Maharaja Perang Menguasai Langit

Teman Baiknya, Su Li  



Teman Baiknya, Su Li  

2Untung Duan Ling Tian tidak ada di sini. Dia akan ngeri jika melihat pemuda itu menyerang pria paruh baya itu. Ini karena dia mengenal kedua orang ini. Bukan hanya itu, tetapi dia tahu mereka adalah guru dan murid.     3

Pemuda yang diselimuti oleh Qi Iblis murni itu terlihat sangat jahat. Dia adalah Su Li, teman baik Duan Ling Tian ketika masih muda.     

Duan Ling Tian masih ingat pertama kali mereka bertemu. Itu saat di kamp untuk jenius di Kota Darah Besi di Kerajaan Langit Merah. Saat itu, keduanya masih remaja. Kemudian, keduanya lulus ujian di kamp untuk jenius itu dan memasuki Akademi Paladin Kerajaan Langit Merah di Kota Kekaisaran.     

Saat itu, di Kota Kekaisaran, Klan Su dari Kerajaan Langit Merah ingin membunuh Duan Ling Tian. Mereka bahkan telah menggunakan nyawa keluarga dekat Su Li untuk mengancam Su Li agar tunduk. Namun, Su Li sangat menghargai persahabatan mereka dan menolak untuk menyakiti Duan Ling Tian. Akhirnya, dia memilih untuk tidak mengkhianati Duan Ling Tian.     

Setelah meninggalkan surat untuk Duan Ling Tian, ​​​​Su Li meninggalkan Kota Kekaisaran. Hal itu bisa dianggap adalah saat dia melepaskan masa depannya yang cerah! Setidaknya, begitulah Duan Ling Tian melihatnya. Sejak saat itu, Duan Ling Tian menganggap Su Li sebagai salah satu teman baiknya.     

Setelah itu, kali berikutnya Duan Ling Tian bertemu Su Li adalah di Kompetisi Jenius yang diselenggarakan oleh Kekaisaran Rimba Biru. Setelah itu, di Kekaisaran Batu Hitam, dia dan Su Li juga memenuhi syarat untuk ikut serta dalam Kompetisi Bela Diri Dinasti Darkhan. Keduanya bersinar terang dalam kompetisi itu dan maju ke Kompetisi Bela Diri Sepuluh Dinasti. Sepanjang perjalanan, persahabatan dan ikatan mereka tumbuh semakin kuat.     

Setelah Kompetisi Bela Diri Sepuluh Dinasti berakhir, banyak yang telah terjadi. Pertama, Duan Ling Tian mendapati dirinya berada dalam konflik dengan Sekte Mandau dimana Su Li telah bergabung. Kemudian, ketika dia ingin mencari Su Li, dia menemukan bahwa Su Li telah meninggalkan Sekte Mandau bersama gurunya. Sejak saat itu, dia tidak pernah melihat Su Li lagi.     

Di sisi lain, guru Su Li dikenal sebagai Pedang 13. Dia adalah pria paruh baya yang diburu Su Li.     

Sebelumnya, Pedang 13 adalah orang terkuat kedua di Graha Pedang Sekte Mandau. Kemudian, dia meninggalkan Sekte Mandau karena dia tidak bisa menerima bagaimana Sekte Mandau telah memperlakukan Duan Ling Tian. Dalam keputusasaan, dia dan Su Li meninggalkan Sekte Mandau dan mulai mengembara sejak saat itu.     

Saat ini, ketika Su Li melambaikan tangannya dan sebuah suara desingan pedang muncul…     

Sebuah suara lembut terdengar sebelum Pedang 13 bergetar sesaat sebelum berhenti meronta. Setelah itu, dia mendengus pelan saat meronta untuk berbalik melihat Su Li. Ada sebuah irisan halus yang dengan cepat semakin dalam di tenggorokannya. Itu adalah sebuah luka irisan pedang yang mematikan.     

