Maharaja Perang Menguasai Langit

Artifak Devata



Artifak Devata

1Tentu saja, Tetua Huo yang berada di Pagoda Tujuh Pusaka telah mendengar kata-kata Duan Ling Tian. Namun, dia tidak menjawab karena telah menemukan keberadaan sebuah sosok besar di Pagoda Tujuh Pusaka. Duan Ling Tian tampaknya tidak menyadari bahwa seorang penyusup telah memasuki Pagoda Tujuh Pusaka.     2

"S-Siapa kau?!" Mata tetua Huo melebar seolah-olah dia baru saja melihat hantu ketika dia melihat sebuah sosok besar yang muncul secara tiba-tiba.     

Sosok besar itu milik seorang pria muda yang mengenakan jubah panjang berwarna merah darah. Dia berperawakan tinggi. Dia memiliki alis yang gagah dan mata yang cerah. Wajahnya yang tampan sangat pucat sehingga seolah-olah tidak ada darahnya. Ada tanda berbentuk pedang merah di antara alisnya. Dan itu memancarkan aura yang kuat dan menghancurkan. Saat pemuda berpakaian merah itu berdiri di sana, bayangan pedang berwarna merah darah berputar di sekelilingnya dengan tidak menentu. Mirip dengan tanda yang berbentuk pedang merah itu, ia memancarkan aura yang kuat dan merusak. Hal itu membuatnya tampak seperti Dewa Pedang yang baru saja keluar dari Neraka Sembilan Keheningan.     

Pemuda berpakaian merah itu berdiri tak bergerak di tempatnya. Dia tidak bergerak, tetapi auranya saja sudah cukup untuk menekan tetua Huo.     

Saat ini, kekuatan Tetua Huo telah pulih ke tahap Makhluk Kahyangan atau tahap Celestial. Dia bahkan lebih kuat dari seorang Celestial Terkemuka yang telah selamat dari Sambaran Petir Surgawi. Namun, ketika berhadapan dengan pemuda berbaju merah itu, rasa takut mulai muncul di hatinya. Dia akan menyerah di bawah tekanan yang dipancarkan pemuda berpakaian merah ketika ...     

"Kalai aku tidak salah ... Ini adalah Pagoda Tujuh Pusaka dari Nirwana Kaisar Giok, kan?" Pemuda berpakaian merah itu akhirnya berkata dengan kecepatan yang tidak terburu-buru atau lambat.     

Nirwana Kaisar Giok?     

Pagoda Tujuh Pusaka?     

Mata tetua Huo melebar ngeri ketika mendengar kata-kata pemuda berpakaian merah itu. Dia mulai merasa tidak nyaman.     

Siapa pemuda berbaju merah ini? Dia tidak hanya mengenali Pagoda Tujuh Pusaka, tetapi dia bahkan tahu bahwa Pagoda Tujuh Pusaka berasal dari salah satu alam Devata, Nirwana Kaisar Giok!     

Di antara alam duniawi yang tak terhitung jumlahnya, ada 81 alam Devata yang mirip dengan Nirwana Kaisar Giok! Namun, pemuda berpakaian merah itu dapat mengetahui dari alam Devata mana Pagoda Tujuh Pusaka itu berasal! Bagaimana Tetua Huo tidak merasa terkejut?     

D-Dia pasti tokoh digdaya dari alam Devata!' Tetua Huo samar-samar bisa menebak asal usul pemuda berpakaian merah itu. Dia berasal dari Nirwana Kaisar Giok atau alam Devata lainnya karena dia tahu tentang Pusaka Langit Tertinggi, Pagoda Tujuh Pusaka.     

Meskipun Pagoda Tujuh Pusaka dapat dianggap sebagai Pusaka Langit Tertinggi, itu bukanlah Pusaka Langit Tertinggi yang paling kuat di Nirwana Kaisar Giok. Mungkin luar biasa di Nirwana Kaisar Giok, tetapi tidak demikian halnya di alam Devata lainnya. Karena itu, Pagoda Tujuh Pusaka terkenal di Nirwana Kaisar Giok, tetapi tidak demikian halnya di alam Devata lainnya.     

