihat Duan Ling Tian makan lebih cepat dari aku?" kata Meng Quan.

"Meng Quan, kau malah membawa namaku dalam perdebatanmu," Duan Ling Tian tidak dapat menahan dirinya untuk mengejek.

Itu adalah kebiasaannya di masa lalunya yang membuatnya makan begitu cepat, karena ketika menjadi tentara bayaran, terkadang ia tidak punya waktu untuk makan selama misi, dan karena itu ia hanya bisa menelan makanannya. Ia beruntung karena kemampuan pencernaannya yang kuat dan karena itu tidak ada efek samping dari cara makannya yang cepat.

Dalam kehidupan masa lalunya, ia menguatkan Xing Yi Quan-nya dan menguatkan energi internalnya, sehingga organ dalamnya telah ditempa dengan kondisi yang sangat ekstrim jauh dari kondisi orang biasa.

Dalam kehidupan masa ini, fisik raganya dan organ dalamnya menjadi lebih kuat lagi…

Saat ini, tanpa menyalurkan Sumber Energi, hanya kekuatan raganya saja sudah setara dengan kekuatan lima mammoth kuno!

Siapa lagi yang bisa mencapai tingkat seperti itu?

"Kita tidak harus tidur di sini malam ini, kan?" Luo Cheng sedikit khawatir.

"Jika kita dapat tidur di sini, itu akan cukup bagus. Yang kutakutkan adalah kita mungkin akan tidur di dalam Pegunungan Selubung Fajar…" kata Meng Quan.

"Sial! Meng Quan, mudah-mudahan kau salah."

Duan Ling Tian baru saja duduk ketika melihat dari jauh Kapten Yang Da dan lima letnan lainnya menghampiri.

Tatapan Yang Da menyapu semua peserta Kamp Jenius yang ada lalu memberi perintah, "Berdiri, melapor untuk bertugas!"

Seketika, para pemuda yang terbagi menjadi lima regu dan mulai berbaris.

"Hmm?"

Tiba-tiba, Yang Da mengerutkan kening saat ia melihat ke suatu arah yang jauh dan berteriak, "Yu Xiang, apa yang masih kau lakukan di sana? Melapor untuk bertugas!"

"Orang dengan tanda lahir di bokong memang benar-benar sesuatu, malah berani tidak mendengarkan Kapten." Meng Quan menyeringai.

Segera, selain anggota Klan Yu, semua pemuda yang hadir tertawa.

"Jika kau punya nyali, katakan sekali lagi!"

Sementara itu, Yu Xiang bersiap-siap dan berjalan mendekat. Ia tiba tepat saat mendengar apa yang dikatakan Meng Quan. Tatapannya menjadi dingin saat menatap Meng Quan dengan wajah penuh niat membunuh.

"Hmh!"

Meng Quan mendengus dan mengabaikan Yu Xiang. Ia tidak berani terlalu memprovokasi Yu Xiang.

"Heh, sekarang orang lain malah tidak boleh mengatakan yang sebenarnya…. Bukan rahasia lagi kalau kau punya tanda lahir di bokongmu." Duan Ling Tian pura-pura menghela napas saat ia berbicara.

"Hahahaha…"

Seketika, semua orang yang hadir meledak dengan tawa sekali lagi.

Para pemuda yang hadir tidak bisa menahan diri mengingat kejadian Yu Xiang yang berlarian telanjang bulat mengelilingi pintu masuk pegunungan …..

"Duan Ling Tian!"

Yu Xiang dengan marah menyebut nama Duan Ling Tian, matanya memancarkan niat membunuh yang seolah mampu menelannya bulat-bulat.

"Cukup!"

Wajah Yang Da sangat menyeramkan saat ia menegur mereka. "Jika kalian berdua ingin berdebat, kalian akan punya banyak kesempatan nantinya. Sekarang, kelima regu anggota Kamp Jenius, ikuti pelatih kalian dan masuk ke dalam Pegunungan Selubung Fajar! Jangan salahkan orang lain jika kalian tidak bisa mengikuti dan akhirnya tercabik-cabik oleh makhluk ganas di jalan!"

Kelima letnan itu segera bergerak setelah Yang Da selesai berbicara, meninggalkan lima hembusan angin yang tertiup ke arah Pegunungan Selubung Fajar.

Kelima regu pemuda itu buru-buru mengejar pelatih mereka, dan karena kelima pelatih itu dengan sengaja menurunkan kecepatan mereka, para pemuda dapat menyusul mereka.

Jika tidak, hanya ada beberapa di antara para pemuda yang mampu mengikuti langkah mereka.

Tak lama, kelompok tersebut tiba pada persimpangan kedua. Lalu, semua regu berpencar.

Duan Ling Tian, Xiao Yu, Meng Quan, dan Luo Cheng memimpin dan mengikuti di belakang pelatih mereka, Fan Jian.

"Meng Quan, kau pembawa sial!"

Duan Ling Tian tidak dapat menahan dirinya untuk tidak melototi Meng Quan.

Ia masih mengingat apa yang dikatakan Meng Quan tadi, dan ucapannya Meng Quan tepat mengenai sasaran…

"Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih," kata Meng Quan, dengan senyum pahit.

