Maharaja Perang Menguasai Langit

Kembali ke Istana Awan Biru



Kembali ke Istana Awan Biru

3Meskipun empat Pelindung Sekte Pemuja Api sudah diyakinkan oleh Tang Xuan, mereka masih merasa sulit untuk percaya.     
1

Zi Feng adalah orang pertama yang bicara setelah para Pelindung mendengar berita mengejutkan ini. "Ketua Sekte! Meskipun Pelindung Ling Tian melanggar hukum Sekte Pemuja Api dan melakukan kejahatan yang tak termaafkan, memiliki dia di dalam sekte lebih bermanfaat bagi kita daripada kehilangan dia. Dengan kekuatannya saat ini, tidak banyak orang di Tanah Malaikat yang dapat menandinginya. Akan menguntungkan bagi sekte kita untuk memilikinya. Dia membuat sekte kita lebih kuat!"     

Setelah Zi Feng bicara, tiga Pelindung lainnya mulai mengungkapkan pendapat mereka juga.     

"Ketua Sekte, meskipun kita memiliki aturan ketat di sekte, sebagai Pelindung, kami memiliki tingkat kekebalan tertentu ... Menurut pendapatku, kita harus memberikan restu kita kepada Pelindung Ling Tian dan Gadis Suci!"     

"Meskipun bersatunnya Pelindung Ling Tian dan Gadis Suci melanggar hukum Sekte Pemuja Api kita, ada contoh sebelumnya untuk semuanya. Ini akan menjadi kisah yang bagus untuk generasi berikutnya!"     

"Memang!"     

"Selain itu, Senjata Malaikat Super, Lempeng Belenggu Iblis, juga dimiliki Pelindung Ling Tian. Ketika Klan Siluman menyerang Provinsi Atas, itu akan menguntungkan sekte jika kita memiliki lempengnya."     

Keempat Pelindung dengan suara bulat meminta Tang Xuan untuk memberikan restunya kepada Duan Ling Tian dan Gadis Suci!     

Tang Xuan mendengus ketika dia mendengar ucapan keempat Pelindung. Dia mengingat apa yang terjadi sebelumnya. "Sudah terlambat untuk itu sekarang!"     

"Hah?" Ekpresi di wajah keempat Pelindung bingung ketika mereka mendengar ucapan Tang Xuan. Mereka tidak dapat memahami makna di balik ucapan Tang Xuan.     

"Jika aku tidak salah, baik Pelindung Ling Tian dan Gadis Suci telah kembali ke Provinsi Bawah," kata Tang Xuan dengan suara yang dalam. Dia berkesimpulan demikian karena merasa ini adalah skenario yang paling mungkin. Sobekan dalam ruang hampa yang dibuat oleh bola cahaya yang mengarah ke ruang tersendiri yang ditinggalkan oleh Malaikat Terkemuka atau Provinsi Bawah Tanah Malaikat. Dia pikir ada kemungkinan lebih tinggi bahwa Duan Ling Tian, ​​​​Gadis Suci, putri mereka, dan Gan Ru Yan telah kembali ke Provinsi Bawah dibandingkan dengan dikirim ke alam tersendiri yang juga merupakan tempat kultivasi seorang Malaikat Terkemuka.     

"Provinsi Bawah?" Keempat Pelindung tercengang ketika mereka mendengar ucapan Tang Xuan.     

Sementara itu, di Provinsi Bawah Tanah Malaikat. Di sebuah desa kumuh.     

Duan Ling Tian akhirnya bangkit setelah berlutut beberapa saat. Dia menarik Ke'er juga. Dia memegang tangan Ke'er erat-erat saat dia melihat ke langit dan bergumam, "Tetua Huo ... Jangan khawatir. Karena kau mempertaruhkan nyawamu untukku, aku akan lebih menghargai nyawaku!" Setelah dia selesai berbicara, dia membungkuk ke langit.     

Ke'er mengikutinya dan membungkuk ke langit juga.     

