Maharaja Perang Menguasai Langit

Enam Bulan Kemudian



Enam Bulan Kemudian

0"Apa mungkin gudang pusaka tingkat langit ini memiliki jalan keluar yang lain?" Seorang Celestial Nirraga bertanya sambil menatap pintu masuk ke istana bawah tanah itu dan mengerutkan kening.     
0

"Tidak." Seorang Celestial Nirraga lain yang berdiri di dekatnya menggelengkan kepalanya. "Gudang pusaka tingkat manusia, gudang pusaka tingkat langit, dan warisan dari Celestial Emas Melia di Zona Rahasia Luar Langit hanya memiliki satu titik masuk dan keluar. Selalu begitu di masa lalu."     

Berdasarkan catatan yang ditinggalkan oleh orang-orang yang memasuki Zona Rahasia Luar Langit di masa lalu, kabarnya hanya ada satu titik masuk dan keluar bagi gudang pusaka tingkat manusia, gudang pusaka tingkat langit, dan warisan dari Celestial Emas Melia.     

Celestial Nirraga yang tadi berbicara pertama kali bertanya dengan ragu, "Namun, dalam enam bulan ini, setidaknya ada 100 orang bukan Celestial Nirraga yang telah memasuki gudang pusaka itu. Bukankah aneh bahwa tidak satu pun dari mereka yang keluar? "     

"Ya, itu agak aneh. Namun, itu tidak berarti ada titik masuk dan keluar lain di Gudang pusaka tingkat langit ini. " Setelah beberapa saat, dia menggelengkan kepalanya dan melanjutkan kalimatnya, "Hanya ada dua kemungkinan; entah semua yang masuk sudah mati atau mereka hanya belum keluar…"     

Banyak Celestial Nirraga yang berada di situ setuju dengan kata-kata Celestial Nirraga ini. Tentu saja, kebanyakan mereka juga merasa tidak puas. Mereka telah menunggu di sini begitu lama, namun, mereka tidak mendapatkan apa-apa sama sekali.     

Wuzz!     

Sebuah embusan angin muncul saat sebuah sosok terlihat terbang dari jauh sebelum tiba di hadapan semua Celestial Nirraga hanya dalam sekejap.     

"He Run?" Salah seorang Celestial Nirraga itu mengenali pemuda yang baru saja tiba itu. Celestial Nirraga ini adalah seorang lelaki tua yang mengenakan jubah yang sederhana dan biasa. Karena alasan itu, dia terlihat sangat biasa-biasa saja di antara kelompok Celestial Nirraga itu.     

Pria muda itu terkejut ketika melihat lelaki tua itu, dia tidak membuang waktu dan menyapa lelaki tua itu dengan hormat, "Salam, Tetua Qi!"     

Pemuda itu, He Run, berasal dari sekte yang sama dengan lelaki tua itu. Namun, dia baru bertemu lelaki tua itu beberapa hari sebelum memasuki Zona Rahasia Luar Langit untuk pertama kalinya. Pada saat itu, dia telah mengetahui bahwa lelaki tua itu adalah seorang Celestial Nirraga Tujuh Sambaran yang langka dari sektenya! Selain itu, kabarnya lelaki tua itu bahkan lebih kuat daripada Celestial Nirraga Tujuh Sambaran yang merupakan pemimpin kelompok pemuda ini. Dia benar-benar tidak menyangka akan bertemu lelaki tua itu di sini.     

"He Run, apakah kau datang ke sini karena gudang pusaka tingkat langit ini?" Orang tua itu bertanya pada He Run.     

"Benar." He Run buru-buru mengangguk. Dia merasakan sentakan rasa takut ketika mengamati sekelilingnya. Setidaknya ada 50 hingga 60 orang di sekitarnya, dan mereka sebagian besar adalah Celestial Nirraga. Sepertinya mereka sedang menjaga pintu masuk ke gudang pusaka tingkat langit ini. Sebagai seorang pendekar di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kayangan, dia, tentu saja, merasa tertekan oleh kehadiran begitu banyak Celestial Nirraga.     

"Aku sudah menunggu di sini selama enam bulan sekarang," kata lelaki tua itu kepada He Run, "Setidaknya 100 orang telah memasuki gudang pusaka tingkat langit selama waktu ini, dan di antara orang-orang ini, ada banyak Celestial Terkemuka juga, tapi belum ada yang keluar." Pria tua itu berhenti sejenak sebelum berkata, "Tolong pikirkan baik-baik sebelum kau memutuskan untuk memasuki gudang pusaka tingkat langit ini."     