Tetua Huo masih terkejut ketika pemuda berpakaian merah itu mulai membuat daftar pusaka yang terkandung di dalam Pagoda Tujuh Pusaka. "Kabarnya bahwa Pagoda Tujuh Pusaka memiliki pusaka di tingkatan di dalam tujuh tingkat pagoda. Tingkat pertama memiliki Gagak Emas Berkaki Tiga, tingkat kedua memiliki Pedang Langit Permata Jasper, tingkat ketiga memiliki Tombak Kuno Dewa, tingkat keempat memiliki Tongkat Semesta, tingkat kelima memiliki…"     

Setelah pemuda berpakaian merah itu selesai menyebutkan daftar pusaka yang ada di dalam Pagoda Tujuh Pusaka, dia bertanya, "Kala aku tidak salah, kau adalah Gagak Emas Berkaki Tiga yang tinggal di dalam pagoda, kan?"     

Meskipun tidak ada emosi yang terlihat di mata pemuda berpakaian merah itu, Tetua Huo tetap merasa sangat tertekan ketika pemuda berpakaian merah itu memandangnya.     

Tetua Huo menarik napas dalam-dalam dan mengerahkan seluruh keberaniannya sebelum menjawab, "Ya, Tuan." Sedikit rasa hormat dan takut bisa terdengar dalam suaranya. Dia tahu pemuda berbaju merah itu kuat. Pemuda berpakaian merah itu bahkan lebih kuat daripada dirinya saat ia berada di puncak kekuatannya. Dia samar-samar bisa merasakan aura menindas yang dipancarkan pemuda berpakaian merah itu.     

Aura ini sepertinya terasa akrab… Namun, itu jauh lebih kuat daripada aura yang ku temui sebelumnya!' Tetua Huo berpikir dalam hati ketika dia mencoba untuk mengingat di mana dia pernah merasakan aura ini sebelumnya. Ketika kesadaran muncul di benaknya, matanya melebar terkejut dan ngeri ketika melihat pemuda berpakaian merah itu.     

Tetua Huo berkata dengan suara gemetar, "Tuan-Tuan, A-Anda seorang Artefak Dev..."     

Pemuda berpakaian merah itu menyela Tetua Huo. "Sepertinya kau sudah tahu siapa aku." Sedikit kejutan bisa terdengar dalam suaranya. Jelas dia tidak mengira Tetua Huo akan dapat menebak identitasnya begitu cepat.     

"Tepat sekali. Aku adalah jiwa dari Artefak Devata!" Pria muda berpakaian merah itu berkata terus terang.     

Jiwa Artefak Devata!     

Meskipun Tetua Huo sudah menebak identitas pemuda berpakaian merah itu, dia masih gemetar ketakutan ketika mendengar pemuda berpakaian merah itu memastikan tebakannya. Kebingungan di hatinya segera menghilang. Awalnya, dia masih bingung bagaimana pemuda berbaju merah itu memasuki Pagoda Tujuh Pusaka tanpa izin pemiliknya. Bagaimana pemuda berpakaian merah itu masuk tanpa memberi tahu pemiliknya? Mengapa aura pemuda berpakaian merah itu terasa begitu menyesakkan? Dia akhirnya mengerti. Pemuda berpakaian merah itu adalah jiwa dari Artefak Devata. Dia lebih kuat dari jiwa-jiwa asing dari Pusaka Langit Tertinggi! Inilah sebabnya Tetua Huo, yang merupakan jiwa asing dari Pusaka Langit Tertinggi, Pagoda Tujuh Pusaka, merasa takut dan kalah kuat oleh pemuda berpakaian merah itu.     

Mudah bagi pemuda berpakaian merah untuk memasuki Pagoda Tujuh Pusaka itu karena dia adalah jiwa alami dari Artefak Devata. Apalagi memasuki Pagoda Tujuh Pusaka tanpa memberi tahu pemiliknya, akan mudah baginya untuk menghapus klaim kepemilikan di Pagoda Tujuh Pusaka itu jika dia mau.     

