Maharaja Perang Menguasai Langit

Mereka yang Bebal tidak Kenal Takut!



Mereka yang Bebal tidak Kenal Takut!

0Qiu Mu Qing memandang Qiu Zhi yang masih bersujud sebelum berbalik untuk melihat Duan Ling Tian. Duan Ling Tian memperhatikannya dengan matanya yang memikat saat gadis itu berkata, "A-aku terima."     3

Ketika Qiu Zhi mendengar kata-kata Qiu Mu Qing, tubuhnya bergetar lega. Dia senang. "Terima kasih banyak, Nona Mu Qing! Terima kasih banyak, Nona Mu Qing!!" Dia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya sebelum bangun dan dengan cepat berdiri di belakangnya seperti budak yang patuh.     

"Ketua Klan, aku minta maaf telah menyinggung mu sebelumnya. Aku akan menerimanya jika kau ingin menghukum ku atas insiden ini!" Qiu Zhi berkata kepada Qiu An Ping sambil berdiri di belakang Qiu Mu Qing.     

Di masa lalu, sebagai Tetua Kedua Klan Qiu, Qiu Zhi lebih kuat dari Ketua Klan Qiu. Karena alasan itu, dia selalu mengabaikan Ketua Klan Qiu. Hal itu terlihat dari cara dia melukai Qiu An Ping sebelumnya. Namun, semuanya berbeda sekarang. Qiu An Ping bukan hanya Ketua Klan, tetapi ayah dari tuannya, Qiu Mu Qing.     

Qiu Mu Qing berada di bawah perlindungan pendekar tanpa sekte yang menyebut dirinya Li Feng. Li Feng bisa dengan mudah membunuh Qiu Zhi jika dia mau. Karena campur tangan Li Feng, Qiu Zhi menjadi budak Qiu Mu Qing. Tentu saja, Qiu Zhi tidak lagi berani memperlakukan Qiu An Ping seperti dulu.     

Huff!     

Tetua Agung Klan Qiu berdiri di dekatnya. Ketika dia melihat Qiu Zhi beruntung dapat menghindari kematian, dia menghela nafas lega. Dia merasa kan aura dingin di punggungnya karena keringat dingin yang keluar sebelumnya. Faktanya, ketika pertama kali bertemu Li Feng dan mendengarnya mengatakan dia adalah seorang pendekar tanpa sekte, dia juga tidak menganggap serius pemuda itu. Ketika mereka berada di Aula Utama, setelah mendengar persyaratan dari Dongfang Qian Ketua Klan Dongfang, dia cukup rela menyerahkan Li Feng kepada Dongfang Qian untuk menghindari konflik. Li Feng bukan berasal dari Klan Qiu. Tidak ada alasan untuk berselisih dengan Klan Dongfang demi Li Feng. Jika mereka berselisih dengan Klan Dongfang, bukan hanya itu tidak akan menguntungkan mereka, tetapi juga akan membawa masalah bagi Klan Qiu.     

Jika dua klan itu tidak bersatu, klan nomor satu di Kota Cemerlang, Klan Feng, pasti akan mengambil kesempatan untuk menghancurkan klan-klan itu!     

Dalam skema besarnya, mengorbankan seorang pendekar tanpa sekte sepertinya sebuah ide yang bagus. Namun, Tetua Agung dari Klan Qiu itu tidak mengatakan apa-apa karena Li Feng adalah teman Qiu Mu Qing. Dia selalu memperlakukannya seperti cucunya. Peristiwa yang terjadi berikutnya benar-benar di luar dugaannya.     

Pertama, Tetua Agung Klan Qiu mengetahui bahwa Tetua Kedua Klan Qiu telah bergerak di belakang dirinya dan Qiu An Ping dan mengatur agar Qiu Mu Qing menikah dengan Tuan Muda Kedua Klan Dongfang untuk membentuk persekutuan melalui pernikahan. Setelah itu, pendekar tanpa sekte, Li Feng, yang sebelumnya berdiam diri tiba-tiba berdiri dan memarahi Qiu Zhi dengan kasar. Pada saat itu, Qiu Gang Yi, Tuan Kedua Klan Qiu, memutuskan untuk membunuh Li Feng, tetapi dia malah terbunuh oleh Li Feng. Meskipun basis kultivasi Tetua Agung Klan Qiu itu berada di puncak Tahap Pertama Tahap Malaikat Kahyangan dan sangat dekat dengan Bentuk Kedua Tahap Malaikat Kahyangan, dia tidak bisa menangkap gerakan Li Feng sama sekali. Rasa dingin menjalari tulang punggungnya ketika ia mendengar suara pedang yang berdesing di udara. Dia yakin jika berada di posisi Qiu Gang Yi, dia juga akan terbunuh hanya dalam satu serangan!     

