Maharaja Perang Menguasai Langit

Orang-orang itu Terkesima



Orang-orang itu Terkesima

0Ting! Ting! Ting!     
0

Duan Ling Tian memegang sebuah lonceng perak kecil di tangannya dan mengguncangnya sambil mempelajarinya. 'Benda ini seharusnya merupakan jenis Pusaka Langit Tertinggi.'     

Begitu pikiran ini muncul di benak Duan Ling Tian, ​​​​dia mengirim sebagian energinya ke dalam lonceng itu sebelum mengguncangnya lagi. Suara lonceng itu terdengar keras dan jelas.     

Ting! Ting! Ting! Ting! Ting!     

Kali ini, ketika lonceng itu berbunyi, sebuah gelombang suara yang menakutkan keluar dari lonceng di tangan Duan Ling Tian itu.     

Hanya dalam sekejap, banyak orang mulai berteriak kesakitan. Mereka yang memiliki basis kultivasi yang lebih rendah bahkan terluka organ dalam mereka dan muntah darah.     

"Ahhhh!"     

"Aduh!"     

"Apa yang terjadi?"     

Liu Xia juga terlihat memuntahkan darah dan hal itu menyebabkan wajahnya menjadi pucat seperti selembar kertas putih.     

Bahkan wajah Zhang Yi menjadi pucat ketika gelombang suara itu menghantamnya.     

Hanya para Celestial Terkemuka dan mereka yang memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari para Celestial Nirraga Dua Sambaran yang tidak terpengaruh. Hanya ada satu Celestial Terkemuka yang berada di tempat itu. Namun, ada banyak Celestial Nirraga Dua Sambaran yang kekuatannya sebanding dengan Celestial Terkemuka yang ada di situ.     

Efek lonceng itu pada orang-orang yang berada di sana, pada kenyataannya, cukup lemah. Lagi pula, Duan Ling Tian hanya mengirim sejumlah kecil energinya ke dalam Pusaka Langit Tertinggi itu karena dia hanya bermaksud untuk menguji lonceng itu.     

Duan Ling Tian melanjutkan mengamati lonceng itu dengan rasa terkejut sambil berpikir dalam hatinya, 'Energi yang ku kirim ke dalam lonceng ini sebelumnya paling banyak sebanding dengan kekuatan seorang pendekar di Bentuk Ketujuh tahap Malaikat Kayangan. Namun, gelombang suara itu berhasil melukai mereka yang berada di Bentuk Kedelapan tahap Malaikat Kayangan. Selain itu, bahkan mempengaruhi para pendekar di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kayangan sampai ke tingkatan tertentu.'     

Celestial Nirraga Tiga dan Empat Sambaran yang berada di sana tentu saja bisa mengetahui berapa banyak energi yang telah disalurkan oleh Duan Ling Tian ke dalam lonceng perak kecil itu. Ketika mereka melihat orang-orang yang terpengaruh itu, mereka dapat mengetahui seberapa kuat Pusaka Langit itu. Mata mereka memancarkan nafsu serakah saat memandang lonceng itu. Namun, tidak diragukan lagi mereka tidak berani bergerak meskipun mereka menginginkan lonceng itu. Bagaimanapun, mereka tahu bahwa mereka bukan tandingan Duan Ling Tian. Apalagi Pei Kun Shan telah menjadi pelajaran bagi mereka agar tidak berani bertindak sembrono betapa pun serakahnya mereka. Para Celestial Nirraga Empat Sambaran yang melihat sekilas serangan Duan Ling Tian bahkan merasa lebih ngeri. Duan Ling Tian tampak seperti sang Malaikat Maut ketika membunuh Pei Kun Shan dan Pei Lian Chen. Lebih baik tidak bertindak sembarangan. Bagaimanapun juga, hidup mereka lebih penting daripada Pusaka Langit Tertinggi itu!     

"Sungguh luar biasa kuatnya Pusaka Langit Tertinggi ini!"     

