Maharaja Perang Menguasai Langit

Tamu dengan Niat Busuk



Tamu dengan Niat Busuk

3Akar Spiritual bawaan tersembunyi di dalam jiwa. Hampir tidak pernah, bahkan tokoh digdaya Tahap Malaikat Kahyangan yang telah mencapai Bentuk Kesembilan, dapat menyentuh Akar Spiritual bawaan seseorang tanpa mempengaruhi jiwa orang itu. Setelah Akar Spiritual bawaan disentuh, jiwa orang tersebut mungkin akan hancur! Ada metode yang memungkinkan seseorang untuk menyentuh atau merusak Akar Spiritual bawaan, tetapi metode itu hanya ada dalam legenda. Paling tidak, Li An belum pernah mendengar ada orang yang menguasai teknik semacam itu.      1

"Guru, kecepatan yang ku rasakan dalam menyerap Energi Roh Langit dan Bumi sekarang bahkan tidak dapat dibandingkan dengan seseorang dengan Akar Spiritual bawaan merah! Akar Spiritual bawaan ku tampaknya telah menghilang. Bisakah Guru melihat dan mengamati apakah ada masalah dengan Akar Spiritual bawaan ku?" Gu Li menjelaskan dengan ekspresi pahit di wajahnya ketika melihat rasa tidak percaya di wajah Li An. Dia telah terbakar oleh kecemasan ketika selesai berbicara!     

"Apa?!" Li An sangat terkejut saat mendengar kata-kata Gu Chun. Dia tahu bahwa Gu Chun tidak berbohong. Selain itu, dia yakin Gu Chun tidak berani membohonginya.     

"Jangan halangi Pengawasan Dewa ku!" Li An membentak saat membentangkan Pengawasan Dewanya dan mengarahkannya ke tubuh Gu Chun sebelum memasuki jiwanya.     

Sebagai seorang tokoh digdaya Tahap Malaikat Kahyangan, Li An dapat menemukan Akar Spiritual bawaan dengan Pengawasan Dewanya.     

Namun, ketika Pengawasan Dewanya memasuki jiwa Gu Chun, dia tidak dapat menemukan Akar Spiritual bawaannya sama sekali bahkan setelah dia mencarinya kemana-mana.     

Pada akhirnya, dia sampai pada kesimpulan yang mengejutkan. Akar Spiritual bawaan Gu Chun telah menghilang.     

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Li An melebar tak percaya dan dia menunjukkan ekspresi terkejut di wajahnya saat menarik Pengawasan Dewanya. Hatinya juga menjadi kacau.     

Dia yakin Gu Chun memiliki Akar Spiritual bawaan. Belum lama ini, dia ada di sana ketika Gu Chun ikut serta dalam penilaian bakat bawaan dan telah diperiksa dengan Mutiara Spiritual. Dia telah melihat dengan matanya sendiri ketika Mutiara Spiritual itu menunjukkan bahwa Gu Chun memiliki Akar Spiritual bawaan berwarna hijau!     

Namun, saat ini, Pengawasan Dewanya tidak dapat menemukan Akar Spiritual bawaan Gu Chun dalam jiwanya sama sekali!     

Hanya ada dua kemungkinan bahwa hal seperti itu akan terjadi.     

Satu, Akar Spiritual bawaan Gu Chun tidak ada di jiwanya tetapi di tempat lain.     

Kedua, Akar Spiritual bawaan Gu Chun telah menghilang!     

Menurut pendapat Li An, dua kemungkinan ini tidak masuk akal!     

Pertama-tama, dia belum pernah mendengar ada orang yang Akar Spiritual bawaannya berada di tempat lain selain di dalam jiwanya. Kedua, dia juga belum pernah mendengar Akar Spiritual bawaan seseorang menghilang tanpa sebab atau alasan. Apalagi jiwa orang itu tidak rusak sama sekali.     

Ekspresi Gu Chun berubah ngeri ketika melihat betapa terkejutnya Li An sebelum dia berubah menjadi linglung. Namun, dia tidak berani mengganggu Gu Chun.     

Setelah beberapa lama, dia melihat Li An masih belum tersadar. Dia memanggil dengan lemah, "Guru ..."     

Namun, dia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Li An memotongnya. "Coba lagi!"     

Ketika Li An berbicara, sebuah Mutiara Spiritual muncul di tangannya tiba-tiba. Itu adalah Mutiara Spiritual yang digunakan untuk menguji Akar Spiritual bawaan seseorang.     

Ketika Gu Chun melihat Mutiara Spiritual itu, Gu Chun tidak tahu mengapa tetapi dia merasa sedikit tidak nyaman. Sebuah perasaan yang tidak menyenangkan juga terbit di hatinya. Setelah beberapa saat, dia menggertakkan giginya dan mengulurkan tangan untuk meletakkan tangannya pada Mutiara Spiritual itu.     