Wajah Luo Cheng menjadi sedikit pucat saat berkata dengan suara bergetar, "Makhluk ganas tidak akan menyelinap menyerang saat kita tidur, kan?"

"Omong kosong! Tentu saja mereka akan melakukannya," Meng Quan berkata dengan marah.

"Luo Cheng, kau belum pernah menginap di hutan sebelumnya?" Duan Ling Tian bertanya sambil melesat bagai angin, napasnya dan raut wajahnya tenang seolah-olah itu bukan apa-apa.

"Belum pernah." Luo Cheng menggelengkan kepalanya.

"Aku benar-benar tidak mengerti bocah cantik sepertimu, yang menjalani kehidupan yang nyaman, datang ke Kamp Jenius." Meng Quan sedikit bingung.

Mendengar apa yang dikatakan Meng Quan membuat tubuh Luo Cheng bergetar. Ia mengepalkan tinjunya dan berkata, ketika melotot ke arah Meng Quan, "Aku bukan bocah cantik!"

"Heh, kau malah marah. Mau bertarung denganku?"

Meng Quan menyeringai dan matanya memancarkan niat bertarung.

"Cukup. Meng Quan, mengapa kau tidak menyimpan kekuatunmu untuk menghadapi makhluk ganas?" Xiao Yu menggelengkan kepalanya.

Duan Ling Tian memandang tajam pada Luo Cheng.

Ia menyadari tadi, ketika Meng Quan mengatakan bahwa Luo Cheng seorang bocah cantik, Luo Cheng, yang biasanya lemah lembut, sebenarnya memancarkan niat membunuh dari matanya….

Ia dapat menebak pasti Luo Cheng punya cerita dibaliknya.

Tak lama, Regu Tiga akhirnya memasuki area dalam Pegunungan Selubung Fajar setelah pertarungan yang tak terhitung dengan beberapa makhluk ganas yang lemah di sepanjang perjalanan.

Makhluk ganas yang muncul di sekitar mereka saat ini setidaknya sebanding dengan ahli bela diri Pembentukan Inti tingkat kedua.

Di semak-semak sekitarnya, sepasang mata yang berkedip dengan kilau hijau jelas terlihat; jelas ada serigala yang bersembunyi di dalamnya.

Seriga itu bukan serigala buas biasa, karena mereka adalah makhluk ganas yang tangguh.

"Malam ini, kita tidur di sini."

Tatapan Fan Jian menyapu ke arah semua pemuda di Regu Tiga saat berbicara tak acuh.

"Apa?!"

"Tidur di sini? Apa kau bercanda?!"

Seketika, raut wajah beberapa pemuda menjadi sedikit pucat.

Luo Cheng salah satunya.

Salah satu pemuda menelan ludahnya sebelum bertanya, "Pelatih, kau akan melindungi kami kan?"

Untuk sesaat, sebagian besar pemuda memandang ke arah Fan Jian dengan tatapan penuh harapan…

Fan Jian dengan dingin bersungut, "Kalian semua terlalu banyak berpikir. Aku hanya bertugas memberi kalian pelatihan. Bahkan jika makhluk ganas menggigit kalian sampai mati, aku tetap tidak akan ikut campur! Apa kalian lupa kalau memasuki Kamp Jenius berarti hanya ada kesempatan tipis untuk bertahan hidup… dan ini baru putaran pertama dan yang paling mudah dari tahapan kamp pelatihan. "

Mendengar apa yang dikatakan Fan Jian beberapa pemuda tidak dapat menahan raut wajah mereka menjadi pucat.

Ada juga beberapa pemuda yang tidak terganggu, karena mereka jelas sudah pernah mengalami keadaan yang sama… Seperti Duan Ling Tian, Xiao Yu, dan Meng Quan.

"Tidur!"

Fan Jian menyapukan pandangannya ke arah para pemuda itu sebelum merebahkan diri di tanah. Ia langsung tertidur pulas.

Ia meninggalkan kelompok pemuda yang saling memandang.

Duan Ling Tian adalah orang pertama yang berbaring di tempat itu.

"Duan Ling Tian, kita… kita benar-benar akan tidur di sini?"

Kaki Luo Cheng masih gemetar.

"Luo Cheng, jangan jadi pengecut dan tidurlah."

Meng Quan menguap sebelum berbaring juga.

Xiao Yu mengikutinya.

Para pemuda di Regu Tiga yang lebih berani semua mengikuti dan berbaring di tanah …

Pada akhirnya, hanya ada tujuh pemuda yang tetap berdiri; mereka tidak berani berbaring.

"Luo Cheng, kau tidak berencana berdiri sepanjang malam, kan?" Alis Duan Ling Tian sedikit mengkerut saat ia bertanya.

"Aku… Aku tidak berani tidur." Luo Chen tertawa pahit.

"Maka kau akan berdiri sepanjang malam."

Duan Ling Tian menutup matanya dan tertidur …

Aooooo!

Aooooo!

...

Di tengah malam, cahaya bulan bersinar saat sekelompok serigala ganas menerjang ke arah sekelompok pemuda Regu Tiga dari dalam semak-semak.

