Maharaja Perang Menguasai Langit

Dua Pilihan



Dua Pilihan

0"Tidak! Tidak! Bukan begitu!" Tetua Kedua Klan Qiu sangat ketakutan sehingga langsung menjadi pucat pasi saat mendengar kata-kata Duan Ling Tian!      1

Bukk! Bukk! Bukk!     

Kecepatan Qiu Zhi bersujud meningkat saat dia menjadi panik. Retakan-retakan mulai terbentuk di lantai tempat dia membenturkan kepalanya. Dia benar-benar lupa pada statusnya. Hanya ada satu pikiran yang tersisa di benaknya saat ini. Dia harus bertahan hidup! Sebagai tokoh digdaya pada Bentuk Pertama Tahap Malaikat Kahyangan, Qiu Zhi telah mengalami banyak kesulitan untuk sampai pada posisinya saat ini setelah beberapa ratus tahun. Jika dia mati, semua usahanya akan sia-sia! Tentu saja, dia tidak mau mati. Bahkan jika basis kultivasinya tidak meningkat, itu tidak akan menjadi masalah baginya untuk hidup selama seribu tahun lagi. Dia hanya ingin hidup. Ada banyak waktu yang masih menunggu di depannya! Karena itu, ketika melihat Duan Ling Tian berjalan ke arahnya dengan mengancam, dia ambruk dan tidak ragu untuk memohon belas kasihan. Tidak ada hal lain yang lebih penting asalkan dia selamat.     

"Tidak?" Duan Ling Tian memandang Qiu Zhi yang merendahkan diri dengan dingin sebelum berkata dengan acuh tak acuh, "Apakah kau bermaksud mengatakan bahwa aku tuli atau buta?" Nada bicara Duan Ling Tian berubah menjadi kasar saat ia berbicara.     

Qiu Zhi tahu dia telah melakukan kesalahan besar ketika mendengar kata-kata Duan Ling Tian. Dia mau tidak mau menjadi gemetar ketika mendengarnya. Dia sangat ketakutan! Dia mulai memohon dengan sungguh-sungguh, "Tuanku, aku sudah bodoh. Tolong tunjukkan belas kasihan, tuanku! Selama kau menunjukkan belas kasihan kepada ku, aku bersedia menjadi budakmu! Tolong ampuni aku! " Wajahnya telah berwarna merah oleh darah yang mengalir dari dahinya. Dia tidak lagi memiliki wibawa sebagai tokoh digdaya pada Bentuk Pertama dari Tahap Malaikat Kahyangan saat ini. Dia tampak seperti seorang pelayan tua yang telah melakukan sebuah dosa besar.     

Di antara mereka yang hadir di situ, satu-satunya orang yang memahami Qiu Zhi adalah lima tokoh digdaya Tahap Malaikat Kahyangan lainnya! Ketika Duan Ling Tian membunuh Tuan Kedua Klan Qiu, Qiu Gang Yi, dia telah membuat hati mereka ketakutan. Mereka tidak berani menyinggung Duan Ling Tian. Bukan saja mereka tidak menganggap Qiu Zhi lebih rendah karena bertindak begitu rendah hati, tetapi mereka juga menganggap itu normal.     

"Apakah kau sangat suka menjadi budak?" Duan Ling Tian bertanya dengan dahi mengernyit. Dia sedikit kesal dengan hinaan Qiu Zhi.     

"Ya ya! Aku bersedia menjadi budakmu!" Qiu Zhi menghela nafas lega ketika mendengar kata-kata Duan Ling Tian. Seolah-olah dia menemukan kesempatan untuk bertahan hidup.     

"Aku tidak membutuhkanmu untuk menjadi budakku."     

Namun, jawaban Duan Ling Tian menyebabkan rasa dingin menjalari tulang punggung Qiu Zhi. Dia merasa putus asa sampai Duan Ling Tian berbicara lagi.     

"Namun, jika Nona Muda dari Klan Qiu setuju kau menjadi budaknya, aku mungkin akan melepaskanmu."     

Qiu Mu Qing yang memegang ayahnya terdorong menjadi pusat perhatian begitu Duan Ling Tian selesai berbicara.     

"Aku…" Qiu Mu Qing yang masih terkejut dengan tindakan Qiu Zhi terhadap Duan Ling Tian menjadi semakin terkejut saat mendengar perkataan Duan Ling Tian.     

Bumm!     

Sebelum Qiu Mu Qing bisa tersadar kembali, sebuah sosok malang telah muncul di hadapannya, berlutut di hadapannya seperti seeokor anjing yang penurut. Ia tidak lain adalah Qiu Zhi yang telah bersujud di hadapan Duan Ling Tian.     

"Tetua Kedua, kau..." Qiu Mu Qing menjadi bingung ketika melihat Tetua Kedua Qiu Zhi yang biasanya angkuh itu berlutut di depannya. Ada sedikit ketakutan dan kecemasan di matanya. Reaksinya biasa saja. Bagaimanapun, Qiu Zhi adalah orang terkuat kedua di Klan Qiu. Dia hanya berada di urutan kedua setelah Tetua Agung. Dia bahkan lebih kuat dari Ketua Klan Qiu. Orang yang bahkan ayahnya, Qiu An Ping, waspadai saat sedang berlutut di hadapannya.     

"Nona Mu Qing, mulai hari ini dan seterusnya, aku adalah budakmu!" Qiu Zhi bersumpah setia sebelum Qiu Mu Qing bahkan bisa menjawab. "Di masa depan, aku akan menggonggong pada siapa pun yang diperintahkan oleh Nona Mu Qing tanpa ragu-ragu! Jika kau tidak percaya padaku, Nona Mu Qing, aku bisa mengangkat sumpah sambaran petir!" Begitu ia berhenti berbicara, dia menusuk jarinya dan setetes darah melayang di udara. Qiu Zhi mengucapkan sumpah saat Sambara Petir Sembilan Sembilan terdengar.     