Artefak Devata adalah keberadaan yang kuat di antara semua Pusaka Langit Tertinggi di alam Devata. Ia lebih kuat dari Pusaka Langit Tertinggi mana pun!     

Hanya ada satu Artefak Devata di Nirwana Kaisar Giok, dan itu adalah milik Buddha Gautama… Sebelumnya, ketika Kera Sakti menghancurkan Istana Langit, Buddha Gautama mengandalkan kekuatan Artefak Devata untuk mengalahkannya!' Tetua Huo tahu tentang kejadian itu dengan sangat baik.     

Kera Sakti memiliki kekuatan tak tertandingi di Nirwana Kaisar Giok. Pusaka Langit Tertinggi, Tongkat Gelang Emas Keramat, yang dimilikinya juga merupakan salah satu Pusaka Langit Tertinggi yang paling kuat di Nirwana Kaisar Giok! Dengan kekuatan dan Pusaka Langit Tertingginya, Tongkat Gelang Emas Keramat, dia bisa melakukan apa yang dia inginkan di Nirwana Kaisar Giok jika Buddha Gautama tidak campur tangan.     

Artefak Devata yang dimiliki Buddha Gautama disebut sebagai Penjara Kahyangan 10.000 Dewa. Jiwa dari Penjara Kahyangan 10.000 Dewa itu sedang mencari Ran Deng, pemilik pertama dari Pagoda Tujuh Pusaka, atas perintah Buddha Gautama. Secara kebetulan, aku berada di Pagoda Tujuh Pusaka pada waktu itu. Karena itulah aura pemuda berbaju merah itu terasa familiar. Namun, aura pria berpakaian merah ini beberapa kali lebih kuat dari jiwa Penjara Kahyangan 10.000 Dewa. Ini berarti pemuda berpakaian merah itu adalah jiwa dari Artefak Devata yang bahkan lebih kuat dari Penjara Kahyangan 10.000 Dewa!' Ketakutan muncul di hati Tetua Huo ketika memikirkan hal ini.     

Bagaimanapun, Tetua Huo bukanlah tandingan jiwa alami dari Penjara Kahyangan 10.000 Dewa bahkan ketika dia berada di puncak kekuatannya. Bagaimana dia bisa menjadi tandingan jiwa alami Artefak Devata yang jauh lebih kuat daripada Penjara Kahyangan 10.000 Dewa?     

"Tu-Tuan, b-bagaimana aku harus memanggil Anda?" Tetua Huo bertanya dengan hormat sambil gemetar ketakutan. Ia mencoba mengatur nafasnya. Dia tahu bahwa jiwa alami Artefak Devata dari alam Devata memiliki nama mereka sendiri karena mereka hidup dan dapat mengambil bentuk manusia.     

Misalnya, nama jiwa dari Penjara Kahyangan 10.000 Dewa yang dimiliki Buddha Gautama terkenal di Nirwana Kaisar Giok dan Alam Devata lainnya.     

Pemuda berpakaian merah itu mengangkat kepalanya dengan arogan saat dia berkata dengan acuh tak acuh, "Kuang Ling!"     

Kuang Ling… Kuang Ling… Kuang Ling? Jiwa Pedang, Kuang Ling?' Tetua Huo berpikir sejenak sebelum terpaku. Kemudian, ekspresinya berubah menjadi tidak percaya dan bingung.     

Jiwa Pedang Kuang Ling!     

Tetua Huo telah menduga nama itu terdengar akrab. Saat dia memikirkannya lebih dalam, dia tiba-tiba mengingat nama itu.     

Jiwa Pedang Kuang Ling? Bukankah itu nama jiwa alami Artefak Devata di Nirwana Sunyi Penghancur? Artefak Devata itu disebut Pedang Api Sunyi Penghancur. Ini adalah Artefak Devata jenis pedang terkuat di seluruh alam Devata!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.