Maharaja Perang Menguasai Langit

Kakak Laki-laki Yun Kunk



Kakak Laki-laki Yun Kunk

1"Wow, jawaban yang bagus!" Jelas Wang Fei Xuan puas dengan jawaban Wang Pi.      1

Tentu saja, dia juga tahu bahwa bukan Wang Pi yang memutuskan siapa yang harus memasuki Kolam Jiwa.     

"Huh! Setelah orang itu masuk ke dalam Kolam Jiwa, kekuatannya pasti akan meroket kembali… Berdasarkan basis kultivasi yang dia tunjukkan sebelumnya, ini tidak akan sesederhana menembus Tahap Malaikat Sejati Tingkat Penguasaan. Namun dengan bantuan Kolam Jiwa, dia bisa langsung tembus ke puncak Tahap Malaikat Sejati!"     

Puncak Tahap Malaikat Sejati!     

Saat memikirkan hal itu, detak jantung gadis itu langsung meningkat.     

Li Feng juga berada di puncak Tahap Malaikat Sejati.     

'Jika orang itu membuat terobosan ke puncak Tahap Malaikat Sejati, aku menjadi penasaran seberapa sombongnya dia nanti? Sepertinya aku harus memperlakukannya lebih baik saat dia keluar. Jika aku bisa bersekutu dengannya di Zona Rahasia Malaikat Bela diri, apa mungkin ada orang yang bisa mengalahkan kami?' Wang Fei Xuan menjadi sedikit bersemangat ketika memikirkan hal ini.     

Tentu saja, Duan Ling Tian tidak menyadari bahwa Wang Fei Xuan telah menyusun rencana yang melibatkan dirinya. Pada saat ini, dia benar-benar telah tenggelam dalam kultivasi.     

Meskipun dia berkultivasi di dunia luar, dan aliran waktu di sini tidak sebaik Pagoda Tujuh Pusaka, kecepatan kultivasinya sepuluh kali lebih cepat daripada di tingkat ketiga Pagoda Tujuh Pusaka karena Energi Roh Langit dan Bumi yang cair itu.     

Apalagi karena di dalam tubuhnya terdapat 99 Pembuluh Darah Malaikat, kecepatannya dalam menyerap Energi Roh Langit dan Bumi cair itu pun semakin cepat. Begitu sangat cepat sehingga terlihat aneh!     

Lelaki tua berlengan satu yang menjaga di luar sepertinya juga bisa merasakan penyerapan Energi Roh Langit dan Bumi itu dengan cepat.     

"Anak ini memang tidak sederhana." Seulas senyum langka muncul di wajah keriput lelaki tua itu. "Dia belum genap berusia empat puluh tahun, tapi basis kultivasinya sudah berada di Tahap Malaikat Sejati tingkat Penguasaan… Jika dia bisa mengandalkan Kolam Jiwa untuk menaikkan basis kultivasinya ke puncak Tahap Malaikat Sejati, tentu itu akan menjadi kejutan yang menyenangkan bagi Istana Langit Mistis. Pada saat itu, dia tidak akan kalah dengan Li Feng itu!"     

Meskipun orang tua itu sehari-hati tinggal di sini, dia juga pernah mendengar kabar berita tentang Li Feng dan bagaimana dia menjadi seorang jenius yang luar biasa di bawah usia empat puluh di Provinsi Bawah Tanah Malaikat yang telah menembus ke puncak Tahap Malaikat Sejati.     

Pada saat yang sama, sebuah masalah sepele juga terjadi di Istana Awan Biru yang terletak jauh dari situ.     

Dianggap sepele karena hanya sebuah peristiwa kecil yang terjadi di kalangan pejabat rendahan dan tidak melibatkan pejabat tinggi Istana Awan Biru, apalagi melibatkan Duan Ru Feng, Penguasa Istana Awan Biru.     

Yun Dong adalah penanggung jawab titik operasi eksternal Istana Awan Biru. Dia adalah seorang lelaki tua yang berusia di atas seratus tahun. Dia bisa dibilang orang tua di Istana Awan Biru.     

