Maharaja Perang Menguasai Langit

Akar Spiritual Bawaan Ke’er 



Akar Spiritual Bawaan Ke’er 

1Sepertinya Weng Zheng bisa merasakan ketidaksabaran Pei Si Hai. Dia menggelengkan kepalanya sebelum menyetujui permintaan Pei Si Hai dengan senyum di wajahnya. "Ayo!"     
0

Zinng!     

Sebuah desingan saber yang keras dan menusuk telinga terdengar di udara saat Pei Si Hai bergerak dan menyerang. Tubuhnya bergerak beriringan dengan pedangnya seperti hantu.     

Di sisi lain, Weng Zheng juga bergerak, tetapi dia tidak menggunakan senjata apa pun. Sepertinya dia akan melawan Pei Si Hai dengan tangan kosong.     

Bamm!     

Tinju Weng Zheng seperti dua bola meriam saat dia meninju. Keduanya cepat dan kuat. Gelombang kejut dari pukulannya sepertinya menyebabkan udara bergetar.     

Zing! Zing! Zing! Zing! Zing!     

Cara Pei Si Hai mengayunkan sabernya tampak sederhana namun mendalam. Qi Saber itu menyapu dengan aura perusak dari sabernya. Namun, cara Weng Zheng menggerakkan tinjunya bahkan lebih sederhana daripada cara Pei Si Hai menggunakan sabernya. Mereka yang tidak tahu bahkan mungkin mengira dia bertarung seperti seorang anak jalanan!     

Blarr! Blarr! Blarr! Blarr! Blarr!     

Satu gerakan.     

Dua gerakan.     

Tiga gerakan.     

Pada gerakan kesembilan, tinju Weng Zheng mendarat pada saber Pei Si Hai dan menjatuhkannya dari tangan Pei Si Hai.     

Ketika saber Pei Si Hai terlempar dari tangannya, tangannya hancur remuk dan berlumuran darah. Itu terlihat sangat menakutkan!     

Namun, Pei Si Hai tidak mempedulikan tangannya lebih jauh setelah dia menghentikan pendarahannya. Dia berdiri diam dengan ekspresi kosong di wajahnya saat bergumam pada dirinya sendiri, "Sembilan gerakan ..."     

Sepertinya Pei Si Hai sedang linglung, tapi dalam pikirannya, dia mengulang pertarungannya dengan Weng Zheng dan menganalisanya.     

Weng Zheng tidak menyerang lagi setelah dia menjatuhkan saber dari tangan Pei Si Hai. Setelah melihat Pei Si Hai tenggelam dalam pikirannya, dia tidak mengganggunya. Sebagai gantinya, dia pergi ke depan pondok dan kembali duduk dalam posisi bersila. Dia memejamkan matanya seolah-olah Pei Si Hai tidak ada di sana.     

Sekitar satu jam kemudian, Pei Si Hai bergerak, akhirnya sadar kembali. Dia mengambil saber yang terlempar dari tangannya sebelum melihat Weng Zheng yang duduk bersila di udara. Dia berkata dengan suara yang dalam, "Dalam setengah bulan, aku pasti bisa bertahan selama sepuluh gerakan!"     

"Aku akan menunggu," Weng Zheng menjawab dengan malas. Dia bahkan tidak membuka matanya.     

Setelah Pei Si Hai pergi, Weng Zheng membuka matanya. Dengan senyum pahit di wajahnya, dia bergumam pelan, "Anak itu meningkat semakin cepat dan semakin cepat ... Aku khawatir hampir tidak mungkin untuk mengalahkannya dengan sepuluh gerakan di masa depan." Setelah itu, dia menutup matanya dan terus duduk bersila di udara.     

Salju yang terus turun di wilayah utara mewarnai tempat itu dengan warna putih.     

Di Provinsi Bawah Tanah Malaikat. Di Kota Suci Manusia-Iblis.     

Meskipun Duan Ling Tian telah menyebabkan keributan di gerbang kota, itu tidak cukup signifikan untuk menimbulkan keributan di Kota Suci Manusia-Iblis.     

Ketika Duan Ling Tian memasuki Kota Suci Manusia-Iblis itu, dia tercengang dengan ukurannya. Kota itu tidak diragukan lagi lebih besar dari Kota Dosa. Terlebih lagi, penataan kota dan semaraknya bahkan telah melampaui Kota Dosa!     