"Karena dia mampu membunuh Pei Kun Shan yang merupakan seorang Celestial Nirraga Lima Sambaran, itu berarti kekuatannya setidaknya sebanding dengan seorang Celestial Nirraga Enam Sambaran… Kita hanya mencari ajal jika mencoba merebut Pusaka Langit Tertinggi itu darinya. !"     

"Kurasa aku benar-benar tidak ditakdirkan mendapatkan Pusaka Langit Tertinggi itu!"     

"Aku benar-benar iri karena dia memiliki dua Pusaka Langit Tertinggi. Kalau saja aku mengembangkan Perwujudan Penyatuan Jiwa! "     

Ketika dering dari lonceng itu berhenti dan gelombang suara itu memudar, orang-orang dengan basis kultivasi yang lebih rendah akhirnya menghela nafas lega. Mereka mengalihkan pandangan mereka kembali kepada Duan Ling Tian. Sedikit rasa cemburu dan ngeri terlihat di mata mereka saat ini.     

Duan Ling Tian tersenyum sambil menatap lonceng itu. 'Lonceng ini tampaknya cukup kuat ...' Hanya dalam sekejap mata, dia telah menghilang dari tempatnya dan muncul kembali di sebelah Han Xue Nai. Dia memandangnya dan berkata, "Xue Nai, kalau aku tidak salah, Keturunan Debu Merah memiliki teknik serangan suara, kan? Lonceng ini terlalu rumit! Selain itu, aku tidak menggunakannya sehingga kau boleh memilikinya! "     

Han Xue Nai langsung tercengang ketika melihat Duan Ling Tian menyerahkan Pusaka Langit Tertinggi itu kepadanya. Dia tidak menyangka lelaki itu akan memberinya pusaka yang begitu berharga. Lonceng itu adalah Pusaka Langit Tertinggi yang lebih unggul dari semua senjata di alam duniawi! Bahkan jika tidak menggunakannya, lelaki itu bisa memberikannya kepada salah satu dari dua saudara iparnya atau Feng Tian Wu. Sejauh yang dia ketahui akan sikap peduli lelaki itu padanya, dia tahu betul bahwa dia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kedua saudara iparnya dan Feng Tian Wu.     

Tentu saja, ini hanya pendapat Han Xue Nai. Gadis ini juga sangat penting bagi Duan Ling Tian karena dia menganggapnya sebagai adik sendiri perempuannya.     

'Itu terlalu rumit! Aku tidak menggunakan lonceng ini sehingga kau bisa memilikinya!'     

Kata-kata Duan Ling Tian bergema di benak banyak orang. Mereka semua tampak seperti tersambar petir ketika mendengar kata-kata itu. Beberapa dari mereka merasa sangat marah sehingga memuntahkan darah.     

Apa yang terlalu rumit? Itu adalah sebuah Pusaka Langit Tertinggi! Bagaimana bisa rumit? Apa yang dia maksud dengan dia tidak bisa menggunakannya?     

Zhang Yi tersenyum pahit. Dia memiliki pendapat yang sama dengan orang-orang di sekitarnya itu. Dia berkata sambil menggelengkan kepalanya, "Kata-kata Duan Ling Tian benar-benar membuat kita semua kehabisan kata-kata ..."     

Adapun Liu Xia yang berdiri di samping Zhang Yi, dia memasang ekspresi cemburu di wajahnya ketika melihat Han Xue Nai. Betapa dia berharap dirinya adalah Han Xue Nai. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaannya jika seseorang memberinya sebuah Pusaka Langit Tertinggi.     

Han Xue Nai tidak mengambil lonceng itu dari Duan Ling Tian. Dia berkata, "Kakak Ling Tian, ​​​​ku pikir kau harus menyimpan Pusaka Langit itu untuk Kakak Ke'er atau Kakak Tian Wu ... Bahkan jika mereka tidak dapat menggunakannya, kau bisa menyimpannya untuk Kakak Fei'er." Tentu saja, dia juga menginginkan lonceng itu, tetapi ia tahu ia tidak boleh menerimanya.     