'Bentuk Ketiga Tahap Malaikat Kahyangan ... Basis kultivasi Li Feng pasti berada di atas Bentuk Ketiga Tahap Malaikat Kahyangan! Aku yakin bahkan tokoh digdaya yang berada pada Bentuk Kedua Tahap Malaikat Kahyangan tidak akan sekuat ini!' Tetua Agung Klan Qiu berpikir dalam hati ketika melihat Duan Ling Tian membunuh Qiu Gang Yi.     

Tetua Agung Klan Qiu bukan satu-satunya orang yang berpikir seperti itu. Ketua Klan Qiu, Qiu An Ping, Tetua Kedua Qiu Zhi, Ketua Klan Dongfang , Dongfang Qian, Tetua Agung dan Tetua Kedua Klan Dongfang juga berpikiran sama.     

Karena alasan itu, Qiu Zhi benar-benar lunglai dan ambruk saat melihat Duan Ling Tian berjalan ke arahnya dengan niat membunuh.     

Lima tokoh digdaya Tahap Malaikat Kahyangan lainnya tidak berpikir itu memalukan bila Qiu Zhi telah bersujud di kaki Duan Ling Tian karena mereka bisa merasakan betapa kuatnya Duan Ling Tian.     

…     

Aula Utama klan Qiu jatuh dalam kesunyian.     

Duan Ling Tian berbalik untuk melihat orang-orang dari Klan Dongfang dengan tak acuh.     

Ketika orang-orang dari Klan Dongfang melihat Duan Ling Tian telah mengalihkan perhatiannya kepada mereka, ekspresi mereka berubah secara drastis dan mulai panik meskipun mereka sudah memperkirakan hal ini.     

Duan Ling Tian mulai bergerak perlahan-lahan menuju orang-orang dari Klan Dongfang. Adegan itu sangat mirip dengan ketika dia berjalan menuju Qiu Zhi, Tetua Kedua Klan Qiu, sebelumnya.     

Tidak butuh waktu lama bagi Qiu Zhi untuk menangis dan memohon belas kasihan berulang kali. Pada akhirnya, dia bahkan setuju untuk menjadi budak Qiu Mu Qing untuk menyelamatkan nyawanya sendiri.     

'Akankah orang-orang dari Klan Dongfang akan berlutut dan meminta maaf seperti Qiu Zhi juga?' Qiu An Ping dan Tetua Agung Klan Qiu bertanya-tanya dalam hati.     

Setiap langkah yang diambil Duan Ling Tian membuat sebuah suara yang pelan. Meski pelan suara itu, tapi terdengar menggelegar bagi orang-orang dari Klan Dongfang. Hal itu membuat rasa merinding menjalar ke punggung mereka.     

Saat ini, hanya Dongfang Zhu dan dua tetua biasa dari Klan Dongfang yang memiliki ekspresi normal di wajah mereka. Itu karena mereka tidak menyadari kekuatan Duan Ling Tian. Meskipun mereka tahu dia kuat, mereka tidak berpikir dia lebih kuat dari semua tokoh digdaya Tahap Malaikat Kahyangan di Klan Dongfang bahkan jika mereka menggabungkan kekuatan.     

Baik itu Dongfang Qian, Tetua Agung atau Tetua Kedua Klan Dongfang, mereka semua merasa akan hancur ketika melihat Duan Ling Tian perlahan-lahan mendekati mereka. Namun, mereka tidak bertindak seperti Qiu Zhi. Karena mereka datang bertiga, mereka merasa lebih baik daripada Qiu Zhi meskipun mereka juga takut pada Duan Ling Tian. Mereka tidak berlutut di bawah tekanan. Namun, itu tidak berarti mereka tidak setakut Qiu Zhi kepada Duan Ling Tian.     