Pada saat ini, Duan Ling Tian mengira Pusaka Langit Tertinggi, Pagoda Tujuh Pusaka hancur dan Tetua Huo tewas. Bahkan dalam mimpi terliarnya pun dia tidak mengira Tetua Huo dan Pagoda Tujuh Pusaka masih hidup dan sehat! Ikatan antara Duan Ling Tian dan Pagoda Tujuh Pusaka diputus oleh seorang tokoh digdaya Alam Devata. Tokoh digdaya itu tampaknya memiliki kekuatan mahakuasa. Hanya dengan satu pikiran, dia dengan mudah memutuskan ikatan antara Pagoda Tujuh Pusaka dan Duan Ling Tian. Dia membawa Tetua Huo dan Pagoda Tujuh Pusaka kembali ke Alam Devata.     

Gan Ru Yan yang berdiri di samping selama ini memandang Duan Ling Tian dan berkata, "Kita telah tiba di Provinsi Bawah untuk sementara waktu sekarang. Kemana kita harus pergi? Saat ini, tidak aman di Provinsi Bawah!" Dia mendengar berita yang diungkapkan Duan Ling Tian di Kota Dosa. Dia tahu Klan Siluman dari Tanah Pengasingan telah melintasi penghalang ruang dan menyerbu Provinsi Bawah Tanah Malaikat.     

n     

"Ayo kembali ke Istana Awan Biru!" Duan Ling Tian segera mejawab.     

Sebelumnya, Gan Ru Yan hanya tahu bahwa Istana Awan Biru adalah kekuatan kuasi lapis ketiga di Provinsi Bawah sementara Ke'er tidak tahu apa-apa tentang Istana Awan Biru. Pada saat itu, keduanya tidak tahu bahwa Duan Ling Tian adalah Tuan Muda Istana Awan Biru! Kemudian, ketika Duan Ling Tian menjadi terkenal di Provinsi Atas Tanah Malaikat, banyak informasi tentang dia ketika berada di Provinsi Bawah terungkap satu demi satu. Baru pada saat itulah Gan Ru Yan dan Ke'er mengetahui tentang identitasnya di Provinsi Bawah.     

"Tuan Muda… Karena kau adalah Tuan Muda Istana Awan Biru, apakah ini berarti Bibi Rou ada di Istana Awan Biru?" Ke'er bertanya sambil menatap Duan Ling Tian. Sedikit kekhawatiran terlihat di matanya. Dia sudah lama menganggap Bibi Rou sebagai ibunya.     

"Sebelumnya, dia berada di istana. Namun, aku tidak terlalu yakin tentang itu sekarang." Ekspresi khawatir muncul di wajah Duan Ling Tian saat dia menggelengkan kepalanya. Dia baru saja kembali ke Provinsi Bawah. Yang dia tahu hanyalah Klan Siluman dari Tanah Pengasingan menyerbu Provinsi Bawah. Selain itu, dia tidak tahu apa lagi yang terjadi.     

Namun, Duan Ling Tian yakin bahwa warga Provinsi Bawah tidak berdaya melawan Klan Siluman karena mereka lebih lemah dibandingkan dengan tokoh digdaya di Provinsi Atas.     

"Desa ini ..." Duan Ling Tian melihat sekeliling desa kumuh dan dia melihat banyak mayat kering bergelimpangan di tanah. Mayat-mayat itu tampak seolah-olah telah diserap.     

"Apakah Klan Siluman dari Tanah Pengasingan melakukan ini? Betapa kejamnya!" Hati Duan Ling Tian tersentak dan ekspresinya berubah serius ketika dia melihat mayat kering itu.     

Sebelumnya, Duan Ling Tian hanya mendengar desas-desus tentang Klan Siluman dan metode serangan mereka. Sepertinya apa yang dia dengar itu benar. Klan Siluman benar-benar menggunakan teknik kejam untuk menyerang korbannya. Mereka menyerap semua esensi vital dari korban mereka untuk menjadi lebih kuat!     