Ada penginapan, restoran, kasino, dan rumah bordil di Kota Suci Manusia-Iblis. Tampaknya tidak ada bedanya dengan kota manusia.     

Setelah beberapa saat, Duan Ling Tian menemukan sebuah penginapan untuk putri dan istrinya untuk tinggal. Dia memesan dua kamar luas yang berbagi halaman. Duan Ling Tian dan keluarganya tinggal di satu kamar sementara kamar lainnya ditempati oleh saudara kembar Ke'er, Gan Ru Yan.     

Setelah mereka masuk, Duan Ling Tian akhirnya membangunkan putrinya, Duan Si Ling, yang tertidur dalam pelukannya.     

Gadis itu berusia sekitar sembilan tahun. Dia tampak menggemaskan. Meskipun dia masih belia, terlihat bahwa dia cantik. Jelas bahwa dia akan tumbuh menjadi cantik di masa depan.     

"Mmm…" Saat gadis kecil itu membuka matanya, orang pertama yang dilihatnya adalah Duan Ling Tian. Duan Ling Tian seharusnya menjadi orang asing baginya. Namun, ketika melihat Duan Ling Tian, ​​​​dia berkedip sebelum berkata tanpa tanda-tanda asing, "Ayah, apakah Ayah akhirnya bebas? Ibu sangat merindukan ayah, dan Si Ling juga merindukan ayah."     

Apakah gadis kecil itu tentu saja tidak malu atau karena hubungan darah mereka sehingga dia tidak takut pada Duan Ling Tian?     

Duan Ling Tian telah mempersiapkan diri bila gadis itu mendorongnya menjauh. Bagaimanapun, ini adalah pertemuan pertama mereka. Siapa sangka putrinya akan segera mengenalinya dan bahkan mengatakan bahwa ibunya merindukannya?     

Duan Ling Tian diliputi oleh emosi. Dia bahkan merasakan sudut matanya menjadi basah.     

Setelah beberapa saat, Duan Ling Tian menarik napas dalam-dalam sebelum bertanya dengan penuh semangat, "Si Ling, bagaimana kau mengenali ayah?" Cara dia memandang Duan Si Ling begitu lembut bahkan bisa meluluhkan hati yang paling dingin.     

"Ayah memang bodoh!" Duan Si Ling berkata dengan genit sebelum menoleh pada Ke'er yang berdiri di sebelah Duan Ling Tian dan berkata, "Ibu, ayah bodoh. Dia tidak tahu bahwa Si Ling melihatnya setiap hari."     

Duan Ling Tian menjadi bingung ketika mendengar kata-kata Duan Si Ling. Dia secara naluriah berbalik untuk melihat Ke'er.     

Duan Si Ling melihatnya setiap hari? Maksudnya apa itu?     

Wajah Ke'er memerah ketika mendengar kata-kata Duan Si Ling. Dia menoleh pada putrinya dan berkata, "Si Ling, beri tahu ayahmu bagaimana kau melihatnya setiap hari."     

"Baik," jawab Duan Si Ling. Kemudian, dia menoleh ke Duan Ling Tian dan berkata dengan cemberut, "Ayah itu bodoh. Tidakkah kau tahu bahwa Si Ling melihat potretmu setiap hari? Si Ling juga bisa menggambar ayah sekarang meskipun tidak sebagus gambar Ibu…"     

Melihat potretnya setiap hari!     

Duan Ling Tian akhirnya mengerti apa yang terjadi. Matanya bersinar lembut dan penuh kasih sayang ketika melihat Ke'er.     

"Lalu ... Apakah kau senang sekarang karena kau melihatku secara langsung?" Duan Ling Tian bertanya kepada Duan Si Ling sambil tersenyum.     