Blarr! Blarr! Blarr! Blarr! Blarr! Blarr! Blarr! Blarr! Blarr!     

Sembilan gelegar guntur bergema. Qiu Zhi tidak bisa lagi menarik kata-katanya kecuali dia ingin mati. Berdasarkan tindakan Qiu Zhi, jelas dia takut mati.     

Qiu Mu Qing sudah terkejut ketika mendengar Qiu Zhi mengatakan dia akan menjadi budaknya. Ketika dia melihatnya mengangkat sumpah sambaran petir, dia buru-buru melambaikan tangannya dan berkata, "Tetua Kedua, kau ... Kau tidak harus melakukan itu!"     

Qiu Zhi adalah Tetua Kedua Klan Qiu. Qiu Mu Qing selalu sangat menghormatinya. Seseorang seperti itu telah mengangkat sumpah sambaran petir untuk menjadi seekor anjing yang patuh. Bagaimana dia bisa menerima ini dalam waktu sesingkat itu? Sudah cukup baik bahwa dia tidak terkena serangan jantung!     

"Nona Mu Qing, aku sudah mengangkat sumpah sambaran petir. Mulai hari ini dan seterusnya, aku adalah budakmu!" Meskipun tidak banyak yang bisa dilihat di wajah Qiu Zhi yang berlumuran darah, suaranya dipenuhi dengan keyakinan.     

"Nona Qiu, karena dia ingin menjadi budakmu, biarkanlah... Kau akan memiliki satu orang lagi untuk bisa disuruh-suruh di masa depan," kata Duan Ling Tian kepada Qiu Mu Qing.     

Apa yang ditampilkan Qiu Zhi sangat memuaskan, oleh karena itu kemarahan Duan Ling Tian terhadapnya juga telah mereda.     

"Duan ..." Qiu Mu Qing hendak berbicara ketika mendengar kata-kata Duan Ling Tian. Namun, dia ingat dia seharusnya merahasiakan namanya. Dia dengan cepat mengubah kata-katanya saat berkata, "Kakak Li Feng, aku sudah punya cukup pembantu dan pelayan ..."     

Duan Ling Tian memotong dan berkata, "Maksud mu, kau sudah memiliki cukup banyak orang untuk melakukan permintaan mu?"     

"Ya." Qiu Mu Qing ragu-ragu tetapi akhirnya mengangguk. Dia tidak tahu mengapa Tetua Kedua Qiu Zhi begitu takut pada Duan Ling Tian, ​​​​tetapi dia tidak merasa nyaman dengan tetua itu menjadi pelayannya.     

"Kalau itu masalahnya, tidak ada gunanya membiarkan dia hidup."     

Setelah mendengar kata-kata Qiu Mu Qing, Duan Ling Tian mengangguk dan berbalik untuk menatap Qiu Zhi dengan dingin.     

Bam! Bam! Bam!     

Tepat saat Duan Ling Tian selesai berbicara dan menatap Qiu Zhi dengan dingin, Qiu Zhi menjadi panik dan mulai bersujud pada Qiu Mu Qing sambil memohon, "Nona Mu Qing, tolong… Tolong terima aku! Ku mohon padamu! Ku mohon padamu!!"     

Qiu Zhi saat ini benar-benar telah kehilangan kesombongannya. Dia hanya ingin menjadi budak Qiu Mu Qing agar dia bisa hidup. Bahkan jika itu memalukan, dia tetap bisa hidup.     

"Mu Qing, terima dia," Qiu An Ping berkata dengan cepat setelah dia tersadar kembali. Ketika melihat keadaan Qiu Zhi yang menyedihkan, dia merasa telah dibebaskan dari segala tuduhan. Dia tidak terkejut dengan perilaku Qiu Zhi karena dia mengerti bagaimana perasaan Qiu Zhi. Bagaimanapun, kekuatan Duan Ling Tian jelas baginya. Hanya ada dua pilihan tersisa bagi Qiu Zhi. Dia bisa memilih untuk mati atau menjadi budak putrinya, Qiu Mu Qing!     

"Ayah …" Qiu Mu Qing tercengang oleh kata-kata ayahnya. Dia tidak berpikir ayahnya akan membujuknya untuk menerima Qiu Zhi sebagai budaknya juga.     

"Mu Qing, Kakakmu Li Feng bukan orang biasa... Dia melakukan banyak hal untukmu jadi kau harus menghargai usahanya!" Qiu An Ping berkata kepada Qiu Mu Qing melalui Pesan Suara.     

Bukan pria biasa! Meskipun Qiu Mu Qing tidak menyadari kekuatan Duan Ling Tian, ​​​​dia tahu pria itu luar biasa. Jika dia orang biasa, bagaimana dia bisa dengan mudah membunuh Qiu Gang Yi, Tuan Kedua Klan Qiu? Bagaimana dia bisa membuat Tetua Kedua Klan Qiu, Qiu Zhi berlutut untuk memohon belas kasihan dan meminta untuk menjadi budaknya?     

Dari awal hingga akhir, Tetua Agung Klan Qiu yang terkuat di klan itu hanya berdiri saja dan menyaksikan dalam diam. Sudah jelas sekarang. Bahkan orang terkuat di Klan Qiu, pria yang sangat dia hormati di Klan Qiu, tidak berani bernapas dengan keras di hadapan Duan Ling Tian!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.