Kemudian, dia menahan napas sambil menatap Mutiara Spiritual itu dengan saksama sambil menunggu hasilnya.     

Rentang satu napas berlalu ...     

Rentang dua napas berlalu ...     

Rentang tiga napas berlalu …     

Setelah sepuluh tarikan napas berlalu, Gu Chun tersentak.     

"Hah?" Gu Chun terkejut ketika menyadari Mutiara Spiritual itu tidak bereaksi sama sekali bahkan setelah sepuluh tarikan napas telah berlalu.     

"Tuan, ini ..." Gu Chun berpikir Mutiara Spiritual mungkin rusak.     

Namun, ketika melihat Li An meletakkan tangannya di Mutiara Spiritual itu, dan setelah sepuluh tarikan napas, sebuah cahaya mulai memancar dari Mutiara Spiritual itu, rasa ngeri segera muncul di benaknya.     

Gu Chun sepertinya menyadari apa yang terjadi saat dia meraung dalam hati, 'Tidak! Tidak mungkin tidak mungkin! Ini mustahil!'     

"Jika aku tidak salah, Akar Spiritual bawaan mu hilang!" Li An berkata saat Gu Chun meraung di dalam hatinya. Dengan segera ia telah memvonis mati Akar Spiritual bawaan Gu Chun dengan kata-katanya.     

Bumm!     

Kata-kata Li An membunuh harapan terakhir yang ada di hati Gu Chun. Hal itu menyebabkan tubuhnya menjadi lemah dan terjatuh ke tanah.     

"Kenapa seperti itu? Kenapa ini terjadi padaku? Akar Spiritual bawaan ku hilang! Ini sudah berakhir! Ini sudah berakhir!" Gu Chun berteriak dengan suara rendah sambil berbaring di tanah. Dia memperlihatkan ekspresi suram di wajahnya, dan matanya dipenuhi dengan perasaan tidak terima.     

"Apa yang terjadi dengan Akar Spiritual bawaanmu? Bagaimana bisa hilang begitu saja?" Gu Chun baru mulai bisa tenang ketika mendengar kata-kata Li An.     

Setelah ia tenang, wajah Duan Ling Tian muncul di benaknya lagi. Dia berkata dengan gigi terkatup, "Itu pasti Duan Ling Tian! Itu dia! Dialah yang menghancurkan Akar Spiritual bawaanku!" Dia berteriak ketika mencapai akhir kalimatnya.     

Awalnya, Li An mengira Gu Li telah mengalami kecelakaan yang menyebabkan dirinya kehilangan Akar Spiritual bawaannya. Namun, dia menyadari bahwa dia salah ketika mendengar kata-kata Gu Chun. Rasa ngeri muncul di wajahnya saat dia bertanya dengan tidak percaya, "Duan Ling Tian?"     

"Itu dia! Dialah yang menghancurkan Akar Spiritual bawaanku!" Gu Chun meraung. Dia menyerbu maju dan memeluk kaki Li An seolah-olah Li An adalah harapan terakhirnya. "Guru, Guru harus membalaskan dendam ku! Guru harus membalas dendam untuk ku! Aku ingin Duan Ling Tian mati! Aku ingin dia mati! Aku ingin memotongnya menjadi ribuan keping dan tulangnya digiling menjadi debu! Aku ingin menangkap kedua temannya sehingga aku bisa memberi makan daging mereka kepada anjing-anjing itu!" Gu Chun terus melolong. Seolah-olah dia sedang melampiaskan rasa sakit yang dia rasakan karena kehilangan Akar Spiritual bawaannya.     

Kehilangan Akar Spiritual bawaan berarti seseorang tidak bisa lagi berjalan di jalur kultivasi.     

Bakat bawaannya saat ini lebih buruk daripada seseorang dengan Akar Spiritual bawaan merah. Dia ditakdirkan untuk seterusnya berada di Tahap Malaikat Sempurna tingkat Dasar dan tidak lagi bisa maju.     

Bagaimana dia bisa menerima hal itu?     

"Apa yang terjadi? Katakan padaku!" Li An bertanya dengan suara rendah. Dia tidak berbicara dengan keras, tetapi keajaiban dalam suaranya berhasil mengalahkan lolongan dan teriakan Gu Chun. Hal itu menyebabkan Gu Chun terdiam.     

"Tuan, Duan Ling Tian …" Gu Chun mulai menceritakan apa yang terjadi pada Li An, termasuk hal-hal yang dia ketahui dari murid-murid baru. Dia bahkan memberitahukan tentang keadaan saat ia pingsan.     

"Dia berusaha keras untuk menghalangi pandangan orang lain. Sudah jelas dia tidak baik. Pasti ada hubungannya dengan hilangnya Akar Spiritual bawaanku!" Gu Chun berkata dengan gigi terkatup setelah selesai menceritakan apa yang telah terjadi.     