Di mata banyak orang dengan pangkat lebih rendah di Istana Awan Biru, Yun Dong dapat dianggap sebagai pejabat tinggi, dan banyak dari pejabat rendah ini harus menyanjung dan menjilatnya.     

Biasanya, akan ada dua orang yang bergilir setiap enam bulan untuk bertanggung jawab atas titik operasi itu. Saat ini, giliran Yun Dong untuk beristirahat.     

Setelah menyerahkan pekerjaan, Yun Dong memberi tahu pada yang akan menggantikannya, "Tetua Zhang, aku akan menyerahkan tempat ini padamu kalau begitu. Aku akan kembali dulu."     

"Pergilah! Aku yakin kau pasti sangat ingin melihat Yun Kun… Namun, ketika aku meninggalkan kediaman Istana Awan Biru, aku mendengar bahwa dia telah melakukan perjalanan yang jauh. Aku tidak yakin apakah dia sudah kembali. Kau mungkin tidak bisa bertemu dengannya ketika kau kembali." Lelaki tua yang akrab disapa Tetua Zhang itu terkekeh.     

"Pergi melakukan perjalanan jauh?" Mendengar kata-kata Tetua Zhang, Yun Dong tidak bisa menahan perasaan tertegun. Dia mengerutkan kening. "Tidak kusangka dia bahkan tidak memberitahuku bahwa dia akan melakukan perjalanan. Sepertinya dia mulai memberontak."     

Yun Kun adalah satu-satunya saudara kandungnya. Mereka telah kehilangan anggota keluarga mereka sejak muda dan saling bergantung satu sama lain. Karena alasan dia jauh lebih tua, dia harus memainkan peran ayah dan ibu untuk membesarkan adik laki-lakinya itu. Pada akhirnya, keduanya telah memasuki Istana Awan Biru. Selain memiliki tempat tinggal, mereka telah mendaki hingga mencapai posisi saat ini dan memiliki prestasi tersendiri.     

Yun Dong, khususnya, telah naik menjadi penanggung jawab salah satu titik operasional Istana Awan Biru. Meskipun itu hanya sebuah titik operasi kecil, hal itu sudah cukup untuk membuatnya merasa bangga.     

Bagaimanapun, Istana Awan Biru adalah kekuatan yang berdiri di puncak Provinsi Bawah Tanah Malaikat, dan itu adalah kekuatan kuasi ketiga!     

Di Provinsi Bawah Tanah Malaikat, hanya Pasar Gelap Gunung Hantu yang bisa menandingi Istana Awan Biru mereka.     

"Haha… Ayolah! Berapa umur adikmu? Kau masih memperlakukannya seperti anak kecil! Kurasa dia tidak memberitahumu tentang perjalanannya kali ini karena dia khawatir kau tidak akan membiarkannya pergi sendiri! " Tetua Zhang terkekeh.     

"Baiklah, baiklah, mari kita akhiri topik ini sekarang. Aku akan kembali dan melihat apakah dia sudah kembali atau belum." Entah bagaimana, setelah mengetahui adiknya, Yun Kun, telah meninggalkan Istana Awan Biru dan melakukan perjalanan jauh, Yun Dong merasa tidak nyaman dan ingin sekali kembali ke Istana Awan Biru.     

"Pergilah." Tentu saja, Tetua Zhang mengerti perasaan Yun Dong. Selain itu, dia telah menyaksikan bagaimana Yun Dong dan Yun Kun mengukir tempat untuk diri mereka sendiri di sini.     

Meskipun Yun Kun adalah adik Yun Dong, Yun Kun lebih seperti anak Yun Dong dalam banyak hal. Bagi Yun Kun, Yun Dong adalah kakak sekaligus ayahnya.     

Yun Dong pergi dan kembali ke Istana Awan Biru. Karena rasa gelisah yang tidak masuk akal di hatinya, dia tidak berhenti untuk beristirahat selama perjalanannya kembali.     

