Maharaja Perang Menguasai Langit

Aku Su Li



Aku Su Li

0"Kau cari… mati!" Begitu pemuda bermata merah itu berbicara, Sumber Malaikat-nya yang bercampur dengan Qi Iblis melonjak keluar dari tangannya lalu menyatu menjadi sebilah pedang sepanjang tiga kaki yang tampak mengesankan. Dia memandang Qing Huo dengan niat membunuh dan bersiap untuk membunuhnya.     
0

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari kabin kayu di lembah itu. "Bibi! Siapa yang datang? Apakah ayah dan yang lainnya sudah kembali?"     

Seorang Gadis Kecil muncul seketika setelah itu. Gadis kecil itu tampak berusia sekitar 10 tahun, tetapi penampilannya sudah cantik. Tidak sulit membayangkan bahwa dia pasti akan menjadi seorang gadis cantik ketika ia dewasa.     

Gadis kecil yang baru muncul itu berhasil menarik perhatian pemuda bermata merah yang sebelumnya hendak membunuh Qing Huo itu.     

'Tidak!' Meskipun Qing Huo sementara merasa aman, dia tidak bisa menahan rasa panik ketika melihat pemuda bermata merah itu mengalihkan perhatiannya kepada sang gadis kecil.     

"Si Ling!" Gan Ru Yan berteriak. Dia tidak menyangka gadis kecil itu akan menghambur keluar saat ini.     

Gadis Kecil yang bergegas keluar dari kabin kayu itu tidak lain adalah putri Duan Ling Tian dan Ke'er, Duan Si Ling.     

Wuss! Wuss!     

Laksana dua hembusan angin, Utusan Tua dan Gan Ru Yan langsung terbang melesat untuk melindungi Duan Si Ling, mereka melindunginya seperti serigala dewasa yang sedang melindungi anaknya.     

Bagi Gan Ru Yan, Duan Si Ling adalah keponakannya. Sudah pasti dia akan rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Duan Si Ling.     

Sedangkan bagi Utusan Tua, Duan Si Ling adalah putri dari Ketua Sekte Tujuh Absolut. Karena dia telah mengabdikan hidupnya bagi Sekte Tujuh Absolut, bagaimana dia bisa tetap berdiam diri sekarang ketika kehidupan putri ketua sekte itu terancam?     

"Minggir ..." Kata pemuda bermata merah itu dengan suara serak.     

Baik Gan Ru Yan dan Utusan Tua bisa merasakan kekuatan dari suara pemuda bermata merah yang menekan mereka sebelum membuat mereka terlempar terbang.     

Gan Ru Yan berhasil menstabilkan dirinya dengan cepat sehingga dia tidak terluka. Sebaliknya, Utusan Tua yang basis kultivasinya lebih rendah darinya jatuh dengan keras ke tanah lalu muntah darah.     

"Bibi! Kakek Utusan!" Duan Si Ling akhirnya tersadar kembali saat ini. Wajah kekanak-kanakannya berubah secara drastis.     

Wuzzz!     

Persis seperti sebuah embusan angin, pemuda bermata merah itu muncul di hadapan Duan Si Ling hanya dalam sekejap mata.     

Duan Si Ling, bagaimanapun, hanyalah seorang gadis kecil yang berusia sekitar sepuluh tahun. Berhadapan dengan seorang pria yang tampak mengintimidasi dan menakutkan, tentu saja, membuatnya takut. Tubuhnya kaku dan wajahnya langsung menjadi pucat.     

"Tuan, dia hanya seorang anak kecil! Kau ..." Qing Huo mulai berkata, tetapi sebelum dia selesai berbicara, dia sudah terlempar terbang oleh pria bermata merah itu.     

Hanya dalam waktu singkat, dia telah melukai ketiga orang itu.     

"Kau..." Gan Ru Yan ingin mengatakan sesuatu tetapi Qing Huo menghentikannya melalui pesan suara.     

"Ru Yan, lebih baik kita mengamati situasi untuk saat ini. Sepertinya dia tidak memiliki niat membunuh terhadap Si Ling… Faktanya, niat membunuhnya terhadapku tidak sekuat sebelumnya setelah ia melihat Si Ling!"     

Ketika Gan Ru Yan mendengar kata-kata Qing Huo, dia mulai mengamati pemuda bermata merah itu. Memang. Tidak ada niat membunuh sama sekali dari pria bermata merah itu ketika berdiri di depan Duan Si Ling. Bahkan warna merah di matanya sudah mulai memudar.     

"Apa yang dilakukannya?" Gan Ru Yan, Qing Huo, dan Utusan Tua merasa bingung.     

Setelah beberapa saat, merah di mata pemuda itu menghilang sepenuhnya dan matanya kembali normal. Dalam keadaan seperti ini, dia tampak telah berubah menjadi seseorang yang lain. Senyum dingin muncul di wajahnya yang acuh tak acuh saat dia bertanya kepada Duan Si Ling, "Kau… kau siapa bagi Duan Ling Tian? Ada sesuatu pada dirimu yang sepertinya mirip dengannya!"     

Gan Ru Yan, Qing Huo, dan Utusan Tua menjadi semakin bingung. Mereka tidak menyangka pemuda yang tampaknya datang dengan niat buruk ini akan mengajukan pertanyaan seperti itu.     

Ketika Gan Ru Yan tersadar kembali, ia berkata, "Duan Ling Tian? D-dia kenal Duan Ling Tian?"     

"Apakah karena alis Si Ling mirip dengan Pelindung Ling Tian?" Qing Huo tercekat.     