"Tetua Qi, aku ingin memasuki gudang pusaka ini!" He Run menjawab tanpa ragu-ragu. Saat memasuki Zona Rahasia Luar Langit, dia sudah siap menghadapi segala macam bahaya. Bagaimanapun, tidak akan ada keberuntungan tanpa risiko. Dia harus mengambil risiko jika ingin mendapatkan Pusaka Langit Tertinggi, Kemampuan Ilahi dari Alam Devata atau warisan dari Celestial Emas Melia!     

"Hmm." Orang tua itu tidak menghalangi He Run. Lagipula, dia juga memiliki motif egoisnya sendiri. Dia ingin melihat apakah ada bahaya di sana. Jika sesuatu terjadi pada He Run, dia akan dapat mengetahui situasi di dalam. Lagi pula, dia memiliki Mutiara Jiwa He Run, dan dia memiliki Jimat Keramat yang terhubung dengan Jimat Keramat Bayangan Cermin milik He Run.     

"Tetua Qi, aku akan pergi sekarang," kata He Run kepada lelaki tua itu. Dia tidak bersikap ragu-ragu saat terbang masuk ke istana bawah tanah dengan disaksikan oleh para Celestial Nirraga yang berada di tempat kejadian.     

Setelah He Run memasuki gudang pusaka tingkat langit itu, Celestial Nirraga lainnya bertanya kepada lelaki tua itu, "Kakak, apakah dia seorang junior dari sektemu?"     

"Iya." Orang tua itu mengangguk kecil.     

"Jadi, apakah itu berarti kau memiliki Mutiara Jiwanya?" Celestial Nirraga lainnya bertanya.     

"Aku tidak hanya memiliki Mutiara Jiwanya, tetapi aku bahkan memiliki Jimat Keramat Bayangan Cermin yang sesuai dengan yang dia bawa!" Kata lelaki tua itu.     

Mata para Celestial Nirraga itu menjadi cerah ketika mereka mendengar kata-kata lelaki tua itu. Lagi pula, mereka tahu ini berarti lelaki tua itu akan dapat mengetahui apa yang terjadi di gudang pusaka tingkat langit itu.     

Begitu lelaki tua itu selesai berbicara, lelaki tua itu mengangkat tangannya saat sebuah Mutiara Jiwa muncul di tangannya. Mutiara Jiwa itu milik He Run yang baru saja memasuki istana bawah tanah itu.     

Kebanyakan Celestial Nirraga itu mengalihkan perhatian mereka kepada Mutiara Jiwa milik He Run.     

Hanya dalam sekitar 10 tarikan napas, Mutiara Jiwa di tangan lelaki tua itu tiba-tiba hancur dan menyebabkan ketakutan meningkat di hati banyak Celestial Nirraga.     

"Mati?"     

"Dia meninggal begitu cepat? Dia baru memasuki gudang pusaka itu kurang dari 20 tarikan napas, kan? "     

"Aku ingin tahu bahaya apa yang mengintai di gudang pusaka tingkat langit ini?"     

Rasa terkejut dan tidak percaya terlihat di wajah sekelompok Celestial Nirraga ketika Mutiara Jiwa itu hancur. Bagaimanapun, pemuda itu baru saja memasuki gudang pusaka tingkat langit itu. Bagaimana dia mati begitu cepat?     

Karena orang-orang yang telah memasuki Gudang pusaka ini sebelumnya bukanlah junior dari sekte mereka, mereka, tentu saja, tidak memiliki Mutiara Jiwa orang-orang itu. Karena itu, mereka tidak tahu apakah orang-orang itu masih hidup atau tidak. Mereka sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di dalam. Namun, berdasarkan Mutiara Jiwa yang hancur di tangan lelaki tua itu, sepertinya gudang pusaka tingkat langit ini sangat berbahaya. Seorang pendekar di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kayangan telah terbunuh hanya dalam 20 tarikan napas setelah memasuki gudang pusaka ini.     

Saat ini, banyak Celestial Nirraga menoleh pada lelaki tua itu dan mendesaknya, "Kakak, bisakah kita melihat bagaimana dia mati?"     