Setibanya di Istana Awan Biru, dia merasa semakin gelisah dan cemas. Dia pergi mencari saudaranya hanya untuk mengetahui bahwa dia belum kembali.     

Ketika dia kembali ke kediamannya sendiri di Istana Awan Biru, dia menemukan Mutiara Jiwa saudaranya, Yun Kun sudah hancur.     

"Siapa?!" Saat dia melihat Mutiara Jiwa Yun Kun yang hancur, matanya langsung berubah menjadi merah darah. Dia menggeram keras saat niat membunuh yang intens keluar dari tubuhnya.     

Dia telah hidup selama lebih dari 100 tahun, jadi Yun Dong dengan cepat memaksa dirinya untuk tenang kembali.     

Ini karena dia tahu akan sia-sia tidak peduli betapa sedihnya dia. Yang terpenting menjadi tenang dulu dan mencari tahu kemana perginya adiknya setelah meninggalkan Istana Awan Biru.     

Yun Dong menghabiskan waktu satu jam atau lebih untuk mencari teman adiknya untuk meminta informasi. Akhirnya, dia mendapatkan jawaban yang dia cari. "Dia pergi ke Negeri Angin? Tempat di mana Lempeng Belenggu Iblis kabarnya berada?"     

Tentu saja, Yun Dong telah mendengar berita tentang Lempeng Belenggu Iblis yang muncul di Negeri Angin juga. Terlebih lagi, ketika pertama kali mendengar berita itu, dia juga tergoda untuk melakukan perjalanan ke sana untuk mencoba peruntungannya untuk melihat apakah dia bisa mendapatkan Lempeng Belenggu Iblis itu.     

Namun, semakin dia merenungkannya, dia menolak gagasan itu. Peluangnya terlalu kecil. Ditambah dengan betapa sibuknya dia, dia benar-benar menolak gagasan itu.     

Meski begitu, tak terlintas di benaknya bahwa adiknya akan pergi ke Negeri Angin dan tidak kembali. Saat ini, dia bahkan telah menemukan bahwa Mutiara Jiwa adiknya itu telah hancur.     

"Negeri Angin adalah Negeri Malaikat tingkat enam, dan orang yang paling kuat di sana hanya ada Pendekar Bela diri biasa atau Pendekar Dao Tahap Malaikat Sejati… Kun Kecil adalah Pendekar Bela diri yang berada di puncak Tahap Malaikat Sejati jadi orang yang telah membunuhnya pasti bukan orang dari Negeri Angin!" Yun Dong menarik napas dalam-dalam saat api kemurkaan menyala di matanya.     

"Tidak peduli siapa kau, aku ingin nyawamu sebagai gantinya karena telah membunuh saudaraku!" Yun Dong menggeram.     

Tentu saja Yun Dong tidak langsung berangkat ke Negeri Angin. Sebagai gantinya, dia pertama kali melaporkan informasi tentang kematian adiknya itu kepada atasannya. Lagi pula, terbunuhnya seseorang dari Istana Awan Biru tidak diragukan lagi merupakan sebuah provokasi.     

Selama dia melaporkan informasi ini kepada petingginya, Istana Awan Biru akan mengiriminya bantuan.     

Setelah Yun Dong melaporkan informasi kematian Yun Kun, petinggi Istana Awan Biru dengan cepat mengirimkan kepadanya seorang pria. Ia adalah seorang pria paruh baya yang tampak menyendiri yang mengenakan jubah panjang merah menyala yang bertatahkan emas.     

"Tetua Terhormat Huo!" Bahkan Yun Dong tidak bisa menahan napas saat melihat pria paruh baya itu.     

Meskipun dia tahu Istana Awan Biru akan memperhatikan kematian kerabatnya karena dia adalah penanggung jawab salah satu titik operasi Istana Awan Biru dan mereka akan mengirim tokoh digdaya untuk membantunya, tidak terlintas dalam pikirannya bahwa Istana Awan Biru ternyata akan mengirim orang ini untuk membantunya.     