Duan Ling Tian menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada tidak senang, "Xue Nai, sepertinya kau menjadi semakin tidak patuh dalam beberapa tahun ini karena aku tidak bersama denganmu… Nah, kalau kau tidak menyukai lonceng itu maka aku akan membuangnya dan membiarkan orang lain memilikinya!"     

Kata-kata Duan Ling Tian menyebabkan sakit di hati banyak orang. Ya Tuhan! Bagaimana dia bisa berbicara begitu santai untuk membuang sebuah Pusaka Langit Tertinggi?     

Saat ini, banyak orang menatap Han Xue Nai dengan tatapan membara. Mereka semua memiliki pemikiran yang sama di benak mereka.     

'Tolong katakan kau tidak menyukainya! Tolong!'     

'Nona, kau harus berpegang teguh pada kata-kata mu sendiri! Jangan terima!'     

Tentu saja, mereka semua berharap Han Xue Nai akan menolak Pusaka Langit Tertinggi sehingga Duan Ling Tian akan membuangnya. Saat itu, mereka akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan lonceng perak kecil itu. Meskipun mereka tahu peluangnya tipis, mereka tetap berharap untuk itu. Para Celestial Nirraga Empat Sambaran, khususnya, dengan sungguh-sungguh berdoa agar Han Xue Nai tidak menerima lonceng itu. Lagi pula, jika Duan Ling Tian benar-benar membuangnya, di antara mereka yang berada di sana, mereka memiliki peluang tertinggi untuk mendapatkan lonceng itu.     

"Kakak Ling Tian, ​​​​kau …" Han Xue Nai merasa sedikit tidak berdaya ketika mendengar kata-kata Duan Ling Tian yang kekanak-kanakan. Dirinya dibuat terdiam sementara, menyebabkan suasana menjadi canggung.     

"Ambil saja." Duan Ling Tian hanya melemparkan lonceng itu kepada Han Xue Nai sebelum kembali ke Zhang Yi dan Liu Xia dan meninggalkan Han Xue Nai berdiri sendiri.     

Mata semua orang tertuju pada lonceng itu saat Duan Ling Tian melemparkannya kepada Han Xue Nai. Seolah-olah mereka akan segera meraihnya jika Han Xue Nai tidak mengambilnya.     

Han Xue Nai tidak punya pilihan selain mengambilnya. Dia memandang Duan Ling Tian dengan penuh penghargaan dan berkata, "Terima kasih, Kakak Ling Tian."     

"Kita sudah saling kenal sudah sangat lama, tidak perlu bersikap sopan. Terlebih lagi, aku tidak terbiasa dengan sikapmu yang begitu sopan!" Duan Ling Tain menatap Han Xue Nai dan menggelengkan kepalanya. Kemudian, ia berkata, "Karena kita akhirnya bisa bertemu, mari kita tetap bepergian bersama. Biar ku perkenalkan kau kepada dua orang ini ... "     

Duan Ling Tian dengan cepat memperkenalkan Han Xue Nai kepada Zhang Yi dan Liu Xia. Dari awal hingga akhir, dia memperlakukan semua orang yang berada di tempat itu seolah-olah mereka tidak ada.     

Orang-orang yang diperlakukan seperti tidak ada ini akhirnya menghela nafas lega ketika Duan Ling Tian dan teman-temannya pergi. Kemudian, mereka membahasnya di kalangan mereka sendiri.     

"Siapa laki-laki itu?"     

"Kekuatannya ternyata sebanding dengan seorang Celestial Nirraga Enam Sambaran meskipun dia hanya seorang Celestial Terkemuka. Aku ingin tahu dari alam dunia mana dia berasal?"     

"Aku tidak tahu ... Namun, ku yakin dia bukan dari Alam Awan Luas kami."     

"Yah, kami juga tidak memiliki seseorang seperti dia di Alam Mouro."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.