Maharaja Perang Menguasai Langit

Membunuh Seorang Celestial Nirraga Tujuh Sambaran!



Membunuh Seorang Celestial Nirraga Tujuh Sambaran!

0Saat Tetua Qi menerjang ke arah Duan Ling Tian seperti seekor elang, dia berkata dengan dingin seolah-olah dia adalah Malaikat Maut yang akan memutuskankan nasib Duan Ling Tian, ​​​​"Hari ini, aku harus memberimu sedikit pelajaran sebelum membunuhmu untuk menunjukkan arti dari, 'Selalu ada seseorang yang lebih kuat darimu di dunia ini'."     
0

Di kejauhan, suara Duan Ling Tian terdengar di antara puluhan ribu sinar pedang itu. "Selalu ada seseorang yang lebih kuat di dunia ini? Mari kita lihat seberapa kuat dirimu... "     

Syuut! Syuut! Syuut! Syuut! Syuut!     

Suara desing-desing pedang bergema di udara segera setelah Duan Ling Tian selesai berbicara. Saat itu, dia telah sepenuhnya menghilang dan menjadi satu dengan puluhan ribu sinar pedang itu. Tidak butuh waktu lama sebelum cahaya putih yang dipancarkan oleh sinar pedang itu berubah menjadi sangat terang dan menyebabkan semua orang memicingkan mata.     

Ketika cahaya itu tidak lagi seterang sebelumnya, orang-orang yang berada di tempat itu menyadari bahwa sinar-sinar pedang itu telah bergabung dan berubah menjadi sebilah pedang biasa. Ekspresi dari para Celestial Nirraga Tujuh Sambaran itu berubah suram ketika mereka melihat pedang itu. Meskipun penampilan pedang itu biasa saja, mereka memiliki perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang lebih dari yang terlihat. Mereka yakin bahwa pedang itu sama sekali tidak biasa.     

Wuzz! Wuzz!     

Tetua Qi terus bergerak ke arah Duan Ling Tian saat dia menggerakkan tangannya yang seolah-olah adalah bilah-bilah tajam yang bisa memotong apa saja. Energi yang melonjak keluar dari lengannya tampak meningkat saat ini. Jelas bahwa dia telah melepaskan seluruh kekuatannya. Dia tidak menahan kekuatannya karena ia bisa merasakan bahwa pedang Duan Ling Tian telah berubah menjadi tidak sederhana. Bahkan, dia merasa terancam oleh pedang itu. Dia berteriak, "Mati!"     

Suara Duan Ling Tian terdengar dari pedang itu setelah Tetua Qi berbicara. "Kau akan menjadi Celestial Nirraga Tujuh Sambaran pertama yang aku bunuh!"     

Wuzz!     

Begitu Duan Ling Tian selesai berbicara, pedang itu melesat ke arah Tetua Qi. Namun, kecepatannya tampak sangat lambat.     

Bahkan Han Xue Nai dan Zhang Yi yang paling lemah di antara semua orang yang hadir di tempat itu dapat dengan jelas melihat pergerakan pedang itu. Namun, mereka tidak dapat melihat kedalaman serangan yang tampaknya sederhana ini. Ini wajar karena bahkan seorang Celestial Nirraga Enam Sambaran tidak dapat melihatnya. Hanya Celestial Nirraga Tujuh Sambaran yang dapat melihat kedalaman serangan itu.     

Ekspresi Para Celestial Nirraga Tujuh Sambaran itu menjadi gelap ketika mereka melihat serangan Duan Ling Tian yang sederhana itu. Kedalaman serangan ini sedikit mirip dengan kedalaman serangan yang digunakan Duan Ling Tian sebelumnya untuk membunuh salah seorang Celestial Nirraga Enam Sambaran itu.     

Sebelumnya, Pedang Langit itu telah ditembakkan, diikuti oleh lebih dari lima berkas sinar pedang. Hanya dalam beberapa saat, sinar-sinar pedang itu telah bergabung dengan Pedang Langit itu dans menyebabkan ledakan energi. Itu adalah sebuah serangan yang benar-benar menakutkan. Berdasarkan hal itu saja, mereka langsung tahu bahwa serangan yang tampaknya sederhana itu juga menakutkan.     

"Penyatuan Tubuh Pedang! Tiga Belas Pedang Teratai Hijau!" Duan Ling Tian berteriak. Serangannya tidak hanya berisi tahap keempat Pedang Hati Penguasa, tetapi ia juga menggunakan Kemampuan Ilahi dari Alam Devata, Tiga Belas Pedang Teratai Hijau! Pedang Hati Penguasa itu seperti Teknik Kayangan, mereka dapat digunakan bersama Kemampuan Ilahi untuk semakin meningkatkan kekuatannya.     

Wuzz! Wuzz! Wuzz!     

Jarak antara Tetua Qi dan Duan Ling Tian semakin dekat saat Tetua Qi terus menggerakkan tangannya yang tampak seperti bilah-bilah pisau paling tajam di dunia.     

Syuut!     

Duan Ling Tian yang telah menjadi bagian dari tubuh pedang itu menembak dengan santai ke arah Tetua Qi, mengiris ruang itu menjadi terbuka. Lubang di ruang hampa itu berubah semakin besar dan semakin besar sebelum akhirnya tampak melahap Tetua Qi seketika.     