Saat darah menyembur keluar dari lukanya, Pedang 13 kehabisan kekuatan terakhirnya dan berkata kepada Su Li yang memasang ekspresi dingin di wajahnya, "Kau… Namamu adalah Su Li… Kau adalah Ma… Manusia… Bukan… Bukan… seorang Iblis…"     

Sebelum Pedang 13 selesai berbicara, matanya terpejam dan tubuhnya jatuh ke tanah. Bagian yang aneh adalah dia meninggal dengan senyum puas di wajahnya.     

Sebelumnya, Pedang 13 mungkin tidak mengira dia akan mati di tangan murid langsungnya, Su Li. Namun, berdasarkan ekspresinya ketika dia tewas, terlihat bahwa dia tidak menyalahkan Su Li atas kematiannya. Satu-satunya sumber kenyamanannya selama bertahun-tahun adalah Su Li. Adapun mengapa dia puas bahkan dalam kematian, hanya dia sendiri yang tahu alasannya.     

"Aku… aku… Su Li? aku… aku… seorang ma… manusia?"     

Ketika Pedang 13 menutup matanya dan jatuh ke tanah dengan senyum puas, Su Li tampak berubah saat aura haus darah di matanya berkurang. Kemudian, dia memegang kepalanya dengan kedua tangannya saat ekspresinya berubah kesakitan. Dia terus bergumam pada dirinya sendiri seolah-olah dia sedang tersiksa.     

Seiring berjalannya waktu, aura haus darah di mata Su Li benar-benar menghilang. Ketika itu terjadi, Qi Iblis murni yang melonjak dari tubuhnya juga menghilang. Hanya dalam beberapa saat, sepertinya dia telah berubah menjadi orang lain. Saat ini, dia tampak seperti pemuda yang sopan dan tampan.     

Tiba-tiba, Su Li meraung kesakitan. "Guru!" Dia merosot di sisi Pedang 13 dan berlutut di tanah. Tubuhnya bergetar hebat karena gejolak emosi. Air mata mengalir di wajahnya.     

Su Li samar-samar ingat apa yang terjadi sebelumnya. Namun, pada saat itu, dia sedang dikendalikan oleh Qi Iblis murni. Dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya dan hanya bisa melihat saat ia membunuh gurunya. Baru ketika dia mendengar kalimat gurunya yang terputus, dia menemukan kekuatan untuk berjuang dan mendapatkan kembali kendali atas tubuhnya setelah untuk sementara menekan Qi Iblis murni itu.     

"Guru, tunggu aku di pintu masuk Surga… Aku akan datang untuk menemanimu!" Su Li bisa merasakan dia akan kehilangan kendali atas Qi Iblis murni itu sehingga dia dengan cepat mengarahkan pedangnya pada dirinya sendiri dengan kecepatan kilat.     

Jlebb!     

Su Li menusuk jantungnya dengan kecepatan kilat. Kekuatannya begitu kuat sehingga pedang menembus tubuhnya.     

Dalam keadaan seperti itu, seseorang biasanya akan mengeluarkan banyak darah. Namun, itu tidak terjadi. Sebaliknya, hal aneh terjadi!     

Meskipun Su Li telah menikam dirinya sendiri di jantungnya sendiri dengan begitu kuat sehingga pedang itu menembus ke sisi lain tubuhnya, dia tidak menumpahkan setetes darah pun. Seolah-olah dia telah meleset.     

Mata Su Li melebar karena terkejut dan tidak percaya.     

Bumm!     

Hanya dalam sekejap, Qi Iblis murni melonjak keluar dari tubuhnya, membuatnya tampak seperti salah satu Iblis. Pada saat ini, matanya dipenuhi dengan aura haus darah lagi.     

Sebuah suara lembut lainnya terdengar di udara. Kali ini datang dari Su Li. Itu adalah suara yang muncul ketika ia menarik pedang keluar dari dadanya. Bahkan saat ini, tidak ada setetes darah pun yang terlihat. Luka dari pedang itu menutup segera setelah dia mencabutnya. Seolah-olah dia tidak pernah terluka sama sekali. Dia saat ini seperti Dewa Kejahatan yang abadi.     