Seketika, tujuh pemuda yang belum tidur seolah-olah menghadapi lawan yang tangguh.

Beberapa pemuda yang belum sepenuhnya terlelap melompat dengan cepat sebelum masuk dalam pertarungan melawan kawanan serigala itu.

Keributan itu semakin keras dan kencang.

Bahkan Xiao Yu dan Meng Quan terbangun untuk menghadapi kawanan serigala itu.

Ketika tiga puluh ekor serigala ganas itu akhirnya terbunuh, kelompok pemuda itu kelelahan, dan beberapa bahkan terluka …

"Sial! Duan Ling Tian tidak bangun."

Meng Quan tidak dapat menahan dirinya memaki ketika menyadari Duan Ling Tian masih berbaring di tempatnya dan bahkan tidak bergerak sedikit pun.

"Pelatih juga tidak bangun."

Banyak pemuda tidak bisa berkata apa-apa.

Apakah kedua orang ini tidak takut digigit serigala sampai mati?

Saat fajar keesokan harinya, ketika cahaya fajar pertama menyelimuti daratan, Duan Ling Tian bangun penuh semangat dan bertenaga.

Melihat pada ketiga temannya ada lingkaran hitam di mata mereka, Duan Ling Tian sedikit terkejut. "Xiao Yu, Meng Quan… Kalau Luo Cheng memiliki lingkaran hitam bukanlah sesuatu yang aneh, tapi kalian berdua.... Bukankah kalian berdua tidur tadi malam?"

"Duan Ling Tian, jika bukan karena kami bertiga melawan kawanan serigala ganas kau sudah mati diterkam tadi malam!"

Meng Quan melotot marah berkata, "Tapi kau, malah, tidur sepanjang malam sampai fajar."

"Meng Quan, apakah kau benar-benar yakin bahwa aku akan mati jika kalian tidak menolongku melawan serigala tadi malam?" Duan Ling Tian menyeringai.

Meng Quan benar-benar tidak percaya padanya. "Kau bajingan tak tau terima kasih!"

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Ia tahu jika ia tidak mengatakan sesuatu, Meng Quan akan berpikir bahwa dirinya memanfaatkan mereka. "Meng Quan, jika aku tidak salah, total ada tiga kawanan serigala yang menyerang tadi malam… Di antara mereka, total ada sembilan yang menerkamku, dan kau menghalau tiga, Xiao Yu menghalau lima, dan Luo Cheng hanya menghalau satu … Aku benar kan?"

"Kau…"

Meng Quan benar-benar terkejut. "Bukankah kau tidur? Bagaimana kau tahu?"

"Jika aku tidak salah, Duan Ling Tian berada dalam keadaan antara tidur dan jaga sepanjang malam… Tapi, sepengetahuanku, selain prajurit yang telah bertahun-tahun berperang, dan pembunuh bayaran yang hidup di ujung tanduk, hanya ahli bela diri tingkat Sumber Inti ke atas yang bisa mencapai kemampuan seperti itu."

Xiao Yu menatap tajam pada Duan Ling Tian, saat ia merasakan semakin sulit memahami Duan Ling Tian.

"Orang aneh!" Meng Quan tidak dapat menahan dirinya berseru.

Tatapan Luo Cheng pada Duan Ling Tian dipenuhi rasa kagum.

"Pelatih, apakah kau memiliki Pil Emas Penyembuh Luka Tingkat Tujuh? Dia tidak akan bertahan lebih lama lagi… Dia sudah minum dua Pil Emas Penyembuh Luka Tingkat Delapan tapi masih sulit untuk menghentikan pendarahannya."

Tiba-tiba, seorang pemuda dengan mata merah menatap Fan Jian, yang baru saja bangun.

"Pil Emas Penyembuh Luka Tingkat Tujuh? Bagaimana mungkin aku memilikinya?"

Fan Jian mengerutkan kening dan penyapu pandangan dingin pada pemuda yang berbaring di tanah di ambang kematian. "Takdir memutuskan siapa yang hidup dan siapa yang mati. Putaran eliminasi pertama dari pelatihan ini baru saja dimulai…"

Tak lama, pemuda itu meninggal.

Untuk sesaat, tempat itu dipenuhi suasana berkabung …

Baru hari kedua pelatihan yang kan berlangsung tiga bulan, sudah ada yang meninggal.

Saat ini, selain Duan Ling Tian dan Xiao Yu yang masih terlihat tenang, pemuda lain di Regu Tiga semuanya menunjukkan rasa takut.

Tepat saat itu, Fan Jian berteriak dengan suara rendah, "Berkumpul!".

Setelah seluruh anggota Regu Tiga berbaris, Fan Jian memberi perintah pelatihan.

"Sebelum senja malam ini, tidak perduli jurus apa yang kalian gunakan, kuharap setiap kalian dapat membawa seekor Macan Tutul Langit masing-masing. Untuk yang tidak bisa menyelesaikan misi ini akan dilemparkan ke tempat berkumpulnya makhluk ganas yang berada pada Tahap Pembentukan Inti tingkat keempat ke atas."

Facebook


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.