Jin Huo adalah Tetua Terhormat dari Istana Awan Biru. Dia juga seorang tokoh digdaya yang menduduki peringkat sepuluh besar di Istana Awan Biru.     

"Aku sudah mendengar tentang masalah mu. Dalam periode waktu berikutnya, aku akan mengikuti mu untuk menyelidiki kematian Yun Kun. Selama kita menemukan pembunuhnya, aku hanya akan bergerak jika kau tidak dapat mengalahkannya," kata Jin Huo sambil menatap Yun Dong dengan tak acuh sebelum mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Sikapnya sangat angkuh.     

Namun, bukannya tidak senang, Yun Dong malah senang. "Terima kasih, Tetua Terhormat Huo!"     

Dengan bantuan Jin Huo, dia tidak khawatir akan bertemu dengan seseorang yang tidak dapat dia kalahkan.     

Setelah Yun Dong dan Jin Huo meninggalkan Istana Awan Biru, mereka langsung menuju Istana Bukit Selatan Yuan. Istana Bukit Selatan Yuan adalah kekuatan lapis kelima dan Negeri Angin adalah Negeri Malaikat lapis keenam di Istana Bukit Selatan Yuan.     

Sesampainya di ibu kota Negeri Angin, Yun Dong mengetahui bahwa adiknya pernah menjadi tamu kehormatan Keluarga Kerajaan Negeri Angin. Karena alasan ini, ia segera bergegas ke Istana Kekaisaran Negeri Angin.     

"K-Kau adalah kakak laki-laki dari Tuan Yun?" Menghadapi Yun Dong, Zhu Yuan, kaisar Negeri Angin, bahkan tidak berani bernapas dengan keras.     

Sebelumnya, saat Yun Kun masih berada di Istana Negeri Angin, dia telah menyebutkan tentang kakak laki-lakinya lebih dari satu kali. Selain sebagai penanggung jawab salah satu titik operasional Istana Awan Biru, ia juga merupakan seorang Tokoh digdaya Tahap Malaikat Terkemuka.     

Bukannya Zhu Yuan belum pernah melihat Tokoh digdaya Malaikat Terkemuka sebelumnya, tapi dia hanya melihatnya dari jauh.     

Tidak diragukan lagi, ini adalah pertama kalinya dia berada sedekat itu dengan Tokoh digdaya Tahap Malaikat Terkemuka seumur hidupnya.     

Yun Dong tidak repot-repot berbelit-belit dengan Zhu Yuan, dia bertanya, "Siapa yang membunuh adik laki-lakiku?"     

Setelah mendengar hal itu, Zhu Yuan juga tidak berani menghindari topik itu. Dia segera menceritakan apa yang terjadi secara rinci. Begitu dia selesai menceritakan kisah itu, dia berkata, "Tokoh digdaya itu tidak mengungkapkan apa pun tentang dirinya ... Mungkin, dia takut akan balas dendam Istana Awan Biru."     

"Tidak ada informasi tentang dia?" Ketika Yun Dong mendengar kata-kata Zhu Yuan, dia mengerutkan kening. "Lalu apakah kau masih ingat penampilannya? Apakah kau yakin dia tidak menyamar?"     

"Meskipun aku tidak berani menyelidiki dia dengan begitu saja, aku sangat yakin dia tidak menyamar," kata Zhu Yuan dengan pasti.     

Jika dia menyamar, Pengawasan Dewa Zhu Yuan akan dapat mendeteksinya bahkan jika dia tidak dengan sengaja menyelidikinya.     

"Kalau begitu, masing-masing dari kalian yang pernah melihatnya, buatlah potret pria itu untukku," kata Yun Dong langsung.     

Di antara orang-orang yang masih hidup, selain Zhu Yuan dan Zhu Lie, Bai Li Hong juga termasuk di antara mereka yang telah melihat orang yang telah membunuh Yun Kun.     

Karena alasan itu, setelah mendapatkan dua buah potret, Yun Dong meninggalkan istana dan pergi ke Klan Situ untuk mencari Bai Li Hong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.