"Senang!" Duan Si Ling mengangguk seperti anak ayam yang mematuk butiran beras saat menjawab Duan Ling Tian tanpa ragu-ragu, "Karena ayah sudah kembali, Ayah bisa bermain dengan Ibu dan aku. Ibu bilang Ayah adalah pahlawan yang hebat dan Ayah sangat kuat. Dengan ada Ayah di sini, kita tidak perlu tinggal di rumah yang dingin lagi. "     

"Kau benar. Dengan ada ayah di sini, Si Ling tidak harus tinggal di rumah yang dingin lagi." Setelah mendengar kata-kata putrinya, Duan Ling Tian memeluknya dengan erat. Air mata penyesalan mengalir di wajahnya. Tentu saja, dia tahu apa yang dimaksud putrinya dengan rumah yang dingin itu. Yang dia maksud adalah penjara di Sekte Pemuja Api. Saat ini, dia bersumpah pada dirinya sendiri bahwa dia akan memperbaiki keadaan itu bersama Ke'er dan putri mereka.     

Karena Duan Si Ling masih kecil, setelah beberapa saat, dia mulai melihat sekeliling dengan rasa ingin tahu. "Bibi? Dimana bibi?" Jelas dia mencari saudara perempuan Ke'er, Gan Ru Yan.     

Mereka mengirim Duan Si Ling ke kamar Gan Ru Yan. Setelah kembali, Duan Ling Tian memeluk Ke'er dengan erat dan mengungkapkan pikiran batinnya. "Ke'er, terima kasih telah membesarkan putri kita dengan sangat baik ..."     

"Kakak Tian, ​​​​dia putri kita ... Wajar bagiku melakukan hal itu..." kata Ke'er lembut saat berdiam di pelukan Duan Ling Tian. Wajahnya sedikit memerah saat ia melanjutkan kalimatnya dengan lembut, "Ke'er merasa sangat bahagia sekarang. Aku berharap momen ini bisa bertahan selamanya."     

"Aku juga." Duan Ling Tian mengangguk. Dia juga merasakan hal yang sama. Setelah beberapa saat, mereka mulai berciuman dengan penuh gairah…     

Setelah sebuah babak percintaan yang penuh gairah, Ke'er tertidur lelap.     

Duan Ling Tian membentangkan Pengawasan Dewanya ke dalam jiwa Ke'er. Dia ingin menyelidiki belenggu yang berada pada Akar Spiritual bawaannya. Dia telah mendengar bahwa Ke'er memiliki Akar Spiritual bawaan ungu dan bahwa bakat bawaannya terkekang oleh belenggu itu     

"Hm?" Namun, ketika Pengawasan Dewa Duan Ling Tian berada di jiwa Ke'er, dia menemukan tidak ada belenggu itu. "Dia benar-benar memiliki Akar Spiritual bawaan ungu! Terlebih lagi, dia memiliki Akar Spiritual bawaan berwarna ungu gelap!"     

Meskipun Duan Ling Tian telah mendengar tentang Ke'er yang memiliki Akar Spiritual bawaan ungu, dia tetap bersemangat ketika memastikannya sendiri. Selain itu, dia menemukan Akar Spiritual bawaan Ke'er berwarna ungu yang sangat gelap hingga hampir hitam. Itu mungkin adalah nilai tertinggi untuk Akar Spiritual bawaan. Setelah beberapa saat, dia memeriksa basis kultivasinya. Dia menemukan bahwa kultivasi Ke'er telah mencapai Tahap Malaikat Agung. Meskipun masih beberapa tahap lagi dari Tahap Malaikat Kahyangan, itu merupakan peningkatan dibandingkan dengan basis kultivasinya di masa lalu.     

Aku ingin tahu kapan belenggu di dalam tubuh Ke'er dilepas?' Duan Ling Tian menjadi penasaran tentang hal ini. Namun, dia tidak membangunkan Ke'er untuk menanyakannya tentang hal itu. "Aku akan bertanya padanya ketika dia bangun."     

Duan Ling Tian benar-benar merasa bahagia pada Ke'er sekarang setelah mengetahui bahwa belenggu di dalam tubuh Ke'er telah dilepas.     

Saat ini, tanpa Pagoda Tujuh Pusaka, aku tidak bisa lagi bergantung pada aliran waktu yang melambat di dalam pagoda itu. Itu berarti kecepatan kultivasi ku akan sepuluh kali lebih lambat dibandingkan sebelumnya!' Duan Ling Tian berpikir dalam hati saat seulas senyum pahit muncul di wajahnya. 'Untuk meningkatkan kecepatan kultivasi ku, aku harus meningkatkan Akar Spiritual bawaan ku ...' Dia menghela nafas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.