"D-dia mengenal ketua sekte?" Bahkan Utusan Tua pun merasa bingung.     

Bagaimanapun, mereka bertiga hanya bisa menghela nafas lega. Sepertinya Duan Si Ling tidak sedang dalam bahaya.     

"K-kau… Apa kau mengenal ayahku?" Awalnya, Duan Si Ling sangat ketakutan sehingga tubuhnya secara naluriah menjadi kaku. Namun, rasa takut di hatinya telah menghilang ketika mendengar kata-kata pemuda itu. Ketika dia melihat pemuda itu sekarang, matanya mengandung lebih banyak rasa penasaran daripada rasa takut.     

"Ayah? K-kau putri Duan Ling Tian? Orang itu sudah punya anak perempuan?" Pemuda itu terkesima. Kemudian, dia mulai tertawa. "Yah, itu wajar saja. Lagipula, begitu banyak waktu telah berlalu sejak terakhir kali kita bertemu."     

"Kau… kau siapa? Bagaimana kau kenal ayahku?" Rasa takut di mata Duan Si Ling benar-benar telah memudar, dan rasa ingin tahunya menjadi semakin jelas.     

"Aku teman ayahmu. Tentu saja, aku mengenalnya." Pemuda itu tertawa.     

"Kau teman ayahku?" Duan Si Ling bertanya dengan ragu, "Lalu, siapa namamu? Meskipun aku belum pernah bertemu teman ayahku, aku pernah mendengar tentang mereka sebelumnya…"     

"Aku Su Li ... Apakah ayahmu pernah menyebut namaku sebelumnya?" Senyum di wajah pemuda itu melebar.     

"Su Li?" Qing Huo dan Utusan Tua menjadi bingung ketika mendengar nama pemuda itu. Mereka belum pernah mendengar tentang nama itu sebelumnya. Bahkan Gan Ru Yan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengerutkan kening. Dia belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.     

Tidak seperti Qing Huo, Utusan Tua, dan Gan Ru Yan, Duan Si Ling berseru dengan penuh semangat, "Su Li? Kau ... kau paman Su Li? Paman Su Li, aku pernah mendengar ayah membicarakan tentangmu." Saat ini, rasa takut di hatinya telah benar-benar menghilang saat ia bercerita, "Kalian berdua saling bertemu satu sama lain di Kota Darah Besi di Benua Awan! Saat itu, kalian berdua ikut serta dalam seleksi di Kamp Jenius Prajurit Darah Besi, kan? Ayah bilang itu pertama kalinya dia bertemu denganmu!"     

Setelah mendengar kata-kata Duan Si Ling, pemuda yang bernama Su Li itu tampak bingung. "Kamp Jenius Prajurit Darah Besi, Kota Darah Besi, Benua Awan ..." Ketika tersadar kembali, ia tersenyum pada Duan Si Ling. "Aku tidak menyangka ayahmu sudah memberitahumu tentang hal ini. Di mana ayahmu sekarang?"     

"Ayah telah memasuki Zona Rahasia Malaikat Pedang," jawab Duan Si Ling sambil melihat kea rah lubang hitam yang tampak tak memiliki dasar di ruang hampa di dekatnya itu. Sebersit rasa kesepian terlihat di matanya saat ini.     

"Zona Rahasia Malaikat Pedang?" Su Li mengalihkan perhatiannya ke arah lubang hitam di ruang hampa itu. "Jadi ini pintu masuk menuju ke Zona Rahasia Malaikat Pedang?"     

"Benar," jawab Duan Si Ling.     

Begitu Duan Si Ling selesai berbicara, energi Su Li yang telah tenang sebelumnya bergolak dan keluar lagi.     

Duan Si Ling, tentu saja, menjadi terkejut dengan perubahan yang sangat cepat ini.     

Bumm!     

Hanya dalam sekejap mata, Qi Iblis yang telah dikendalikan oleh Su Li itu meledak lagi. Matanya yang baru saja kembali normal berubah menjadi merah lagi. Tatapan ganas bisa dilihat di matanya!     

"Paman Su Li?" Duan Si Ling memanggil dengan suara lembut saat dia melihat Su Li telah kembali ke bentuknya semula.     

Pedang sepanjang tiga kaki yang terbentuk dari Sumber Malaikat dan Qi Iblisnya itu muncul kembali di tangan Su Li. Berkas cahaya pedang itu terus memancar dari ujung pedang. Tubuhnya gemetar hebat dan ia mengabaikan Duan Si Ling. Dia mulai berbicara dengan bahasa yang tidak jelas. "Tidak…tidak bisa…" Sepertinya sangat sulit baginya untuk berbicara.     

Syuut!     

Suara desingan pedang terdengar di udara saat ia mengangkat pedang untuk menebas Duan Si Ling.     

"Tidak!" Gan Ru Yan berteriak saat melihat Su Li hendak menyerang Duan Si Ling dengan pedangnya.     

Ekspresi Utusan Tua dan Qing Huo juga berubah drastis.     

Jika sesuatu terjadi pada Duan Si Ling, bagaimana mereka akan menjelaskannya kepada Duan Ling Tian ketika ia kembali?     

"Paman Su Li ..." Duan Si Ling menunjukkan ekspresi tidak percaya di wajahnya ketika melihat Su Li hendak menyerangnya. Dia tidak menyangka Su Li, teman baik ayahnya, akan menyerangnya ketika mengetahui bahwa dia adalah putri ayahnya. Saat ini ketika hatinya dipenuhi dengan rasa takut dan putus asa, dia mau tidak mau memejamkan matanya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.