Sebuah suara lembut terdengar di udara saat pedang itu dan Tetua Qi yang tampak seperti elang itu akhirnya berbentrokan.     

Pedang yang merupakan perwujudan dari Duan Ling Tian itu melayang di udara tempat Tetua Qi berdiri sebelumnya sedangkan Tetua Qi telah pindah ke sisi lain.     

Perhatian semua orang terfokus pada Tetua Qi saat ini karena berbagai emosi terpancar di wajah mereka.     

Tiba-tiba, seberkas cahaya terang yang menyilaukan muncul lagi dari pedang itu. Ketika cahaya itu akhirnya menghilang, Duan Ling Tian terlihat melayang di udara sedang menatap Tetua Qi.     

Semua orang tampaknya telah jatuh ke dalam rasa bingung saat membicarakannya di antara mereka sendiri.     

"Dia ... Dia tampak baik-baik saja."     

"Dia tidak terluka? Lalu, suara apa itu tadi?"     

Namun, tidak butuh waktu lama sebelum mereka melihat tubuh Tetua Qi berkedut dan sebuah luka muncul di titik di antara alisnya. Lukanya melebar hingga ke dahi. Tidak sulit untuk melihat bahwa luka itu sudah cukup untuk membunuh seorang Celestial Nirraga! Aura Tetua Qi menghilang saat tubuhnya juga berangsur-angsur menghilang. Celestial Nirraga Tujuh Sambaran itu telah mati begitu saja!     

Keheningan turun merayapi seluruh tempat itu saat ini.     

Setelah menyaksikan kematian Tetua Qi, mata semua orang kembali kepada Duan Ling Tian secara bersamaan.     

Ekspresi terkejut terlihat di wajah Han Xue Nai saat ini. Semua rasa khawatirnya juga hilang. Meskipun dia selalu memiliki keyakinan pada Duan Ling Tian, ​​​​dia mau tidak mau tetap mengkhawatirkannya. Bagaimanapun, dia pernah menghadapi situasi berbahaya sebelumnya. Dia menghela nafas lega ketika berpikir pada dirinya sendiri, 'Kakak Ling Tian mampu membunuh seorang Celestial Nirraga Tujuh Sambaran dengan begitu mudah? Apakah ini berarti kekuatannya saat ini sebanding dengan seorang Celestial Nirraga Delapan Sambaran?'     

"I-ini ..." Zhang Yi terperanjat. Bahkan dalam mimpi terliarnya pun dia tidak berpikir ini akan terjadi. Sebagai seorang pendekar dari Alam Yan Huang Realm dan seorang murid dari Sekte Empu Langit, dia tahu bahwa seorang Celestial Terkemuka terkuat di wilayahnya hanya sekuat seorang Celestial Nirraga Tujuh Sambaran. Bagaimana mungkin dia tidak terkejut sekarang karena telah melihat seorang Celestial Terkemuka yang memiliki kekuatan yang sebanding dengan seorang Celestial Nirraga Delapan Sambaran?     

'Sebelumnya, aku mendengar para Celestial Nirraga lainnya mengatakan bahwa seorang Celestial Terkemuka terkuat yang pernah mereka dengar hanya memiliki kekuatan yang sebanding dengan seorang Celestial Nirraga Tujuh Sambaran. A-apakah ini berarti Duan Ling Tian telah menulis ulang sejarah itu ? Tidak, tunggu. Ada Feng Qing Yang dari Alam Provinsi Malaikat yang kabarnya sekuat seorang Celestial Nirraga Sembilan Sambaran. Namun, Feng Qing Yang baru menjadi sekuat itu setelah memperoleh warisan dari Seorang Celestial Emas Melia. Sebelum mendapatkan pusaka itu, kekuatannya, dengan Pedang Langit miliknya, hanya sebanding dengan seorang Celestial Nirraga Enam Sambaran! Itu jauh dari kekuatan Duan Ling Tian saat ini. Aku tidak dapat membayangkan betapa kuatnya Duan Ling Tian jika dia berhasil mendapatkan warisan dari Seorang Celestial Emas Melia di Zona Rahasia Luar Langit ini!' Zhang Yi membeku oleh sejumlah pikiran yang melintas di benaknya. Dia yakin bahwa jika Duan Ling Tian berhasil mendapatkan warisan dari Celestial Emas Melia itu, sebelum ia naik ke Alam Devata, dia pasti akan menjadi orang terkuat di seluruh alam duniawi. Bahkan Celestial Nirraga Sembilan Sambaran tidak akan dapat menandingi Duan Ling Tian.     

Mata Zhang Yi menjadi cerah saat memandang Duan Ling Tian. Dia dengan tulus merasa bahagia untuk Duan Ling Tian.     

Saat itu seorang Celestial Nirraga Enam Sambaran tersentak ketika mereka akhirnya tersadar kembali. Di sisi lain, ekspresi wajah para Celestial Nirraga Tujuh Sambaran itu berubah suram. Sebuah pikiran melintas di benak mereka saat ini.     

"Dia sangat kuat!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.