Maharaja Perang Menguasai Langit

Musnahkan!



Musnahkan!

3"Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kahyangan!' Ketika pikiran ini muncul di benak Tetua dari Istana Malaikat Pengembara itu, matanya membelalak terkejut dan tubuhnya membeku.     
0

'Pemuda berpakaian ungu bernama Duan Ling Tian ini berada di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kahyangan? Orang yang membunuh putranya sebenarnya adalah seorang tokoh digdaya di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kahyangan? Jika dia tahu lawannya adalah tokoh digdaya di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kahyangan, dia tidak akan datang bahkan jika dia dipukuli!     

Sungguh lucu! Tokoh digdaya di Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kahyangan adalah seseorang yang sama kuatnya dengan Ketua Istana Malaikat Pengembara. Meskipun tetua dari Istana Malaikat Pengembara itu hanya satu tingkat lebih rendah, jaraknya sangat jauh. Hanya semudah menghitung 1, 2, 3 bagi seseorang di Bentuk Kesembilan tahap malaikat Kahyangan untuk membunuhnya.     

Tetua dari Istana Malaikat Pengembara itu memandang Duan Ling Tian dan mengumpulkan keberaniannya untuk berkata, "Tuan ..."     

Wuss!     

Duan Ling Tian dengan santai melambaikan tangannya dan suara singkat sebuah desingan pedang bisa terdengar. Hanya dalam sekejap mata, sinar pedang itu melesat menuju Tetua Istana Malaikat Pengembara itu dan mengincar suatu titik di antara alisnya menuju jiwanya.     

Sebelum tetua dari Istana Malaikat pengembara itu bahkan dapat menggunakan Teknik Pemisahan Jiwa yang unik untuk tokoh digdaya yang berada pada Bentuk Kedelapan tahap malaikat Kahyangan atau di atas nya, jiwanya sudah dihancurkan oleh Duan Ling Tian!     

Duan Ling Tian tetap berdiri diam dari awal hingga akhir.     

Blarr!     

Sebuah suara keras terdengar di angkasa segera setelah sinar pedang itu menembus titik di dahi Tetua Istana Malaikat Pengembara itu. Duan Ling Tian telah menepukkan tangannya ke udara.     

Gerakan itu diikuti oleh suara angin dan guntur. Rasanya seolah-olah bisa menumbangkan gunung dan mengaduk lautan.     

Blaar! Blaar! Blaar! Blaar! Blaar!     

Suara ledakan yang menggelegar terdengar di udara saat semburan Sumber malaikat matahari keluar dari telapak tangan Duan Ling Tian. Energi itu menembak Tetua dari Istana Malaikat Pengembara yang sudah mati itu dalam gelombang itu.     

Semua ini terjadi dalam kecepatan cahaya. Duan Ling Tian adalah satu-satunya yang bisa melihat dengan jelas apa yang telah terjadi.     

Jangankan Ke'er dan putrinya, bahkan Gan Ru Yan tidak bisa melihat serangan Duan Ling Tian itu dengan jelas. Gan Ru Yan hanya mendengar suara desingan pedang yang singkat itu. Pada saat berikutnya, pria yang ingin membunuh Duan Ling Tian itu sudah mati. Hanya Cincin Ruang yang tersisa saat jatuh ke tanah.     

Duan Ling Tian dengan santai menggunakan energinya untuk membawa Cincin Ruang itu kepadanya.     

Tentu saja, Gan Ru Yan tidak begitu naif sehingga dia mengira pria itu telah pergi. Terlebih lagi, bagaimana pria itu bisa meninggalkan Cincin Ruangnya di sini jika dia pergi? Hanya ada satu kemungkinan. Orang itu sudah mati!     

"Ayah… Di mana orang jahat itu? Kemana dia pergi?" Duan Si Ling tidak tahu pentingnya Cincin Ruang itu. Dia melihat sekeliling dari dalam pelukan Duan Ling Tian saat mencoba mencari Tetua dari Istana Malaikat Pengembara itu.     

Duan Si Ling mungkin tidak tahu pentingnya Cincin Ruang itu, tetapi Ke'er tahu. Ketika mendengar pertanyaan polos putrinya, Ke'er buru-buru menjawab, "Si Ling, orang jahat itu sudah melarikan diri setelah dipukuli oleh ayah."     