"Apa yang kau katakan tidak sepenuhnya tidak masuk akal ... Sepertinya hilangnya Akar Spiritual bawaan mu ada hubungannya dengan Duan Ling Tian!" Mata Li An bersinar dingin sambil memancarkan niat membunuh.     

"Guru, guru harus membalas dendam untuk saya!" Gu Chun memohon dengan sedih sambil menatap Gu Chun dengan penuh harapan di matanya.     

"Jangan khawatir! Jika kita dapat memastikan Duan Ling Tian menghancurkan Akar Spiritual bawaan mu, dia pasti akan mati!" Li An menjawab dengan dingin.     

"Bukankah sudah jelas?" Ketika Gu Chun mendengar Li An berkata bahwa mereka membutuhkan penegasan tentang masalah ini, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengerutkan kening.     

Begitu dia selesai berbicara, dia merasa seolah-olah telah menjadi lebih ringan. Ternyata, Li An telah membawanya terbang ke area barat Padepokan Kura-kura Hitam tempat para murid tinggal.     

Meskipun masih ada jarak yang harus ditempuh sebelum Li An tiba di kediaman murid Padepokan Kura-kura Hitam, dia berteriak dengan marah, "Duan Ling Tian!"     

Suara marahnya dipenuhi dengan energi yang bergulung dan menyapu dengan cepat. Hanya dalam sekejap mata, suara itu telah menyebar ke setiap sudut dan celah di kediaman murid Padepokan Kura-kura Hitam.     

Setiap murid, termasuk mereka yang berkultivasi tertutup, mendengar suara Li An.     

Satu per satu, murid-murid Padepokan Kura-kura Hitam berjalan keluar dari rumah Quartus. Dari jauh, mereka tampak seperti awan hitam. Setidaknya ada beberapa ribu dari mereka.     

Sementara itu, banyak murid Padepokan Kura-kura Hitam dari rumah Tertius juga mulai keluar. Ada beberapa ratus dari mereka.     

Selain itu, beberapa puluh orang dari rumah Secundus juga keluar.     

Tidak ada gerakan sama sekali di rumah Primus yang terletak di atas.     

"Apa yang terjadi?"     

"Siapa yang telah disinggung Duan Ling Tian kali ini?"     

"Suara ini terdengar sedikit familiar, bukan?"     

Li An telah berbicara dari kejauhan sehingga dia belum tampak muncul. Karena itu para murid Padepokan Kura-kura Hitam menjadi bingung.     

Murid Padepokan Kura-kura Hitam yang berjalan keluar dari rumah Tertius sepertinya mengingat sesuatu. Matanya bersinar sambil berseru, "Aku tahu suara itu! Itu suara Tetua Li An!"     

Meskipun suaranya tidak keras, banyak orang masih mendengar kata-katanya.     

Satu menyebar ke sepuluh, sepuluh menyebar ke seratus, dan seratus menyebar ke seribu.     

Setelah beberapa saat, semua murid Padepokan Kura-kura Hitam yang keluar untuk melihat langsung mengetahui siapa pemilik suara itu. Itu tidak lain adalah Li An, Tetua Api Perak Pertama di Padepokan Kura-kura Hitam!     

Posisi Li An hanya kalah dengan Sanctum Leader di Padepokan Kura-kura Hitam.     

"Apa yang dilakukan Duan Ling Tian kali ini? Tetua Li An bahkan secara pribadi datang ke sini!" Banyak murid senior Padepokan Kura-kura Hitam saling memandang dengan tertegun.     

Mereka tidak menyangka murid baru ini akan begitu berani. Dia baru saja memasuki Padepokan Kura-kura Hitam belum lama ini, tetapi dia telah menyinggung Tetua Api Perak Pertama mereka, Li An berulang kali.     

"Fakta bahwa Tetua Li An secara pribadi datang ke sini berarti itu bukan masalah kecil! Sepertinya Duan Ling Tian sudah hancur!" Banyak murid Padepokan Kura-kura Hitam setuju dengan kata-kata ini.     

Setelah beberapa saat, dengan disaksikan oleh yang lain, Li An muncul bersama Gu Chun.     

Li An melepaskan Gu Chun, dan Gu Chun mengikutinya dari belakang.     

Saat Gu Chun berdiri di belakang Li An, matanya menatap tajam kepada salah satu dari ribuan rumah Tertius. Tatapannya dipenuhi dengan sorot benci yang membara.     

Rumah Tertius itu tentu saja milik Duan Ling Tian, ​​orang yang dia tidak sabar untuk membunuhnya.     

Sementara itu, Duan Ling Tian yang berada di tingkat keempat Pagoda Tujuh Pusaka juga menjadi tahu akan kedatangan Li An. "Li An?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.