'Sepertinya ayah, Tetua Agung, dan Tetua Kedua tidak takut pada Li Feng!' Dongfang Zhu, Tuan Muda Kedua Klan Dongfang, berpikir dalam hatinya. Kedua tetua biasa dari Klan Dongfang juga berbagi pemikiran yang sama.     

Ketenangan dari tiga tokoh digdaya Tahap Malaikat Kahyangan itu menyesatkan Dongfang Zhu dan dua tetua biasa dan membuat mereka percaya bahwa tiga tokoh digdaya Tahap Malaikat Kahyangan itu tidak takut pada pemuda berpakaian ungu itu. Mereka menghela nafas lega. Mereka tidak lagi berpikir Duan Ling Tian menakutkan.     

Untungnya, Dongfang Qian dan yang lainnya tidak menyadari pikiran mereka. Kalau tidak, mereka akan sangat marah sampai muntah darah.     

Bagaimana mungkin mereka tidak takut pada pemuda berbaju ungu itu? Pada saat ini, ketiga tokoh digdaya Tahap Malaikat Kahyangan itu ingin berlutut dan memohon belas kasihan juga. Mereka berharap dia tidak akan mencari masalah dengan Klan Dongfang. Namun, karena mereka bertiga berdiri bersama dan tidak ada satupun yang melakukan langkah pertama, mereka melewatkan kesempatan untuk memohon belas kasihan.     

Duan Ling Tian memandang Ketua Klan Dongfang, Dongfang Qian sambil berkata dengan tak acuh, "Ketua Klan Dongfang, sebelumnya, kau mengatakan bahwa kau ingin Klan Qiu menyerahkan aku kepadamu. Apakah kau berencana untuk mengundang aku pulang ke klan mu sebagai tamu? Karena Ketua Klan Dongfang sangat sopan, aku merasa sulit untuk menolak undanganmu. Haruskah aku mengikutimu pulang ke Klan Dongfang ?! " Duan Ling Tian berpura-pura khawatir saat berbicara dengan nada mengejek.     

Ketika Dongfang Qian mendengar kata-kata Duan Ling Tian, ​​​​dia sangat takut sehingga rasanya seolah-olah kakinya akan lepas. Dia mengutuk dirinya sendiri karena mengatakan kata-kata seperti itu sebelumnya.     

"Li Feng, kau sedang bermimpi!" Seseorang mengutuk keras tanpa ada aba-aba apapun.     

Hal itu menarik perhatian semua orang. Semua orang, termasuk Duan Ling Tian, ​​​​berpaling untuk melihat siapa yang berbicara.     

Duan Ling Tian memicingkan matanya.     

Orang yang berbicara itu tidak lain adalah Dongfang Zhu, Tuan Muda Kedua Klan Dongfang.     

Dongfang Zhu memasang ekspresi suram di wajahnya saat menatap Duan Ling Tian. Ketika ia merasakan semua orang menatapnya, dia menegakkan punggungnya dan berkata, "Ayahku meminta Klan Qiu untuk menyerahkanmu kepada kami sehingga kami bisa membunuh..."     

Bamm!     

Kata-kata Dongfang Zhu terputus sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya. Pada saat yang sama, sebuah ledakan keras terdengar diikuti oleh sebuah lengkingan tajam. "Aah!"     

Setelah beberapa saat, sebuah suara samar terdengar. Itu adalah suara sesuatu yang berat terjatuh ke tanah.     

Gedebuk!     

Itu adalah suara Dongfang Zhu yang jatuh ke tanah setelah Dongfang Qian menendangnya. Dongfang Qian tidak punya waktu sama sekali untuk membentak Dongfang Zhu. Dia hanya bisa menghentikan putranya menyelesaikan kalimatnya secara fisik.     

Dongfang Qian sangat marah sehingga merasa seolah-olah dia akan meledak! Anaknya ini sungguh tidak berguna! Tidak bisakah dia melihat bahwa pendekar tanpa sekte itu bukanlah seseorang yang bisa mereka usik? Tidak bisakah dia melihat bahwa ayahnya, Tetua Agung, dan Tetua Kedua harus bersikap rendah hati di depan pendekar tanpa sekte itu?     

Dongfang Zhu sangat marah ketika dia merasa ditendang. Dia mendapatkan luka ringan. Namun, dia menjadi terkejut ketika mengetahui bahwa ayahnyalah yang telah menendangnya. "A-ayah! Ayah… Apa artinya ini?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.