"Dia kabur?" Duan Si Ling tertegun sejenak. Ketika dia tersadar kembali, dia mulai bersorak, "Wah! Ayah luar biasa, ayah memukuli orang jahat itu ..." Dia mendaratkan ciuman di pipi Duan Ling Tian dengan penuh semangat. Dia adalah orang yang paling senang dari semua orang yang ada di tempat itu.     

Setelah menepuk-nepuk kepala Duan Si Ling dengan penuh kasih sayang, dia tersenyum menawan pada gadis kecil itu. Kemudian, dia menoleh pada Ke'er dan Gan Ru Yan dan berkata, "Ayo kita pergi ... Kita harus melanjutkan perjalanan." Dia menggendong ketiga gadis itu dan bergerak untuk kembali ke kampung halamannya. Kampung halamannya berada di salah satu Benua Fana di Provinsi Bawah Tanah malaikat. Tempat itu disebut Benua Awan.     

Karena Sumber malaikat matahari milik Duan Ling Tian masih berada pada Bentuk Kesembilan tahap Malaikat Kahyangan, dia mengambil kesempatan itu dan terbang kembali ke Benua Awan dengan kecepatan yang luar biasa.     

Energi Roh Langit dan Bumi itu menjadi semakin tipis di Benua Awan dibandingkan dengan di Provinsi Bawah. Duan Ling Tian dan Ke'er sudah siap secara mental untuk itu. Namun, Gan Ru Yan dan Duan Si Ling agak sulit untuk membiasakan diri.     

"Ayah, aku tidak suka di sini," kata Duan Si Ling kepada Duan Ling Tian dengan cemberut.     

"Si Ling, baiklah. Kita akan meninggalkan tempat ini begitu kita menemukan kakek dan nenek, ya?" Duan Ling Tian bertanya sambil tersenyum.     

"Baik." Duan Si Ling mengangguk patuh sebelum berkata, "Ayah, ayo kita temukan mereka secepat mungkin. Kita bisa membawa mereka kembali ke tempat kita berada. Mereka pasti akan lebih bahagia di sana."     

"Baiklah, baiklah… Kita semua akan mendengar kata-katamu Si Ling." Duan Ling Tian mengangguk.     

Mereka melanjutkan perjalanan ke arah selatan. Segera setelah itu, mereka tiba di Sepuluh Dinasti Besar yang terletak di tepi Benua Awan.     

Setelah memasuki wilayah milik Sepuluh Dinasti Besar, Duan Ling Tian melewati serangkaian awan bersama para gadis itu sebelum dia mulai mendarat.     

Selama proses ini, mereka melihat banyak mayat kering tanpa sari darah. Jelas sekali Iblis telah melahapnya.     

Reruntuhan terlihat di mana-mana di kota-kota ramai yang diingat Duan Ling Tian.     

"Klan Iblis ..." Mata Duan Ling Tian menjadi merah karena rasa benci. Kebenciannya pada Klan Iblis muncul di hatinya seperti nyala api yang bisa membakar apa saja.     

Ziiing! Ziiing! Ziiing! Ziiing! Ziiing!     

Duan Ling Tian melakukan perjalanan ke seluruh wilayah Sepuluh Dinasti Besar dengan gadis-gadis itu di belakangnya pada kecepatan tercepatnya. Bangkai-bangkai iblis tertinggal di belakangnya. Dengan kecepatannya, dia hanya membutuhkan waktu sekitar sepuluh hari untuk menyingkirkan Klan Iblis dari Sepuluh Dinasti Besar.     

Selama waktu itu, Duan Ling Tian juga mencoba meningkatkan Akar Spiritual bawaan Ke'er. Dia menemukan bahwa bahkan Akar Spiritual bawaan ungu tua itu masih dapat ditingkatkan. Itu bukanlah batas tertingginya!     

Namun, Duan Ling Tian juga menemukan bahwa akan membutuhkan waktu yang sangat lama baginya untuk meningkatkan Akar Spiritual bawaan Ke'er. Itu seperti sebuah lubang tanpa dasar. Tidak peduli berapa banyak Akar Spiritual bawaan yang dia serap, sepertinya itu tidak cukup. Dia telah memberinya setengah dari Akar Spiritual bawaan yang dia serap dari para Iblis di Sepuluh Dinasti Besar itu, tapi itu seperti menuangkan secangkir air ke laut.     