Mata Ke'er dan Gan Ru Yan mengikuti tatapan Duan Ling Tian dan wajah mereka memucat ketika mereka melihat mayat-mayat bergelimpangan di tanah.     

Ke'er tidak tahan melihat pemandangan itu sehingga dia dengan cepat berbalik. Dia bertanya dengan suara gemetar, "Tuan Muda, ini adalah ..."     

"Orang-orang ini pasti dibunuh oleh Klan Siluman dari Tanah Pengasingan!" Duan Ling Tian berkata dengan suara yang dalam.     

"Tidak heran orang mengatakan Siluman itu kejam dan tidak manusiawi… Kejadian ini adalah saksinya!" Gan Ru Yan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Mayat-mayat ini dulunya adalah manusia seperti dia.     

"Jangan bangunkan Si Ling... Ayo kembali ke Istana Awan Biru dulu." Duan Ling Tian menginstruksikan Ke'er dan Gan Ru Yan. Hanya dalam sekejap mata, dia muncul di hadapan Gan Ru Yan. Tanpa peringatan apapun, dia mengambil gadis kecil itu dari pelukan Gan Ru Yan. Secepat gerakannya, dia sangat lembut dan berhati-hati untuk tidak membangunkan gadis kecil itu.     

Gan Ru Yan kesal ketika Duan Ling Tian membawa keponakannya pergi tanpa memberitahunya. "Kau ..." Namun, kemarahannya menghilang ketika dia melihat kasih sayang di mata Duan Ling Tian ketika dia melihat keponakannya. Baru kemudian dia ingat bahwa pria ini adalah ayah dari keponakannya. Sudah hampir sepuluh tahun sejak keponakannya lahir, namun, ini adalah pertama kalinya ayah dan putrinya bertemu. Dia tidak lagi merasa marah semakin dia memikirkan hal ini.     

"Ke'er, kau sudah bekerja keras." Duan Ling Tian berkata dengan lembut saat dia mengulurkan tangannya yang lain untuk memegang tangan Ke'er. Dia bergerak mendekat untuk berdiri di sisi Ke'er.     

"T-Tidak apa-apa… Tuan Muda… A-Aku tidak lelah…" Air mata menggenang di mata cokelat Ke'er ketika dia mendengar ucapan Duan Ling Tian. Dia tergerak oleh ucapannya.     

"Mulai sekarang, jangan panggil aku Tuan Muda." Duan Ling Tian melepaskan tangan Ke'er dan menariknya ke dalam pelukannya. Dia menundukkan kepalanya dan mendekatkan wajahnya di rambut Ke'er. "Kau adalah istriku. Mulai sekarang, aku tidak ingin mendengarmu memanggilku seperti itu lagi… Ini terakhir kalinya kau memanggilku dengan cara seperti itu." Nada suaranya tidak terbantahkan. Dia harus tegas. Sebelumnya, dia pernah menyuruh Ke'er untuk berhenti memanggilnya tuan muda, tetapi dia selalu melupakannya karena dia sudah terbiasa. Dia bukan lagi tuannya! Dia adalah suaminya sekarang!     

"Baiklah ..." Ke'er sedikit gemetar ketika Duan Ling Tian menyebutnya sebagai istrinya. Air mata kebahagiaan mengalir di wajah cantiknya. Dia berkata dengan lembut, "Kalau begitu, mulai sekarang ... aku akan memanggilmu Kakak Tian."     

Senyum hangat muncul di wajah Duan Ling Tian ketika dia mendengar ucapan Ke'er. Dia memeluknya erat-erat saat dia berkata, "Gadis yang baik ..."     

Gan Ru Yan berdiri di dekatnya dan menyaksikan keluarga beranggotakan tiga orang itu saling berpelukan. Senyum langka muncul di wajahnya yang biasanya tanpa ekspresi. Dia merasa bahagia untuk adiknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.