Di sisi lain, ekspresi terkejut juga terlihat di wajah lelaki tua itu saat melihat Mutiara Jiwa itu hancur. Dia bergumam pada dirinya sendiri, "Dia mati begitu cepat?" Meskipun dia tidak berharap banyak dari He Run, dia tetap tidak menyangka He Run akan mati begitu cepat. Dia, tentu saja, ingin tahu tentang bagaimana He Run tewas. Saat dia mengeluarkan Jimat Keramat Bayangan Cermin itu, dia berpikir dalam hati, 'Aku ingin melihat apakah He Run tewas karena salah satu ujian di gudang pusaka ini atau karena seseorang telah membunuhnya!'     

Begitu lelaki tua itu merobek Jimat Keramatnya, sebuah kekuatan misterius muncul lalu mengirimkan adegan apa yang terjadi pada He Run.     

Bayangan Cermin itu menunjukkan bayangan He Run dengan tiga orang lainnya. Ada seorang pemuda berpakaian ungu yang sedang duduk bersila di udara. Pedang-pedang yang mengayun seperti hantu dengan cepat bergerak mengelilingi tubuhnya.     

"Apakah dia sedang memahami suatu Kemampuan Ilahi?" Seorang Celestial Nirraga bertanya dengan penuh semangat, "Apa mungkin ini adalah Kemampuan Ilahi menyerang, Tiga Belas Pedang Teratai Hijau, yang terkandung dalam gudang pusaka tingkat langit ini?"     

"Itu mungkin saja." Banyak Celestial Nirraga mengangguk setuju.     

"Memang. Itu adalah sebuah Kemampuan Ilahi dari Alam Devata. Itu adalah Kemampuan Ilahi jenis pedang, dan seharusnya adalah Tiga Belas Pedang Teratai Hijau!"     

"Berdasarkan desas desus yang kami dengar, awalnya ada tiga orang yang memasuki gudang pusaka tingkat langit ini. Salah satunya adalah seorang pemuda berpakaian ungu dari Alam Provinsi Malaikat yang dikenal bernama Duan Ling Tian. Sebelum memasuki gudang pusaka ini, ia sudah mendapatkan Pedang langit. Pemuda berbaju ungu itu seharusnya Duan Ling Tian!"     

"Selain Pedang langit, sepertinya Duan Ling Tian juga telah memperoleh Kemampuan Ilahi, Tiga Belas Pedang Teratai Hijau!"     

"Kedua orang yang mengapit Duan Ling Tian itu seharusnya Zhang Yi dari Alam Yan Huang dan Han Xue Nai yang juga berasal dari Alam Provinsi Malaikat. Kabar burung mengatakan bahwa keduanya juga masing-masing memiliki Pusaka Langit Tertinggi! "     

"Ini berarti ada tiga Pusaka Langit Tertinggi secara keseluruhan!"     

Mata para Celestial Nirraga yang menunggu di luar istana bawah tanah itu bersinar sangat terang ketika melihat Duan Ling Tian, ​​​​Han Xue Nai, dan Zhang Yi di Bayangan Cermin itu.     

Kebanyakan mereka telah tinggal begitu lama di luar Gudang pusaka tingkat langit ini karena Pusaka Langit Tertinggi yang dimiliki ketiga orang ini. Sekarang setelah mereka melihat ketiganya masih hidup dan sehat, bagaimana mungkin mereka tidak merasa bersemangat? Ini berarti mereka tidak menunggu dengan sia-sia.     

Sementara itu, beberapa Celestial Nirraga merasa penasaran. "Kenapa hanya mereka bertiga? Di mana sisanya?"     

Seseorang berkata dengan muram, "Tidak bisakah kau melihat noda darah di lantai? Kalau aku tidak salah, mereka telah mati di tangan ketiga orang ini!     

Benar saja, Jimat Bayangan Cermin itu menunjukkan apa yang terjadi pada He Run.     

Apa yang terjadi pada He Run sangat sederhana. Begitu dia memasuki gudang pusaka tingkat langit ini, tidak butuh waktu lama sebelum ia bertemu Duan Ling Tian, ​​​​Han Xue Nai, dan Zhang Yi. Dia saling bertukar kata dengan Zhang Yi sebelum ia mulai menyerang Zhang Yi. Sayangnya, hanya dalam sekejap mata, Zhang Yi telah memanggil sebuah sambaran petir untuk membunuhnya.     

Setelah menyaksikan hal ini, seorang Celestial Nirraga dari Alam Yan Huang berteriak, "Orang itu adalah Zhang Yi. Dia berasal dari Sekte Empu Langit di Alam Yan Huang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.