Di sisi lain, Akar Spiritual bawaan Duan Ling Tian telah menjadi gelap. Dia selangkah lebih dekat untuk memiliki Akar Spiritual bawaan ungu tua.     

'Kupikir aku telah membunuh sebagian besar Iblis di Sepuluh Dinasti Besar selain dari mereka yang berhasil bersembunyi dari ku! Sudah waktunya bagi ku untuk pergi ke Kerajaan Langit Merah untuk melihat apakah ayah, ibu, dan Fei' Kecil ada di sana.'     

Kerajaan Langit Merah adalah salah satu dari banyak kerajaan di bawah Kekaisaran Rimba Biru di bawah Kekaisaran Batu Hitam. Itu adalah bagian dari Dinasti Darkhan di bawah Sepuluh Dinasti Besar. Tempat itu juga merupakan kampung halaman Duan Ling Tian. Di sinilah semuanya dimulai baginya!     

Sebelumnya, Duan Ling Tian telah melewati Kerajaan Langit Merah ketika berburu Klan Iblis di Sepuluh Dinasti Besar. Namun, dia tidak mencari keluarganya karena dia fokus berburu dan membunuh Iblis-iblis itu. Karena itu, dia kembali ke Kerajaan Langit Merah lagi untuk mencari keluarga dan teman-temannya setelah selesai membunuh iblis-Iblis itu.     

Kerajaan Langit Merah adalah yang paling sedikit mengalami kerusakan karena terletak di daerah terpencil. Klan Iblis di sini sangat lemah di mata Duan Ling Tian. Mereka mungkin juga pengumpan terbawah di Tanah Pengasingan. Mereka datang ke Kerajaan Langit Merah untuk bersenang-senang dan memamerkan kekuatan mereka. Mereka lebih rendah dari semut di Tanah Pengasingan. Mereka bersusah payah untuk bertahan hidup, apalagi untuk menikmati hidup mereka. Namun, mereka seperti para raja di daerah terpencil di Alam Alam Provinsi Malaikat!     

Klan Iblis yang telah menetap di sini tidak menghisap saripati darah orang-orang ini karena orang-orangnya terlalu lemah. Oleh karena itu, Iblis membiarkan mereka hidup agar mereka bisa unjuk kekuatan. Para iblis sedang bersenang-senang di Kerajaan Langit Merah. Tidak ada yang berani menyinggung perasaan mereka, bahkan raja sekalipun. Bukan hanya orang-orang itu merasa terlalu takut untuk menyinggung mereka, tetapi orang-orang itu bahkan memperlakukan mereka dengan hormat.     

Saat Duan Ling Tian tiba di Kerajaan Langit Merah, dia membunuh semua iblis yang ada di sana dan memulihkan kedamaian di Kerajaan Langit Merah.     

Setelah mencari di mana-mana, Duan Ling Tian menemukan keluarga dan teman-temannya juga tidak ada di sini. "Ayah, ibu, dan Fei Kecil tidak ada di sini? Selain tempat ini, di mana lagi mereka berada?" Duan Ling Tian menjadi bingung.     

Setelah Duan Ling Tian meninggalkan Kerajaan Langit Merah dengan para gadis itu, dia menjelajah di sekitar Sepuluh Dinasti Besar itu tanpa tujuan…     

Dari awal hingga akhir, Duan Ling Tian tidak mengganggu teman-teman lamanya di Kerajaan Langit Merah. Sekarang setelah dia menyingkirkan Klan Iblis di Sepuluh Dinasti Besar itu, dia tidak khawatir lagi akan keselamatan mereka. Dia tidak ingin mengganggu kehidupan mereka.     

"Di mana lagi mereka mungkin berada?' Setelah mencari secara menyeluruh di seluruh Sepuluh Dinasti Besar, dia tetap tidak dapat menemukan ayah, ibu, Fei Kecil, dan anak mereka. Dia mulai merasa cemas. Dia tidak tahu ke mana lagi mereka mungkin pergi setelah meninggalkan Istana Awan Biru?     

Di sisi timur Provinsi Bawah Tanah malaikat…     

"Duan Ru Feng, bawa Stempel 10.000 Gunung dan kabur sekarang!" Sebuah suara dingin yang dipenuhi kecemasan terdengar di udara. "Jika kau selamat ... Carilah seorang Tuan yang lebih baik untuk senjata itu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.