Blarr!     

Saat Qi Iblis itu melonjak keluar, Su Li yang matanya penuh dengan aura haus darah menghentakkan kakinya dan naik ke udara. Sebuah ledakan kuat Qi Iblis muncul di belakangnya.     

Su Li tidak hanya meledakkan tempat dia berada, tapi dia juga meledakkan tubuh Pedang 13!     

Sementara itu, Su Li terbang dan menghilang dari pandangan.     

Semua ini terjadi di Provinsi Bawah Tanah Malaikat yang saat ini dikuasai oleh Iblis.     

Duan Ling Tian yang berada di dalam alam semu yang diciptakan oleh tiga Iblis Terkemuka di Provinsi Atas Tanah Malaikat tidak menyadari apa yang terjadi pada teman baiknya, Su Li. Jika dia tahu tentang itu, dia akan sangat khawatir. Bagaimanapun, dia sudah menganggap Su Li sebagai salah satu sahabatnya.     

Duan Ling Tian bukan hanya tidak menyadari apa yang telah terjadi, tetapi dia juga tidak tahu Su Li menjadi seperti itu karena warisan yang ditinggalkan oleh ketiga Iblis Terkemuka ini.     

Alam semu yang ditinggalkan tiga Iblis Terkemuka di Provinsi Atas hanyalah jebakan tanpa harta. Harta dan warisan mereka ditinggalkan di Benua Fana tempat mereka dulu tinggal.     

Benua Fana itu adalah kampung halaman Duan Ling Tian, ​​​​Benua Awan!     

Warisan mereka diperoleh oleh Su Li. Itulah yang mengubah Su Li sepenuhnya, mengubahnya menjadi Iblis!     

Adapun pusaka yang mereka tinggalkan, yang paling berharga adalah Senjata Malaikat Super. Itu adalah sebilah pedang sepanjang tiga kaki yang dipegang Su Li sebelumnya. Itu tidak lain adalah Pedang Tanpa Jejak!     

Pedang Tanpa Jejak adalah salah satu Senjata Malaikat Super di Peringkat Sepuluh Senjata Malaikat Terhebat. Itu juga salah satu dari dua Pedang Malaikat 10.000 Mantra yang masih ada di Tanah Malaikat.     

Di luar dunia semu tempat Duan Ling Tian terjebak ...     

Sebuah sosok tinggi dan kokoh muncul di depan sebuah lubang yang perlahan menutup.     

Itu adalah seorang pria tua yang hampir telanjang dengan tubuh dipenuhi irisan dan luka yang mengerikan. Semua luka itu tampak dalam dan sangat menyakitkan.     

Orang tua itu terengah-engah. Dia terlihat kelelahan. Sepertinya dia telah menghabiskan semua kekuatannya.     

Meskipun ada banyak orang yang berdiri di dekatnya, mereka semua hanya tersentak dalam hati ketika melihat keadaan orang tua itu.     

Tidak ada yang berani mengeluarkan suara.     

Ya Tuhan! Apa yang baru saja mereka lihat?     

Peramal Agung dari Sekte Ramalan Surga, Mo Xuan, orang terkuat ketiga di Peringkat Malaikat Tertinggi, tokoh digdaya yang tanpa tanding, terluka parah setelah keluar dari jebakan yang dibuat oleh tiga Malaikat Kahyangan Terkemuka!     

Perlu diketahui bahwa tanpa menggunakan Senjata Malaikat, Kemampuan Ilahi bertahan dari Sekte Ramalan Surga yang telah dikuasai Mo Xuan adalah Kemampuan Ilahi bertahan terbaik di Tanah Malaikat! Faktanya, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Mo Xuan memiliki pertahanan terbaik di seluruh Tanah Malaikat!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.